Aji tergeragap bangun dari tidurnya. Tubuhnya bersimbah keringat, padahal malam itu cuaca cukup dingin.
Nafasnya memburu, seolah baru berlari berkilometer. Ah...mimpi itu lagi.
Lagi-lagi Erna berubah jadi Nyi Rambat. Sudah beberapa kali Aji mimpi yang sama.
Apa maksud dari mimpi itu? Dan apa hubungannya Erna dengan Nyi Rambat?
Dan kenapa pula Aji memimpikan Erna dan Nyi Rambat?

Aji meraih botol air mineral di samping kasurnya. Tenggorokannya terasa kering. Dengan rakus, diminumnya air mineral itu hingga habis separuh botol.
Dilihatnya jam pada hape nya...
Masih pukul 02.30 pagi..
Hhh...mimpi yang menyeramkan....!!!
Mengingat mimpi itu, Aji bergidik sendiri. Dia merasa gelisah.
Ah...daripada gelisah, mending qiyqmul lail aja deh...sholat tahajud.
Aji beranjak menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Usai sholat malam dan berdzikir, Aji merasa kantuknya hilang. Ah...mending ngopi sambil menunggu subuh...pikir Aji.
Aji segera membuat kopi dan menuju ke teras. Tak lupa, teman setia kopi aka udud, dia bawa sekalian.
Ah...sejuknya udara menjelang subuh begini. Tapi terasa lebih gelap.
Memang begitulah alam ..saat menjelang subuh, rasanya lebih gelap dari dini hari.

Aji terpekur sambil menikmati kopi dan rokoknya. Pikirannya melayang tak menentu. Mulai dari mimpi aneh itu. Lalu kata-kata Firda dan Naning.
Lalu Renita ...gadis yang sekarang jadi pacarnya.
Pandangan matanya tertuju pada kamar Renita. Masih nampak gelap. Mungkin dia masih lelap dalam tidurnya.
Renita....! Aji merasa kasihan padanya. Firda dan Naning bersikeras untuk menjadi istrinya. Lalu bagaimana dengan Renita?
Sungguh, dalam benak Aji, dia hanya ingin mempunyai satu istri saja, dan itu adalah Renita. Aji merasa sudah klop dengan gadis itu.

Mungkin aku memang harus lebih tegas menghadapi Firda dan Naning. Aku ga ingin nanti Renita merasa terganggu jika Firda dan Naning membicarakan tentang poligami, batin Aji.

Saat sedang melamun begitu, Aji melihat lampu kamar Renita menyala. Ah...rupanya sudah bangun dia... Pasti sudah hampir subuh.
Benar saja, tak lama kemudian terdengar adzan subuh. Nampak Renita keluar kamar dan menuju kamar mandi. Saat melihat Aji sedang duduk di teras, dia berbelok ke arah kamar Aji.

"Ngapain mas, pagi gini kok sudah di sini?"
"Ngopi yank... Habis tahajud tadi ga bisa tidur lagi...!"jawab Aji.
"Owh... Yaudah, sholat subuh dulu aja mas. Nanti aku temenin ngobrol deh...!"kata Renita

Mereka segera mengambil wudhu dan sholat subuh di kamar masing-masing. Saat Aji keluar kamar, kopi di atas meja teras sudah berganti dengan kopi yang baru. Ada pula stoples rengginang di situ.
Wah ..Renita memang pengertian. Enak nih, ngopi sambil makan Rangginang.

Renita datang dengan segelas teh dan duduk di samping Aji.

"Gimana kuliahmu yank? Bentar lagi KKN ya?"tanya Aji.
"Iya mas .. Kkn nya jauh lagi... Ah, aku bakalan kangen sama mas Aji dan Anin deh...!"kata Renita sambil menyenderkan kepalanya di pundak Aji.
Aji mengelus rambut Renita yang harum.
"Ga papa lah .. kan cuman 40-an hari. Biar nanti kalau ketemu malah makin mesra...!"kata Aji.
"Tapi mas jangan selingkuh lho, kalau aku tinggal KKN. Awas aja kalau selingkuh...!"kata Renita.
"Ya...kalau selingkuh jangan sampai kamu tahu lah ..!"kata Aji sambil memencet hidung Renita
"Ihh...mas Aji, bikin kesel aja deh...!"kata Renita sambil mencubit pinggang Aji.

Mereka asik ngobrol pagi itu. Sementara, masalah Firda dan Naning terlupakan.

Pagi itu, Aji merasa malas untuk berangkat bekerja. Dia malas jika harus bertemu dengan Firda di kantor. Takut membahas masalah itu lagi.
Hmm...mending minta tolong Arman buat absen aja deh, aku langsung ke proyek aja.... Lalu Aji menelpon Arman dan minta tolong untuk diabsenkan. Arman setuju aja, karena tahu pekerjaan di proyek biasanya memang sangat sibuk
Kadang ada sesuatu yang harus diputuskan segera..kadang material harus segera diadakan dsb.

Hari itu, Aji ga bertemu Firda, dan bisa bernafas lega. Tapi masa setiap hari harus begitu?
Jadi kayak kucing-kucingan...kapan bakal selesainya masalah ini?

Di kantor sana Erna sedang galau. Pikirannya sedang penuh oleh pemikiran bagaimana bisa memenangkan hati Aji.
Hatinya merasakan, bahwa dua gadis yang dilihatnya kemarin adalah saingannya. Belum lagi, pacarnya Aji.
Logikanya mengatakan bahwa kemungkinan kecil dia bisa mendapatkan Aji. Namun, hatinya bersikeras bahwa dia harus bisa mendapatkan Aji.
Hatinya sudah tertambat pada Aji. Dan di usianya yang sekarang, dia sudah kepalang basah memilih Aji. Tak mungkin berpaling lagi.
Ditambah lagi, Nyi Rambat selalu menghadirkan mimpi indah tentang Aji dalam mimpi Erna, yang membuat rasa cintanya makin besar pada Aji.
Bahkan menjadi suatu keyakinan bagi dirinya, bahwa Aji adalah pria terbaik untuknya.
Memang pintar akal Nyi Rambat ..
Dengan menghadirkan mimpi2 indah tentang Aji, tentunya membuat Erna makin yakin dengan perasaannya.


Lalu, apa kabar Sekar sekarang? Bagaimana kondisinya?

Saat ini Sekar sedang berdua dengan Nyimas Kenanga.
Mereka sedang serius membicarakan sesuatu

"Kabar apa yang kau dapat tentang Aji Nyimas?"tanya Sekar .
"Maaf den ayu, aku mendapat kabar yang kurang menyenangkan ..!"sahut Nyimas Kenanga berhati-hati.
Walaupun Sekara adalah majikannya, namun Sekar sangat baik padanya. Sehingga timbul rasa kasih sayang Nyimas Kenanga pada Sekar. Dan dia ga ingin Sekar menjadi sedih dengan kabar yang akan dibawanya.

"Katakan saja Nyimas, aku siap mendengarkan, seburuk apapun kabar itu...!"kata Sekar.
Perasaannya sudah merasa kurang enak.
Dan benar saja, Nyimas kenanga menyampaikan cerita tentang kembalinya Firda dan Naning. Dan keputusan mereka untuk menjadi istri Aji.
Sekar menarik nafas, lalu menghempaskannya....
Apa yang ditakutkannya ternyata terjadi. Akan sangat sulit baginya mendapatkan Aji. Walaupun dia sudah mempersiapkan diri untuk gagal, namun ternyata saat dia mendengar kabar dari Nyimas Kenanga, hatinya bagai disayat oleh sembilu.
Tapi resiko ini sudah diperkirakannya, sejak ia bertekad untuk menyusul Aji ke kota ini.
Dia juga sudah menduga kalau dia akan gagal memiliki Aji...!!!
Ah...beginilah rupanya derita cinta itu...
Sekar merasa, harapannya sudah pupus saat ini. Tak ada lagi gunanya menantikan Aji.
Setelah berpikir masak-masak, dia akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya.
Kembali ke desa Weru..desa kelahirannya. Mungkin dia lebih dibutuhkan di sana.

Maka, tanpa pamit, dia pulang kembali ke desanya, membawa kecewa dan luka. Hanya saja, di tengah perjalanan pulangnya, dia sempatkan chat pada Anin. Pamit padanya, dan bercerita panjang lebar tentang perasaannya dan juga tentang keputusannya untuk pulang .
Anin membalas chatnya, merasa bersimpati pada Sekar. Dan dia juga meminta maaf, jika selama bergaul dengan Sekar, banyak kesalahan.
Sekar tersenyum membaca balasan Anin. Anin, adiknya Aji yang begitu baik, juga Renita, kekasih Aji yang sangat baik padanya.
Semoga kalian berbahagia selamanya...doa Sekar dalam hati.
Lalu dimatikannya hpnya, diambilnya simcard, lalu dirusaknya.
Masa lalu, biarlah menjadi masa lalu. Saatnya menyongsong masa depan yang semoga lebih cerah.
Selamat tinggal Aji... Semoga engkau berbahagia dengan wanita pilihanmu. Selamat tinggal....!!!

Dua bulir air mata mengalir di pipi Sekar. Sedih rasanya harus meninggalkan kota dengan orang-orangnya yang mulai dia sukai.
Teringat juga teman-teman kerjanya....dan Sekar menepuk jidatnya...
Aku belum pamitan pada mereka...pikirnya
Dinyalakannya hpnya .. dipasangnya simcard yang baru dibelinya.
Semoga masih ada kontak mereka yang tersimpan di hp....pikirnya
Dan...ah...untunglah, semua kontak masih ada di hpnya.
Maka segera dihubunginya teman-temannya, dan pamit pada mereka.
Reaksi teman-temannya jelas kaget.
Tapi semua sudah menjadi keputusannya. Tak ada lagi yang mengikatnya di kota itu. Jadi, selamat tinggal semua... Selamat tinggal