Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#4529
The Hunt is On Tonight
*TUK* .. *TUK* .. *TUK* .. *TUK* .. *TUK* .. *TUK*.. *TUK*

Suara ketukan jari telunjuk gw ke gagang kursi yang gw duduki ini. Tidak ada suara yang terdengar diruangan ini kecuali suara ketukan jari gw dan suara nafas manusia yang ada di ruangan ini. Mata gw menatap satu per satu lima orang yang duduk di depan sana, menatap mata mereka secara langsung, untuk memberitahu mereka siapa yang paling tinggi kedudukannya disini. Sebuah hal yang harus dilakukan jika mau berhubungan dengan orang – orang seperti mereka, karena kalau tidak, antara mereka tidak akan menuruti perintah gw, atau mereka malah mempunyai pikiran untuk balik memburu gw. Gw pun menghentikan ketukan jari gw, menghembuskan nafas panjang lalu memejamkan mata sejenak.

“Sudah berapa lama sejak terakhir kita ketemu?” tanya gw ke mereka.

“12 tahun yang lalu kurang lebih” ucap The Slaver.
“Anda masih sangat kecil waktu, tidak terasa waktu sudah berlalu” The Rapist menambahkan.
“Lo lebih lucu dulu. Sekarang sudah tidak menarik.” Ujar The Pedophile.

Ulric dan Joanne tidak memberikan komentar apa-apa. Mereka hanya meminum wine mereka masing-masing.

“Ahhh.. Slaver. Gw inget lo. Dari semuanya, Cuma lo yang paling komplit.” Ucap gw mengingat apa yang telah diperbuat ke korban-korbannya dulu.
“Lalu apa yang lo lakuin 12 tahun ini setelah para budak-budak lo di bebasin bokap gw?”

“Kuganti dengan memelihara anjing.” Jawabnya singkat

“Hooo. See.. lo akhirnya bisa ngegantiin kebiasaan buruklo itu dengan memelihara hewan.”

“Tidak. Lo sendiri yang bilang kalo gw gak boleh mempunyai budak lagi.” Ujarnya.
“Anjing tidak bisa gw pake, anjing tidak bisa disuruh untuk membersihkan rumah, anjing bukanlah manusia.” Tambahnya.

“Jadi lo tetep sama seperti dulu?”

“Gw adalah gw Adi. Tidak akan berubah sampai kapanpun.” Ucap The Slaver menatap mata gw.

Gw hanya bisa tersenyum mendengar jawaban dari The Slaver. Sebuah berita bagus kalau mereka-mereka ini tidak berubah dari dulu, jangan sampe mereka, amit-amit, tobat, dan jadi orang biasa, kalau sampai seperti itu, semua akan menjadi membosankan.Gw merogoh tas selempang yang gw bawa ini, dan mengambil setumpuk dokumen dengan tebal kurang lebih 1500 halaman dari tas ini. Gw lemparkan dokumen yang sudah berbentuk seperti buku telepon itu ke meja di depan gw. Membuat mata ke lima orang itu tertuju pada dokumen yang gw lempar. Joanne yang duduk di tengah mengambil dokumen itu dan membukanya, membacanya dengan cepat halaman demi halaman, karena posisi duduknya yang ditengah, membuat orang lain yang di kanan-kiri Joanne bisa membaca walaupun harus mengadahkan kepala mereka.

“Jumlah yang tidak sedikit, tapi juga tidak banyak.” Ucap gw membuat tatapan kelima orang itu tertuju ke gw.

“Segini sih jumlah yang ga terlalu banyak, tapi kamu juga mencantumkan keluarga mereka.” Ucap Joanne.

“Ambil lah rata-rata setiap orang punya, istri dan dua orang anak, 3 anggota keluarga, tinggal dikali 3 saja” Jelas gw lagi.

“Terus maksud kamu ngasih dokumen ini ke kita apa?” tanya Joanne.

“Tidak ada maksud apa-apa hanya mau ngasih tau aja ke kalian.”

“Ngasih tau apa Adi! Kalau ngasih informasi tuh yang lengkap dong!” protes Joanne.

“Kalau orang-orang yang ada di list itu, kalian bebas melakukan apa aja ke mereka.” Ucap gw.

Mata biru gelap Joanne terbelalak mendengar ucapan gw. Begitu pun juga denga ke empat orang lainnya, tidak ada satu patah kata pun yang terucap. Ulric hanya memejamkan matanya saat mendengar perkataan gw tadi, ia mengerti apa yang gw maksud. The Slaver, The Pedophile dan The Rapist hanya terdiam awalnya, sepertinya mereka memproses apa maksud dari kata-kata gw tadi, sampai akhirnya, mereka bertiga tersenyum ke arah gw. Joanne.. Joanne masih melotot ke arah gw, sampai tiba tiba..

*BLAK*

Dokumen tebal itu dilempar Joanne ke muka gw, untungnya tubuh gw yang sudah melemah ini masih mempunyai refleks yang bagus, tangan kiri gw bisa menangkis dokumen yang terlempar itu. Joanne berdiri dan menggebrak meja di antara kita ini dengan sangat keras, sampai gelas yang baru diisi full oleh Wine itu memuncratkan isinya. Gw pun tersenyum melihat reaksinya.

“Bebas melakukan apa?” tanya Joanne dingin.

“Melakukan apa saja, Joanne, untuk orang-orang didalam dokumen itu, gw cabut larangan kalian. Gw yakin kalian sudah menjadi orang baik, jadi gw cabut larangan gw ini, anggap saja orang yang ada di dokumen itu sebagai test drive apakah anggapan gw salah atau tidak.” Ucap gw berbelit-belit, gw berusaha sebisa mungkin tidak menyuruh mereka berbuat apa yang gw pikirkan.

“Kenapa kamu harus berbelit-belit?! Kenapa kamu tidak langsung ke inti dan menyuruh kami apa yang kamu pikirkan?!” tanya Joanne, membuat senyuman gw hilang, dan gw gantian menatap Joanne dingin.
“Lo mau membuat tangan gw kotor huh? Tujuan kalian berada disini adalah tetap membuat tangan gw bersih. Lo adalah wanita yang pintar. Lo pasti tau apa yang gw mau dari kata-kata gw tadi.” Balas gw serius.

Mata biru tuanya bergetar, lalu Joanne memalingkan tatapannya dari tatapan gw. Ia lalu membantingkan dirinya ke sofa, layaknya cewek yang lagi ngambek sama pacarnya. Gw sandarkan iembali badan gw ke sandaran kursi ini, lalu menatap ke arah lima orang itu.

“Kebebasan ini hanya bertahan selama 7 hari, dimulai dari detik ini, hanya satu pesan gw. Untuk profile orang-orang yang tercantum di halaman pertama, dia dan keluarganya, jangan kalian sentuh, dia adalah orang terakhir yang akan kalian kunjungi bersama gw.” Ucap gw sambil menunjuk ke foto bos para lowlife yang membunuh Valli.

“Bagaimana kalau semua orang yang di dokumen ini sudah kami ‘kunjungi’ sebelum sampe deadline Di?” Tanya The Pedophile.

“Maka besoknya kita akan mengunjungi orang terakhir yang gw bilang tadi.” Jawab gw.

“Benarkah.. gw bisa melakukan semuanya?” Tanya The Pedophile.

“Gw dah bilang. Bebas semuanya.”

“Termasuk anak-anak?”Tanyanya kembali.

“Apa yang lo maksud? Tentu saja gw percaya lo tidak akan melakukan hal yang lo lakukan dulu kan? Gw percaya lo adalah orang yang lebih baik sekarang. Karena sebagai manusia yang baik, gw harus melihat sisi baik dari semua orang bukan?” Ucap gw monoton, seakan seperti membaca script.

“O-ok.”

Mata gw sekarang tertuju kepada Joanne yang terdiam dari tadi. Ia hanya menatap gw nanar. Salah apa gw sama dia sampe ditatap begitu? Pikir gw.

“Joanne. Lo tidak terlihat senang.”

“…….”

“Joanne. Jika seorang manusia merasakan rasa lapar, dia harus makan.” Ucap gw.

“……”

“Gw yakin orang-orang yang lo kunjungi nanti akan menyajikan hidangan-hidangan yang lezat.”

“……”

“Jadi nikmatilah.”

“Kamu berbeda dengan Ayahmu Di.”

“Tentu saja kami berbeda.”

“Ayahmu tidak pernah melakukan hal seperti ini.”

“Lo gak tau apa-apa tentang Ayah gw Joanne, jadi berenti soktau” ucap gw santai.

“Lagipula..”

“Lagipula apa?” tanya Joanne.

“Ayah gw belum pernah ngerasain rasanya orang yang dia sayang mati didepan dia, mati dalam keadaan jelek seperti itu, dibunuh oleh orang- orang rendahan seperti yang ada di dokumen itu.”

“Jadi ini maksud semua ini? Ini semua tentang balas dendam?”

Gw hanya menjawab pertanyaan Joanne dengan senyuman. Memejamkan mata gw sejenak, lalu menatap matanya lagi.

“Gw gak pernah menaruh ekspektaksi ke orang lain, Joanne, tapi tetap saja, orang lain bisa menemukan cara untuk membuat gw kecewa akhir-akhir ini. Semoga lo bukan menjadi orang yang mengecewakan gw.”

Ucap gw sambil menepuk pundaknya lalu duduk kembali. Joanne dan ketiga laki-laki lainnya pun akhirnya meninggalkan rumah ini, meninggalkan Gw dan Ulric saja.

“Sepertinya gw akan nginep disini sampai selesai Ric.” Ucap gw.

“Anggap saja rumah sendiri.”

“Lo monitor progress mereka. Lo paling punya pengalaman kalo masalah gitu-gituan.” Lanjut gw.

“Pastinya.”


fakhrie...
kkaze22
sormin180
sormin180 dan 38 lainnya memberi reputasi
39
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.