c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Presiden Terbaik Indonesia Hingga Saat Ini, Siapakah Dia?




Indonesia saat ini sudah banyak berganti pemimpin dari Bung Karno hingga Jokowi, namun siapakah Presiden terbaik diantara mereka?

Terkadang dalam menentukan ini memang bisa banyak perbedaan, untuk hal ini sebenarnya semua pemimpin adalah baik dan juga banyak kurangnya, jadi yang terbaik menurut saya belum tentu itu baik menurut banyak orang. Jadi apakah yang terbaik itu Pakde Jokowi, Bu Mega, Bung Karno, Pak SBY, Mbah Gusdur, atau Om Luhut Panjaitan, ehh maaf maksudnya Pak Habibie? Semua pilihan ada di benak agan masing-masing. Karena Presiden juga manusia, iya toh!



Tapi disini saya mau memaparkan tentang Presiden kedua Indonesia yaitu Pak Harto, setelah pemaparan ini entah beliau dianggap yang terbaik atau tidak.

Indonesia di tahun 1960 an saat itu di dalam situasi yang sulit, ini yang membuat politik Indonesia banyak tidak didukung banyak negara lain. Terlebih konfrontasi Indonesia yang ikut campur urusan politik Malaysia, ini membuat banyak pihak merasa gerah. Belum lagi Indonesia berani keluar dari PBB atas mempertahankan sikapnya, dengan mencampuri politik negara lain.



Otomatis dimana Indonesia tidak punya proxy alias non blok, ekonomi yang kembang kempis dimasa itu membuat susah rakyat hingga akhirnya terjadi krisis ekonomi. Terlebih pembangunan mega proyek seperti GOR Senayan, Monas, juga menjadi salah satu ambisi pembangunan dimasa itu.

Quote:


Jadi kita melihat bagaimana krisis ekonomi di Indonesia saat itu sangat-sangat parah hingga terjadi hiperinflasi di tahun 1961, belum lagi keadaan politik yang tidak stabil tentu memberikan kekacauan di semua lini, harga melambung tinggi. Utang negara juga membengkak, bahkan untuk membayar bunganya pun sulit, hingga akhirnya Suharto ditetapkan sebagai Presiden Indonesia.



Naiknya tahta Suharto, tentu punya ceritanya sendiri disini ane akan skip masalah tersebut. Tapi yang jelas keadaan Indonesia ketika Pak Harto memimpin sedang tidak baik-baik saja, ketika itu Indonesia dikucilkan dari negara adidaya setelah keluar dari PBB, punya utang yang besar hingga tak sanggup untuk membayar karena krisis ekonomi, sumber daya alam tidak terkelola dengan baik, sumber daya manusia yang minim para ahli. Tuntutan tritura dikumandangkan, bisa dibilang Indonesia memasuki fase sebagai negara gagal karena kehilangan kredibilitas dan kepercayaan rakyat.

Namun ketika Pak Harto menjadi Presiden ia melakukan gebrakan yang brilliant, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas keamanan itu kunci utama yang dibangun Pak Harto saat itu.



Quote:


Bagaimana caranya, Pak Harto memulihkan ekonomi Indonesia?



Dengan mendekati kembali blok barat, Pak Harto berhasil membentuk Inter-Govermental Group on Indonesia (IGGI), grup yang terdiri dari negara blok barat yang memberikan bantuan kepada Indonesia, ada yang berupa hutang kembali dalam jumlah yang lebih besar, penagihan hutang ditempo, dan banyak deal-deal yang saling menguntungkan, belum lagi investasi dengan membuka pikiran kalau Indonesia negara luas yang belum banyak dikelola baik alam dan manusianya, tentu akan mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda.

Tak cukup sampai disitu Amerika Serikat pun tersenyum ketika Pak Harto serius memberantas komunis, jaminannya Indonesia tidak menjadi komunis tentu memberikan jalan bagi sekelompok ekonom Indonesia yang dibina oleh Amerika Serikat (AS) untuk membelokkan arah perekonomian Indonesia ke jalan ekonomi pasar neoliberal.



Mereka ini berasal dari lulusan Universitas California Berkeley, Amerika Serikat, dan terbukti membuat kondisi ekonomi di Indonesia jauh lebih stabil. Inflasi yang awalnya sebesar 650 persen pada 1966, turun menjadi hanya 13 persen pada 1969.

Nanti mereka ini disebut geng Berkeley, disetiap pergantian Presiden mereka ini ada kecuali Gusdur.



Ketika ekonomi mulai tumbuh, apa yang selanjutnya yang dilakukan Pak Harto?

Yaitu stabilitas keamanan, maka muncullah Dwi Fungsi ABRI, dimana hal ini adalah gagasan A.H Nasution yang disebut konsep jalan tengah.

Konsep jalan tengah, merupakan sebuah konsep dimana militer tak hanya berperan sebagai alat pertahanan keamanan negara namun bisa berpartisipasi dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Konsep ini oleh Soeharto disebut kebijakan Dwifungsi ABRI.



Namun terkadang kekuatan militer itu menekan segala bentuk oposisi politik, hingga kriminalitas pun dihilangkan lewat militer di masa orde baru, bahkan disetiap sudut diberikan militer dari gedung DPR hingga Masjid dan Desa. Bahkan media massa pun diatur sedemikian rupa, hingga tak ada berita yang jelek tentang Indonesia. Disini keamanan akhirnya mulai stabil, karena di zaman itu bersuara negatif sedikit bisa pulang tinggal nama, bertindak kejahatan bisa hilang tanpa jejak.

Partai Politik juga dilebur agar mudah untuk diawasi, dimana hanya ada 3 partai Golkar, PPP, PDI disini yang boleh menang hanya Golkar yang lainnya cameo untuk masuk di pusaran politik masa itu. Tapi kampanye saat itu aman, tidak ada keributan karena diawasi tentara. Berbeda dengan sekarang kampanye seperti mau ke medan perang, kalau kalah demo berjilid-jilid hehehe...



Hasilnya pemerintahan yang otoriter ini membuat Indonesia bisa bangkit dari keterpurukan di tahun 1960-70an, bayangkan saja ketika dunia mengucilkan Indonesia, krisis ekonomi yang luar biasa, krisis politik luar negeri yang membuat Indonesia tak bisa berdaya. Namun Pak Harto dapat memulihkan itu semua.

Bahkan Indonesia berhasil swasembada pangan, seperti beras dengan angka produksi sebanyak 25,8 ton. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada 1985.



Lalu era tinggal landas di tahun 1993, maka saat itu terciptalah pesawat terbang, mobil nasional, kapal laut, dan juga barang elektronik buatan lokal seperti Polytron, dan sebagainya. Dari kacamata pembangunan tentu untuk mencapai hal ini tidaklah mudah.

Namun para pengusaha di negara maju melihat hal itu tidak baik bagi mereka maka salah satunya cara menghancurkan Indonesia, atau kawasan asia tenggara dengan krisis, Bos IMF Camdessus dalam sebuah kesempatan pernah mengatakan pihaknya punya andil dalam menciptakan kondisi Soeharto lengser dari jabatannya.



Bayangkan strategi penerapan CBS oleh Pak Harto mendapat reaksi keras. Menurut Hanke, pada waktu itu Soeharto ditekan oleh Presiden AS, Bill Clinton, dan Direktur Pelaksana IMF, Michel Camdessus, supaya tidak melaksanakan CBS dengan ancaman menunda bantuan 43 miliar dolar AS.

Karena saat itu Hanke, yang ditunjuk sebagai penasihat ekonomi Pak Harto, menyodorkan sistem dewan mata uang (currency board system -- CBS) yang mematok Rp 5.500 per dolar AS. Bila ini sukses bukan tak mungkin Pak Harto terus menjadi Presiden dan Indonesia menjadi negara maju kedepannya, karena wakilnya saat itu Pak Habibie condong ke arah teknologi.

Quote:


Setidaknya ini kelebihan negara otoriter, karena negara Indonesia melihat kondisi sekarang ternyata belum cocok untuk menjadi demokratis, mau maju dikit oposisi langsung menjegal. Begitu saja terus sampai kuda gigit roti, belum lagi di negara demokratis Presiden tidak mempunyai kekuasaan penuh ini yang menjadi persoalan, karena kalau kebijakannya tidak menguntungkan rakyat siapa yang harus bertanggung jawab. Jangan sampai tunjuk sana sini, akhirnya diakhiri dengan kompromi hehehe...



Karena langkah Pak Harto sedikit demi sedikit diambil sisi baiknya oleh pemerintah saat ini, yang pertama adalah membungkam oposisi yang bisa menjadi penghambat gerak Indonesia dimasa depan, peran militer mulai dimainkan. Berteman dengan kedua blok, baik timur dan barat, tidak pernah ikut campur urusan internal mereka.

Ya, sudahlah begitu saja cerita singkat dari Presiden kedua Indonesia ini, apakah masuk kriteria pemimpin terbaik?

Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.



emoticon-I Love Indonesia



"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik, klik, klik, klik, klik, klik, klik, klik, klik
Pic : google

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star





Diubah oleh c4punk1950... 17-01-2022 00:47
mbahgugel
politon21
provocator3301
provocator3301 dan 40 lainnya memberi reputasi
39
15.7K
359
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.8KThread82.3KAnggota
Tampilkan semua post
ramseyblakeAvatar border
ramseyblake
#39
pendapat ane pribadi yg udah ngerasain hampir semua presiden RI kecuali Pak Soekarno (ane blm lahir)

1. Pak Harto : Waktu pak harto masi menjabat bisa dibilang ane belum melek politik dan masih anak kecil. Yang ane tau cuma segala macam informasi sangat susah pada jaman itu apalagi yg berbau luar negeri. Nama ortu ane harus dirubah ke nama indonesia yang membuat kami sempat bingung pilih nama dan jati diri... dan puncaknya adalah tahun 98 yg pastinya membekas sekali buat Indonesia sampai skr. Tapi selain hal kelam yg ane sebutkan, ekonomi dan politik saat itu aman dan nyaman... ga ada bibit2 rasisme, segala ras dan suku dulu main gundu dan bola bareng2 entah itu di gang, di lapangan masjid, atau pun main di dalam gereja, smua aman tentram sampai terjadinya krismon.

2. Pak Habibie : Bagi ane agak ga kerasa apa2 karena meneruskan langkah Pak Harto. Namun di masa singkat beliau ane mulai mengenai istilah2 teknologi dan untuk pertama kalinya dulu keluarga kami punya handphone yg ukurannya bisa buat gbuk maling

3. Pak Gus Dur : Secara ekonomi waktu itu mungkin ane ga merasakannya secara langsung, tapi di masa Pak Gus Dur inilah etnis keturunan seperti keluarga ane mulai merasa diperhatikan. Khususnya untuk hari raya dan bahkan kebudayaan2 nya. Selebihnya ane rasa indonesia sangat damai saat itu, demo2 ga ada yg berbau SARA. Aspirasi masyarakat yg terkekang di jaman Pak Harto pelan2 bisa dikeluarkan. Nah masa inilah mulai ane ngerti apa yg nama nya KORUPSI.. maklum masi remaja saat itu ane

4. Bu Mega : ane yg skip apa gmn, tp saat bu Mega menjabat ane kaya lupa apa saja yg dirasakan. Intinya ga beda jauh si dr Presiden sebelumnya (Pak Gus Dur). Dan di akhir jaman beliau lah ane baru bisa ikut pilpres.

5. Pak SBY : di jaman ini awal nya fine2 aja dan keren aja gitu ane liatnya... mungkin karena sudah lama selain Pak Harto baru kali itu indo di pimpin presiden dgn latar belakang militer. Awal2 byk bermunculan iklan di TV tentang "katakan tidak untuk Korupsi! Tidak!". Nah di masa2 pemerintahan beliau lah ane pribadi mulai merasakan yg nama nya SARA naik lumayan tajam dan drastis. Tapi yg paling kerasa sekali adalah sulitnya birokrasi mengurus izin2 dari tingkat terendah sekalipun seperti RT RW kelurahan.

6. Pak Jokowi : hmmm.. gimana ya bilangnya, ada plus dan minus nya jg beliau. Disamping kepribadian dan caranya beliau yg sangat beda dgn presiden2 sebelumnya.. ane liat visi dan misinya paling jelas ya cuma di jaman skr ini aja. Mungkin juga karena di jaman beliau ane sudah dewasa dan melek akan dunia politik. Untuk bidang ekonomi ane liat cara dia membangun kerjasama dgn pihak asing cukup bagus, dan yg terpenting birokrasi di pemerintahan membaik secara menyeluruh, serta teknologi juga paling cepat berevolusi skr2 ini dgn bantuan investasi2 dari negara lain. Tapi untuk minus nya jelas ada juga, ada kalanya ane merasa skr ini yg namanya tindakan SARA lbh brutal dan tak terbendung. Dan di jaman inilah byk "pesakitan" yg tiba2 mencuat karena ketauan korupsi lah, bejat lah, ada misi balas dendam lah, dll..
Diubah oleh ramseyblake 17-01-2022 07:12
angopmaksimal
djibrani
mbahgugel
mbahgugel dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.