Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#4590
3 Years Later
NOVEMBER, 2013

“Kita sebentar lagi akan mendarat di bandara Soekarno-Hatta..” begitulah bunyi pengumuman yang membangunkan gw dari tidur yang nyenyak ini. Pramugari yang menyadari kalau gw sudah bangun langsung bergegas mengambilkan gw segelas jus apel untuk memuaskan dahaga gw. Di sebelah gw, Ulric sedang meminum wine yang tersisa di gelasnya.

Empat bulan sudah berlalu sejak gw bangun dan pingsan karena ditinju dr.Leo. Selama empat bulan ini banyak yang terjadi, gw dan dr.Leo sedang dalam keadaan perang dingin, ketiga saudara gw, Timur, Ion, dan Vania, jadi mengasingkan gw, dan Anastasya memutuskan untuk kuliah di Indonesia setelah lulus SMA. Terus kenapa ada Ulric sekarang bersama gw? Ternyata Timur dan dr.Leo lah yang berhasil menangkap Ulric dan mengorek semua cerita akan apa yang gw alami, mengenai Valli, mengenai balas dendam gw, semuanya. Alhasil dia dikurung sama Timur di tempat gw dirawat dulu selama hampir seminggu. Karena dia udah ketawan sama Timur, demi keselamatannya, gw jadikan dia jadi semacam asisten yang terus menemani gw kemana-mana.

Sementara apa yang gw lakuin selama empat bulan ini? Orang-orang bilang gw berubah menjadi gila dan suicidal. Panggilan yang berlebihan, padahal gw memilih pergi ketempat yang penuh konflik yang membuat probabilitas gw untuk mati menjadi tinggi, tapi alas, selama empat bulan ini, kejadian-kejadian aneh selalu membuat gw terhindar dari sesuatu yang membahayakan. Oh ya. Oh ya malah ngelantur. Jadi apa yang gw lakuin selama empat bulan ini? Lo bisa bilang gw bekerja menjadi pengumpul barang rongsokan, merestorasi barang rongsokan itu, lalu menjualnya dengan mahal, a recycler.

Gw membuka HP yang gw ambil dari kantong celana ini, membuka sebuah aplikasi dan memandang sebuah pesan yang terkirim empat hari yang lalu.

Quote:


Pesan singkat yang berhasil membuat gw tersenyum.

“Aaaah panasss.” Keluh Ulric disamping gw.

“Negara topis Ric. Normal kalo panas.”

“Ahhh panasss, lengkett, basahhh.” Keluh dia lagi.

“Ngeluh mulu kaya anak-anak lo.” Tegur gw.

“Lo bilang begitu, tapi lo keringetan juga Di.”

Gw menyeka dahi gw yang basah oleh keringat. Aneh, padahal masih dibandara tapi badan gw kayak menolak untuk merasakan hawa panas ini. Gw buka kemeja yang gw pakai ini, hanya menyisakan kaos oblong berwarna pink di badan gw. Damn. Bener juga kata Ulric, panas banget. Ini November harusnya dah musim ujan, kenapa bisa panas gini.

“Di… Gw butuh wanita.” Ucap Ulric tiba-tiba.

“Dan kenapa lo ngomong ini ke gw? Apakah gw terlihat seperti seorang pimp?” tanya gw.

“Well… you know…”

“Haaah.. anak dibawah 17 tahun kebawah itu off limit. Kalau mau cari di tempat-tempat dugem banyak. Easy-catch disana.”

“Ada tempat rekomendasi?” tanyanya.

“Haaaah. Banyak. Tinggal cari di gugel. Nanti gw kasih tempat high-end shit nya.”

“Woaaaa.”

“Jangan nyusahin gw.”

“Siap bos!”

Gw dan Ulric pun memutuskan untuk berpisah. Sekarang gw berada di lobby kedatangan internasional, disekitar gw banyak orang berlalu-lalang, dan telinga gw dipenuhi oleh suara bising orang yang mengobrol dan suara pengumumann bandara. Haaah. Sudah 3 tahun gw tidak menginjakkan kaki di tanah ini, waktu yang singkat, tapi juga terasa sangat lama. Gw mengangkat tangan kanan gw dan mengarahkannya ke sebuah mobil.

“Teksi.”

+++


Bukan Jakarta namanya kalau tidak ada macet di jalanan. Bukan main, gw terjebak macet hampir 4 jam, apa guna jalan bebas hambatan kalau malah terhambat sampai tidak bergerak seperti ini? Baru 4 jam gw disini, dan rasanya gw udah mau pergi lagi. Gw sempatkan untuk mampir disebuah mall di Pondok Indah, membeli hadiah-hadiah untuk Anastasya. Setelah itu gw mengambil taksi lagi, dan mengarahkannya untuk menuju sebuah universitas di depok.

Gw akhirnya sampai di kantin dalam sebuah fakultas universitas ini. Terlihat banyak mahasiswa dan mahasiswi yang ramai memenuhi kantin ini. Jam tanan hitam di kiri tangan gw menunjukkan pukul 1 siang, mungkin jam istirahat, atau waktu kosong makanya rame, pikir gw. Gw langsung berjalan menghampiri sebuah kios yang lagi tidak banyak pembeli ini, kebetulan juga kios ini terletak di pojokan yang agak sepi daripada spot yang lain.

“Bu Indomie dua, yang lengkap ya.” Ucap gw sambil mengeluarkan duit 20 rb an.

“Bukan mahasiswa ya mas?” tanya ibu itu.

“Bukan bu. Kok tau?”

“Ya mana ada mahasiswa pake celana pendek sama kaos doang kayak mas hahaha.”

“Ya gimana lagi, panas bu.”

“Kalo panas, minumannya juga dibeli dong mas, jangan aqua doang.”

Gw hanya tersenyum tidak membalas omongan ibu itu, gw langkahkan kaki gw ke meja paling pojok di kantin ini. Gw membuka HP gw, menggerakkan jari-jari ini untuk menyesan pesan hangat untuk Anastasya.

Quote:


Tidak lama kemudian, indomie yang gw pesan pun datang, yang langsung gw lahap habis tanpa ada sisa apapun. Sya masih belum juga datang. Badan gw mulai terasa lelah, membuat gw tanpa sadar, melipatkan tangan dia tas meja ini, lalu menaruh kepala di atas lipatan tangan gw, membuat gw perlahan tertidur.
Diubah oleh open.minded 12-01-2022 09:24
kkaze22
sormin180
junti27
junti27 dan 35 lainnya memberi reputasi
36
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.