Kaskus

Story

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 18:27
andristyle20Avatar border
vargubo86498Avatar border
nuryadiariAvatar border
nuryadiari dan 210 lainnya memberi reputasi
199
2M
5.2K
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#4513
Crumbling
Angin bertiup pelan dari arah belakang tubuh gw. Pohon pinus disekitar gw pun bernyanyi merdu karena terkena tiupan angin yang lembut ini. Gw menyandarkan punggung di kursi lipat yang gw bawa setelah selesai membacakan doa untuk Valli. Gw berusaha menstabilkan nafas gw yang semakin memendek ini. Gw bisa merasakan tubuh gw hancur dari dalam tiap detik berlalu.

“Hari ini cerah banget Val. Harusnya kita lagi main game ber 2 di kamarmu, ditemani oleh coklat hangat.” Ucap gw menatap Nisan dengan ukiran nama Valli.

“.......”

“Harusnya mulai dari sekarang aku bisa nikmatin waktu bareng kamu setelah aku resmi resign dari pekerjaanku. Bayangin betapa asiknya menghabiskan waktu denganmu tiap harinya?”

“......”

“Asik... menyenangkan.. tidak membosankan.. itu yang akan selalu kuingat.. itu adalah semua kenanganmu yang ada di aku. Tidak ada orang, selain ayahku, keluargaku, yang bisa membuatku merasakan hal ini Val.”

“......”

“Valli.. apa ini yang kamu maksud dengan rasa Cinta? Aku merasa seperti ada yang hilang dari hidupku, seperti ada sebuah void. Apa ini yang kamu maksud dengan rasa Cinta?”

“......”

“Kalau inilah yang kamu maksud dengan rasa cinta. Aku lebih baik tidak pernah merasakannya Val. Ini adalah rasa yang sangat mengganggu, mengganggu sekali, hidupku lebih mudah saat aku hanya memikirkan diriku sendiri.”

“......”

“Valli. Malam itu, apakah aku salah saat menerima pernyataan cintamu? Kalau kamu tetap menjadi orang asing di otakku, aku tidak akan merasakan berbagai macam perasaan yang menyusahkan seperti ini.”

“......”

“Valli. Apakah aku sudah menjadi pasangan yang baik untukmu? Apakah aku adalah pasangan yang gagal, membuatmu berakhir seperti ini? Apakah aku harus lebih keras dalam menunjukan kecemasanku waktu itu?”

“.....”

Tidak ada jawaban. Biasanya Valli mempunyai beribu cara untuk menjawab berbagai pertanyaan gw, namun kali ini, yang gw dapatkan hanyalah kesunyian. Membuat semua momen yang berlalu ini sangatlah membosankan. Sungguh membosankan. Berbagai perasaan yang membuat kepala ini pusing sedari tadi pun tiba-tiba menghilang, digantikan oleh sebuah amarah yang datang tiba-tiba.

“Kenapa kamu tidak menepati janjimu Val?” tanya gw

“......”

“Apa aku pernah berbohong kepadamu? Apa aku pernah tidak menepati janjiku? Apakah permintaanku terlalu berat?”

“......”

“Apakah masalah orang lain lebih penting dari janjimu kepadaku Val? Apakah lebih penting dari keselamatanmu?”

“......”

“Semua orang mempunyai nilainya masing-masing Val. Dan kamu.. kamu itu mempunyai nilai setara dengan 1000... gak... 10000 orang dimataku!! Kamu ngerti!? Nyawamu itu sangat berharga buatku!! Dan kamu membuang itu Cuma buat pramuria, buat orang miskin, buat para pecandu, buat orang cacat yang tidak ada nilainya!!”

“......”

“DAN LIAT HASILNYA!!! KAMU MENINGGAL DENGAN CARA SEPERTI INI!! TIDAK LAYAK DENGAN ORANG SEKELAS DIRIMU!! KAMU HARUSNYA MENUTUP HIDUPMU DENGAN TENANG!! DI SAMPING ORANG-ORANG YANG KAMU SAYANGI!! DISAMPING ORANG-ORANG YANG MENYAYANGIMU!! DISAMPING AKU!!” teriak gw membentak ke arahnya.

“......”

“KAMU LEBIH MEMIKIRKAN MEREKA DARIPADA NURUTIN APA KATAKU?!!! DIBANDING NURUTIN APA KATA PASANGANMU SENDIRI?!!!”

“.......”

“Haaah...” gw menghembuskan nafas, merasakan sakitnya tenggorokan ini karena teriak seperti tadi. Seumur hidup mungkin bisa dihitung dengan satu tangan berapa kali gw teriak seperti tadi, membuat tenggorokan ini tidak berpengalaman.

“......”

“Aku tidak pernah melarang, mencegah, atau mengganggu kegiatanmu itu karena berbagai hal Valli. Alasan yang paling penting adalah karena aku tidak bisa melihat diriku sendiri peduli dengan orang lain seperti yang kamu lakukan seperti ini. Aku melihat kepuasan tersendiri saat melihat ekspresi senangmu saat bercerita tentang kegiatanmu saat membantu orang lain. Aku mulai berpikir, mungkin, mungkin saja, orang lain itu memang mempunyai sebuah nilai yang membuat mereka berhak untuk di bantu”

“......”

“Sepertinya semua itu salah Val. Salah besar. Orang lain hanyalah beban, rintangan, hama. Ada 7 miliar manusia di bumi ini, siapa yang peduli kalau 1, 100, 1000, 10.000, 1.000.000, 10.0000.000 orang mati atau hidup miskin ?”

“......”

“Kenapa aku marah ga jelas kaya gini? Hahahaha”

“......”

“Valli, kenapa kamu mencabut paksa jarum yang tertanam didadamu waktu itu? Kamu sudah selamat Val! Sudah selamat! Tinggal menunggu Ulric datang dan membawamu ke perawatan yang memadai.”

“.....”

“Apakah kamu melakukan itu untuk keselamatanku juga?”

“.....”

“Hahahahaha. Vallii, Valli, Vallii. Selalu meikirkan orang lain.”

“......”

“Tapi sayang Val, Apa yang kamu lakukan tidak ada artinya. Aku bisa merasakan tubuhku hancur perlahan dari dalam. Tapi kamu berhasil memberiku waktu untuk balas dendam.”

“......”

“Valli. Kamu mengecewakan aku.”

“......”

“Dalam waktu singkat yang aku punya sebelum tubuhku hancur ini, aku akan membuktikan ke kamu, apa yang aku maksud tentang betapa tidak berartinya orang lain bagiku.”

“......”

“Dan saat waktunya tiba. Dalam waktu dekat ini. Kita akan bertemu kembali, dan aku akan berbicara panjaang mengenai banyak hal denganmu.”

Gw menyeka hidung gw yang mulai terasa basah ini. Seperti biasa, ada bercak merah di tangan gw, darah. Waktu gw semakin dekat, namun sebelum gw pergi, gw mau memberi hadiah ke orang-orang yang berani merebut sesuatu dari gw, bukan Cuma mereka, mungkin gw akan meninggalkan hadiah juga buat orang-orang di dunia ini, agar hidup mereka sedikit lebih menyenangkan.
kkaze22
sormin180
junti27
junti27 dan 33 lainnya memberi reputasi
34
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.