Kisah cerita Si Kebal Sajam (lanjutan)


Dia sudah mengenal dengan kehidupan malam akibat bergaul dengan preman2 besar lainnya yang memiliki daerah jagaan dari pasar 16 hingga ke diskotik Agung Darma. Apalagi, setelah sangat akrab dengan kepala preman yang menginisiasi gang kapak abang yang terkenal sampai Jakarta. Sudah benar2 berubah kelakuan om ane dari yang rajin ke masjid berubah ke diskotik2. Menang, om ane ini terbilang preman yang gampang disenangi karena ngomongnya ceplas ceplos dan cepat akrab. Modal ilmu kebal, om ane pun diberikan lampu hijau untuk mengurusi daerah lemabang, boom baru hingga ke pasar kuto. Walau daerah pasar kuto saat itu letaknya dekat dengan institusi angkatan air, tapi zaman orba Angkatan tanah sangat berkuasa. Apalagi, 2 abang dari om ane memang tentara atau katakanlah keluarga tentara lah.

Urusan kekebalan om ane memang bukan isapan jempol karena ane melihat dengan mata kepala sendiri. beberapa kejadian terjadi di depan mata ane. Misalnya, pernah waktu itu ane lagi mesen Tekwan (makanan khas palembang pasti pada paham lah) dan berdiri di pinggir jalan sembari melihat tukang tekwan meracik makanan ane. Sembari ane menunggu selesai dibuatkan, datanglah salah satu orang yang ramah bener ke ane. Waktu itu ane kagak ada pikiran apapun, karena ane kagak kenal orang2 di sekojo dan ane anggap orang yang ikutan mesan tekwan juga. Sembari basa basi dengan pemuda ramah ini, om ane pun menyamperin ane pakai motor dan juga memesan tekwan.

Si pemuda ramah ini pun menyapa om ane, dan mereka pun ngobrol biasa. Tak lama karena posisi kami di pinggir jalan dekat rumah warga, salah satu warga pun menyapa om ane. Memang om ane ini ramah seperti ane bilang, suka ngobrol dengan siapapun. Om ane pun muter motornya dan mengampiri seorang warga dan ngobrol di depan pagar rumahnya. Ane kembali fokus ke tekwan dan melihat om yang ramah ini tiba2 diam dan wajahnya fokus ke om ane. Dia pun berjalan perlahan dan ane mikir mungkin pengen ikut nimbrung ngobrol bertiga. Rupa2nya, si pemuda ramah ini mengeluarkan pisau dan langsung menghujam ke daerah pinggang.

Ane pun terkejut dan teman om ane pun teriak. Baju om ane pun robek tetapi tak ada darah apapun yang muncrat. kembali ne pemuda menghujamkan ke punggung om ane karena memang posisi lagi di atas motor. Ane yakin normalnya pasti nancep soalnya keliatan bener kuatnya si pemuda ini menghujam pisaunya. Om ane langsung lompat dari motor dan menangkap tangan pemuda ini dan menghujamkan ke paha nya. teriakan aduh dan terkapar dari pemuda ini dan darah pun mengucur di tanah.
"kau masih untung tidak kuhujamkan ke dada atau perut kau, masih kuijinkan kau hidup, siapa kau? siapa ngirim kau nak bunuh aku hah?", interogasi om ane
"ampun, ampun ***. Aku disuruh sama si *** (preman bebuyutan yang ingin mengambil alih jagaan om ane", ujar si pemuda ini meringis
"kau sudah tau kan aku ne kebal, kenapa kau masih nak nujah (nusuk dengan pisau) aku hah?", ujar om ane dengan gagah
"aku tak percaya, aku nak ngetes, aku sudah pegang jimat anti ilmu kebal", ujar pemuda ini

pemuda ini pun mengeluarkan sesuatu bungkusan seperti bantalan kain hitam dari kantongnya. Om ane pun mengambilnya dan meminta seseorang memanggil becak untuk dibawa ke rumah sakit. Kebetulan ada polisi juga disitu tapi justru disarankan untuk tak perlu membuat laporan ke polisi, karena justru nanti dia yang akan dipenjara karena kasus percobaan pembunuhan berencana. dengan mengaduh2 karena paha yang tertancap pisau, si pemuda justru berterima kasih dan memohon maaf sama om ane Sejak saat itu, desas desus ilmu kebal om ane semakin tersohor.

satu lagi ane lihat bener efek kebal dari om ane ini. kejadian ini mirip, tapi ini agak beda. Memang beberapa ponakan atau sepupu ane jadi petantang petenteng karena disegani orang akibat om ane. Kalau ane, bener2 ga peduli dan bahkan ga pernah make status masih keluarga dari om ane. Nah ini lucu bener akibat ane punya hubungan keluarga dengan om ane, sebut aja ne anak namanya noki. Nah si noki ini terkenal jabalan atau kalau dalam bahasa indonesia berandalan sekolah. Si Noki ini sudah malang melintang dengan sepak terjang tawuran antar sekolah atau duel dengan preman2 pasar apalagi cuman sesama satu sekolah.

Si Noki ini akhirnya dia dipindahkan oleh bapaknya, ke sekolah ane supaya bergaul dengan anak2 normal bukan dengan preman. Rupanya, si Noki ini awalnya tidak mau ke sekolah ane karena terkenal culun2 anaknya. Cuman, ada salah satu preman dan kawan dekatnya seteman permabokan bilang bahwa ga perlu kuatir di sekolah ane karena ada ponakan ****** juga yang sekolah disitu dan menyebutlah nama ane. Si Noki pun akhirnya setuju dan meminta dengan syarat sekelas dengan nama ane. Mungkin dipikirnya biar bisa jadi centeng sekolah atau jadi anak buah ane. Bisa malakin anak2 sekolah dan kemewahan bak macan di kandang ayamlah.

Akhirnya si Noki pindah ke kelas ane sebagai siswa baru dan segera mencari2 nama ane dengan melihat name tag di baju tiap siswa kelas. Ane lihat bener si Noki duduk di depan kelas dengan tasnya dan memperhatikan setiap name tag anak2. Kawan2 ane yang lugu2 pun menyapa dia tapi semasa bodoh saja si Noki. Waktu itu ane selalu pakai jaket kalau masuk kelas dan membukanya setelahnya.
"eh, siapa itu wak, berandalan depan kelas?, anak baru ya? mudah2an bukan anak kelas kita, bisa mati kita kena palak", ujar teman sebangku ane yang sangat culun
"ah, anak pindahan? preman gitu bisa ketrima disekolah kita?", ujar ane

Kami pun melupakan si Noki dan kebetulan jam pelajaran mau dimulai. Seperti biasa, di kelas ane selalu kelakaran dulu tiap pagi dan sibuk dengan aktivitas kejar tayang pekerjaan rumah yang diselesaikan di sekolah (kecuali ane). Karena PR ane selalu digilir, ane pun duduk tenang dan ngobrol2 kelakar dengan teman ane. Si Noki pun masuk ke dalam kelas dan diperkenalkan oleh wali kelas ane. Kebetulan kursi kosong persis berada di depan ane dan duduklah dia sebangku dengan si babay (teman ane yg ane ceritain di thread sebelumnya). Dengan petantang petenteng layaknya preman, dia duduk mendekati kursi dekat si babay. Si babay pun keliatan sangat dingin dan kaku karena bener2 preman.

Dia pun melihat name tag ane dan seperti terkejut. Ane ga mikir aneh2 saat itu, dan si Noki duduk terdiam dan seperti salah tingkah. Tiba2 langsung menyapa ane dengan sangat ramah dan bahkan seperti bertindak anak buah ane. Ane kaget dan membalas juga dengan menanyakan asal sekolah, tinggal dimana, nama siapa dll. Tak lama dia pun mengeluarkan sebuah potongan kertas dan mendekati ane. Rupanya ingin memastikan nama yang tertera persis dengan nama ane.
"kau ini ponakan **** kan?", ujar Noki
"ah, iya kok kau tau?", ujar ane yang keheranan. Bahkan teman2 ane pun kaget dan baru tau saat itu karena ane kagak ada keliatan preman2nya. Langsung heboh dan protes mungkin juga salut karena ane kagak pernah menggunakan unsur preman ketika berteman dengan mereka.

"ah, masa kalian ga tau?", ujar Noki keheranan
si Noki pun seperti terkesima dan terdiam. Dia pun berujar untuk jangan sungkan2 untuk nyuruh2 dia dan meminta ane untuk memperkenalkan dia dengan om ane.
"ah, aku tak ada urusan dengan om ane, kalau kau nak jadi Preman, kau ke lemabang (pasar) saja", ujar ane bener2 ga tertarik
Si Noki pun keheranan dan merasa aneh karena dia dekat dengan sepupu ane yang sekolah di salah satu sekolah swasta dekat lemabang. Sangat terkenal berandalnya dan bahkan sama2 hoby petantang petenteng. Sedangkan ane malah ramah dan kelakaran bahkan tak ada rasa ingin menindas layaknya sepupu2 ane.

Singkat cerita sebulan kemudian, si Noki mulai bercerita dan mengutarakan ke ane dan teman2 bahwa dia mulai menyadari dan mengikuti gaya ane.
"ternyata, disenangi dan disegani itu lebih enak disenangi yah", ujar Noki
"maksudnya gimana Noki?", tanya ane
"iya, kek kau gini, keliatan disenangi padahal kau ne bisa nindas, aku juga merasakan ternyata kalau disenangi tuh badan ne enteng dan bawaan ketawa terus, kalau disegani tak berhenti2 rasanya mau emosi terus, tiap hari ada aja yang ngajak berantem", ujar Noki
ane dan teman2 pun ngakak dengan penuturan si Noki.
"iya, aku tuh sempet bingung, kenapa si ponakan preman ini ga keliatan premannya sama sekali, bahkan juara kelas, rata2 sepupu yang lain tuh bodoh2, sebelas dua belas dengan aku", ujar Noki sambil garuk2 kepala

akhirnya si Noki mulai berubah dengan sifat premannya dan mulai rajin mengerjakan tugas dengan mengkopi dan mencontek (sudah lumayan ada usaha). Tapi satu hal yang paling inget dari Noki ini waktu pelajaran bahasa inggris, secara tiba2 badannya keringatan layaknya orang maen bola kaki. Ane banyak cerita2 dari Noki ini yang lucu2 dan ane juga lihat sendiri. nanti kalau kehabisan cerita dan ada yang komen pengen tau ya ane ceritain juga. kalau nggak ya sudah tak perlu . namun ya itu tadi, dosa2 preman si Noki ini masih kebawa hingga ke sekolah ane. Alhasil ane pun terpaksa terlibat apalagi si Noki meminta ane terjun langsung karena status ane sebagai ponakan preman.

Pernah si Noki tiba2 pagi itu memberi tau ke ane bahwa balik sekolah ikut dia ke salah satu tempat nongkrong karena dia mau digebukin anak2 sekolah dari salah satu sekolah terkenal berandalnya. Ane pun duduk di warung bakso sama si Noki dan datanglah berandalan ini, anehnya salah satu anak kenal ane dan langsung menyapa ane. Ane juga tau ne anak, karena dia ini tempat langganan ane makan pempek sarapan pagi. Setelah menjelaskan bahwa si Noki ini sahabat ane, alhasil mereka pun ga jadi gebukin si Noki dan berdamai. Padahal kata si Noki, dia selalu was was keluar karena sangat takut dengan anak penjual pempek ini terkenal dengan sebutan Remon Obeng karena selalu menusuk musuhnya pake obeng (ada kisah juga ne remon obeng yang ternyata kawannya juga aneh2 dan lebih gila dari dia )
beberapa kali isu sekolah mau diserang sekolah laen pun beberapa kali terdengar sejak Noki bergabung dengan sekolah ane dan ane diminta untuk standby kalau diserang

nah balik ke cerita pengalaman ane lihat kekebalan om ane. Waktu itu ane pergi ke lemabang karena mesti foto. Selagi ane nunggu kawan ane selesai berfoto, ane pun ke depan toko dan melihat om ane. tiba2 terdengar teriakan dari 5 orang yang turun dari mobil dan menyerang seseorang yang langsunglah ane penasaran mendekat. DI sela2 menghindari orang kabur, ane mengendap dan menyaksikan om ane rupanya yang dikelilingi 5 orang ini. Bajunya sudah compang camping tapi tak ada darah sama sekali. 3 kali 5 orang ini membacok parangnya ke badan om ane, hanya membal. Bahkan sangking penasaran dan frustasinya, salah satu penyerang ini membacokkan parangnya ke dudukan kayu warung langsung terbelah dua. Mungkin tak percaya dengan ketajaman parangnya. Rombongan om ane akhirnya datang dan membantu menangkap lima orang ini dan segera dibawa kantor polisi. Lagi-lagi orang suruhan dari preman bebuyutan om ane.

nah disini mulai tampak menurunnya kekebalan om ane tidak seperti awal2. Ane pun ketika balik ke rumah, melihat om ane sedang duduk di ruang tengah ngobrol2 sama nenek dan abang2nya. Disitu badan om ane tampak biru2 lurus seperti bekas luka dalam dari tebasan parang.
"nah, ini sudah tanda2, sudah agak ilang ilmu kau tuh gara2 kau tak lagi rajin solat dan ngaji, hati2 kau, kurangilah ke diskotik tuh", ujar nenek ane
"ah, masa? ah tak mungkinlah", ujar om ane
"nah kau ini, nanti kalau sudah menetes darah kau, baru kau menyesal. ingat ilmu kebal kau tuh suka sama orang alim bukan sama tukang orgenan (selalu dugem)", ujar om ane
ane pun tak mau nimbrung karena rasa segan dengan orang2 tua.


suatu ketika benar saja, darah om ane bener2 menetes dan tangan dan kakinya terluka parah. Ane ingat waktu itu sewaktu balik sekolah, ane berjalan ada pecahan kaca mobil berserakan dan ane sangat heran ane pikir waktu itu kecelakaan mobil. Sejurus beberapa meter ane terus maju pakai motor, ane melihat mobil om ane dipinggir jalan dengan kaca habis dan mobil tergores tapi tidak ada penyok layaknya mobil kecelakaan. Ane pun langsung turun dan melihat di pojokan jalan om ane bersimbah darah tangan dan kepalanya, salah satu tangan sepertinya tak bisa digerakkan. Om ane hanya berdiri dan ane ga berani ngomong apapun mungkin shock dan memang orang2 sudah panik terutama anak2 buahnya. Taklama polisi datang dan segera mengangkut om ane kemungkinan ke rumah sakit.

Ane pun seperti mati rasa dan segera balik ke rumah nenek ane dan disitu ane hendak menyapa nenek ane alias pengen membesarkan hati dia. pasti normalnya, ane aja sebagai ponakan shock apalagi nenek ane yang sebagai emaknya om ane. Pasti pikiran ane bakalan nangis atau shock. Walah dalah, apa dinyana ketika ane masuk ke dapur hendak mencari nenek ane, disitu nenek ane rupanya sedang apa gansis? nenek ane sedang MENGASAH PARANG FISABILILAH!!!

ane nyebutnya parang fisabilililah karena mirip pedang2 zaman nabi. nenek ane fokus mengasah parang dengan bunyi sring sring yang tak henti2.
"nek, om ***** kena serang orang", ujar ane
"iya, sudah tau, ini lagi kuasahkan parang buat nebas orang itu, pokoknya aku tak rela anak aku dibegitukan", ujar nenek ane dengan santai
"ini parang dari mana nek?", ujar ane
"ini disimpan, bawaan puyang (buyut) kau, biasanya tak perlu diayun cukup di angkat ke atas, sudah kabur, tapi tetap perlu diasah namanya parang", ujar nenek ane
ane pun tertegun model nenek ane begini, bukan lemah jantung atau berusaha mencari damai malah merestui anaknya untuk bertempur karena menyangkut harga diri keluarga ujar nenek ane.

om ane pun balik ke rumah sekitar sore dengan posisi tangan diperban dan dijahit. Uniknya om ane masih santai dan bersendau gurau padahal darah sudah menetes banyak. Beberapa preman besar dengan mobil mewah datang menyambangi om ane. Sepintas ane dengar mereka tidak ada kaitan dengan urusan penyerangan ini dan sudah merestui untuk menghabisi ne musuh bebuyutan. Padahal masih terhitung ponakan salah satu preman besar waktu itu. Cuman memang sudah berulang kali, layaknya anak kemarin sore tak tau adab langsung konfrontasi ujar om ane.
"pokoknya, kalau tidak ada resolusi atau kata maaf dan ganti rugi, jangan sebut nama aku", ujar om ane di depan kumpulan preman ini.

ane pun sempat disarankan untuk tidak sekolah, waktu itu perasaan tidak bisa bersekolah lebih horor bagi ane daripada ancaman ane juga bakal kena bunuh. Soalnya, ada desas desus pengen menghabisi seluruh keturunan dari nenek ane. Ane yang kagak pernah terlibat urusan preman pun harus kena terlibat. Cuman ane tetep lillahitaalah karena ane yakin, ane kagak pernah terlibat nongkrong2 bareng om ane seperti sepupu2 laen otomatis ane kagak ada sangkut pautnya. Bahkan bokap ane pun dari batam terpaksa dipanggil karena memang ada pesan dari kakek ane kalau ada keluarganya yang hendak dibunuh, maka seluruh saudara harus ikut membantu atau terbunuh bersama2 di medan perang layaknya fisabililaah. Mungkin inilah ide awal kenapa ne parang disebut fisabililah.

Bokap ane pun datang dan bermalam bersama kami. Sembari mengobrol dengan ane dan abang, bokap ane pun berpesan bahwa harus siap kalau kehilangan bokap ane dan ane juga bersiap untuk tidak sekolah lagi. Ini baagi ane lebih horor kalau tak bisa bersekolah bukan kehilangan bokap aane (saat itu ). Tengah malam, mereka pun bersepakat bertemu di salah satu lapangan rumput untuk bertempur. Ane dan abang ane tak tidur malam itu dan menunggu berita berharap bokap ane selamat. alhamdulilah, ternyata benar ketika parang itu diacungkan dan memang om ane punya panah kecil yang katanya hanya perlu di tiup langsung menancap ke jantung. membuat para gerombolan musuh bebuyutan om ane ini kabur tunggang langgang.

padahal, jumlah mereka 3x lipat dari rombongan om ane. Memang musuh bebuyutan ini orang berduit dan bisa merekrut preman2 bayaran. Ya namanya preman bayaran, tak sebanding dengan preman tempaan dari mental ujar om ane. Alhasil, bertekuk lutut dan bersumpah tidak akan menginjakkan kakinya lagi di Palembang. Om ane pun sepakat dan langsung dengan janji mobil om ane di perbaiki dan dapat duit 50 juta ga salah ane. Ini cerita bokap ane waktu dia pulang. selesai subuhan, ane pun sekolaah seperti biasa dan rupaanya cerita darah om ane yang sudah menetes lebih menarik dan menjadi desas desus ketimbang hasil menang dari musuh bebuyutannya.

nah singkat cerita memang om ane akhirnya mengakui bahwa sejak desas desus darahnya menetes, dia tak lagi disegani seperti sedia kala. Saat itu dia sempat menjadi down dan memakai narkoba. makin habis badannya dan semakin habis pula sisa-sisa ilmu kebalnya. banyak orang sudah tidak takut lagi ke om ane, bahkan dia pernah kehilangan motor waktu dugem di agung darma. Dia semakin down ketika anak pertamanya cowok meninggal tabrakan ala adu kambing dengan bus kota. Hampir setiap malam pada 3 bulan pertama anaknya meninggal, om ane selalu tiap malam ke kuburan menangis hingga pagi. Ane pun sempat melihat sosok anaknya ini di rumah nenek. Memang, ane akuin anaknya ini tidak nakal cuman manja. Sama ane pun bener2 hormat dan ramah. Ane selalu ingat senyumnya sebut aja robby. Penampakan robby beberapa kali ane lihat sebulan pertama dia meninggal. Waktu itu seperti biasa, kamarnya robby ini tak jauh dari dapur rumah nenek. Nah kebiasaan robby ini suka duduk di kegelapan dekat sofa belakang. Sesekali ane tau dia suka negor ane dan tersenyum sambil nanya "ngapain kak? atau belum tidur kak kalau pas begadang". Nah waktu itu ane kebelet wc dan melewatilah sofa ini. tiba2 ada yang manggil ane "kak adit". ane bener2 respon normal karena tau itu suara khas si robby. saat itu ane lupa bahwa robby sudah meningal. disitu ane lihat persis bayangan samar2 si robby dan dia tersenyum dengan ramah. Ane bener2 mencium wangi dari sosok ini dan saat itu ane kagak merasa takut sama sekali. Karena mungkin dia baik selama hidup, juga memang wangi dan ramah walau sudah jadi penampakan. Ane pun menyuruh robby untuk ikhlas dan pamit. Si robby cuman bilang "papa". ane tau maksudnya gara2 om ane sebagai papa robby belum ikhlas dan selalu mengharapkan robby hidup kembali. Mungkin itulah yang menyebabkan robby tetap balik ke rumah. Ane pun menceritakan ini dan om ane bener2 terdiam dan menangis juga bahagia karena ane cerita seperti apa adanya. sejak saat itu om ane pun sudah berhenti menangis di kuburan dan hanya rutin mengadakan yasinan di tempat ortu istrinya.

Semakin lama, kejayaan om ane semakin menurun apalagi zaman sudah berganti, tidak ada lagi model preman2 yang berkuasa tetapi sudah polisi. nah untungnya om ane ini semasa dia jadi tersohor namanya, dia membangung relasi yang baik. Kepada sesama penjaga toko yang dia jaga dulu tidak model menindas tapi sudah dianggap keluarga dan sama2 menguntungkan. Apalagi sesama anggota, dulu om ane banyak membantu para pejabat militer dan polisi sehingga relasi mereka tetap baik. Apalagi sekarang masuk dalam satpol PP dan kamtibmas begitulah. Memang ane tau, para pemilik toko2 chinese di lemabang tetap memberikan uang keamanan sukarela ke om ane, karena memang om ane bener2 profesional dan menjaga aset toko2 ini.

para residivis spesialis pencurian pun segan dengan om ane, jadi dia tak pernah berani buka toko pake linggis di daerah jagaan om ane. Nah om ane saat ini sudah kembali hidup biasa tapi ane lihat dia juga aktif berorganisasi dengan afiliasi dibawah binaan angkatan tanah. Dia sudah mulai kembali berusaha mempelajari Islam lebih baik. dulu suka sabung ayam, sekarang tetap saja hoby ayam cuman tidak ditarungkan untuk dijudikan. tapi sesekali ane tetap melihaat om ane menarungkan ayamnya ujarnya untuk mengingatkan ayamnya bahwa dia tetaplah jagoan

Om ane pun paling bersemangat kalau berziarah ke makam bokapnya di dusun dan pernah ane ikut disitu om ane benar2 menangis karena telah menghilangkan ilmu turunan buyut dengan mengabaikan pantangannya. Tapi anenya dia bermimpi, sebenernya ilmu itu tidak hilang cuman ngambek saja. Jadi jin nya tetap ada di rumah nenek dan akan ikut kepada keturunan yang dipilihnya