Pusaka Pak Harto (2)


Akhirnya, seminggu sebelum ujian CPNS di institusi tersebut dimulai, ane sudah menginap di rumah om Ane yang terhitung juga pelatih di batalion tersebut. Rumah dinasnya lumayan besar tapi cukup tua karena memang pangkat om ane waktu itu sudah lumayan, Letnan satu kalau tidak salah. Di rumah dinasnya, relatif ga ada hal2 yang aneh selain memang sepi aja suasananya. Ane tidur di kamar tengah dan walau ane ngerasa diliatin, tapi sepertinya sekarang ane tau bahwa ada pegangan om ane. Om ane bilang setiap komandan harus punya "pegangan" supaya nambah karisma dan naek pangkat pun tak ada hambatan, ane wallahualam dah.

Seperti biasa, ane mempersiapkan diri dengan contoh2 latian soal untuk persiapan tes masuk institusi itu. Ane pun cuman berkutat di dalam rumah dinas dan kebetulan om ane sibuk setiap pagi sudah berangkat sebelum ane bangun dan balik baru ketika ane sudah tidur atau ketika ane begadang nonton di kamar. Melihat ane begitu serius latian, om ane pun optimis ane bisa lulus. Cuman waktu itu dia menyarankan ane buat memperkuat chance ane supaya lulus dengan tidak hanya mengandalkan otak ane, tapi juga hal2 lain.
"dit, kau nak kasak kusuk ga?", ujar om ane
"kasak kusuk? maksudnya om?", tanya ane balik
"ya, namanya tes masuk institusi negara di pusat begini, orang2 pasti pada kasak kusuk dit, sedangkan om saja ne pengalaman bimbing anak tes di daerah supaya keterima jadi angkatan perlu om kasak kusukkan", ujar om ane

ane baru paham maksud kasak kusuk berarti model deking dan titipan dan juga mungkin ada sogokan ke orang tertentu
"oh, itu om. Ga usalah om, kalau memang tak nembus, berarti percuma namanya lembaga pengetahuannya indonesia, kalau tidak mengandalkan murni otak", ujar ane yang sangat idealis dan percaya diri
"ya, kau tidak salah dit mikir begitu, om lihat pun sepertinya kau rajin solat dan ngaji, ya tak ada yang perlu dikhawatirkan, apalagi sudah lillahitaalah ya kan, cuman kalau kau mau supaya menambah keyakinan kau, om bisa temankan", ujar om ane
"maksudnya gimana om?, kalau nak ikut2an nyogok2 untuk apa om aku belajar mati2an, lagian itu sama aja merendahkan otak aku om", ujar ane
"ya sudah, kalau kau tak mau. tapi kalau mau bersaing di ibukota begini sudah biasa orang2 sini pakai ilmu tambahan diluar ilmu sekolahan", ujar om ane

"maksudnya ilmu apa om?", ujar ane
om ane pun tertawa karena kepolosan ane
"ya sudah, tergantung kau, nak ilmu apa? karena di jakarta ini orang2 dari yang paling alim sama yang paling syetan ada. Jadi perlu ilmu minimal buat kau jaga diri, mungkin kau mau ilmu kebal, biar kalau berantem bisa jaga diri", ujar om ane
"hah, untuk apa om ilmu2 gitu, sebisa mungkin tak perlu adu fisik, kalaupun terpaksa ya sudah lari aja", ujar ane
"ya betul itu, lari aja kalau mau berantem, tak guna disini. tapi minimal kalau kedesak bisa jaga diri lah kau. Om ada guru di Banten sana, deket air terjun, kita ke sana kalau mau sekarang, 2 malam saja, pas ini sebelum tes biar dapat ilham dan kelancaran aja, ayok kalau mau", ujar om ane

ane pun otomatis menolak dan merasakan kengerian untuk berurusan begitu2an. Apalagi, naluri ane bener2 seperti najis untuk berurusan dengan ilmu2 kebal yang cuman digunakan buat petantang petenteng.
"ah tak usalah om, biarlah, kalau nasib ya lulus, kalau tidak ada nasib ya sudah, yang rugi institusi ini", ujar ane
"ya om paham, idealis kau tinggi. Kau masih muda, masih banyak pilihan, cuman sepengalaman om di jakarta ini kalau tidak ada dekingan, apalagi tak mau kasak kusuk, sudah pasti tak akan di pertimbangkan mau sebegimana kau pintarnya", ujar om ane
"biarlah om, tak papa, tak lulus bukan akhir yang penting sudah berusaha terbaik", ujar ane
"jadi bener tak mau kasak kusuk, mau murni saja?", ujar om ane
"ga om, biarlah, murni semurni2nya", ujar ane dengan percaya diri

Hingga memasuki hari tes pun tiba, ane diantar om ane untuk tes. Kebetulan saat itu hari minggu, jadi om ane ada waktu buat antar ane. Alhamdulilah ane selalu melewati tes dengan baik hingga masuk ke dalam nominasi wawancara akhir. nah ini lucunya, ane termasuk nominasi wawancara tapi kagak ada undangan buat wawancara . Om ane pun sempat mengajak ane buat bikin keributan di institusi itu karena tidak fair dan terkesan tertutup tak ada penjelaasan. Cuman ane buat apa ribut2 begitu, pola pikir ane yang rugi ya institusinya dan perjalanan hidup ane tidak akan berakhir. memang ane sudah merasakan keanehan waktu ikut tes. Soalnya, waktu sedang fokus2nya tes, si pengawas tes bukannya mengatakan kepada para peserta "tolong hati2 menjawab dan waktu masih lama, silakan berusaha terbaik". Yang terjadi malahan si pengawas ngomong bahkan ke ane "ya, kalau tidak lulus jangan kecewa, masih ada tempat tes lainnya".

ane bukan mau berfikiran negatif, tapi bagi ane sangat tidak pantas ngomong begitu. dan seolah2, menunjukkan memang kami2 ini tidak akan diterima di institusi tanpa perlu melihat dari hasil tes. selidik punya selidik, ane ketahuin memang mau jadi pegawai disini tidak lewat tes begini tapi seperti ikut dalam kelompok hibah penelitian bertahun2. Dan apalagi, slot untuk jadi bagian tim inti sangat sedikit dan dimonopoli oleh sosok tertentu saja. Singkat cerita, walau ane kecewa tapi ane berusaha mengingat mimpi ane yang memang tidak menyuruh ane buat jadi PNS waktu itu.

Om ane pun berusaha menghibur ane dan menyuruh ane supaya jangan buru2 kembali ke kontrakan abang ane. Karena, nanti masih ada tes2 di tempat laen, bahkan om ane menawarkan agar ane coba tes tentara dari jalur sarjana namun ane kagak minat jadi anggota. mendengar ane menolak dan mungkin om ane mengakui bahwa ada sesuatu di dalam diri ane, dia pun membahas sesuatu yang ga kepikiran sama ane waktu itu. Meskipun ane sudah sempat dapat dalam mata kuliah pelajaran sejarah kepemimpinan Indonesia.

"mungkin kau ini nak jadi Presiden apa ya?", seloroh om ane
"ah? gila apa om? mau jadi menteri aja sudah ga kebayang. Kalau masih SD iya masih pede bilang pengen jadi Presiden, sekarang mau lulus tes barusan aja uda gagal karena ternyata tidak ada yang semulus dan semurni yang aku bayangkan", ujar ane sambil ngakak2
"nah kau sekarang tau kan, ya om sebenarnya sudah tau, cuman kau sudah berkeras dan juga mungkin kau pengen dapat pengalaman begini, ya sudah om biarkan saja. Tapi sapa tau memang kau ada bakat ambil ilmunya Presiden kita dulu", ujar om ane
"ah, Ilmu Presiden? Presiden siapa om?", tanya ane penasaran
"itu, Pak Harto lah, siapa lagi, mana ada presiden kita yang sekharisma dia, bisa 30 tahun lebih berkuasa, kalau ga ada ilmu-ilmu tambahan", ujar om ane

"hah, emang ilmu tambahan apa om?", tanya ane lagi
"nah, sudah nanti malam kau ikut om atau kau susul om aja sekitar jam setengah 12 ke lapangan depan sana (lapangan rumput), dekat tiang bendera, nanti disana om tunggu habis ngelatih anak2 dari PLN abis prajab mereka", ujar om ane
"emang ada apa om disana?", kata ane penasaran
"katanya kau mau tau ilmu tambahan Pak harto. coba om mau tes, bener dak dugaan om kau ini ada bakat", ujar om ane
"bakat apa om?", ujar ane

om ane pun mulai cerita tentang Jin mekkah yang ikut kakek ane dan sekarang ilang tak laagi di rumah Palembang. Menurut om ane, ne jin sudah ngikut ane dan sedikit banyak membuat ane bisa merasakan hal2 ghaib dan lumayan ada isi tanpa ane sadari. Dan memang kata om ane, ne Jin ga ane aktifin aja, tapi kalau ane tterdesak atau dalam bahaya biasanya langsung melindungin ujar om ane. ane pun garuk2 kepala, dan tak percaya tapi penasaran juga dengan namanya ilmu Pak Harto dan apa kaitannya ane mesti ke lapangan rumput tengah malam.

malam itu, om ane beberapa kali balik ke rumah dan mengingatkan ane buat pergi menyusul dia ke lapangan rumput sebelum jam 12 atau lebih bagusnya jam setengah 12. Ane pun di dalam kamar memasang alarm dan ketika tepat jam 11.10 ane langsung berpakaian dan menuju lapangan rumput. Disitu ane masih melihat beberapa anak prajab yang masih bercengkrama dengan om ane. Anehnya, tepat jam setengah 12 memang suasana di lapangan rumput dekat tiang bendera malam itu benar mendadak dingin dan sunyi. Membuat banyak orang sebelum setengah 12 langsung bubar dan tinggal ane berdua dengan om ane.

"om, dimana ilmu pak harto?", tanya ane
"kau tunggu aja disini, bisa tak kau lihat, biasanya sebelum jam 12 nanti kelihatan muncul dekat2 sini", ujar om ane
kami pun berdiri di dekat persis tiang bendera dan om ane melihat ke sekitar dan ane saat itu melihat jam sudah hampir jam 12 tepatnya 5 menit sebelum jam 12.
nah disini, ajaib bener yang ane saksikan. tiba2, dari jarak sekitar 5 m ane berdiri di tiang bendera, ada seperti batu yang bercahaya seperti kembang api keluar dari dalam rumput.
dia terbang hingga setinggi ane sekitar 1 menit tertahan, kemudin perlahan naik tinggi setinggi tiang bendera dan mungkin sekitar 50 m batu bercahaya yang mercik2 seperti kembang api meletus dan hilang.

mungkin ente mengira ane melihat kembang api, tapi kembang api masa bisa melayang 1 menit terus terbang tinggi dengan perlahan hingga meletus. dan ini anehnya lagi, ketika dia meletus tidak ada asap2nya sama sekali. Sama sekali tidak ada asap gansis wallahualam.
ane saat itu bener2 terkejut dan mungkin pertama kalinya ane melihat barang ghoib ya baru di batalion om ane ini.
"om itu apa om, melayang seperti kembang api tapi kok pelan bener, apalagi ga ada asap2nya?", ujar ane
"oh, jadi kau bisa lihaat? hebat, berarti kau lumayan ada bakat, karena hanya sedikit orang yang bisa lihat, om aja kadang lihat kadang nggak", ujar om ane
"jadi om tak lihat yang barusan?", ujar ane
"nggak, makanya om mau tes kau, bener ga kau ada bakat jadi Presiden", ujar om ane sambil ngakak

ane pun ngakak2 tapi ane kagak penting urusan jadi Presiden. Ane yang penting musti tau, ntu apaan yang terbang barusan dan apa bener itu pusaka Pak Harto. Terus, apa ga ada yang pernah mau coba ambil ini Pusaka. Soalnya kalau dilihat dari terbang perlahan begitu, sangat bisa ditangkap dengan mudah.
"oh, kau nak coba ambil ntu pusaka? boleh, cobalah besok malam lagi, tengok lagi, coba apa bisa kau tangkap", ujar om ane tapi dengan nyengir2 kuda
"memang tak ada yang bisa om?", tanya ane
"sudah kita balik dlu, nanti cerita2 di rumah, om mau mandi juga", ujar om ane

Setelah mandi dan bikin nasi goreng, kami pun menyantap dan ngobrol2 di ruang tivi.
"om, apa kaitan itu batu seperti kembang api dengan ilmu tambahan pak harto?", tanya ane
"oh itu, sebenernya itu batu memang sudah ada di dalam batalion ini. Dulunya itu ditanam entah sama pak Karno apa sama pak Dirman, pokoknya itu memang seperti ada di dalam batalion. entah untuk kharisma batalion ini atau demi hal2 laain om tak paham, tapi pas pak harto naik, itu batu diserap ke kediamannya pak harto. Atau lebih tepatnya mungkin sama ibu Tian. Nah sempat hilang itu batu, tapi setelah ibu Tian meninggal, balik lagi tuh batu kesini, itulah makanya kalau ada yang bilang kharisma pak harto hilang sejak bu tian meninggal, ya mungkin ada benarnya. Waallahualam", jelas om ane dengan panjang.

"oh jadi maksud om ilmu tambahan tuh pusakanya pak harto itu, salah satunya yang disini", tanya ane
"iya, bukan hanya ini, tersebar ke 5 batalion di jakarta. kau kalau mau kesana om bisa temankan, kalau kau minat betul pengen tau", ujar om ane sambil ketawa
"jadi, kalau orang mau jadi presiden kek pak harto, harus bisa mengambil ini pusaka ya om?, pasti banyak orang sudah tau kan?", ujar ane
"hahahhaa, itu siapa paranormal terkenal yang namanya Joko Pinter (kebalikan), pernah kesini izin mau ambil tuh pusaka. Om lah yang mendamping dan menyaksikan. Kata si Joko Pinter, dia disuruh salah satu pejabat tinggi untuk ambil ne pusaka, dan kalau berhasil dia dikasih 3 M, nah om aane bakal dikasih 1 M kalau berhasil. Tapi yang terjadi, Joko pinter terpelanting 5 M dan sempat kerasukan dan akhirnya minta ampun terus kabur", ujar om ane yang terkenang dan ketawa2.

"ah, emangnya joko Pinter tuh bener2 paranormal atau bukan, makanya ga bisa", ujar ane
"kalau om lihat, dia sudah minjam salah satu raja jin buat bantu narik tuh pusaka, cuman ga bisa karena katanya itu Sukma ada perjanjian khusus dengan ibu Tian dan memang hanya bisa diambil oleh orang yang punya primbon yang sama dengan Ibu Tian dan entah bagaimana ilmunya pokoknya gitulah", ujar om ane yang mulai ga bisa jelasin lebih jauh.
ane pun mulai teringat tentang pelajaran mata kuliah tentang teori kekuasaan Indonesia dimana para pemimpin kita identik dengan pusaka2 mistis. Dan ane bener2 menyaksikan bener, jika memang ini salah satu pusakanya pak harto, maka tak heran dia bisa mimpin sampai 32 tahun.

Ane pun segera tidur dan bersemangat akan balik lagi ke lapangan rumput besok malam. Setelah solat isya ane pasang alarm dan menantikan jam setengah 12. lagi2 setelah jam setengah 12 ane melihat seketika suasana menjadi sunyi dan dingin. Om ane yang beres2 pun melihat ane dan menanyakan apa ane perlu ditemanin atau tidak. Tentu ane bilang tidak usah, karena tau om ane sudah capek dan ane pun penasaran pengen komunikasi. Setelah memastikan letak tempat munculnya ini pusaka, ane pun duduk jongkok menantikan pusaka ini terbang dan berniat langsung menerkam ibarat kata seperti kucing ingin menerkam tikus dari lubang persembunyiannya.

Setelah 5 menit sebelum jam 12, rupanya tidak muncul dan ane kebingungan. Ane penasaran dan lihat sekitar, walah dalah rupanya ne pusaka terbang agak jauh dari ane tapi masih disekitar tiang bendera. Ane pun berusaha untuk mendekati ne pusaka tapi sudah terlanjut tinggi dan lewaat dari jangkauan tangan ane. Ane pun bergumam sialan, ane kena tipu sama ne pusaka. Sepertinya tak semudah yang ane bayangkan. Mungkin bener juga kalau sekelas ki joko pinter aja kagak bisa naklukin ne pusaka. Ane pun melihat hal yang sama, batu bercaahaya memercik seperti kembang api campuran warna biru kuning dan merah dan ketika melewati tinggi bendera meletus tanpa asap dan hilang. Suasana ketika batu ini meletus, ane rasakan suasana kembali normal layaknya kota jakarta pada malam hari.

ane pun balik dan geleng2 kepala. Tapi ane masih tak putus asa dan masih pengen berusaha dengan rencana ketika batu ini muncul ane langsung kejar secepat mungkin dan menangkapnya. tidak lagi model nunggu tikus dari lobangnya. Om ane pun rupanya terbangun dan keluar kamar serta menyapa ane tentang apa ane telah berhasil mendapatkan pusaka pak harto
"gimana dit, dapat ga?", ujar om ane
"belum om, aku tunggu di tempat yang sama, rupanya muncul di tempat laen, udah kelewat tinggi ga bisa aku ambil lagi", ujar ane
"hahaha, ya sudah jadi besok mau coba lagi kau?", tanya om ane
"ah, tentulah, penasaran, keknya bisa diambil orang tidak cepat gitu", ujar ane
ane pun tidur sekitar jam 2 an dan bangun agak siang.

Lagi-lagi ane standby sebelum jam 12. Ane langsung ke lapangan rumput dan tidak menemukan om ane. Ane ambil strategi agak jauh dari lapangan rumput bahkan di tanah aspal biar dapat melihat dengan luas.
"hah, lihatlah aku tangkap kau kali ini", ujar ane penuh percaya diri
karena kalau ente lihat gansis, terbangnya batu pusaka ini tak lebih cepat dari terbangnya kupu2, jadi ente pasti bisa punya keyakinan buat ambil ne pusaka
hati ane pun berdegup degup ketika 5 menit sebelum jam 12.

"ttttttttttteeeeeeeeeeeenggggggggggg dddddddddddddeeeeeeeeeeeeeeeeemmmmmm", bunyi berdengung seperti ini ane dengar setiap kali ne pusaka mau muncul
ane langsung melihat rupanya dia muncul di tempat awal ane melihat. Langsung ane tancap gas lari secepat mungkin. Nah disini lucunya gansis, ketika ane dari kejauhan ane melihat masih dibawah, tapi semakin ane mempercepat lari ane, maka semakin cepat juga ne batu naik ke atas. Tapi pas ane berhenti ne batu juga berhenti aatau melambat. Ane maju dia cepat naik, pokoknya seperti maen2 ke ane

"asssseeemmmm, kalau model begini mana mungkin aku tangkaplah", ujar ane dalam hati
ane pun geleng2 kepala, mungkin wajar kalau orang yang pinter aja ga bisa apalagi orang modal kek ane modal optimis dan kalkukasi fisika standar
Ane pun balik ke rumah dan om ane pun rupanya lagi nonton berita.
"gimana dit, berhasil?", ujar om ane yang nampaknya yakin ane dapet
ane pun menjelaskan pengalaman ane dan dia pun tertawa terbahak2. Ane pun menyatakan menyerah untuk mencoba kembali. bagi ane cukup tau bahwa memang benda2 pusaka seperti itu ada dan ane melihat dengan mata kepala ane sendiri. 2 hari kemudian ane pamit dan balik ke rumah kontrakan abang ane.

Tamat.

karena masih ada sisa huruf ane lanjutin tentang cerita om ane yang punya ilmu kebal.


Kisah cerita Si Kebal Sajam

Nah, karena ane menginap sama om ane di batalion, ane sedikit banyak dapat cerita tentang asal usul buyut ane dari sebelah bapak. Nah Kebetulan kata om ane, buyut ane masih ada keturunan pendekar Banten. nah tapi karena buyut ane waktu itu termasuk alim ulama, ilmu kebal ini hanya bisa awet kalau tetap istiqomah menjalankan rukun Islam dan rukun Iman. kalau dilanggar atau bahkan sudah meninggalkan syarat ini, maka ilmu kebalnya otomatis hilang.

Singkat kata, kakek ane dari sebelah bapak waktu itu adalah pejuang pembebasan timor2. Nah disitu dia dikasih salah satu "jin" yang ikut sama buyut ane. Syaratnya seperti ane bilang, rukun islam dan rukun iman harus istiqomah. Alhamdulilah, kakek ane selamat ketika berperang di timor2 dan mendapat gelar bintang seroja kalau tak salah ane. Nah saat itu ketika hendak meninggal, kakek ane harus melepaskan ini Jin dengan cara menyedot lidahnya dan menekan jempol kakinya. Sebenernya, kakek ane waktu itu sudah bilang bahwa yang pantas untuk ambil ini ilmu itu anaknya nomer satu yang memang sangat alim. Ane pun lihat bener, ketika wak ane alim ini meninggal wajahnya bercahaya dan tersenyum.

nah akan tetapi anaknya yang alim ini tidak mau, dan merasa tidak ada guna ilmu2 kebal. Dia mau jadi ulama bukan nak jadi preman ujar wak ane alim ini. Sebenernya kakek ane waktu itu bisa tau ajalnya sudah mau datang karena sudah ada semacam anak buah malaikat izrail yang menyampaikan bahwa Jin yang ikut ke dia harus dilepaskan segera karena mau ditarik nyawanya dalam beberapa bulan ke depan. Akhirnya dengan diskusi panjang lebar, wak ane yang nomer dua yang juga tentara mau mengambilnya. Apalagi zaman orba, tentara bisa banyak jagaan di pasar dan tempat2 hiburan. Perlu ilmu kebal untuk melindungi diri. Namun, wak ane yang tentara akhirnya mengalah dan memberikan kepada adiknya yang paling bungsu.

memang, wak ane ini mengalah karena sudah dikasih tau bahwa jin ini bisa hilang seketika ketika dia merasakan orang yang dimasukinya tidak menjalankan rukun iman dan islam dengan bener. Tentu sayang kalau jin ini kabur karena dianggap salah satu pusaka keturunan buyut ane waktu itu. Alhasil, anak yang paling bungsulah yang dipilih karena dia terbilang rajin solat dan berkelakuan baik. Setelah menyedot lidah kakek ane, tak lama kakek ane jatuh sakit dan dia balik ke dusunnya. Disana dia wafat dan dikebumikan. Tersiarlah kabar bahwa om ane mendapatkan ilmu sakti dari bapaknya. Memang kakek ane ini sangat disegani, kalau dia maau bertindak preman, sudah banyak daerah jagaan dia.

Cuman, kakek ane ini ga maau, dia cukup menggunakan ilmu kebal dan powernya ini untuk mengolah tanah perkebunan dan membuat kolam2 ikan dan rawa2. memaang, tanah olahan dari kakek ane ini sangat luas baik di daerah sekojo maupun di dusunnya. cerita dari nenek ane, semua tanah kolam dan rawa itu modal cangkul doang kakek ane setiap hari. Ane melihat kedalaman kolam dan rawa yang dia olah sama kebun, ane bisa membayangkan betapa strongnya dia. Mungkin itulah ane nurun kenapa bisa setrong begini

Awalnya, om ane setelah mendapatkan jin kebal ini menjadi bener2 anak masjid. Solat di mesjid 5 waktu, mengaji, pakai peci tiap hari. Seluruh keluarga pun bahkan satu kampung saat itu melihat perubahaan dari om ane akibat dari jin kebal muslim yang dia terima dari kakek. Semua pun salut dan menyukai om ane, apalagi memang terbilang ganteng om ane. Namun, om ane berubah menjadi preman saat