Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

deni.kaAvatar border
TS
deni.ka
Hilangnya Figur Idola dan Lagu Anak-Anak
Di era digital ini saya sedikit bersedih terkait masa kecil yang dijalani anak-anak Indonesia, pasalnya kebanyakan dari mereka tidak punya sosok "idola" yang sepantaran usianya dengan mereka. Bersyukur masa kecil saya masih mengenal sosok Joshua Suherman, Tina Toon dan Tasya Kamila. Bagi saya ketiga orang ini adalah idola anak-anak di era 90 sampai awal 2000-an.

Hilangnya figur idola ini tentu berdampak negatif bagi anak-anak, karena mereka akan beralih mengidolakan orang-orang yang lebih dewasa. Misalnya pemain sinetron. Terkadang anak-anak sekarang mengidolakan anak-anak lain yang eksis di Tik Tok. Padahal konten yang dibawakan anak-anak di Tik Tok tersebut tidak semuanya baik. Figur idola anak zaman dulu erat kaitannya dengan dunia musik, yakni lagu anak-anak. Hilangnya figur idola anak ini juga turut membuat lagu anak pun seolah redup dan hilang eksistensinya.


Quote:



Rata-Rata Idola Cilik Zaman Dulu Menyanyikan Lagu Bertema Anak-Anak

Pada masanya para idola cilik di Indonesia menyanyikan lagu yang bertema anak-anak, misalnya lagu "Libur Telah Tiba", "Si Lumba-Lumba", "Diobok-obok," sampai "Bolo-Bolo." Dan tentunya masih banyak lagu yang lainnya. Tentunya tema lagu ini sesuai dengan dunia anak-anak zaman itu, yang tidak jauh-jauh dari kegiatan bermain bersama teman dan juga aktivitas sekolah dan liburan.

Lirik lagu yang mudah diingat, bertemakan kegembiraan dan kadang diselingi lirik jenaka membuat para artis cilik pada masanya banyak menulang popularitas. Saya pikir anak-anak zamam dulu benar-benar mendapatkan masa kecil yang layak. Karena memiliki idola yang seusia dengan mereka, dan juga idola itu menyanyikan lagu-lagu yang sesuai dengan kondisi anak-anak zaman itu.

Walaupun di masa saya kecil, beberapa teman juga sudah mulai menyanyikan lagu orang-orang dewasa. Tapi presentasinya kecil, tidak seperti sekarang di mana hampir semua anak-anak hafal lagu-lagu orang dewasa. Pemberian smartphone kepada anak juga menjadi faktor utama, menngapa anak-anak zaman sekarang lebih mengerti dan hafal lagu dewasa daripada orang dewasa itu sendiri.


Tidak Ada Lagi Orang-Orang Seperti Papa T Bob, Pak Kasur dan Bu Kasur

Dibalik cemerlangnya lagu anak-anak di era 90-an sampai 2000-an, ada nama-nama hebat dibelakang layar yang memciptakan lirik lagu tersebut. Sebut saja nama Papa T Bob yang menciptakan lagu "Si Lumba-Lumba", Papa T. Bob sendiri dikenal sebagai pencipta lagu anak serta disebut milyarder pada masanya. Karena lirik-lirik lagu yang diciptakan berhasil mendatangkan pundi-pundi uang.

Sebelum menciptakan lagu, Papa T Bob harus melihat wajah penyanyinya. Setelah bertemu si penyanyi, ia lantas bisa membayangkan lagu seperti apa yang cocok untuk sang penyanyi cilik. Menurutnya, tatap muka sangat penting. Kalau tidak bertemu, Papa menolak untuk menciptakan lagu.

Papa T Bob sempat mengorbitkan beberapa artis cilik mulai dari Tiga Anak Manis dengan lagu "Dicium Mama, Dicium Papa", Tina Toon dengan "Bolo-Bolo", Trio Kwek-Kwek dengan hit "Jangan Marah", dan "Katanya." Lalu menyusul, Enno Lerian dengan lagu "Si Nyamuk Nakal" dan masih banyak lagi.


Quote:



Sementara itu Pak Kasur dan Bu Kasur termasuk orang yang mendedikasikan hidupnya untuk anak-anak Indonesia, kedunya banyak menciptakan lagu-lagu anak. Di mana lagu-lagu ciptaan mereka masih sekarang masih bisa kita nikmati. Pak Kasur dan Bu Kasur juga punya acara anak di RRI dan TVRI pada masanya.

Pak Kasur sendiri menciptakan sekitar 140 lagu anak dan Bu Kasur menciptakan sekitar 20 lagu anak. Semasa siaran di radio RRI, Pak Kasur kerap membawakan lagu anak yang riang gembira di setiap liriknya. Sementara Bu Kasur memang dikenal dekat dengan anak-anak dan sangat menyenangi dunia anak. Kepolosan dan kelucuan anak-anak membuatnya lebih hidup. Lagu-lagu seperti "Dua Mata Saya, Sayang Semuanya, Naik Delman" adalah lagu buatan kedua suami istri ini.

Masih ingat lagu "Balonku Ada Lima dan Ambilkan Bulan, Bu ?" Lagu tersebut merupakan karya A.T. Mahmud, seorang guru yang lahir di Sumatera Selatan. Di mana lagu-lagu beliau masih sering dinyanyikan dan dikenal sampai sekarang. Sebenarnya dulu banyak sekali maestro pencipta lagu anak di Indonesia, dimulai dari Ibu Sud, berlanjut ke Pak Kasur dan Bu Kasur, sampai Papa T Bob dan A.T. Mahmud. Tapi sekarang sudah tak ada lagi pencipta lagu anak seperti mereka.


Quote:



Dulu kita mengenal lagu anak hanya dari radio dan televisi, tapi sekarang anak-anak sudah punya beragam pilihan hiburan. Apalagi mereka sudah diberikan smartphone, membuat mereka bebas memilih hiburan yang mereka suka.

Sementara itu tidak banyak pencipta lagu anak di era sekarang, di sisi lain juga tidak banyak perusahaan rekaman yang mau memproduksi lagu anak karena dinilai tidak meguntungkan. Jadi anak-anak zaman sekarang seolah kehilangan hiburan yang layak pada masa tumbuh kembangnya.


Lagu Anak Sekarang Justru Berbau Plagiat, Pantaskah Anak-Anak Mengidolakannya ?

Lagu anak-anak sekarang justru berbau plagiarisme, masih ingat lagu "Enak Susunya", lagu ini sempat membuat perdebatan di kalangan pria dewasa. Mereka tidak masalah dengan judul lagunya, yang dipermasalahkan adalah mengapa harus ada susu rasa semangka, pepaya dan melon ? Hal itu justru membut pria dewasa yang mendengarnya berpikir yang tidak-tidak.

Dilihat dari musiknya pun agak berbau plagiat dengan menjiplak musik milik Akon, nuansa musik milik Akon akan langsung terasa ketika sudah memasuki pertengahan lagu. Selain itu, rasanya kurang pas juga jika lagu anak memakai iringan musik DJ remix. Mungkin tujuannya untuk mengikuti tren kekinian, tapi memakai musik DJ remix untuk lagu anak, saya rasa tidak pas.

Saya pun bertanya-tanya, layak kah sosok seperti ini dijadikan idola oleh anak-anak ?

Quote:



Sempat Berharap Pada Idola Cilik, Tapi...

Dulu sempat ada acara "Idola Cilik" di salah satu TV swasta, sebenarnya acara tersebut bagus, karena merupakan ajang pencarian bakat menyanyi dari anak-anak. Tetapi rata-rata anak-anak yang ikut acara itu justru menyanyikan lagu-lagu orang dewasa. Menurut saya akan lebih bagus jika mereka menyanyikan lagu-lagu anak saja. Jika anak-anak menyanyikan lagu orang dewasa, saya rasa mereka berhak tampil di panggung Indonesian Idol.

Nah, dulu sudah ada media yang bagus untuk anak-anak merasakan rasanya punya idola yang seusia dengan mereka. Tapi, sayangnya anak-anak itu justru disuguhi lagu-lagu dewasa, poin ini yang membuat saya agak kecewa.


Kembali Mengenalkan Lagu-Lagu Lama, Upin Ipin Jadi Idola Anak-Anak Saat Ini

Saat ini gan sist, tidak ada pilihan lain bagi orangtua selain memperkenalkan kembali lagu-lagu anak yang pernah mereka dengarkan saat masih kecil kepada anak-anaknya. Dengan minimnya lagu anak-anak di era modern ini, kembali mendengarkan lagu-lagu anak zaman dulu adalah pilihan yang tepat. Lagu anak zaman dulu yang punya lirik yang sederhana dan mudah diingat saya rasa akan tetap sesuai untuk anak-anak zaman sekarang.

Mengenalkan kembali lagu anak-anak zaman dulu juga menjadi bagian tugas orangtua zaman sekarang, karena jika tidak begitu, maka anak-anak tidak akan mendapat masa kecil yang layak. Seharusnya anak-anak zaman sekarang itu menikmati masa kecilnya dengan mendengarkan lagu anak-anak dan punya idola dari anak-anak yang seusia dengan mereka juga.

Dan mungkin kalau kita kecil dulu, kita mengidolakan Tina Toon atau Joshua. Maka anak-anak zaman sekarang lebih mengidolakan Upin dan Ipin. Tiga minggu yang lalu saya menjenguk kakak saya yang menjalani rawat inap di sebuah puskesmas, dan di ruang tunggu yang ada di luar tampak seorang anak manangis karena sang ayah mengambil gawai yang dipegang si anak saat sedang asyik menonton Upin dan Ipin.

Itulah refleksi idola anak zaman sekarang, tak ada salahnya memang mengidolakan Upin dan Ipin. Toh mereka baik dan pandai menyanyi juga. Tapi buat saya agak aneh ketika melihat anak-anak zaman sekarang tidak punya idola anak-anak yang seusia dengan mereka. Seperti yang saya tulis di awal, lagu anak-anak itu erat kaitannya dengan sosok penyanyi yang diidolakan.

Figur idola anak-anak tentu berbeda dengan figur idola orang dewasa, di mana idola anak-anak yang biasa menyanyikan lagu riang gembira, polos serta menorehkan prestasi lain seperti bermain film, diharapkan bisa memotivasi para penggemarnya agar suatu saat bisa melakukan hal yang terbaik sama seperti idolanya. Hal ini tentu akan berdampak positif bagi anak tersebut kedepannya. Itulah dua hal yang saling berkaitan antara idola dan lagu anak, tentunya dari sudut pandang dan opini saya.


"Di tengah kemajuan industri digital dan sulitnya menemukan lagu-lagu dan idola baru, saya harap anak-anak saat ini tetap bisa mendapatkan masa kecil yang layak. Semoga."



Sumber Tulisan: Opini pribadi
Referensi Tulisan: rri.co.id
Sumber Foto dan Ilustrasi: sudah tertera
Diubah oleh deni.ka 10-02-2022 09:10
si.matamalaikat
v3ah1307
provocator3301
provocator3301 dan 9 lainnya memberi reputasi
10
3.9K
38
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84.3KAnggota
Tampilkan semua post
corobikangAvatar border
corobikang
#7
idola ane nih gan,.nyanyi nya ngegas..Hilangnya Figur Idola dan Lagu Anak-Anak
Diubah oleh corobikang 10-02-2022 07:43
deni.ka
deni.ka memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.