Di dalam amplop itu ada dua lembar tiket pesawat ke kota Helsinki, Finland. Ditambah dua buah surat yang dituliskan dengan tangan dengan warna tinta hitam. Tulisan tangan yang tertera di surat itu sangatlah bagus, ada sebuah ke eleganan dan sebuah wibawa yang gw rasakan dari tulisan tangan itu. Satu surat berbahasa finland, dan satu bahasa berbahasa inggris. Tentunya gw tidak mengerti sama sekali dengan apa yang tertulis di surat berbahasa finland itu sendiri, tapi gw bisa menerka, kalau yang berbahasa finland itu buat Valli, dan yang berbahasa inggris itu buat gw. Kenapa? Karena surat yang berbahasa inggris itu sangatlah spesifik, seperti papahnya Valli menulis hanya untuk gw. Sampai sekarang, gw masih ingat apa yang tertulis di surat itu, kata demi kata, kalimat demi kalimat, gw masih bisa merasakan rasa tekstur kertas itu di jari-jemari gw.




Senyuman tanpa sadar terukir di mulut ini, gw alihkan tatapan gw ke arah Valli yang sedari tadi tersenyum tanpa henti ke arah gw. Ia pun lalu tertawa kecil, entah apa yang diketawakan, mungkin ekspresi gw yang aneh ketika gw senyum senyum sendiri saat membaca surat dari papahnya. Tak lama kemudian makanan pun datang, dan kita menyantapnya sambil mendiskusikan keberangkatan kita, di hari jumat nanti, tiga hari dari sekarang.