"AKHLAK PENDEKAT HIDAYAH"

Pada suatu hari, seorang pria yang hobi 3 M : Minum (Amer), Maen (Judi), Mencuri (Barang), datang menghadap Rasulullah dengan maksud hendak bersyahadat.
Meski Kanjeng Nabi pirso kelakuan buruk orang itu, Beliau tidak lantas menginterogasi apalagi menghakimi pria di depannya itu dengan kata-kata yang membuatnya malu.
Begitu dia menyampaikan maksud kedatangannya, langsung seketika itu juga Rasulullah menuntunnya bersyahadat.
Baru sesudah mengucapkan dua kalimah syahadat, pria itu memberanikan diri untuk matur : “Ya Rasulullah. Sebenarnya saya ini selalu saja berbuat dosa dan sulit hendak meninggalkannya.”
Dalam batin pria itu, perkataannya pasti akan membuat Rasulullah mengorek dan marah atas kebiasaan buruknya serta mengancam supaya tidak melakukan 3 M tsb.
Tapi, alih-alih marah dan mengancam, Rasullullah mengorek pun tidak, bahkan seolah-olah tidak mau tau jenis perbuatan dosa orang tsb.
Justeru Rasulullah sambil tersenyum merespon keluhannya yg sulit meninggalkan perbuatan dosanya itu, dengan memberinya saran : “Maukah engkau berjanji bahwa engkau sanggup meninggalkan perkataan bohong.?”
“Ya, saya berjanji” jawab pria itu spontan dengan hati riang, karena dia merasa itu saran yang mudah dilakukan dan tak ada sangkut pautnya dengan kebiasan buruknya, baik judi, mabuk maupun mencuri.
Dia pun pulang dgn gembira seperti perasaan ketika dia menang judi. 😁

Sesampai di rumah, di mejanya masih tegak berdiri kendi berisi khamer ( sebangsa Amer ) sisa tadi malam. Maka secara reflek tangan kanan meraih kendi itu untuk ditenggak isinya seperti tadi malam.
Namun, begitu di dekat bibir, terbayanglah wajah Rasulullah yang telah mengikat janji dengannya untuk tidak berkata bohong.
"Kalau besok saya ke masjid jumpa Rasulullah, lalu beliau bertanya apa yang sy minum malam ini, wah repot jawabnya.... bila saya bilang dengan jujur.. sy akan dihukum cambuk... tapi kalau saya jawab dengan bohong, berarti saya menghianati perjanjian saya dengan Rasulullah... nah daripada repot2, mending saya singkirkan saja kendi2 ini.." kecamuk hatinya saat akan memutuskan, berhenti atau lanjut minum.

Kecamuk hati itulah yang terus menyesaki dadanya ketika dia mau melakukan perbuatan dosa yang dulu sering dilakukan. Bagaimana dia harus menjawab bila ditanya Rasulullah. .?

Akibatnya.. tanpa membutuhkan waktu lama dia betul2 bisa melepaskan diri dari kubangan lumpur perbuatan dosa yang selama ini memerangkapnya, sehingga dia bisa menjadi sahabat yang shaleh. 🥰

Ternyata prasangka baik Rasulullah bahwa dia bisa pegang janji untuk tidak berbohong dan sikap ikhlas Beliau yang tidak membahas masa lalunya, membuat dia jatuh cinta pada budi pekerti / akhlak Rasulullah yang mengantarnya pada pintu hidayah Allah. .

Maka, pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW saat ini, saya berharap kita semua meneguhkan hati utk mengikuti barisan Beliau bersama ummat yang selalu berusaha memperbaiki akhlaknya...
Karena Beliau hadir untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak kita...
Setiap akhlaq yang baik pasti akan menumbuhkan cinta.

اللهم صلي على سيدنا وحبيبنا محمد صلى الله عليه وسلم..💖