Sebuah peradaban tentu akan banyak cerita menarik di belakangnya, terkadang manusia zaman modern sudah tak heran dengan ambisi kekuasaan. Siapa yang berkuasa dia akan kenyang, maka banyak manusia rebutan roti untuk duduk di singgasana.

Mau dari zaman kerajaan hingga republik, semuanya sama. Kekuasaan seakan jabatan yang paling bergengsi, hingga rela membunuh saudara sendiri, rela menjadikan rakyat sebagai tumbal asal kekuasaannya tetap digdaya.



Begitu juga dalam peradaban Islam, tidak semuanya baik, ada sosok terkejam yang pernah mencatatkan namanya dalam sejarah, dialah Yazid bin Muawiyah, putera dari Muawiyah yang notabene sahabat Nabi Muhammad.

Sebenarnya hal ini terjadi karena semua itu adalah politik, perlu di tegaskan dalam Islam Nabi Muhammad tidak seperti Nabi yang lain dimana hanya pemimpin agama, tapi beliau ini adalah pemimpin negara.

Maka ketika beliau wafat, harus ada penggantinya sebagai pemimpin negara. Saat itu ada dua kandidat kuat yaitu Ali bin Abi Thalib dan Abu Bakar Ash Shiddiq, dengan sedikit intrik dalam politik maka Abu Bakarlah yang memimpin sebagai khalifah dan Ali saat itu mendukung tidak menjadi pihak oposisi.



Kemudian singkatnya setelah Abu Bakar meninggal penggantinya adalah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan. Baru selanjutnya Ali bin Abi Thalib, tapi inilah yang dikhawatirkan banyak orang.

Ketika Ali terpilih banyak direcoki berbagai pihak, termasuk Muawiyah yang ingin menjadi Khalifah dan juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Walau segala sifat baik ada padanya namun Ali bukanlah politisi yang baik. "Politisi yang baik biasanya bukan orang yang baik".

Maka terjadilah perpecahan antara kubu Muawiyah bin Abu Sofyan di syam dan Ali di Madinah lalu pindah ke Kufah. Diantara keduanya ada kubu ketiga yaitu Khawarij, mereka memusuhi kedua belah pihak.



Mereka ini ingin membunuh kedua orang tersebut, dan mereka sukses membunuh Ali karena bisa dibilang Ali Khalifah tanpa pengawalan, hidupnya zuhud. Sedangkan Muawiyah gagal untuk dibunuh, karena berlindung dalam istana dan pengawalan yang ketat.

Maka secara otomatis ketika hal itu terjadi Muawiyah yang harusnya memimpin, tetapi Hassan bin Ali berpendapat kalau ayahnya meninggal ia yang meneruskannya. Terjadi kembali dualisme kepemimpinan antara Hassan dan Muawiyah.



Hingga terjadilah jalan damai, dengan kesepakatan bahwa Muawiyah membiayai kehidupan fakir miskin dan Hassan menyerahkan Khalifah kepada Muawiyah tanpa pertumpahan darah. Disitu Muawiyah juga berjanji akan memberikan tahta kepada penerus Hassan setelah ia berkuasa.

Tapi faktanya Muawiyah mengingkari janji dengan memberikan tahtanya kepada anaknya Yazid.

Sedangkan Yazid ini jiwanya keras, ketika ia berkuasa mencari kubu oposisi, dimana ada tiga oposisi yaitu Abdullah bin Umar(Ibnu Umar) , Abdullah bin Zubair (Ibnu Zubair) dan Husein bin Ali.



Yazid kemudian menemui Ibnu Umar, apakah Ibnu Umar menerimanya sebagai khalifah, jawaban Abdullah bin Umar diplomatik kalau seluruh penduduk Madinah menerima, maka dia akan menerimanya.

Sedangkan Ibnu Zubair dan Husein tidak setuju karena sudah menyalahi perjanjian, ketika itu Husein membawa keluarga dan pendukungnya terdiri dari wanita, lansia dan anak-anak namun di tengah jalan beliau di blokade oleh ribuan tentara dari Syam yaitu pasukan Yazid.

Disitulah Yazid memerintahkan pada pengawalnya untuk membunuh Husein bila ia tidak mau baiat kepada dirinya, tapi yang terjadi mereka semua dibantai dengan cukup keji. Hanya satu yang selamat yaitu Ali Zainal Abidin putra Husein, sedangkan ayahnya Husein jenazahnya hancur, bahkan kepalanya di tendang kesana kemari, lalu kepala Husein diserahkan kepada Yazid.

Bagaimana kekejaman Yazid sudah ditampakkan di sini, bahkan Yazid sendiri bukanlah orang taat beragama, hal ini diperkuat oleh





Sejarawan banyak yang menilai Yazid seperti hal diatas, namun ada juga yang menulis hal berbeda tentang Yazid untuk pembelaan, entah maksudnya apa!





Ketika penduduk Madinah tidak mau diperintah Yazid maka terjadilah pertempuran harah, dimana 80 sahabat nabi dibunuh karena semua lelaki yang ada di Madinah langsung dibunuh. Dalam peristiwa Harah banyak terjadi pembunuhan, penjarahan, pemerkosaan, termasuk orang-orang yang ikut perang Badar.



Betapa kejamnya Yazid bin Muawiyah membantai banyak orang penghafal Qur'an dan juga para sahabat, di kota Madinah.

Belum cukup sampai disitu dia juga ingin melenyapkan oposisi lainnya Abdullan bin Zubair keponakan Aisyah istri Nabi yang berada di Makkah.



Maka, diserang juga kota Makkah. Hingga terjadi pertumpahan darah bahkan Ka'bah pun terbakar dan hancur rata dengan tanah. Dan Hajar Aswad pun pecah.



Siapa pelaku semua ini? Yazid bin Muawiyah, beruntungnya ia wafat di tahun yang sama ketika berusaha menghancurkan Makkah. Yazid meninggal di usia 38 tahun. Masa pemerintahannya berlangsung selama tiga tahun enam bulan.



Namun memberikan tragedi luka yang mendalam. Inilah sosok kejam dalam peradaban Islam, namun lucunya karena Yazid dibenci syiah masih ada saja yang membela sosok yang satu ini, " kami berlepas tangan, kami tidak mencelanya tapi tidak juga mendukungnya" entah alasannya apa?

Itulah politik musuh dari musuhku adalah kawanku.

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik
Pic : google