- Beranda
- Stories from the Heart
THE WORLD [MONSTER]
...
TS
the.collega
THE WORLD [MONSTER]
Dibalik kemegahan dan kilauannya dunia ini, ternyata ia menyimpan suatu rahasia tergelap.
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
ARC I "Black Beat Beaters"
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
PERHATIAN:
- Mengandung kekerasan
- Bahasa Kasar
- Sedikit Vulgar
Quote:
![THE WORLD [MONSTER]](https://s.kaskus.id/images/2020/09/15/2385673_20200915024638.jpg)
"The Beetle Monster" by Funky Boy on artstation.com
Cerita mulai di post 2
INDEX
Character Bio : Penggambaran karakter yang muncul di serial ini [BWK Super]
bio
The World Entertainment : berisi cerita-cerita jenaka dari dunia The World [Monster]
Spoiler for Cerita Jenaka:
ARC I "Black Beat Beaters"
Spoiler for ARC I:
- Chapter 1
- Chapter 2
- Chapter 3
- Chapter 4
- Chapter 5
- Chapter 6
- Chapter 7
- Chapter 8
- Chapter 9
- Chapter 10
- Chapter 11
- Chapter 12
- Chapter 13
- Chapter 14
- Chapter 15
- Chapter 16
- Chapter 17
- Chapter 18
- Chapter 19
- Chapter 20
ARC II "The Farm"
Spoiler for ARC II:
- Chapter 21
- Chapter 22
- Chapter 23
- Chapter 24
- Chapter 25
- Chapter 25
- Chapter 26
- Chapter 27
- Chapter 28
- Chapter 29
- Chapter 30
- Chapter 31
- Chapter 32
- Chapter 33
- Chapter 34
- Chapter 35
- Chapter 36
- Chapter 37
- Chapter 38
- Chapter 39
- Chapter 40
- Chapter 41
- Chapter 42
- Chapter 43
- Chapter 44
- Chapter 45
ARC III "Mecha-Nism"
Spoiler for ARC III:
- Chapter 46
- Chapter 47
- Chapter 48
- Chapter 49
- Chapter 50
- Chapter 51
- Chapter 52
- Chapter 53
- Chapter 54
- Chapter 55
- Chapter 56
- Chapter 57
- Chapter 58
- Chapter 59
- Chapter 60
ARC IV "Warriors"
Spoiler for ARC IV:
- Chapter 61
- Chapter 62
- Chapter 63
- Chapter 64
- Chapter 65
- Chapter 66
- Chapter 67
- Chapter 68
- Chapter 69
- Chapter 70
- Chapter 71
- Chapter 72
- Chapter 73
- Chapter 74
- Chapter 75
- Chapter 76
- Chapter 77
- Chapter 78
- Chapter 79
- Chapter 80
- Chapter 81
- Chapter 82
- Chapter 83
- Chapter 84
- Chapter 85
- Chapter 86
- Chapter 87
ARC V "Betrayal"
Spoiler for ARC V:
- Chapter 88
- Chapter 89
- Chapter 90
- Chapter 91
- Chapter 92
- Chapter 93
- Chapter 94
- Chapter 95
- Chapter 96
- Chapter 97
- Chapter 98
- Chapter 99
- Chapter 100
- Chapter 101
- Chapter 102
- Chapter 103
- Chapter 104
- Chapter 105
- Chapter 106
- Chapter 107
- Chapter 108
- Chapter 109
- Chapter 110
- Chapter 111
- Chapter 112
- Chapter 113
- Chapter 114
- Chapter 115
- Chapter 116
- Chapter 117
ARC VI "Origin"
Spoiler for ARC VI:
- Chapter 118
- Chapter 119
- Chapter 120
- Chapter 121
- Chapter 122
- Chapter 123
- Chapter 124
- Chapter 125
- Chapter 126
- Chapter 127
- Chapter 128
- Chapter 129
- Chapter 130
- Chapter 131
- Chapter 132
- Chapter 133
- Chapter 134
- Chapter 135
- Chapter 136
- Chapter 137
- Chapter 138
- Chapter 139
- Chapter 140
ARC VII "Sword Of Light"
Spoiler for ARC VII:
- Chapter 141
- Chapter 142
- Chapter 143
- Chapter 144
- Chapter 145
- Chapter 146
- Chapter 147
- Chapter 148
- Chapter 149
- Chapter 150
- Chapter 151
- Chapter 152
- Chapter 153
- Chapter 154
- Chapter 155
- Chapter 156
- Chapter 157
ARC VIII "Beaters Assassination Special Squad"
Spoiler for ARC VIII:
- Chapter 158
- Chapter 159
- Chapter 160
- Chapter 161
- Chapter 162
- Chapter 163
- Chapter 164
- Chapter 165
- Chapter 166
- Chapter 167
- Chapter 168
- Chapter 169
- Chapter 170
- Chapter 171
- Chapter 172
- Chapter 173
- Chapter 174
- Chapter 175
- Chapter 176
- Chapter 177
- Chapter 178
- Chapter 179
- Chapter 180
- Chapter 181
- Chapter 182
- Chapter 183
- Chapter 184
- Chapter 185
- Chapter 186
- Chapter 187
- Chapter 188
- Chapter 189
- Chapter 190
- Chapter 191
- Chapter 192
- Chapter 193
- Chapter 194
- Chapter 195
- Chapter 196
- Chapter 197
ARC IX "RED SUN"
Spoiler for ARC IX:
- Chapter 198
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
- Chapter 199
- Chapter 200
- Chapter 201
- Chapter 202
- Chapter 203
- Chapter 204
- Lanjutan Arc
Diubah oleh the.collega 07-05-2025 14:12
eldini dan 34 lainnya memberi reputasi
25
27.7K
Kutip
702
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
the.collega
#183
Chapter 120
Quote:
Belum ada reaksi apapun dari dalam, asap masih saja tebal menyulitkan ajudannya mengecek keadaan. Begitu pun dengan para ilmuwan, karena alat yang dipasangkan pada prajurit yang melakukan uji coba sudah terlepas semua saat keadaan menjadi tidak terkendali. Perlahan namun pasti kepulan asap mulai menghilang, dan komandan Gert dapat terlihat jelas sekarang.
“TIDAK! KOMANDAN!” pemandangan yang mengejutkan, sang komandan berbaring dengan luka yang sangat parah.
Ajudan dan prajurit masuk ke dalam, mencoba mengecek keadaan sebenarnya dari sang komandan. Untungnya dirinya masih bernafas, padahal beberapa ilmuwan berharap sang komandan ikut tewas bersama sang monster.
“HEI! PANGGIL MEDIS SEKARANG JUGA!”
Situasinya mulai kacau, para prajurit yang ada dalam keadaan yang panik. Tapi tidak dengan Dr. Geere yang mendekati sosok monster yang setengah badannya sudah hancur.
“Tidak….tidak mungkin!” setelah didekati, ia melihat ada sosok kumbang sebesar kepalan tangan yang sedang bertengger di jantung mayat prajurit. Sosok ini mencoba memompa jantung itu, dan beberapa bagian tubuh yang hancur mulai membentuk kembali.
Dr. Geere yang menjadi panik mengambil pistol yang ada pada salah satu prajurit yang ikut mengevakuasi sang komandan.
“Hei! Apa yang kau--,” terdengar suara tembakan beberapa kali. Suara itu membuat semuanya menghampiri Dr. Geere.
“Untung saja….,” para ilmuwan serta prajurit masih belum mengetahui apa yang terjadi. Namun dilihat dari gestur Dr. Geere yang kini duduk sambil menyangga lengannya, ia sudah melalukan hal besar yang menyelamatkan orang-orang dari bahaya.
Komandan Gert dibawa menuju ruangan medis yang memang disiapkan untuk para ilmuwan yang sekiranya kelelahan dalam mengerjakan proyek ini dan juga berfungsi sebagai ruang penyimpanan mayat sementara bagi mereka yang dieksekusi karena kegagalan percobaan. Kondisinya sendiri tidak dalam keadaan yang stabil, alat-alat dipasang, bagian atas tubuhnya terkelupas akibat menerima ledakan dalam jarak yang begitu dekat.
Kedua pergelangan tangannya hancur, ajaibnya komandan Gert masih bisa selamat. Takdir belum menuntunnya ke alam lain. Sementara itu Dr. Geere masih memandangi bangkai kumbang berukuran besar itu. Beberapa rekannya mengamati, ada yang janggal setelah sel kumbang digabungkan. Pertanyaan yang menjadi dasar adalah mengapa hasil penggabungan itu malah melahirkan serangga besar berukuran besar dalam tubuh prajurit yang diuji coba.
“Di mana anda menemukan kumbang itu?” tanya seorang rekan ilmuwannya.
“Di taman, zona netral dari perang. Sama seperti tempat kalian….,” jawab Dr. Geere.
“Hm, apa mungkin serangga yang dijadikan sampel itu terkena radiasi? Bukan tidak mungkin mahkluk hidup lainnya pasti pergi ke tempat yang lebih aman, memang belum ditemukan bukti penggunaan senjata kimia, tapi siapa tau pihak lain juga berbuat hal yang sama seperti yang kita lakukan sekarang…,” penjelasan dari salah satu rekannya cukup masuk akal.
“Entahlah, saya sendiri belum membedahnya lebih dalam. Situasinya sedang krisis sekarang, kita juga tidak bisa bertindak seenaknya tanpa komando dari komandang,” seseorang nyeletuk bahwa mereka diuntungkan dengan kejadian ini, setidaknya tidak ada korban yang jatuh dalam beberapa hari kedepan.
Wakil komandan datang mengumumkan hal yang sedikit membuat lega, setidaknya bagi para ilmuwan. Ia menyatakan bahwa eksperimen dihentikan dahulu sementara waktu, menunggu kondisi komandan stabil, jika dirinya masih bisa selamat. Ia menyayangkan kejadian itu. Komandan Gert memang terkenal dengan sikap pemberani dan tegasnya, sayangnya sang wakil tidak ada ditempat karena ditugaskan sebagai perwakilannya dalam rapat perang yang diadakan pemimpin pusat.
“Kita tunggu selama 3 hari, jika setelahnya tidak ada perkembangan, gugurkan ia….,” perintah sang wakil kepada ajudannya, ia berbicara seperti itu tepat di samping tempat pembaringan sang komandan.
Para ilmuwan tidak diperbolehkan pulang, sehingga dengan sangat terpaksa mereka harus menginap dan menjalani hari dengan membosankan. Kecuali Dr. Geere, ia tetap menggunakan lab untuk membedah kumbang besar yang dibunuhnya. Dengan peralatan andalannya, ia memulainya. Bagian dalam tidak ada bedanya dengan kumbang biasanya, lalu bagian DNA dan juga sel yang diteliti.
“Ini….,” tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ratusan hingga ribuan kumbang berukuran atom mengambang dalam darah yang dijadikan sampel.
Langkahnya cepat, mengambil sebuah tabung kecil berisi serum yang disuntikan kepada prajurit uji coba. Lalu diambil satu tetes dari serum, ditelitinya lagi, hasilnya tetap sama, kumbang-kumbang berukuran atom terlihat mengambang, tidak bergerak. Rasa penasarannya yang tinggi membuatnya keluar dari lab, menuju ruangan autopsi yang berisikan mayat prajurit yang menjadi monster.
Mayatnya masih disimpan untuk keperluan uji coba lanjutan dan penelitian. Kondisinya tetap terjaga karena disimpan pada lemari es berukuran besar, sehingga tidak terjadi pembusukan yang menimbulkan bau yang tidak sedap. Dengan pisau bedah yang simpannya di saku, Dr. Geere mulai menyayat bagian kulit dilengannya. Sedikit kesulitan diawal karena mayatnya membeku, tetapi secara perlahan dirinya mampu menembus kulit dan pisau bedahnya berwarna merah setelah dikeluarkan.
“Seharusnya ini cukup,” langkahnya tergesa-gesa kembali menuju ruangan lab, dari darah yang menempel di pisau bedahnya didapati sebuah sebuah sampel.
“Kulihat dengan mata kepalaku, tubuhnya kembali menyatu dan menyembuhkan diri, pasti ada yang memberinya kekuatan untuk itu. Letak kumbang raksasa juga berada di jantung, pusat pemompa darah,” Dr. Geere secara perlahan mulai meneteskan serum pada pisau bedah yang terdapat darah itu, apakah terjadi suatu reaksi atau tidak.
Dalam waktu yang instan, serum yang diteteskan pada pisau bedahnya bereaksi dengan sangat cepat. Kumbang-kumbang ukuran atom bergerak tidak berhenti, seperti memakan darah yang menempel pada pisau bedah itu. Lalu Dr. Geere mengambil pisaunya, ingin melihat secara langsung apa yang tejadi. Sesuatu bergerak di ujung pisau bedah itu, berwarna hitam seperti lumut jika dilihat dengan mata telanjang.
“Ternyata benar! Kumbang itu telah terkena radiasi dan darahnya menyimpan ratusan sampai ribuan kumbang parasite, pantas saja….,” Dr. Geere langsung kehilangan keseimbangannya, setelah baru menyadari bahwa ia menyimpan kumbang itu dirumahnya, jika anaknya terkena satu gigitannya, maka kumbang parasit akan melahapnya dari dalam dan kemungkinan besar anaknya akan menjadi monster yang sama dengan apa yang terlahir dari uji coba kemarin.
“Tidak! Tidak! Tidak! Aku harus menghubungi orang rumah,” Dr. Geere berlari keluar, menuju telepon yang memang boleh digunakan oleh para ilmuwan ataupun prajurit yang bertugas. Memiliki sinyal tersendiri agar lokasinya tidak ditemukan pihak musuh.
Tidak ada jawaban dari rumahnya, membuat Dr. Geere panik setengah mati. Ia berteriak hingga terdengar oleh yang lainnya. Sang wakil yang masih menunggu komandan siuman datang menghampiri Dr. Geere dan memintanya untuk tenang. Namun, bukan balasan yang mengenakan, Dr. Geere malah mencekik leher sang wakil. Membuat ajudan yang menemani mengacungkan senjata pada dirinya. Sang wakil tetap tenang dengan mengacungkan jemarinya, ingin melihat reaksi dari sang ilmuwan terlebih dahulu.
“AKU MENEMUKANNYA! JALAN MENUJU KEBERHASILAN PROYEK INI!” ia berteriak tepat di depan wajah sang wakil komandan.
“TIDAK! KOMANDAN!” pemandangan yang mengejutkan, sang komandan berbaring dengan luka yang sangat parah.
Ajudan dan prajurit masuk ke dalam, mencoba mengecek keadaan sebenarnya dari sang komandan. Untungnya dirinya masih bernafas, padahal beberapa ilmuwan berharap sang komandan ikut tewas bersama sang monster.
“HEI! PANGGIL MEDIS SEKARANG JUGA!”
Situasinya mulai kacau, para prajurit yang ada dalam keadaan yang panik. Tapi tidak dengan Dr. Geere yang mendekati sosok monster yang setengah badannya sudah hancur.
“Tidak….tidak mungkin!” setelah didekati, ia melihat ada sosok kumbang sebesar kepalan tangan yang sedang bertengger di jantung mayat prajurit. Sosok ini mencoba memompa jantung itu, dan beberapa bagian tubuh yang hancur mulai membentuk kembali.
Dr. Geere yang menjadi panik mengambil pistol yang ada pada salah satu prajurit yang ikut mengevakuasi sang komandan.
“Hei! Apa yang kau--,” terdengar suara tembakan beberapa kali. Suara itu membuat semuanya menghampiri Dr. Geere.
“Untung saja….,” para ilmuwan serta prajurit masih belum mengetahui apa yang terjadi. Namun dilihat dari gestur Dr. Geere yang kini duduk sambil menyangga lengannya, ia sudah melalukan hal besar yang menyelamatkan orang-orang dari bahaya.
Komandan Gert dibawa menuju ruangan medis yang memang disiapkan untuk para ilmuwan yang sekiranya kelelahan dalam mengerjakan proyek ini dan juga berfungsi sebagai ruang penyimpanan mayat sementara bagi mereka yang dieksekusi karena kegagalan percobaan. Kondisinya sendiri tidak dalam keadaan yang stabil, alat-alat dipasang, bagian atas tubuhnya terkelupas akibat menerima ledakan dalam jarak yang begitu dekat.
Kedua pergelangan tangannya hancur, ajaibnya komandan Gert masih bisa selamat. Takdir belum menuntunnya ke alam lain. Sementara itu Dr. Geere masih memandangi bangkai kumbang berukuran besar itu. Beberapa rekannya mengamati, ada yang janggal setelah sel kumbang digabungkan. Pertanyaan yang menjadi dasar adalah mengapa hasil penggabungan itu malah melahirkan serangga besar berukuran besar dalam tubuh prajurit yang diuji coba.
“Di mana anda menemukan kumbang itu?” tanya seorang rekan ilmuwannya.
“Di taman, zona netral dari perang. Sama seperti tempat kalian….,” jawab Dr. Geere.
“Hm, apa mungkin serangga yang dijadikan sampel itu terkena radiasi? Bukan tidak mungkin mahkluk hidup lainnya pasti pergi ke tempat yang lebih aman, memang belum ditemukan bukti penggunaan senjata kimia, tapi siapa tau pihak lain juga berbuat hal yang sama seperti yang kita lakukan sekarang…,” penjelasan dari salah satu rekannya cukup masuk akal.
“Entahlah, saya sendiri belum membedahnya lebih dalam. Situasinya sedang krisis sekarang, kita juga tidak bisa bertindak seenaknya tanpa komando dari komandang,” seseorang nyeletuk bahwa mereka diuntungkan dengan kejadian ini, setidaknya tidak ada korban yang jatuh dalam beberapa hari kedepan.
Wakil komandan datang mengumumkan hal yang sedikit membuat lega, setidaknya bagi para ilmuwan. Ia menyatakan bahwa eksperimen dihentikan dahulu sementara waktu, menunggu kondisi komandan stabil, jika dirinya masih bisa selamat. Ia menyayangkan kejadian itu. Komandan Gert memang terkenal dengan sikap pemberani dan tegasnya, sayangnya sang wakil tidak ada ditempat karena ditugaskan sebagai perwakilannya dalam rapat perang yang diadakan pemimpin pusat.
“Kita tunggu selama 3 hari, jika setelahnya tidak ada perkembangan, gugurkan ia….,” perintah sang wakil kepada ajudannya, ia berbicara seperti itu tepat di samping tempat pembaringan sang komandan.
Para ilmuwan tidak diperbolehkan pulang, sehingga dengan sangat terpaksa mereka harus menginap dan menjalani hari dengan membosankan. Kecuali Dr. Geere, ia tetap menggunakan lab untuk membedah kumbang besar yang dibunuhnya. Dengan peralatan andalannya, ia memulainya. Bagian dalam tidak ada bedanya dengan kumbang biasanya, lalu bagian DNA dan juga sel yang diteliti.
“Ini….,” tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, ratusan hingga ribuan kumbang berukuran atom mengambang dalam darah yang dijadikan sampel.
Langkahnya cepat, mengambil sebuah tabung kecil berisi serum yang disuntikan kepada prajurit uji coba. Lalu diambil satu tetes dari serum, ditelitinya lagi, hasilnya tetap sama, kumbang-kumbang berukuran atom terlihat mengambang, tidak bergerak. Rasa penasarannya yang tinggi membuatnya keluar dari lab, menuju ruangan autopsi yang berisikan mayat prajurit yang menjadi monster.
Mayatnya masih disimpan untuk keperluan uji coba lanjutan dan penelitian. Kondisinya tetap terjaga karena disimpan pada lemari es berukuran besar, sehingga tidak terjadi pembusukan yang menimbulkan bau yang tidak sedap. Dengan pisau bedah yang simpannya di saku, Dr. Geere mulai menyayat bagian kulit dilengannya. Sedikit kesulitan diawal karena mayatnya membeku, tetapi secara perlahan dirinya mampu menembus kulit dan pisau bedahnya berwarna merah setelah dikeluarkan.
“Seharusnya ini cukup,” langkahnya tergesa-gesa kembali menuju ruangan lab, dari darah yang menempel di pisau bedahnya didapati sebuah sebuah sampel.
“Kulihat dengan mata kepalaku, tubuhnya kembali menyatu dan menyembuhkan diri, pasti ada yang memberinya kekuatan untuk itu. Letak kumbang raksasa juga berada di jantung, pusat pemompa darah,” Dr. Geere secara perlahan mulai meneteskan serum pada pisau bedah yang terdapat darah itu, apakah terjadi suatu reaksi atau tidak.
Dalam waktu yang instan, serum yang diteteskan pada pisau bedahnya bereaksi dengan sangat cepat. Kumbang-kumbang ukuran atom bergerak tidak berhenti, seperti memakan darah yang menempel pada pisau bedah itu. Lalu Dr. Geere mengambil pisaunya, ingin melihat secara langsung apa yang tejadi. Sesuatu bergerak di ujung pisau bedah itu, berwarna hitam seperti lumut jika dilihat dengan mata telanjang.
“Ternyata benar! Kumbang itu telah terkena radiasi dan darahnya menyimpan ratusan sampai ribuan kumbang parasite, pantas saja….,” Dr. Geere langsung kehilangan keseimbangannya, setelah baru menyadari bahwa ia menyimpan kumbang itu dirumahnya, jika anaknya terkena satu gigitannya, maka kumbang parasit akan melahapnya dari dalam dan kemungkinan besar anaknya akan menjadi monster yang sama dengan apa yang terlahir dari uji coba kemarin.
“Tidak! Tidak! Tidak! Aku harus menghubungi orang rumah,” Dr. Geere berlari keluar, menuju telepon yang memang boleh digunakan oleh para ilmuwan ataupun prajurit yang bertugas. Memiliki sinyal tersendiri agar lokasinya tidak ditemukan pihak musuh.
Tidak ada jawaban dari rumahnya, membuat Dr. Geere panik setengah mati. Ia berteriak hingga terdengar oleh yang lainnya. Sang wakil yang masih menunggu komandan siuman datang menghampiri Dr. Geere dan memintanya untuk tenang. Namun, bukan balasan yang mengenakan, Dr. Geere malah mencekik leher sang wakil. Membuat ajudan yang menemani mengacungkan senjata pada dirinya. Sang wakil tetap tenang dengan mengacungkan jemarinya, ingin melihat reaksi dari sang ilmuwan terlebih dahulu.
“AKU MENEMUKANNYA! JALAN MENUJU KEBERHASILAN PROYEK INI!” ia berteriak tepat di depan wajah sang wakil komandan.
69banditos dan 3 lainnya memberi reputasi
4
Kutip
Balas