Murid Kena Pelet, ane ikutan repot (Part Lanjutan)

Ane kagak bisa mengontrol suara ane yang terbata2 yang membuat ane sendiri sangat shock.
"ada apa ini, kok ane sebagai pejantan tangguh dan tidak dalam posisi salah seperti orang yang kena vonis tindakan memalukan", ujar ane dalam hati
mendengar suara ane yang terbata-bata dengan mimik muka ane yang shock, ditambah memang si Ronny sudah pucat pasi dan ketakutan. Si Rio merasakan kemenangan di matanya dan bersikap dia sudah berhasil menundukkan ane karena suara terbata-bata sebagai bukti mungkin ilmu "penundukkan" yang dipegang dia membuat ane mati kutu.

Ane bener-bener ga terima sekaligus masih keheranan apa ini yang terjadi dengan ane. Badan ane seperti mati rasa seperti kena racun entah apa. Ane bener-bener pengen teriak dan berdiri atau bahkan rasanya pengen kabur dari tempat duduk ane di kantin yang terbuat dari kursi panjang ala kantin2 sederhana. Dorongan panik, ketakutan dan sulit bernafas membuat ane semakin tak bisa fokus mengendalikan atau memilih kata yang ingin ane sampaikan atau balas gertakan dari si Rio.

Ane pun berusaha mengendalikan gemetar dan mental ane yang down dengan mengambil nafas dan berusaha mengembalikan fokus ane bahwa yang ane hadapin ini bukan siapa2. Juga, rasanya si Rio tidak punya hak untuk membentak ane. Diantara sela-sela ane mengatur nafas dan mengembalikan kejernihan pikiran ane. Mungkin lebih tepatnya, ane mensetting diri ane untuk berubah membangkitkan apa yang ada dalam hati sanubari ane pas dalam keadaan aneh dan yang tak bisa ane jelaskan alias ghaib.

"Sial, apa iya anak kurang ajar ini make2 ghaib buat ngomong sama ane, Sial, ini akibat ane terlalu santai dan selalu positif thinking dengan orang, ane juga menyadari bahwa jangan-jangan si Ronny ini menutupi apa yang sebenernya terjadi antara dia dengan Rio", ujar ane dalam hati
Dalam situasi ane berusaha berdialog dengan hati sanubari ane atau dalam hati, ane merasakan bener mata si Rio seperti juga berdialog dengan sesuatu dan seperti dibisikin oleh sesuatu.

"ah, semasa bodoh, nanti dulu apa dan siapa yang dipegang oleh si Rio ini, yang penting ane bisa mengendalikan diri ane dulu, mengembalikan semangat mental ane yang sudah kena tekanan semacam "magnet" yang membuat terkunci rasa percaya diri ane", ujar ane dalam hati
Seketika ketika ane berusaha ngatur nafas dan memejamkan mata sambil istigfar, ane sayup2 mendengar suara tertawa-tawa yang melengking.
Ane tersentak dan membuka mata ane lebar2, karena waktu itu situasi kantin yang ramai karena wajar menjelang makan siang. Apa mungkin suara tertawa melengking ini berasal dari kumpulan para mahasiswa yang ada di kantin.

Anehnya ane merasa yakin, tak mungkin para mahasiswa yang berada di kantin berani menertawakan ane karena mereka tau ane dan rata2 para berandalan di kampus juga selain yang tergabung dengan pecinta alam bener2 segan sama ane. Rasanya suara tertawa-tawa meremehkan ini tak mungkin dari para mahasiswa di kantin.
ane pun berusaha berfikir jernih jangan-jangan hanya halusinasi ane saja karena posisi panik jadi sensitif dan emosional tapi tak bisa ane luapkan. Jangan-jangan hanya suara para mahasiswa yang tertawa karena saling kelakar satu sama lain di kantin.

"pejamkan mata mu, fokus dan istigfar, atur nafas", bisikan yang ane dengar dari dalam hati
benar saja ketika ane memejamkan mata, sayup=sayup suara berisik di kantin semakin hilang dan semakin redupnya suara gemuruh para penghuni kantin, disitu mulai muncul suara sayup-sayup tertawa-tawa melengking dan parau yang bercampur satu sama lain.
"hahahahahahaaha.... hahahhahahhaha.... banci banci banci", suara meremehkan ini terdengar semakin keras di telinga ane
ane wallahualam saat itu, apa mungkin ane masuk ke dalam dimensi lain atau ane masuk ke dalam rasa jiwa ane yang membuat ane melayang dan meninggalkan fisik ane. Ane kagak bisa jelasin yang pasti ane posisi merem dan hanya gelap serta mendengarkan suara remehan begini.

"oh, rupanya kalian-kalian ini yang ngerjain aku ya, sudah merasa hebat dengan model keroyokan, yang banci itu tidak berani satu lawan satu, kenapa, merasa tak mampu ya menghadapi ane sendirian. Kau tak tau siapa aku?, kalau kalian ini saya ibaratkan sebagai preman, hanya preman tikus angin, ayok maju satu-satu", tantang ane
disitu ane seperti berdiri di dalam kegelapan dan memasang kuda-kuda layaknya pengen silat
Seketika ane memasang kuda-kuda, ane merasakan suara tertawa remeh ke ane menjadi terdiam dan seperti mulai menganggap ane serius.

Ane pun mulai merasakan badan ane tidak lagi gemeteran, nafas ane seperti tidak ada yang menghalangi walau ane merasakan tidak narik nafas sama sekali. Soalnya, semakin ane berusaha menarik nafas, semakin pula ane gemeteran dan panik. Jadi ane waktu itu berusaha tidak bernafas karena cuman menjadi beban ane. Ketika ane mulai menghentikan nafas ane, ane seketika mendapatkan energi seperti kena setrum energi berkali-kali lipat. Ane merasakan mulai merasakan badan ane menjadi ringan dan juga ada listrik yang menyengat di tangan ane. Entah kenapa ane waktu itu membayangkan siap untuk mengkame kamehakan listrik di tangan ane ke kumpulan suara yang meremehkan ane ini.

Begini mungkin di dalam gambaran ane ketika menutup mata

Source: fr.dhgate.com

Entah karena mereka bisa merasakan niat ane sudah siap mengkame kamehakan mereka atau karena mungkin cengkeraman mereka dan bully mereka sudah bisa ane antisipasi, para suara remeh ini mulai menjadi monyet2 yang berisik seperti kalau merasa terancam dengan sesuatu. Ane pun sedikit tersenyum ketika mendengar suara ribut monyet2 yang awalnya penuh dengan suara cekakan seperti menertawakan ane yang jatuh ke lumpuran tahay.
Dari arah depan, ane mulai merasakan sangat lapang dan tidak ada dinding penghalang lagi tapi dari arah samping kiri dan belakang ane masih sangat berat. (besar kemungkinan karena sebelah kanan ane waktu itu kena panas matahari sedangkan bagian kiri dan belakang ane dibatasi penghalang dari seng jadi cukup gelap).

(nah begini suara berisik monyet seperti ketakutan)


ane pun beralih menghadap ke samping kiri terlebih dahulu. Disitu ane berusaha kembali fokus karena tidak bisa merasakan sosok yang dipegang atau ngerjain ane. Ane kembali mengingatkan diri ane dan beristigfar serta merendahkan dan menghaluskan hati ane untuk memohon petunjuk siapa yang ada di sebelah kiri ane dan apa yang harus ane lakuin.
Semakin ane terawang ternyata tidak ada, ane pun kebingungan dan membuat ane membuka mata ane dan melihat ke kiri ane duduk si ronny

"apa jangan2 yang ngerjain ane dititipkan sama ronny, jadi si ronny yang kena terus berefek radiasi ke ane?", ujar ane dalam hati
ane pun menepuk2 paha si ronny dan menutup kembali mata ane.
ketika ane mulai memasuki kegelapan kembali, ane berhasil melihat samar-samar ronny yang duduk di samping ane.
"Pak, pak adit, pak pak, ya Allah pak untunglah bapak datang, ini pak saya diikat pak disini", ujar Ronny yang tangan dan kakinya diikat seperti pohon hidup.

(nah kira2 mirip treant protectornya dota, kalau ente gamer pasti tau)

source: millenium.org

ane pun segera berlari dan mendekati si Ronny yang tangannya terhisap ke dalam batang pohon sedangkan kakinya seperti terlilit atau nyangkut diantara sela-sela akar pohon.
"kau apa yang kau perbuat sampai terhisap dengan pohon ini", ujar ane sedikit emosi ketika menghadapi si Ronny yang menangis-nangis minta tolong
"iya pak, aku minta maaf, aku kapok pak, tak lagi aku mau pak, pak Adit, tolong aku pak, lepasin aku, aku sudah capek pengen tenang pak", ujar Ronny sesengrukan
"iya sudah, coba bapak tarik dan kau coba tarik tangan dan kaki kau", ujar ane
ketika ane berusaha narik tangan si Ronny yang terhisap ke dalam pohon, itu dari batang pohon yang harusnya keras jadi seperti karet yang ga bisa ane kikis pelan-pelan.

ane pun kebingungan dan fokus beralih ke kaki dulu nanti biar dipaksa tarik tangan belakangan. Tapi apa dinyana, ketika ane berusaha mematahkan akar-akaran yang membuat kaki ronny tersangkut, malah dia berteriak kesakitan.
"ampun pak, sakit sakit pak", ujar ronny seperti mau pingsan
ane pun merasakan kaki ronny gemeteran di tangan ane.
"ini pasti da kaitannya dengan si Pohon ini kenapa sampai bisa kehisap begini", ujar ane dalam hati.

ane pun membuka mata ane, dan menatap si Rio
"Jadi kau ngerjain si Ronny dengan ngasih jin Pohon sama dia ya, kau bener2 sudah sok jago, tunggu kau, lihat apa jin pohon kau ini lebih kuat dari keyakinan aku", ujar ane dalam hati
Si Rio hanya menatap ane tapi rasa sengak dan sok jagonya sudah mulai berkurang dari sikapnya ketika melihat ane waktu datang.
ane pun kembali merem dan membisikkan ke Ronny
"Ron, kau tahan nafas dan istigfar berkali2, kau pokoknya apapun itu yang kau perbuat, kau minta maaf dan tobat sama Allah, kalau pedih2 sedikit sebisa mungkin kau istigfar, kau bantu bapak, kalau kau mau lepas dari pohon itu, sekarang pejam mata", ujar ane berbisik ke ronny

ane kembali memegang paha ronny dan merem sembari beristigfar (untuk ini ronny yang kena bukan rita, kalau pas rita ane kuatir kena kasus dugaan pelecehan gawat juga ).
Disitu ane sudah melihat ronny sudah beristigfar dan berulang kali mengucapkan
"ampun ya Allah, tidak lagi aku, ampun, ampun", ujar ronny
ane segera optimis dan seketika ane menarik tangan si ronny bak mencabut tanaman rumput dari tanah dengan sangat smooth. kakinya pun ane regangkan akar2 pohon dan dengan mudah si ronny melepaskan kakinya.

Si ronny sangat berbahagia dan ane segera menyuruh ronny duduk setelah menjauh dari pohon itu.
"kau kalau sudah ada energi, kau kabur sekarang", ujar ane
ane pun segera membuka mata dan ane lihat tak lama si ronny membuka mata juga dengan menatap ane sangat girang seperti sudah lepas dengan sesuatu yang sangat berat.
"alhamdulilah, ya Allah Pak, makasih nian, Pak Alhamdulilah", ujar si Ronny kesenangan

Rupanya, tanpa disadari ane, perilaku ane yang merem dan si ronny merem dengan berhadapan si Rio dan Shenny yang tak berbicara apapun menjadi perhatian dari anak2 mahasiswa lain di Kantin. Apalagi memang ada mahasiswa dari jurusan ane yang sudah ikutan melihat dari jarak kurang lebih 3 meter dari tempat duduk ane.
"apa kalian lihat2, sudah sana makan dan solat nanti ada ujian kan di kelas bapak", ujar ane ke mahasiswa ane yang kepo
"eh iya pak, ayok2 sudah kabur kita", ujar salah satu mahasiswa ane
"aku mau lihat, seru ini, Pak adit lawan si Rio yang banyak pegangan itu", ujar salah satu mahasiswa ane juga

"sudah kau nak dikasih C sama pak Adit apa tak mau dengar omongan", ujar mahasiswa ane yang memang sangat paham dengan ancaman ane yang ngasih C ke setiap begundal2 kelas.
"Ronny, kau pesan makan, apa pempek apa indomie, kau pesankan bapak juga, terus kau duduk disana, rokok2lah, apa nanti bapak nyusul", ujar ane
"iya pak siap pak", ujar ronny yang sudah kembali seperti dulu yang selalu semangat 45 kalau ane suruh
ane kembali menatap si Rio dan berujar dalam hati
"tinggal satu dibelakang aku, masih belum usai, kau jangan kabur, tunggu sampai semua maenan kau ku usir satu2", ujar ane sedikit sombong karena memang sudah kesel bener sama ne anak yang kurang ajar

ane kembali tahan nafas dan menutup mata ane kembali.
Disitu ane merasakan ada seperti sesuatu yang berbulu dan memiliki cakar yang membekap ane dari belakang
"apa macan di belakang aku ne", ujar ane
ane saat itu kagak merasa takut sama sekali walau ane bisa merasakan cakarnya menusuk dada ane.
"kau ini aneh, tak tau apa aku ne masih ada darah2 keturunan macan, puyang aku kan punya ini ilmu, masa kau mau disuruh menganiaya cucung kau sendiri", ujar ane

tak lama macan ini pun langsung melompat di depan ane dan seperti memandang ane tidak percaya. Sepertinya dia pengen memastikan apa benar omongan ane
ane pun memandang si macan dengan datar dan tersenyum.
Si macan kemudian menjilat-jilat tangan ane. Ane beneran merasakan seperti dijilat kucing ada rasa basah2nya dan kasarnya lidah kucing.
Si macan akhirnya menunduk dan berjalan meninggalkan ane sembari mengaum-ngaum.
setelah macan ini lepas, ane pun kembali seperti sedia kala tapi ane berasa ada semacam energi panas tambahan yang masuk ke bahu ane wallahualam.

ane segera mengucap alhamdulilaah dalam hati dan membuka mata ane.
Kembali ane fokus dengan si Rio, dan disitu dia mulai merasakan ada perbedaan dari aura muka ane yang tidak lagi panik dan bahkan sangat santai kembali.
"Pak, mau indomie goreng apa rebus pak, pake telor tak", teriak si Ronny
"sudah, kau pesankan sama aja, nanti bapak pesan Pizza, kau malah repot", ujar ane
"Pizza2 pak kubelikan untuk bapak", ujar Ronny
"hahahhaa, tak usah, sudah santai aja", ujar ane sambil mulai bakar rokok ane

"oh ya, apa tadi, kau bilang kenapa kau tak suka sama ronny dan kenapa kau tak suka juga sama aku? ada masalah apa aku sama kau sampai kau kurang ajar, sudahlah tidak sopan, kau pun berani2nya make2 jin buat cuman sekedar ngomong dengan kau, kau pikir aku ini ada urusan apa sama kau?, urusan kau sama si Shenny, aku tak peduli dan tak pernah ikut campur. Itu urusan kalian, mau kau hamili shenny kek, mau apa, silakan sudah sama2 saling suka bukan urusan aku, tapi kalau kau mau mukulin si Ronny aku tak terima", ujar ane panjang lebar
Wajah si Rio semakin emosi dan sepertinya masih belum menyadari bahwa ilmu yang dipakai dia untuk ane sudah kabur semua

Si Rio pun kembali membentak ane dengan membicarakan hal yang tak masuk akal.
"aku pun tak suka dengan bapak", ujar si Rio
"lah, kenapa kau tak suka dengan aku?", ujar ane
"aku tak suka cara ngajar bapak yang selalu", ujar Rio panjang lebar dan langsung ane potong
"apa urusan kau dengan cara ngajar aku, emangnya kau mahasiswa aku? emangnya kau pernah diajar sama aku? lagian kau itu siapa aku? kau tau aku ini dosen disini, sedangkan kau siapa? mahasiswa sudah DO, mahasiswa abal-abal, apa hak kau masih di berkeliaran di kampus ini. Asal kau tau, kau harusnya berterima kasih dengan aku. karena kalau aku mau, setiap melihat kau di kampus, aku bisa nyuruh satpam buat ngusir kau, tapi tak aku lakuin, karena masih kasihan dan tak mau malu2kan kau, bukan karena bapak kau kombes. Ga ada urusan. Tau kau", ujar ane dengan membentak meja kantin (maap ya bu kantin )

muka rio dan Shenny seperti kena petir di siang bolong. Melongo dan pucat, tak menyangka bahwa mungkin ada yang berani dan bisa membentak si Rio. Si Ronny pun di belakang ane melihat seperti berkali2 memberikan jempol dan dia bangga sebagai mahaasiswa dibawah didikan ane. Mungkin dipikirnya betapa kerennya ane saat itu .
"Sekarang kita kembali ke topik, tujuan awal kita mau menyelesaikan masalah kau dengan si Ronny, dan sejak saat ini jangan pernah kau mencari2 atau bahkan mengancam2 si Ronny. Urusan kau dengan si Shenny, Ronny dan aku dan siapapun mahasiswa aku tidak akan pernah ikut campur dan jangan kau, urusan pacaran artis aja aku tak peduli, ini cuman kalian, buat apa aku urusin", ujar ane balik meremehkan mereka karena berlagak seperti orang yang penting di Palembang

"ronny sini kau, mana handphone kau", ujar ane memberi kode supaya ronny datang
"ini pak", ujar ronny sembari menunjukkan handphone
"sekarang kau tunjukkan ke Rio, kau hapus kontak2 si Shenny dan Rio, dan juga di fesbuk2 apa dimanapun kau bekawan sama Shenny, hapus, blokkir biar tak ada alasan si Rio menuduh kau ikut campur urusan mereka, artis bukan, masa depan aja tidak jelas buat apa dipedulikan", ujar ane dengan ketus
Si ronny pun menunjukkan kontak rio dan Shenny satu persatu dihapus. Uniknya, ane melihat kalau si Rio cuman datar tapi kalau si Shenny seperti sedih dan malu.
"nah aku juga, neh Shenny bapak hapus nomor kau, kalau kau mau sms, kasih tau itu kau yang SMS, kalaupun kau mau ketemu bapak, usahakan sama teman laen, jangan sampai pacar kau cemburu tak jelas dengan bapak", ujar ane
Si Shenny semakin malu dan seperti menahan tangis.

"Dah semua sudah kelar kan, nah sekarang semua salaman sebagai permulaan kita tidak ada urusan lagi dan tidak ada permasalahan lagi bahkan kalau bisa tidak ada berhubungan sama sekali lagi, insya allah bapak untuk sama kau mendapat ampunan tidak mau urusan dengan makhluknya yang ini", ujar ane semakin membuat si Shenny malu dan akhirnya menutup mukanya dengan tangan.
"dah, aku lapar belum makan siang, kalian makanlah, aku mau makan disana, sudah ditunggu sama dosen2 lain", ujar ane

ane dan ronny pun beranjak pergi ke meja lain dan makan mie goreng telor plus pempek dan es jeruk.
Sepintas ane melihat hanya membisu kedua pasangan ini dan si Shenny menangis. Tak lama mereka pun pergi meninggalkan kantin.
"nah sekarang kau bujang begajul, kau apa2an ada hubungan sama makhluk itu, apalagi bapak lihat kau kena kepit sama hantu pohon, apa yang kau perbuat", ujar ane sambil kelakar
"nah itulah pak, aku kena tipu. Tapi bapak janji jangan cerita2 ya sama budak2 (teman kuliah)", pinta si Ronny
maklum ane kebiasaan suka menjadikan murid lain sebagai percontohan baik yang perilaku terpuji dan tak terpuji. Jadi semacam bad advertisement ke murid2 atas citra mereka

Si ronny pun bercerita dari awal bagaimana kenal si Rio dan sampai kena kepit sama hantu pohon.
"jadi begini pak, aku tuh kan tau sendiri pak, pengen bener mau masuk polisi. Jadi, mamak aku memang suruh aku cari kenalan dengan pejabat polisi lah. Siapa tau ada kawan yang bapaknya punya jabatan polisi kan. Seperti kawan aku juga, masuk polisi karena ditolong kawan bapaknya. Nah aku pun maulah seperti itu. Singkat cerita, waktu itu aku sering smsan sama si Shenny, nah dia ceritalah bahwa cowoknya dia itu bapaknya kombes apalagi kepala reskrim narkoba. Mak, pastilah bisa bantu aku kan pak. Jadi dikenalinlah aku dengan si Rio. Nah awal mula, aku tuh belum ngomong sama Rio buat urusan aku mau jadi Polisi. Masa baru kenal sudah ngomongin jadi Polisi. Jadi, biasalah pak aku sering nongkrong sama dia dengan Shendy ini. Nah, cara bekawan ya pak, aku juga memang entah kenapa melihat si Rio tuh seperti waw gitu. Jadi si Rio bilang bahwa mau ga diajarin ilmu pemikat gitu pak bawaan dia dari gunung. Aku kan ya cara cowoklah paak, pengen juga kan punya cewek yang cakep2 bohaay2 tuh. Memang tau sendiri pak, kawan2 dia tuh walau begundal tak jelas, cewek2nya uis seperti artis semua ya kan pak", ujar Ronny

ane pun mengaangguk2 karena tau memang rombongan si Rio ini dikelilingi cewek2 semok2 yang bergaya abis mungkin mirip artis2 ibukota walau begundal2.
"jadi, aku diajarin dialah disuruh dia rapalan bahasa arab. Aku pakailah pak, nah memang pak aku diterima dan gabunglah sama cewek2 artis2 kampus ini kan. Tapi pak, ya Allah mamak aku ngamuk2 pak, karena duit bulanan aku kurang terus. Tapi tak ada yang jadi barang, mamak aku marahlah pak, kemana-mana duit bulanan aku tuh. Masalahnya kalau aku minta duit, mamak aku selalu ngasih misal buat beli baju, buku atau sepatu apalah, pasti nunjukkin dan mamak tuh tak marah. Lah ini duit habis tapi tak jelas kemana. Aku pun sebenernya mulai merasa ada yang tak beres cuman seperti dimanfaatin masuk dalam rombongan Rio ne pak. Memang pak, berasa keren dan seperti masuk dalam kelompok orang2 artis kampus pak. Tapi aku dasarnya bukan itu mau dekat sama si Rio ne, aku cuman pengen ngomong minta tolong omongin sama bapaknya yang kombes supaya gimana bantu aku buat masuk polisi", ujar Ronny sambil kebingungan dan memelas ke ane

"lah terus, akhirnya kau sadar dan tak mau lagi dekat sama Rio kenapa?", ujar ane
"nah itulah pak, setiap aku balik, mama aku nangis bahkan sambil nunjukkin duit gaji mama aku sebulan tuh habis buat menuhin duit bulanan aku, padahal mama aku ne lumayan pak gajinya, diatas 10 juta, masa cuman buat menuhin kebutuhan aku aja. Adik aku ada 2 juga butuh duit buat sekolahnya", ujar Ronny dengan menyesal
"aku nangis pak, di kamar dan berdoa dan disuruh mama aku solat".