- Beranda
- Stories from the Heart
ILLUSI
...
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•51.9KAnggota
Tampilkan semua post
TS
open.minded
#4517
Come To Me, Oh Sinners of The World
Rasa pening yang amat sangat membuat gw terbangun dari tidur gw. Jam sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Rasa sakit di berbagai tempat gw rasakan di badan gw, menandakan kerusakan yang parah mungkin sudah menjalar keberbagai organ tubuh gw ini. Gw beranjak dari tempat tidur gw ini lalu berjalan ke kamar mandi, untuk mencuci muka agar memberi kesegaran buat gw hari ini. Setelah beberapa percikan air mengenaik muka ini, gw tatap kaca yang ada di wastafel ini, gw tatap cermin diri gw sendiri, gw bisa melihat sebuah kerutan sekarang muncul di dahi gw, kerutan yang biasa gw temukan di para pasien rumah sakit, pasien yang waktunya tidak akan lama lagi. Gw tersenyum melihat tanda yang ‘mungkin’ hanya gw yang bisa melihatnya, mungkin tuhan memberikan gw keahlian khusus ini untuk melihat bagaimana reaksi gw ketika gw tau kalau gw akan mati dalam waktu dekat.
Gw berjalan menuju sofa untuk istirahat sejenak, yang tidak lama kemudian hp gw berdering menandakan ada pesan masuk. Gw buka hp ini, dan dilayar sana tampak nama ‘Ulric’ yang memberitau kalau orang-orang yang gw minta kumpulkan sudah datang, membuat sebuah senyuman terukir di wajah ini. Sehabis gw menaruh hp gw di meja depan, seseorang duduk, melemparkan badannya ke sofa ini, Anastasya.
“Gimana sekolahmu?” tanya gw ke Sya.
“Biasa aja.”
“Ga ada masalah?”
“Gak ada.”
“Bagus-bagus.”
“Adi. Kamu tau ga kalau kak Valli ngewarisin semua yang dia punya ke kamu? Termasuk tokonya.”
“Ga. Kapan dikasih tau?”
“Kemarin ada orang datang dan bacain surat apa gitu aku gak ngerti.”
“Hmm. Kalau begitu apa yang dikasih Valli, aku kasih ke kamu.” Ucap gw singkat.
“Gak! Aku gak mau! Semua itu dikasih kak Valli buat kamu Di!”
“Haaaah. Kamu bakal nolak terus pasti ya?”
“Pasti! Aku gak akan menerima permintaan mu yang ini Di!”
“... setidaknya kamu bisa kan mengurus tokonya Valli? Kasian karyawan yang bekerja disana kalau tutup mulu.”
“Kalau itu bisa. Tapi tokonya tetap dalam nama kamu loh!”
“Ya ya”
“Adi”
“Hm?”
“Keadaanmu makin parah. Kenapa kamu gak berobat?”
“Sya. Tubuhku udah ga tertolong, sudah sangat rusak.”
“Kalau gitu panggil dr.Leo!”
“dr.Leo huh? Dia pasti bisa memperbaiki kondisi kaya gini doang.”
“Nah!!”
“Tapi aku gak mau.”
“Kenapa!!”
“Aku masih dihitung dalam masa pengasingan karena masih belum masuk umur dewasa, jadi tidak boleh bergantung sama yang lain. Dan aku kira, Ini adalah waktu yang pas Sya. Aku bisa mati cepat tanpa harus bunuh diri hahahaha.”
“KENAPA KAMU BISA NGOMONG GITU!!!” teriak Sya dengan suara keras, membuat telinga gw berdering kencang.
“Tentu saja karena kalo bunuh diri pasti masuk neraka, masa kamu ga tau?”
“BUKAN ITU YANG AKU MAKSUD!! KENAPA KAMU BISA SEENAKNYA AJA MUTUSIN KEPUTUSAN SEPERTI ITU?!!”
“......”
“KAMU GAK MIKIRIN AKU? KAMU MAU BUAT AKU SENDIRIAN LAGI!!!!”
“Sya. Tenang dulu.”
“DIAM KAMU DI! KAMU EGOIS TAU GA!”
“Sya. Tenang dulu biarkan aku bicara.” Ucap gw kali ini dengan nada serius dan gw tatap matanya.
“......”
“Kamu sudah bisa hidup mandiri Sya, kamu sudah bisa membela dirimu sendiri, keluargaku adalah keluargamu juga, jadi tanpakupun, masih ada banyak orang yang akan menemanimu.. ada Vania, Ion, dr.Leo, Timur dan masih banyak lagi.”
“Tapi Di... mereka semua itu bukan kamu.. “
“Sya.. ini adalah waktu yang kutunggu-tunggu, aku pingin lepas ninggalin dunia yang membosankan ini Sya. Apa kamu mau menolak impianku ini?” tany gw menatapnya.
“......” ia hanya menggelengkan kepalanya.
“Good girl.” Puji gw mengusap kepalanya.
Sya pun mulai menangis dipundak gw, agak gak etis memang kalau gw membicarakan perihal umur gw yang tinggal menghitung hari seperti ini ke dia. Tapi gw yakin dia mengerti, karena dia adalah orang yang gw didik dari A-Z, karena dia adalah orang yang gw pilih. Orang yang spesial.
Sekitar jam 10 an gw sudah sampai dikediaman Ulric. Berbeda dengan rumah yang ia gunakan sebagai tempat menampun jasad Valli, rumah yang gw datangi ini mempunyai ukuran 3x lebih besar. Gw berpikir, nih orang kalau gak punya kelainan aneh, hidupnya adalah kehidupan yang dimpi-impikan oleh semua orang. Ulric menyambut gw didepan gerbang dan menuntun gw memasuki rumah besarnya ini.
“Dari 10 orang yang gw hubungin, Cuma 4 orang yang dateng.” Ucap Ulric.
“Hm? Cuma 4 orang? Kayanya mereka mulai meremehkan bokap gw.” ucap gw dingin.
“Ermm. Masalahnya 6 orang yang tidak dateng itu tidak menjawab call gw”
“Terus?”
“Mereka udah mati Di.”
“Mati? Mereka? Mustahil! Mereka masing-masing adalah predator professional, sama seperti lo, siapa yang bisa membunuh mereka?” tanya gw
“Ermm... mereka bunuh diri hehehe.”
“...... mengejutkan.”
“Gak mengejutkan, lo bayangin aja deh Di, gw terakhir kejaring sama bokaplo aja udah 12 taun lalu. Dan gw hampir gila sekarang karena ga bisa ngelampiasin nafsu gw selama 12 taun ini. Gw hampir bunuh diri karena hampir gila Di!” keluhnya ke gw.
“Ulric. Lo itu emang udah gila. Gw selalu bilang kalo mau nge sex, pake lah wanita hidup, mukalo top, karir lo top, harta lo top, lo bisa ngebeli model top, dan lugunain tiap hari ampe bosen tau ga! Eh ini lo malah doyan nge sex ama orang mati. Ckckckck.”
“Lo ga bakal ngerti Di.” Ucapnya menggelengkan kepala.
“Gw gak mau mengerti. Aneh.”
Kami pun akhirnya sampai ke ruang tamu rumah Ulric ini. Disana sudah ada empat orang yang sudah lama gw tidak lihat. Seperti yang dijelaskan Ulric, sudah 12 taun lamanya gw tidak melihat mereka. Mereka semua adalah manusia yang suka ‘memburu’ sesama manusia demi kepuasan ‘unik’ yang mereka miliki masing-masing, bahasa umum yang sering digunakan oleh orang-orang seperti mereka adalah predator, serial killer atau pembunuh berantai. Rata-rata pembunuh berantai adalah orang-orang yang sangat pintar, merekapun biasanya punay kehidupan ganda, satu sisi punya kehidupan normal, namun satu sisi kehidupan gelap untuk memuaskan anfsu masing-masing. Ulric, dan ke empat orang dalam ruangan ini adalah para predator yang sempet ke ‘gep’ sama bokap gw waktu dia mengajarkan gw tentang realita berbagai sifat manusia. Dan saat mereka ketangkep sama bokap, bokap gw mengasih gw power untuk nentuin nasib mereka, akankah mereka harus dimusnahkan? atau Dilepas kembali? gw yang masih naif dulu mengambil opsi ketiga, yaitu membebaskan mereka dengan syarat mereka tidak boleh melakukan hal seperti ini lagi, yang mana bokap gw terima sambil tertawa terbahak-bahak. Ini adalah cerita kenapa gw bisa kenal mereka.
Ke empat orang yang sedang duduk sambil meminum wine dan merokok itu pun menyadari kedatangan kami. Mereka terdiri dari 3 pria dan 1 wanita, hanya sang Wanita yang gw masih ingat sampai sekarang, gw inget dia karena dia sempet-sempetnya nge flirt sama bokap gw waktu ketangkep ama dia dulu. Untuk ke 3 pria yang lain, gw hanya inget samar samar.
“Ooooooooh!” teriak Wanita itu ketika melihat gw
Wanita itu langsung berlari kearah gw dan meraih tangan kiri gw dan mengelus-ngelusnya layaknya barang paling berharga baginya.
“Kamu Adi kan?! Pasti Adi! Bocah kecil dulu sudah tumbuh besar, tampang, gagah, seperti Ayahnya!” ucap Wanita itu histeris.
“Gw jarang memuji seseorang, tapi gw rasa, lo bener bener seperti tidak menua sejak terakhir kita bertemu. Joanne.” Ucap gw ke dia.
“Ohya? Hehehe mungkin karena aku selalu treatmen dengan ‘red wine’ spesial ku setiap harinya hehe.”
Gw agak begidik mendengar penjelasannya. ‘Red wine’ dalam bahasa Joanne adalah kata dia untuk menyebut darah manusia. Dan seinget gw darah yang dikemas itu ke ‘fresh’ annya hanya bertahan sekitar 2-4 minggu. Jangan-jangan dia..
“Ohhh jangan menatapku seperti itu! aku membeli bloodbag tau, bukan dari orang lain!” ucapnya sadar dengan tatapan dingin gw
“Bagaimana dengan daging manusia?” tanya gw memastikan.
“Sudah 12 tahun aku tidak menyicipinya! Aku sangat lapaar! Aku bosan makan babi terus!” keluhnya.
Gw pernah denger kalo daging manusia itu rasanya kaya daging babi, mungkin itulah kenapa dia bilang kalau dia bosan dengan daging babi. Ketika gw hanyut dalam pikiran gw, gw merasakan jari tengah tangan kiri gw yang dipegang Joanne seperti basah dan hangat dan dihisap hisap. Dan betul saja, Joanne sedang mengemut jari tengah gw itu. Gw langsung nge chop kepala dia pake tangan kanan gw.
“Aduuuh.”
“Jangan ngemut jari orang sembarangan.”
“Hehehehe. Namanya juga udah lama ga ngerasain Di. Dan jarimu itu enak rasanya, manis, juicy.” Ucapnya menjulurkan lidahnya.
“Udah cukup. Kembali ke tempat dudukmu.” Perintah gw yang dituruti dia.
Gw dan Ulric pun berjalan dan duduk ke kursi yang masih kosong. Gw duduk menatap ke lima orang aneh didepan gw ini, kelima monster yang gw panggil ini. Untuk apa hal aneh yang disukai oleh ke tiga pria ini itu sama-sama fucked up nya, pedophile, rapists, dan slaver, gw tidka menyebutkan nama mereka, karena mereka tidak terlalu penting. Mungkin kalian bertanya kenapa gw harus memanggil orang-orang seperti ini? Pertama karena mereka adalah pemburu handal, pemburu mempunyai dua tugas, melacak dan membunuh target mereka, jadi dua tugas dalam satu role, sebuah posisi yang gw butuhkan sekarang. Kedua gw butuh orang yang membuat gw bisa balas dendam, tapi diwaktu yang sama membuat gw tidak berdosa, diwaktu gw yang pendek ini, hal terakhir yang gw butuhkan adalah menambah dosa. Ketiga, tujuan terakhir gw adalah, melepas mereka kembali ke alamnya, menarik semua restriksi yang gw kasih ke mereka dulu, dan membuat mereka bisa melakukan apa yang mereka mau lagi sebebas-bebasnya di ruang publik nanti , tentu saja gw bermaksud baik, gw menganggap mereka sudah menjadi manusia yang baik dan gw percaya mereka tidak akan melakukan perbuatan keji lagi.
Loophole.
Gw berjalan menuju sofa untuk istirahat sejenak, yang tidak lama kemudian hp gw berdering menandakan ada pesan masuk. Gw buka hp ini, dan dilayar sana tampak nama ‘Ulric’ yang memberitau kalau orang-orang yang gw minta kumpulkan sudah datang, membuat sebuah senyuman terukir di wajah ini. Sehabis gw menaruh hp gw di meja depan, seseorang duduk, melemparkan badannya ke sofa ini, Anastasya.
“Gimana sekolahmu?” tanya gw ke Sya.
“Biasa aja.”
“Ga ada masalah?”
“Gak ada.”
“Bagus-bagus.”
“Adi. Kamu tau ga kalau kak Valli ngewarisin semua yang dia punya ke kamu? Termasuk tokonya.”
“Ga. Kapan dikasih tau?”
“Kemarin ada orang datang dan bacain surat apa gitu aku gak ngerti.”
“Hmm. Kalau begitu apa yang dikasih Valli, aku kasih ke kamu.” Ucap gw singkat.
“Gak! Aku gak mau! Semua itu dikasih kak Valli buat kamu Di!”
“Haaaah. Kamu bakal nolak terus pasti ya?”
“Pasti! Aku gak akan menerima permintaan mu yang ini Di!”
“... setidaknya kamu bisa kan mengurus tokonya Valli? Kasian karyawan yang bekerja disana kalau tutup mulu.”
“Kalau itu bisa. Tapi tokonya tetap dalam nama kamu loh!”
“Ya ya”
“Adi”
“Hm?”
“Keadaanmu makin parah. Kenapa kamu gak berobat?”
“Sya. Tubuhku udah ga tertolong, sudah sangat rusak.”
“Kalau gitu panggil dr.Leo!”
“dr.Leo huh? Dia pasti bisa memperbaiki kondisi kaya gini doang.”
“Nah!!”
“Tapi aku gak mau.”
“Kenapa!!”
“Aku masih dihitung dalam masa pengasingan karena masih belum masuk umur dewasa, jadi tidak boleh bergantung sama yang lain. Dan aku kira, Ini adalah waktu yang pas Sya. Aku bisa mati cepat tanpa harus bunuh diri hahahaha.”
“KENAPA KAMU BISA NGOMONG GITU!!!” teriak Sya dengan suara keras, membuat telinga gw berdering kencang.
“Tentu saja karena kalo bunuh diri pasti masuk neraka, masa kamu ga tau?”
“BUKAN ITU YANG AKU MAKSUD!! KENAPA KAMU BISA SEENAKNYA AJA MUTUSIN KEPUTUSAN SEPERTI ITU?!!”
“......”
“KAMU GAK MIKIRIN AKU? KAMU MAU BUAT AKU SENDIRIAN LAGI!!!!”
“Sya. Tenang dulu.”
“DIAM KAMU DI! KAMU EGOIS TAU GA!”
“Sya. Tenang dulu biarkan aku bicara.” Ucap gw kali ini dengan nada serius dan gw tatap matanya.
“......”
“Kamu sudah bisa hidup mandiri Sya, kamu sudah bisa membela dirimu sendiri, keluargaku adalah keluargamu juga, jadi tanpakupun, masih ada banyak orang yang akan menemanimu.. ada Vania, Ion, dr.Leo, Timur dan masih banyak lagi.”
“Tapi Di... mereka semua itu bukan kamu.. “
“Sya.. ini adalah waktu yang kutunggu-tunggu, aku pingin lepas ninggalin dunia yang membosankan ini Sya. Apa kamu mau menolak impianku ini?” tany gw menatapnya.
“......” ia hanya menggelengkan kepalanya.
“Good girl.” Puji gw mengusap kepalanya.
Sya pun mulai menangis dipundak gw, agak gak etis memang kalau gw membicarakan perihal umur gw yang tinggal menghitung hari seperti ini ke dia. Tapi gw yakin dia mengerti, karena dia adalah orang yang gw didik dari A-Z, karena dia adalah orang yang gw pilih. Orang yang spesial.
Sekitar jam 10 an gw sudah sampai dikediaman Ulric. Berbeda dengan rumah yang ia gunakan sebagai tempat menampun jasad Valli, rumah yang gw datangi ini mempunyai ukuran 3x lebih besar. Gw berpikir, nih orang kalau gak punya kelainan aneh, hidupnya adalah kehidupan yang dimpi-impikan oleh semua orang. Ulric menyambut gw didepan gerbang dan menuntun gw memasuki rumah besarnya ini.
“Dari 10 orang yang gw hubungin, Cuma 4 orang yang dateng.” Ucap Ulric.
“Hm? Cuma 4 orang? Kayanya mereka mulai meremehkan bokap gw.” ucap gw dingin.
“Ermm. Masalahnya 6 orang yang tidak dateng itu tidak menjawab call gw”
“Terus?”
“Mereka udah mati Di.”
“Mati? Mereka? Mustahil! Mereka masing-masing adalah predator professional, sama seperti lo, siapa yang bisa membunuh mereka?” tanya gw
“Ermm... mereka bunuh diri hehehe.”
“...... mengejutkan.”
“Gak mengejutkan, lo bayangin aja deh Di, gw terakhir kejaring sama bokaplo aja udah 12 taun lalu. Dan gw hampir gila sekarang karena ga bisa ngelampiasin nafsu gw selama 12 taun ini. Gw hampir bunuh diri karena hampir gila Di!” keluhnya ke gw.
“Ulric. Lo itu emang udah gila. Gw selalu bilang kalo mau nge sex, pake lah wanita hidup, mukalo top, karir lo top, harta lo top, lo bisa ngebeli model top, dan lugunain tiap hari ampe bosen tau ga! Eh ini lo malah doyan nge sex ama orang mati. Ckckckck.”
“Lo ga bakal ngerti Di.” Ucapnya menggelengkan kepala.
“Gw gak mau mengerti. Aneh.”
Kami pun akhirnya sampai ke ruang tamu rumah Ulric ini. Disana sudah ada empat orang yang sudah lama gw tidak lihat. Seperti yang dijelaskan Ulric, sudah 12 taun lamanya gw tidak melihat mereka. Mereka semua adalah manusia yang suka ‘memburu’ sesama manusia demi kepuasan ‘unik’ yang mereka miliki masing-masing, bahasa umum yang sering digunakan oleh orang-orang seperti mereka adalah predator, serial killer atau pembunuh berantai. Rata-rata pembunuh berantai adalah orang-orang yang sangat pintar, merekapun biasanya punay kehidupan ganda, satu sisi punya kehidupan normal, namun satu sisi kehidupan gelap untuk memuaskan anfsu masing-masing. Ulric, dan ke empat orang dalam ruangan ini adalah para predator yang sempet ke ‘gep’ sama bokap gw waktu dia mengajarkan gw tentang realita berbagai sifat manusia. Dan saat mereka ketangkep sama bokap, bokap gw mengasih gw power untuk nentuin nasib mereka, akankah mereka harus dimusnahkan? atau Dilepas kembali? gw yang masih naif dulu mengambil opsi ketiga, yaitu membebaskan mereka dengan syarat mereka tidak boleh melakukan hal seperti ini lagi, yang mana bokap gw terima sambil tertawa terbahak-bahak. Ini adalah cerita kenapa gw bisa kenal mereka.
Ke empat orang yang sedang duduk sambil meminum wine dan merokok itu pun menyadari kedatangan kami. Mereka terdiri dari 3 pria dan 1 wanita, hanya sang Wanita yang gw masih ingat sampai sekarang, gw inget dia karena dia sempet-sempetnya nge flirt sama bokap gw waktu ketangkep ama dia dulu. Untuk ke 3 pria yang lain, gw hanya inget samar samar.
“Ooooooooh!” teriak Wanita itu ketika melihat gw
Wanita itu langsung berlari kearah gw dan meraih tangan kiri gw dan mengelus-ngelusnya layaknya barang paling berharga baginya.
“Kamu Adi kan?! Pasti Adi! Bocah kecil dulu sudah tumbuh besar, tampang, gagah, seperti Ayahnya!” ucap Wanita itu histeris.
“Gw jarang memuji seseorang, tapi gw rasa, lo bener bener seperti tidak menua sejak terakhir kita bertemu. Joanne.” Ucap gw ke dia.
“Ohya? Hehehe mungkin karena aku selalu treatmen dengan ‘red wine’ spesial ku setiap harinya hehe.”
Gw agak begidik mendengar penjelasannya. ‘Red wine’ dalam bahasa Joanne adalah kata dia untuk menyebut darah manusia. Dan seinget gw darah yang dikemas itu ke ‘fresh’ annya hanya bertahan sekitar 2-4 minggu. Jangan-jangan dia..
“Ohhh jangan menatapku seperti itu! aku membeli bloodbag tau, bukan dari orang lain!” ucapnya sadar dengan tatapan dingin gw
“Bagaimana dengan daging manusia?” tanya gw memastikan.
“Sudah 12 tahun aku tidak menyicipinya! Aku sangat lapaar! Aku bosan makan babi terus!” keluhnya.
Gw pernah denger kalo daging manusia itu rasanya kaya daging babi, mungkin itulah kenapa dia bilang kalau dia bosan dengan daging babi. Ketika gw hanyut dalam pikiran gw, gw merasakan jari tengah tangan kiri gw yang dipegang Joanne seperti basah dan hangat dan dihisap hisap. Dan betul saja, Joanne sedang mengemut jari tengah gw itu. Gw langsung nge chop kepala dia pake tangan kanan gw.
“Aduuuh.”
“Jangan ngemut jari orang sembarangan.”
“Hehehehe. Namanya juga udah lama ga ngerasain Di. Dan jarimu itu enak rasanya, manis, juicy.” Ucapnya menjulurkan lidahnya.
“Udah cukup. Kembali ke tempat dudukmu.” Perintah gw yang dituruti dia.
Gw dan Ulric pun berjalan dan duduk ke kursi yang masih kosong. Gw duduk menatap ke lima orang aneh didepan gw ini, kelima monster yang gw panggil ini. Untuk apa hal aneh yang disukai oleh ke tiga pria ini itu sama-sama fucked up nya, pedophile, rapists, dan slaver, gw tidka menyebutkan nama mereka, karena mereka tidak terlalu penting. Mungkin kalian bertanya kenapa gw harus memanggil orang-orang seperti ini? Pertama karena mereka adalah pemburu handal, pemburu mempunyai dua tugas, melacak dan membunuh target mereka, jadi dua tugas dalam satu role, sebuah posisi yang gw butuhkan sekarang. Kedua gw butuh orang yang membuat gw bisa balas dendam, tapi diwaktu yang sama membuat gw tidak berdosa, diwaktu gw yang pendek ini, hal terakhir yang gw butuhkan adalah menambah dosa. Ketiga, tujuan terakhir gw adalah, melepas mereka kembali ke alamnya, menarik semua restriksi yang gw kasih ke mereka dulu, dan membuat mereka bisa melakukan apa yang mereka mau lagi sebebas-bebasnya di ruang publik nanti , tentu saja gw bermaksud baik, gw menganggap mereka sudah menjadi manusia yang baik dan gw percaya mereka tidak akan melakukan perbuatan keji lagi.
Loophole.
sormin180 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
