Sebuah video terkait kecelakaan F-35C di Laut China Selatan baru-baru ini telah bocor di dunia maya, hal tersebut pun membuat gempar para netizen pemerhati alutsista. Rekaman yang diambil dari smartphone tersebut direkam dari monitor Pilot's Landing Aid Television (PLAT) yang berada di Island Camera Room USS Carl Vinson.

Tampak dari monitor yang berada di Island Camera Room, F-35C tampaknya dalam kondisi daya yang rendah selama saat-saat terakhir menjelang pendaratannya. Sementara itu Petugas Sinyal Pendaratan/Landing Signal Officer tampak melambaikan tangan sambil berteriak panik tepat sebelum pesawat menabrak dek kapal induk.

Dalam video tersebut, setidaknya salah satu dari roda pendarat utamanya terlepas dalam tumbukan dan jet meluncur ke samping di area pendaratan yang kemudian memunculkan semburan api yang besar, sebelum akhirnya pesawat itu jatuh ke laut di depan kapal. Tak lama setelah itu kru dengan cepat menyemprotkan busa untuk mencegah potensi kebakaran. Untuk videonya bisa agan lihat di bawah ini.





Kecelakaan yang terjadi pada 24 Januari 2022 ini mengakibatkan tujuh pelaut terluka, fakta ternarunya adalah meski F-35C sempat menyemburkan percikan api, tetapi pilot pesawat dilaporkan selamat. Sebelum video ini beredar, beberapa hari setelah F-35C jatuh ke laut, muncul video singkat saat F-35C hendak mendarat di dek kapal induk. Video itu direkam di ujung dek penerbangan, untuk videonya bisa agan lihat di bawah ini.





Video tersebut adalah pengingat yang jelas bahwa penerbangan kapal induk tetap menjadi bisnis yang berbahaya, tidak peduli seberapa rutin penerbang dan pelaut berbakat berlatih. Seringkali, kita mendengar anekdot bahwa segala sesuatunya dapat berubah dari normal menjadi menakutkan dalam sekejap mata — artinya segala sesuatunya terjadi dengan cepat dalam operasi kapal induk.

Video ini adalah bukti lain betapa benarnya aksioma itu. Dan ini tidak hanya terjadi pada suatu malam yang gelap dan penuh badai atau setelah misi tempur di wilayah musuh. Itu bisa terjadi tiba-tiba pada hari yang cerah dan di perairan yang tenang.

Sampai saat ini US Navy masih berupaya mencari bangkai pesawat F-35C, dan sejauh ini belum ada informasi lanjutan terkait proses evakuasi tersebut. Sifat sensitif yang unik dari setiap varian F-35, terutama badan pesawat yang utuh, dan lokasi di mana kecelakaan itu terjadi, di Laut China Selatan di mana China memiliki sejumlah besar kemampuan angkatan lautnya, membuat operasi tersebut evakuasi F-35C menjadi sangat mendesak. Sebagai tambahan informasi, Inggris butuh waktu 2 minggu untuk mengevakuasi bangkai F-35B yang jatuh di Laut Mediterania.