Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

open.mindedAvatar border
TS
open.minded
ILLUSI
Quote:


Quote:


Quote:
Polling
0 suara
menurut penghuni kos disini.. kalian mau kisah gw kaya gimana? (bisa milih banyak!!)
Diubah oleh open.minded 08-01-2022 11:27
Yoayoayo
junti27
gocharaya
gocharaya dan 201 lainnya memberi reputasi
190
2M
5.2K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.6KAnggota
Tampilkan semua post
open.mindedAvatar border
TS
open.minded
#4392
A Step Forward
Dua bulan telah berlalu semenjak mamah gw datang dan konflik gw sama Valli. Hubungan kita berjalan seperti biasa, baik, sangat baik malahan. Gw sadar kalau Valli lebih invasif untuk mengetahui seluk beluk kehidupan gw, mau itu teman, keluarga, bahkan sampe keyakinan gw. Gw tau banget, ini pasti hasil dari obrolan Valli dan Mamah gw saat mereka datang. Gw gak tau apa yang mamah gw bicarakan ke Valli, tapi itu sukses untk membuka sesuatu dalam diri Valli yang tidak gw ketahui.

“Kamu sholat berapa kali Di?”
“Hah?! 5 kali?! Tapi aku itung kamu suka sholat lebih dari itu sehari?”
“Apa yang kamu baca saat kamu abis sholat itu Di? Kok panjang banget?”
“Bisa kasih tau aku artinya ga?”

Itu adalah salah satu contoh pertanyaan yang dilayangkan Valli ke gw. Gw ga risih, senang malahan, tentunya gw menjawab pertanyaan Valli dengan baik dan benar, tidak kurang, tidak lebih. Gw merasa, hubungan gw dan Valli sudah mulai tahap serius, dan gw juga akan serius dengannya.

Hari sudah berganti menjadi sore, gw menyandarkan punggung ini ke sandaran kursi kerja gw. Berbicara tentang keseriusan, pasti kita akan berbicara tentang pernikahan, dan berkeluarga. Umur gw masih 20 tahun, dan kalau mengikuti alur ini, mungkin umur 21 gw bisa menikah dengan Valli. Memikirkan masa depan untuk pertama kalinya sejak sekian lama, membuat gw tersenyum, momen seperti apa yang akan gw jumpai jika gw hidup dengan Valli? Sepertinya gw bisa hidup 60 tahun kedepan tanpa rasa bosan. Tiba tiba suara ketukan terdengar dari pintu ruang kerja ini.

*TOK* *TOK*

“Masuk.” Jawab gw disusul dengan kemunculan lima muka suram anak buah gw, terlihat mereka mengawal orang spesial ke ruangan ini. Valli.”

“Tzarina (Permaisuri) ingin bertemu dengan sang Tzar (Kaisar).” Ucap Kim dengan muka suramnya.

“Gw ngelarang kalian memanggil gw dengan sebutan boss, kalian tetap memanggil gw boss. Dan sekarang, kalian ngeupgrade gw jadi Tzar. Lo mau melakukan kudeta dinegara ini Kim?”

“Tzarina, boleh kah Kim bertanya sesuatu?” ucap Kim dengan muka suramnya, mengabaikan ucapan gw.

“Boleh mr.Kim!” jawab Valli dengan antusiasme nya.

“Tzarina. Apakah Tzarina punya teman. Pastinya yang cewek. Yang sedang mencari kerjaan atau magang?”

“Hmmm ada ga yaa?” ucap Valli dengan nada becanda.

“Tolonglah Tzarina, kami sangat iri dengan boss gila ini yang mempunyai Tzarina yang sangat cantik, kami menuntut kesetaraan, kami mau ada pekerja wanita di sini!!”

“Heh?! Apa lo bilang?” potong gw

“Boss. Sebagai sesama golongan pekerja, kita harus bersatu, untuk bersatu, kita harus setara, kita punya hak yang sama. Kami menuntut sebuah kesatuan. Karena dengan persatuan lah kita akan berhasil mengatasi berbagai tantangan, kita akan bertahan! Dan maju!.” Dari sini gw yakin nih orang korea otaknya rusak.

“Tadi lo nyebut gw Tzar, dan sekarang lo mengutip propaganda zaman Soviet. Lo bener bener mau kudeta negara ini eh Kim?”

“HAHAHAHAHAHAHAHA. Aduh Adiiiii, sakit perutkuu, temen temen kamu. HAHAHAHAHAHA.” Tawa Valli dengan renyahnya.
“mr.Kim hahahaha mr.Kim, nanti aku cariin ya temen temen kampusku yang nyari kerja atau sampingan. Tenang aja. Hahahahaha.”

“Terima kasih Tzarina.” Ucap dia membungkukan badannya. Kemudian kim dan 5 orang lainnya menatap ke arah gw.
“Comrade” ucap mereka, senyum, sambil menganggukan kepalanya.

Gw speechless. Tingkat ke absurdan pembicaraan yang dilakukan oleh Kim tadi begitu tinggi gw gak bisa membalas apa-apa. Sedangkan Valli kembali tertawa sambil membawa dirinya duduk di kursi didepan meja kerja gw. Terlihat air mata menggenang di matanya diikuti dengan tawa renyahnya.

“Adiii Adiii. Ada apa sih dengan teman-temanmu itu? Hahahahah.”

“Gak tau. Mereka emang udah rusak dari sananya Val. Dari pertama tim ini dibentuk.”

“Kayaknya enak ya Di kerja dibawahmu hahahaha. Relax bener ini ruangan.”

“Oh jadi kamu mau di downgrade dari pacar jadi anak buahku Val?”

“IHH bukan gituuuu!! Hahahahaha.”

“Ngomong-ngomong gimana kegiatanmu yang kamu bicarain tadi malem?”

“Hm? Ohya! Adiii!”

“Apaaaaaa?”

“Tau gak? Aku dan temen temenku nemu sebuah bar yang kayanya ada terselubung human traficking didalemnya! Dan ditambah lagi, mereka melibatkan anak underage!”

“Ehm. Terus?”

“Aku mau investigasi dan blow up untuk nolong para wanita yang di traficking Di!”

“Jangan.” Ucap gw tegas.

“Tapi Di.. mereka san-“

“Valli, aku gak ngelarang kamu investigasi biasa untuk kamu jadi bahan tulisan atau apalah. Tapi jangan kamu terlibat langsung. Bahaya.”

“Aku tau itu bahaya. Tapi..”

“Gak ada tapi-tapian, aku minta kamu, gak, aku mohon kamu sebagai pacarmu, jangan terlibat langsung. Bisa?”

“…….”

“Valliii?”

“Iya Di, aku bisa.” Jawabnya lesu.

Masalah yang dibicarain Valli tadi itu bukan masalah main-main. Ada pemain besar di dalam industry gelap itu. Dan mereka gak main main dalam menjaga properti milik mereka. Ini Russia, surga para mafia dan oligarch. Hanya sebuah peluru atau racun yang akan ditemui oleh orang yang berhadapan dengan mereka.

“Jangan murung gitu dong sayang” ucap gw ke Valli yang merundukan kepalanya.

“Iya Di. Hehehehe.”

“Dari murung tiba tiba ketawa, koslet ya otakmu Val?”

“GA!! Enak aja. Anak pinter cantik kaya aku dibilang koslet.”
“Perasaanku konflik tauuu. Sedih karena dilarang, tapi seneng karena kamu perhatian banget. Hehehehe.”

“Kamu punya kepribadian ganda ya? Makanya perasaan bisa konflik begitu?” tanya gw.

*PLAK* kepala gw dijitak.

“Aduuuh. Kok aku dijitak?”

“Biarin! Hmh!” jawab dia mengembungkan pipinya.
“Eh Di.. kapan kita berangkat, katanya mau Dinner?”

“Aduuuuh. Sakit tauu.”

“Sini sini aku cium. Muach. Dah sembuh sayaang.”

“Nah gini dong dah ga sakit lagi.”

“Dasar!”

“Sekarang yuk berangkat. Ucap gw sambil melihat jam.”

“Bentar-bentar. Karena kamu gak mau ngasih tau aku, tempat macam apa yang kita datengin, jadi aku gaktau mau pake baju apa. Menurut mu baju yang aku pakai sekarang cocok ga?” tanyanya membuat gw ngecek penampilan Valli dari atas ke bawah.

“Hmm. Cocok kok sayang.” Jawab gw.

“Kalau dandanan ku? Pas ga? Aku cantik ga?”

Gw tersenyum, menatap mata abu abu terangnya. Rambut coklatnya yang terurai sebahu, mata abu abunya yang terhalangi oleh lensa kacamata, bibirnya yang berwarna lipstik merah. Sempurna. Tanpa sadar mulut gw bergerak sendiri.

“You’re always beautiful, my dear.”

Gw dan Valli akhirnya menaiki mobil kantor gw menuju tempat makan malam yang gw rencanakan khusus untuk Friday night ini. Agak jauh tempatnya, sekitar tiga jam dari pusat kota Moscow. Tapi waktu tiga jam ini tidak terasa sudah berlalu karena kita keasikan ngobrol dan becanda di dalam mobil ini. Akhirnya kita sampai di tempat yang kami tuju. Sebuah tanah luas berumput hijau yang pendek yang hanya disinari oleh cahaya lilin. Dan dalam radius 5 km dari tanah ini tidak ada lampur atau sumber penerangan yang berasal dari listrik sama sekali. Disana hanya ada bangunan terbuka tempat sang koki akan memasak hidangan. Sedangkan tempat kami makan akan berada di atas bukit sekitar 300 meter dari tempat koki memasak. Ini adalah sebuah dinner di ruangan terbuka, malam ini hanyalah untuk gw dan Valli.

“Woow. Indah banget di langitnya. Ihhh romantis bangeet dehh pake lilin.”

“Gimana? Puas kah tuan putriku?”

“Puas bangeeeet. Makasih yaaa. Muach.” Ucap Valli mengecup bibir gw.

Kami pun duduk dikursi masing masing. Valli tidak henti-hentinya meliha langit malam ini, dengan posisi kepalanya ditumpu oleh kedua telapak tangannya. Senyumnya yang tiada henti membuat hati gw serasa ditiup sebuah angin yang sangat membuat gw damai. Membuat gw.. ikut tersenyum juga.

“Sayaang. Kok ga ada yang ngasih kita menu untuk kita pilih?” Tanya Valli masih menatap gw.

“Koki yang akan menentukan makanan yang cocok buat kita malam ini sayang. Kita hanya tinggal nikmatin aja.” Jawab gw.

“Oh seperti waktu tempat kita date pertama itu ya? Kalo nanti aku gak suka makanannya gimana Di?”

“Kamu bisa minta apapun sebagai ganti rugi atas ketidakpuasanmu ke kokinya sayang.”

“Yang bener? Kaloo gitu aku nanti minta rumah. Bisa?”

“Kalo itu harga ketidakpuasanmu. Bisa.”

“BMW ?”

“Bisa.”

“Tanah.”

“Bisa.”

“Ih kok bisa semua? Emang kokinya yakin kalo aku bakal suka dengan makanannya? Bagaimana dia tau seleraku coba?”

“Karena mereka adalah professional yang aku pilih. Tenang aja Sayang.”

“Mhm. Ga kerasa ya Di udah hampir dua tahun kita bersama.”

“Yep. Ga kerasa.”

“Apa kesanmu selama ini ke Aku Di? Apa yang membuatmu mencintaiku Di?”

“Kesanku? Hmmm. Kamu adalah wanita yang menarik, aku tidak pernah bosen selama ada disamping kamu. Kamu adalah wanita pekerja keras. Kamu tidak pernah berfoya foya.”

“Terus-terus? Kenapa kamu cinta aku Di?”

“Yang pasti karena hal-hal yang aku sebutin tadi. Tapi ada alasan lain. Aku cinta kamu karena kamu mempunyai watak yang bertolak belakang denganku. Aku adalah orang yang apatis, melihat semua berdasarkan sebuah nilai, sedangkan kamu adalah orang yang simpatis, jiwamu terhadap sesama, terhadap orang lain sangatlah besar. Aku cinta kamu, karena aku merasa lengkap denganmu Val.”

“…….” Diam Valli menatap gw. Air matanya mulai tergenang disana.

“Kok malah nangis” ucap gw langsung menyeka air matanya biar makeupnya tidak rusak.

“Kamu siih. Aku.. Aku gaknyangka kalo kamu punya pandangan selengkap itu ke aku Diii.”

“Kenapa? Karena aku gak seromantis laki-laki lain ya pasti? Hahahaha. Im always watching you Val.” Valli menggenggam tangan gw yang mengusap air mata gw lalu menempelkannya dipipinya yang hangat itu.

“Adi.”

“Ya?”

“Kamu adalah laki-laki aneh, kamu adalah laki-laki misterius. Kamu adalah sebuah Void, aku tidak bisa melihat kedalam kepalamu. Kamu seperti sebuah blackhole yang menarikku kedalam rasa ini.”
“Tapi anehnya aku merasa sangat nyaman bersamamu Di. Aku. Tidak pernah merasa was-was akan apa yang kamu lakukan. Waktu kamu cerita kejadian yang kamu alami dengan Yvette ke Aku, jujur aku merasa sakit, tapi juga lega, karena aku tau karena pasanganku sangat loyal kepadaku. Aku.. sama kamu.. seperti merasa di rumah sendiri. Nyamaan banget.”
“Adi.”

“Ya?”

“Mina Len hulyuna sinuun, mina rakastann Sinya ko sydamestani mi.. ja…. N vosi ela ilmayn sinya.”

“Kamu curang. Bicara pakai bahasa yang aku gak ngerti Val. Apa artinya?” tanya gw tersenyum. Valli pun ikut tersenyum, ia melepaskan genggaman tangannya di tangan gw, membuat tangan gw terlepas dari pipinya. Ia mengambil sesuatu dari tas mungilnya. Sebuah amplop.

“Amplop?”

“Ya sayang. Sebuah undangan dari papah.”
bonita71
kkaze22
sormin180
sormin180 dan 29 lainnya memberi reputasi
30
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.