Murid Kena Pelet, ane ikutan repot


Ini terjadi ketika ane masih gawe ngajar di Palembang sekitar tahun 2015 kalau tidak salah. Waktu itu ane sempat jadi kepala jurusan di kampus tempat ane ngajar. Disebabkan waktu itu jurusan ane terbilang masih baru dan jumlah murid baru juga masih dibawah 30 per angkatan, membuat ane perlu menggenjot pegimana caranya murid yang ada jangan sampai berkurang. Alhasil, ane bukan bertindak sebagai dosen malahan jadi semacam guru BK yang harus mengurusi segala macam hal-hal yang harusnya tidak menjadi tanggung jawab ane layaknya dosen. Memang ada untungnya juga, karena kedekatan dan perhatian ane baik di dalam kelas ngasih ilmu dan wejangan dari ane berbagi pengalaman. Rata2 murid ane masih berterima kasih dan ingat ane (ane juga bingung, mungkin terlalu mendalam kesannya )

ketika ane mulai aktif mengajar dan menjabat kepala jurusan, kalau tidak salah waktu itu angkatan 2015. Murid yang mendaftar dan masuk di jurusan ane sekitar 20an orang. Nah ane sebutin dua nama yang terlibat dalam cerita ini. Satu cewek namanya Shenny dan satu cowok si Rozak. Ini sama2 nama samaran biar kagak dicari2lah .Juga kalau bisa jangan di PM buat kepo2 ya . Shenny ini mukanya imut, manis dan cakeplah menurut ane. Wajahnya bunder dengan bibir tipis dan kulit putih serta lumayan langsing dan padat walau kagak semok2 bener . Ane yakin termasuk kategori cewek primadona di jurusan ane. Apalagi memang termasuk kalangan berada, Jadi ditunjang berpakaian yang modis membuat

Makanya tak heran kalau si Ronny salah satu teman seangkatannya Shenny naksir atau katakanlah pedekate sama Shenny. Ane sih sempat tau gelagat2 mereka pedekate, dan tidak ada urusan ane ikut campur. Cuman pesan ane cuman satu ke Ronny bahkan ke setiap murid di jurusan ane, jangan sampai gara2 pacaran dan putus terus berhenti kuliah. Ane bakalan uber sampai mati dan ga akan ane tegor seumur hidup . Maklum, kredibilitas jurusan terutama ane sebagai kepala sangat dipertaruhkan kalau jumlah murid berkurang tidak jelas . Alhamdulilah, si Ronny pun mendengarkan dan bahkan dia bener2 seperti mengidolakan ane.

Si Shenny bener2 katakanlah murid yang bener2 pengen ane jadiin contoh atau katakanlah bintang di jurusan ane. Bukan hanya cakep, kalau ente ga percaya dia cakep, buktinya dia menang juara bujang gadis Oku apa Palembang waktu itu. Nah apalagi si Shenny ini masih terhitung ponakannya wakil gubernur Sumsel. jadi, secara keluarga besar dia orang bukan sembaranganlah, apalagi secara pribadi, cakep, baik dan pintar pulak, ane bener2 katakanlah begitu membanggakan dan menaruh harapan bisa membantu si Shenny berkembang dan sukses setelah lulus biar bisa jadi contoh. Shenny termasuk anak pintar karena cepat nangkap dan lumayan suka bertanya jika ane pancing2 dengan bahasan yang sengaja ane kontroversikan.

Nah Shenny mulai berubah ketika memasuki semester kedua. Saat itu ane sudah melihat gelagatnya yang sedikit berubah. Penampilannya sudah seperti anak2 punk jalanan bukan lagi seperti Shenny yang anggun dan manis. Ane bukannya ga suka gaya punk ya gansis, tapi muka si Shenny ini kagak cocok untuk di model grunge2 begitu. bener2 muka anak polos. Tapi saat itu ane cuman berfikir positif mungkin bawaan anak baru gede, pengen tampil beda dan mungkin bosan dengan penampilan yang sama dengan kebanyakan anak2 kelas lainnya. Ane saat itu mahfum, mungkin biar semakin menonjol bahwa dia paling beda di jurusan ane.

Ane mulai merasakan keanehan ketika teman2 ceweknya sekelas yang selalu serombongan duduk di depan kelas, menjauh dari Shenny. Ane pun mulai melihat ada perubahan air muka dari si Shenny yang tidak lagi fokus ketika ane ngajar. Mukanya pucat dan selalu melamun entah kemana. Bahkan kalau ane tanya dijawab dengan jawaban yang sangat tidak nyambung. Bahkan kali ini sangat berbeda dengan Shenny soal menerima jawaban ane. Ane terus terang kalau urusan pendapat, ane kagak pernah maksa, boleh berbeda asalkan alasan dan penjelasannya rasional. Tapi kalau jawabannya sudahlah tidak rasional, terus ane kejer lagi dengan pertanyaan baru. Yang terjadi malahan si Shenny berani membantah dan membentak ane seolah2 jawabannya sangat masuk akal.

Ane pun kaget dan tak percaya apakah ini Shenny yang ane kenal semester yang lalu. Kok berubah drastis seperti ini.
"kau ini ada apa Shenny? kok bukan seperti Shenny yang bapak kenal dulu, sekarang kalau kau tidak setuju, silakan kau tanya sama teman2 sekelas, kira2 jawaban kau itu masuk akal apa tidak, atau coba nanti sama dosen lain, kira2 jawaban kau masuk akal apa tidak?", tegas ane
dengan wajah merah dan bahkan terkesan menantan, si Shenny pun akhirnya menunduk malu dan seperti kesal yang tertahan.
"kau tau sendiri sama bapak, tak pernah memaksa murid untuk sepakat, bahkan bapak tantang untuk berbeda, tapi urusan kali ini, kau sungguh tak jelas", ujar ane
"makanya kurangin bergaul dengan yang tidak bener, kurangin nonton sinetron, baca buku dulu, kan bapak sudah kasih buku2 bapak, kenapa tidak dibaca", ujar ane

ane serasa lupa dengan murid ane dalam kelas karena terlalu fokus dengan si Shenny. Ajaibnya, ane melihat ke arah muka teman2 shenny sekelas seperti senang dan berterima kasih ke ane karena telah berhasil "menang" mengkritik si shenny.
ane pun keheranan dan mendekati salah satu mahasiswi yang ane percaya untuk menanyakan apa yang tengah terjadi dengan Shenny
"nanti aja pak", ujar salah satu mahasiswi
ane waktu itu langsung teringat jangan2 ini ada kaitan dengan si Ronny yang playbois dan membuat si Shenny patah hati dan tak konsen sama kuliah lagi.

"kau Ronny, sama si Rita (Mahasiswi teman dekat Shenny) nanti jam kuliah selesai ke meja bapak, ada yang bapak mau tanyakan", ujar ane sambil menutup kuliah yang baru kali itu ane menutup kuliah dengan agak kecewa dengan murid jurusan ane. Apalagi, tersangka yang membuat ane kecewa tak lain mahasiswi yang bener2 ane harapin jadi bintang di jurusan ane.
Setelah jam kuliah angkatan shenny kelar, si Ronny dan Rita serta beberapa mahasiswi lain ternyata ikut ke meja ane.
Ane bener2 kaget kok ramean yang ikut dan sepertinya ada masalah yang tak beres. Waktu itu ane cuman mikir masalah biasa layaknya murid2 yang baru lulus SMA masih pencarian jati diri.

"eh, datang juga, ada apa sama si Shenny tuh, kenapa jadi begini dia sekarang", ujar ane memulai percakapan dengan Ronny dan 3 mahasiswi teman dekat si Shenny
"nah itulah pak, kami tuh sebenernya sudah lama pengen ngomong dan cerita dengan pak Adit, cuman kami tuh ngeri pak", ujar Rita
"ngeri? ngeri kenapa?", ujar ane
"ah gimana ya pak nak cerita dari awal nanti kesannya kami suudzon, terus nanti kami dibilang pengadu, kami nanti kena getahnya pulak nanti pak", ujar Rita
"ah, cerita dari awal. Pokoknya silakan cerita apapun yang menurut kalian itu yang benar, nanti bapak cross check dan pilah2 sendiri, kalau bapak pikir itu benar ya nanti bapak pertimbangkan untuk jadi solusi buat si Shenny", ujar ane

"begini pak, kami tuh sudah merasakan perubahan dari si Shenny ketika dia sudah mulai kenal dengan salah satu anak di organisasi pecinta alam, kalau tak salah namanya Rio pak", ujar Rita
"RIo?, anak jurusan mana?", ujar ane
"anak jurusan seni pak, tapi tak tau angkatan berapa", ujar RIta
"oh ya sudah, nanti coba bapak tanya ke dosen2 jurusan Seni, siapa Rio", ujar ane
memang kebetulan ane paling hoby ngopi dan ngobrol ngalur ngidul sama dosen2 jurusan seni yang kelakuannya nyentrik2 dan kocak2
ane pun jujuran sangat tidak suka dengan organisasi pecinta alam di kampus ane. Bukan karena ane kagak mencintai alam ya gansis, tapi entah kenapa mereka seperti tidak dididik sopan santun sama dosen. Apalagi ane terbilang dosen muda dan tampan, sangat bener2 diremehkan dengan tampang2 mereka yang udah ke akar2 umbi2an .

"kami tuh sudah lama pak merasakan tak suka lagi sama si Shenny, soalnya sekarang keras kepala dan bantahan. Bahkan mau sesuka2 dia sendiri. Jadi pas bapak menang berbantahan dengan dia, kami tuh bener2 rasanya nyukurin si Shenny dan seperti kekesalan kami terluapkan berkat bapak", ujar rita dengan bahagia
ane pun berfikir apa efek negatif dari anak2 pencinta alam yang ga pernah hormat dan selalu bermanis2 muka dengan dosen2 tapi dibelakang seperti berandalan.
"kenapa si Shenny bisa kenal dengan si Rio", tanya ane ke rita

"itulah berkat dia selalu nongkrong2 di kantin habis kuliah, padahal kami biasanya mending keluar jalan ke mall apa karaokean, apa ke musi kan lebih enak daripada ngeliatin anak2 kantin tak jelas", ujar RIta
ane pun mengangguk2 dan mencoba mencari penjelasan lebih lanjut
"nah kau Ronny, apa yang kau perbuat sampai akhirnya si Shenny berubah, apa kau buat patah hati?", ujar Ane
"ya Allah pak, aku tak ikut2 pak sama perubahan kelakuan si Shenny. Bapak boleh cek chaat aku sama si Shenny, terakhir itu 4 bulan yang lalu sebelum dia kenal sama si anak pecinta alam itu. Aku tak ada kaitan pak, walau aku sedih juga kok jadi begini si Shenny", ujar Ronny
ane pun percaya dengan sumpah demi Allah dari Ronny yang tidak pernah berbuat apapun yang berkontribusi negatif sama si Shenny. Apalagi memang si Ronny sudah dekat dengan cewek jurusan lain di kampus luar.

Keesokannya, ane pun menasehati di semua murid dalam kelas bahwa berhati2 memilih teman. dan harus tetap menjadi diri sendiri, jangan mudah masuk angin. Harus percaya diri bahwa kita ya benar2 kita bukan karena pengaruh dan omongan orang lain. Si Shenny pun melihat ane dengan kosong dan seperti menyadari bahwa ane mulai mengkritik dia.
Tak lupa ane segera menguber mahasiswa seni ke kepala jurusan seni dengan menanyakan siapa si Rio, angkatan berapa dan bagaimana kelakuannya di dalam kelas.
"RIo? tak ada pak Adit anak murid aku namanya Rio, ada pun sudah lama tidak aktif jadi mahasiswa lagi", ujar kepala jurusan seni.

ane pun mengecek KRS dan lembar absensi mahasiswa seni dan tertera nama Rio angkatan 2010. Berarti sudah hampir 5 tahun tidak aktif kuliah lagi dan apa kerjanya kalau gondal gandul di kantin kampus. Ane masih positif thingking kalau murid berenti kuliah karena memilih kerja dan banting tulang. Lah ini, masih di kampus tapi tak kuliah. Apalagi tujuannya selain cuman ngincer2 cewek2 kampus. Ane saat itu bener2 mendidih dan yang bikin ane semakin heran yaitu masa model si Shenny yang bintang jurusan ane bisa naksir sama ne Rio model anak kagak jelas.

"ah serius pak? jadi dia di kampus ini ngapain kalau sudah tidak aktif lagi", ujar ane
"ah emang kenapa pak Adit, ada masalah apa dengan RIo?", tanya kepala jurusan seni
"dia ini sejak dekat dengan murid cewek aku, jadi berubah aneh, makanya aku pengen tau", ujar ane
"ajak ngomong aja pak Adit si Rio, anaknya sudah dewasa kok. Bapaknya juga kombes polisi itu, di reskrim narkoba apa ya", ujar kepala jurusan seni
"lah, anak pejabat rupanya, pantas anak orang kaya makanya tak dituntut buat serius ngejar masa depan, terlalu dimanjakan mungkin", ujar ane dalam ati

ane pun mengecek ke beberapa orang lama di kampus terutama dosen yang sudah lama mengabdi serta pak satpam. mendengar nama Rio, mereka pun langsung sepakat untuk membantu ane bahkan kalau memang ane merasakan murid di jurusan ane terganggu dengan si manusia tidak aktif kuliah ini, Satpam berhak mengusir dari kampus.
ane waktu itu masih tidak berfikir dan setuju untuk mengambil langkat tegas dan mungkin cukup memalukan ini. Apalagi, hanya sekedar asumsi pemberi negatif kepada si Shenny.
"Usir aja Pak Adit, jangan sungkan2, apa urusannya dia di Kampus kita ini, tak peduli bapaknya kombes apa jendral sekalipun", ujar dosen senior.

Situasi menjadi lebih kondusif setelah ane marahin atau katakanlah menyindir Shenny di depan kelas. Si Shenny seperti lebih pendiam dan tidak lagi urakan. Tetapi tetap saja ane merasakan bahwaa tidak ada teman sekelas yang mau mendekati Shenny. Hingga suatu saat ane mau bikin logo buat kepentingan organisasi mahasiswa jurusan dan juga logo jurusan ane. Ane pun menawarkan kerjasama dengan murid2 kelas ane buat logo ini dan siapa yang ada bakat buat ngutak ngatik desain. Tiba2 si Shenny mengacungkan tangan dan menawarkan untuk membantu ane.

"pak, biar Shenny bantu", ujarnya berbinar2
ane pun kaget karena tak menyangka si Shenny ada bakat ngedesain logo
"emangnya kau bisa desain logo?", ujar ane
"ga pak, tapi pacar aku orang seni desain, dia biasa bikin gambar2 dan logo2 di komputer pak", ujar si Shenny
"ah serius, emang dia mau bantuin, ini gratis loh, tak ada dana dari kampus", ujar ane
"gak apa2 pak, nanti aku mintain tolong, terus nanti kami konsultasi ke meja bapak nanti sore, gimana pak?", ujar Shenny dengan semangat
ane pun mengiyakan dan juga senang akhirnya ada titik terang buat logo karena sudah mepet mau ada acara wisuda dan buat stempel jurusan

sekitar jam 5 sore menjelang ane mau balik kantor, tiba2 Shenny datang dengan seorang cowok yang menurut ane sudah sangat dewasa. Potongannya gondrong, berkumis, kulit kecoklatan dan sebenernya gantenglah tetapi pembawaannya ada yang aneh yaitu rada sengak abis. Ane pun merasakan ada yang berbeda dengan si sosok cowok yang dibawa si Shenny buat konsultasi urusan logo. hati ane tiba2 seperti berat atau katakanlah ada semacam kekuatan yang membuat ulu hati ane seperti berat. Mulut ane seperti kaku dan seperti malas untuk berbicara tapi bukan karena kesal dan tak mau berbicara.

waktu itu ane tak berfikiran macam2, walau ane merasakaan kejanggalan yang luar biasa.
"pak kenalin, ini RIo", ujar Shenny berbinar2
"oh iya, ini pacar kamu ya", ujar ane sambil bersalaman dan senyum
"iya pak, orang tua sudah sama2 tau, karena bapaknya kan pejabat di polisi juga pak", ujar shenny
mendengar ucapan shenny barusan membuat ane lega dan lepas tangan urusan perubahan dari Shenny. Jujur aja, ngeliat shenny sekarang kumel, ga ada cahaya sama sekali bahkan seperti sotoy tingkat tinggi. Pasti kalau ane jadi ortunya bakalan kecewa dan mengkritik anak gadis ane, tapi ya karena sudah diketahui ortu masing2, apa urusan ane dalam hati.

Kami pun berdiskusi dan si Rio memberikan contoh2 logo yang dibuat dan menanyakan logo model apa yang ane inginkan. Setelah 30 menitan, kami pun bubar dan tampak seperti mereka masih pengen ngomong dengan ane. Ane merasakan betul mereka ini seperti tidak ada teman dengan dosen2 lain. Ane bisa melihat semua dosen seperti menyingkir dan tak mau dekat2 dengan si Rio. Ane juga sebenernya ga betah ngobrol lama2 dengan si Rio walau ane tak tau sebabnya. Rupanya, tetap saja namanya mahsiswa yang tidak aktif lagi, tidak bisa diandalkan untuk dimintain tolong buat bikin logo. Bahkan ane merasa seperti jadi alasan mereka supaya berduaan di ruang kelas jurusan dengan alasan "ada proyek dari pak adit". Jadi, si Rio semacam mendapat persetujuan untuk nongkrong di ruang kelas jurusan.

Karena ane butuh cepat, setelah 2 minggu masih aja belum kelar. Ane pun akhirnya meminta dosen seni buat membantu ane. Dan tidak ada lagi alasan buat si Rio untuk berduaan dan leyeh2 kaki di ruang kelas jurusan ane.
hingga suatu hari mungkin 3 bulan kemudian, ketika ane henda mengajar di kelas. Si Ronny berantem dan berteriak2 dengan si Shenny. Ane kaget bukan kepalang dan segera masuk ke dalam kelas
"ada apa ini, apa ini bikin malu ribut2", ujar ane
"ini pak, si Shenny, aku mau dipukul sama cowoknya, padahal aku ne cuman disuruh mamanya sendiri, aku tak ada urusan dengan dia, tapi aku yang kena", ujar Ronny

"hah, mau kena pukul, yang bener kamu Rony?", tanyaa ane
"bener pak, neh lihat smsnya terus barusan aku ditelpon juga", ujar rony menunjukkan sms dan telpon dari Rio
"kau ku tunggu balik kuliah, kalau kau jantan", ujar sms dari Rio
ane pun merasakan ketakutan dari si Ronny yang walau ane tau dia ini bukan penakut, tapi lihat dari postur tubuh si Ronny yang chibi2 dengan si Rio yang sudah tua dan tinggi, pasti kalah. Apalagi status anak kombes reskrim narkoba sangat dipertimbangkan si Ronny yang masih pengen masuk polisi.
"sudah kau telpon sekarang, biar bapak yang ngomong sama Rio", ujar ane

ane pun berbicara singkat bahwa jangan berani2 menghajar mahasiwa ane, dan apapun urusan dia sama Shenny, si Ronny tidak akan ikut campur lagi.
"oke, aku mau damai, tapi kita harus ketemu langsung berbicara bertiga, sebagai sesama jantan", ujar Rio yang sangat tidak menghargai ane
"oke, besok. Hari ini saya padat ngajar, nanti panggil saya kalau sudah di tempat", ujar ane
Si ronny pun tampak bener2 lega dan merasakan bahwaa ada pelindung bagi keselamatan dia.

keesokan harinya, menjelang makan siang, si Ronny datang ke meja ane
"pak, sudah datang si Rio, ayok ke kantin depan", ujar Ronny dengan pasrah dan lemas
"sudah kau tenang saja, nanti bapak bicara baik2, pokoknya detik ini kau jangan pernah berkaitan lagi dengan Shenny dan kau hapus semua kontak Shenny di depan2 rio, oke?", ujar ane
"Siap pak, untunglah aku di jurusan sini, kalau tidak mana mungkin ada dosen mau bantu aku sampai melindungin begini", ujar ronny

kami pun sampai di kantin dan betapa kagetnya ane ketika melihat si Rio duduk dengan angkuhnya ketika ane datang. Ane saat itu bener2 ga habis pikir, kok bisa ada anak jantan yang lebih muda dari ane dan apalagi ane statusnya ini sebagai dosen, kok seperti berhadapan dengan anak SMA yang jauh dibawah umurnya si Rio.
Jujur aja, ane bukan tipikal dosen yang gila hormat dan perlu diseganin sama murid2nya. Bahkan ane berulang kali meminta murid2 ane buat mencintai ane bukan mensegani ane, bahwa ane justru minta supaya mesrah satu sama lain tapi bukan mesum

dengan mata yang dipicingkan ke ane dan lagak yang sangat sengak, ane bahkan tidak disambut bahkan dipersilakan untuk duduk. Padahal posisinya ane sama sekali tidak ada urusan dengan permasalahan mereka. Ane bener2 merasa canggung dan baru kali itu ane dibeginiin.
"astaagfirullah al azim", ujar ane dalam hati
ane bener2 merasakan seperti ada beban yang duduk di bahu ane, nafas ane menjadi berat, dan ane seperti ketakutan yang tidak wajar kepada si Rio ini.
"ada apa ini, kenapa aku jadi seperti ketakutan dan tak bisa bernafas begini, apa salah aku dan siapa si Rio ini sampai aku mesti takut", ujar ane dalam hati

selagi ane berusaha memahami kejanggalan dengan perasaan ane, ane melihat ke arah Rony yang cemas, ketakutan dan pucat. Dia bener2 seperti terancam nyawanya, Ane bener2 mengerti perasaan si Rony ini karena ane sendiri yang posisinya jauh lebih dewasa dari si Rio sampai merasakan takut dan seperti mental ane dibuat bersimpuh di depan si Rio yang bukan siapa2 ini. Hal yang membuat ane menjadi lebih kesal dan menjijikkan, di samping Rio duduk si Shenny yang jelas2 mahasiswi ane begitu tidak ada rasa hormat juga kepada ane. Dia seperti merasakan sosok pacarnya si Rio ini laksana raja diraja.

Ane merasakan dari kelakuan dan sikap si Shenny seperti menunjukkan ke kami berdua
"kalian tak akan bisa menghadapi pacarku yang super hebat dan keren ini".
ane pun menatap Shenny dengan kecewa bahkan tidak ada rasa segan lagi ke ane, padahal ane kagak ada buat salah apapun sama urusan mereka.
"sudah, tenang Ronny, kau ambil nafas, sepertinya si Rio ini maen magic2 ya", bisik ane ke ronny
mata rony terbelalak dan kaget karena sepertinya tak menyangka sosok ane sebagai dosen yang tampan ini bisa tau bahwa si rio ada pegangan ghoib yang dibawanya sehingga membuat lawan bicara apa musuh menjadi tunduk dan ketakutan.

"nah sekarang aku mau ngomong sama kalian, aku tak suka dengan kalian, mau urusan apapun itu urusan aku sama Shenny, tak ada urusan kalian, jadi jangan ikut campur", ujar Rio
ane bener2 kena mental ane seperti badan ane kena terjangan angin dan bahkan badan ane seperti kena auman singa dari perkataan si Rio padahal jelas2 biasa aja isi bicaranya walau membentak ke ane.
dengan mengambil nafas dan ane bener2 merasakan badan ane gemeteran tidak jelas, tangan ane kaku dan kaki ane seperti kebas setelah mendengar bentakan dari si Rio.

Dengan sangat berat dan posisi mulut ane yang gemetar, membuat balasan omongan ane pun menjadi terbata2.
"urusan apa yang dicampuri si ronny?"