Ketika Ane Bersama Emak (Part 4)


"eh mau kita tengok dan keluar kamar tak?", ajak wina ke 4 teman lainnya
"eh, nantilah, selesaikan dlu makan2 ne", ujar teman sekamar wina yang mengarahkan untuk memakai jilbab. Maklum beberapa dari teman2 wina ini sudah memakai jilbab.
mereka pun segera merapikan beberapa jajanan dan hendak membagi ke beberapa senior.
Setelah beres berjilbab, wina dan beberapa temannya membuka pintu dan hendak menawarkan makanan yang mereka beli. Kebetulan, tidak semua yang keluar kamar mungkin karena sudah berpakaian seksi untuk tidur.

Ketika membuka pintu, Wina pun sedikit terkejut karena lokasi para senior terutama suara abang sani berada persis di depan pintu mereka. Seperti gansis ketahui, posisi kamar wina nomer 1 berhadapan langsung dengan ruang tv. Para suara senior yang didengar Wina, semua tidur di ruang TV. Namun yang didapat Wina ketika membuka pintu, hanya ruangan TV yang diterangi lampu putih redup dan tidak ada orang sama sekali. Saat itu Wina tidak merasakan kengerian atau keanehan dengan tidak adanya sosok para senior di ruang tv.

"ah mungkin mereka sudah merokok di luar", ujar Wina dengan santai dan kembali masuk ke dalam kamar setelah menutup pintu.
Beberapa teman yang telah bersiap ingin menemani Wina menghampiri para senior pun tampak melihat aneh ketika dia memutuskan untuk kembali duduk di kamar.
"eh, kenape duduk lagi, kate nak bawa makanan tuh ke rombongan bang Sani?", tanya salah satu temannya yang hampir beres memakai jilbab.
"ah mereka lagi merokok di luar, tunggu bentar lagilah pas mereka ke ruang tv, malas malam2 ke luar banyak nyamuk je", ujar Wina
"oh, yelah, kami ngikut aje sama ibu ketua", ujar teman wina yang berjilbab

mereka pun kembali melanjutkan ngobrol2 ala cew2 di kamar.
sembari bercanda satu sama lain, tak lama mereka mendengar kembali suara orang berjalan dan berlari di depan pintu kamar mereka. Saat itu sudah menunjukkan jam 9 malam. Suara para cow ngobrol dan tv hidup pun memberikan kode seolah-olah para senior telah kembali dari merokok di luar.
"ah, dah balik mereka tuh, jom kita bagi makanan ne, nanti dah telanjur lempam pulak", ujar Wina.
"ah ayoklah" ujar para wanita di kamar 1 bersemangat untuk bergabung dengan para senior. Mungkin sudah bosan juga ngobrol seharian dengan sesama cewek.

Apa dinyana, ketika Wina membuka pintu, tidak ada orang sama sekali di ruang TV. Yang ada hanyalaah Tv yang menyala dengan acara tvri yang hitam putih. Wina pun baru saat itu merasakan merinding dan sedikit ngeri dengan apa yang disaksikannya untuk kedua kalinya. Tapi kali ini Wina bener2 yakin bahwa yang didengarnya juga didengar oleh kawan2nya sekamar. Wina langsung segera menutup pintu dan ketakutan langsung duduk di atas kasur. Wina tak bisa ngomong apapun karena dia juga bingung dengan sesuatu yang aneh malam ini.
"kau kenapa Win? tiba2 tutup pintu, lari pulak ke kasur, macam lihat hantu je", ujar temannya bercanda dan melihat ekspresi wina yang sangat lucu karena ketakutan
"eh, engkau tengok sendirilah, apa ada orang di ruang tv tuh", ujar Wina ketakutan dan sedikit kesal karena temannya seperti menikmati wajahnya yang cemas dan takut.

"ah, ngade2 (ada2) aja kau ne win", ujar temannya yang berjilbab langsung membuka pintu
"eh eh, kemana ne para senior, lenyap keh?", ujar temannya yang melongok ke kiri ke kanan dan tidak menemukan satu orang pun sejauh dia melihat.
"eh kemana mereka, tadi ada orang kan, kita dengar kan ada suara para senior, ada bang sani suaranya jelas betul, malah menggema", ujar teman yang berjilbab
teman2 yang laen pun langsung kepo dan ikutan menongolkan kepala mereka di pintu. Mereka hanya melihat ruangan tv yang menyala TVnya dan tidak ada orang siapapun.
"ah mungkin mereka ne tau kita sudah ada di kamar, terus mau nakut2in kita", ujar anak cewek yang berjilbab rada2 tomboy ini.

si cew tomboy berjilbab ini mengajak teman2 cewek lainnya untuk menangkap basah alias menggagalkan niat para senior yang ingin mengerjain mereka dengan memberi rasa horor. Mendengar penjelasan temannya ini, seketika rasa horor pun hilang dan berganti dengan rasa berani untuk patroli menemukan para senior yang sedang bersembunyi hendak menakut2in mereka. Wina pun beranjak dari kasur dan serta merta sedikit berani dan semangat untuk mengikuti ide teman cew berjilbab tomboy ini. mereka pun langsung berpencar ke setiap kamar yang kemungkinan tidak terkunci kemungkinan mereka bersembunyi di kamar walikota, di kamar 4 5 6 atau di dapur.

karena tidak menemukan siapapun, bahkan si wina membuka pintu luar untuk mengecek apakah mereka masih merokok di luar. Anehnya, wina tak menemukan bekas2 puntung rokok layaknya jejak TKP para ahli hisab. Saat itu, Wina mulai merasakan ketakutan dan segera mencari temannya yang berpencar.
"eh, tak ada orang, ayok masuk kamar lagi", ujar wina yang langsung memeluk tangan salah satu temannya yang sedang mengecek kamar nomer 4.
"eh, apalah, macam budak kecik aja engkau ne", ujar salah satu teman yang ikutan berpatroli mencari jejak2 para senior yang kemungkinan mengumpet di kamar.

sekitar 5 menit mereka akhirnya tak menemukan siapapun dan memutuskan untuk menghidupkan semua lampu dan mengecek sekali lagi ke setiap sudut kamar. Namun tidak ada hasil dan menemukan jejak2 para senior yang kembali ke rumah. Mulailah saat itu mereka merinding dan ketakutan.
"eh gimana ne, kita telpon bang sani atau kita lari ke rumah kak nap ajalah", ajak wina
setelah mereka berembuk dengan cepat, mereka memutuskan untuk segera ke rumah kak nap yang selalu berada di rumah.
mereka pun kabur dengan meninggalkan rumah dengan kondisi lampu yang menyala.

"kak nap... kak naappp", ujar wina yang menggedor pintu
"oiiiii, sape tuh", balas suara kak nap yang sedang menonton tv dan segera membuka pintu
"eh eh, baru balikkeh, ade ape malam2 kesini, air matike?", tanya kak nap yang biasanya dapat laporan permasalahan air yang tak hidup.
"eh bukan kak nap, kami ngeri kak nap di mess tuh, banyak hantu ke?", tanya WIna
"eh, ape pulak banyak hantu, sini masuk dlu", ajak kak nap.
mereka berlima pun langsung lari ke dalam rumah dan menjelaskan semua yang terjadi di dalam mess.
"ah terus, lampu2 kalian tak matikan apa?", ujar kak nap
"tak lah kak, kami dah mati ketakutan, dah tak peduli lagi lampu hidup kek mati kek", ujar wina
"eh, tak patut, tak bise lampu tuh tak dimatikan, mubazir", ujar kak nap.

"ayoklah, temankan kak nap matikan lampu2, nanti balek lagi kesini tak ape", ajak kak nap
mereka pun setuju dan ikut kembali ke mess, apalagi beberapa wanita pun khawatir nanti ada maling yang masuk dan barang2 hilang bisa gawat. Terlebih, mereka sudah dititipkan untuk menjaga barang2 para senior yang berada di ruang tv. dengan mengikuti kak nap kembali ke mess, mereka pun berdiri di kamar dan menyaksikan kak nap mematikan satu persatu lampu di kamar dan mematikan tv.
"kak nap, itu tv kenapa bisa hidup sendiri?", ujar wina
"oh, biasa je, tv ne memang agak konslet, suka hidup sendiri, mesti di cabut kabelnya biar tak hidup2 sendiri", ujar kak nap yang mencabut kabel tv.

selepas semua lampu sudah mati, kak nap pun mengajak para 5 cew marching band ini untuk ikut ke rumahnya lagi.
"ayok, nak ikut ke rumah tak?", ujar kak nap
para cew marching band ini pun berdiskusi dan berbisik2 untuk memutuskan apa tetap tinggal di mess dan mengunci pintu di kamar atau ikut ke rumah kak nap yang sempit.
"ah, tak payahlah kak nap, kami tinggal di kamar ajelah, kunci pintu, solat, terus tidur, insya allah aman2 ajalah ye tak kak?", tanya cew tomboy berjilbab
"hah iyelah, kalau dengar suara2 ape2, biarkan sajelah, asal tak ganggu ngko orang, name hidup ne, ade makhluk nyate ada yang tak nyate, biase jelah, ye tak?", ujar kak nap

mendengar penjelasan kak nap begitu, yakinlah bahwa yang mereka dengar ini malam benar2 sosok suara2 dari makhluk halus.
"dak, kak nap balek ye, kalau ada ape2, telpon aje kak nap atau ke rumah kak nap aje ye", ujar kak nap yang berlalu kembali ke rumah.
para cew berlima ini langsung masuk kamar dan menutup pintu dengan dikunci. Mereka pun segera solat bergantian dan sepakat untuk tidak terlalu heboh atau berisik lagi. Takutnya memancing suara2 para makhluk halus yang ikutan sibuk dan berisik di ruang tv.

mungkin 2 jam kemudian, akhirnya para senior beberapa sudah balik termasuk bang sani, dan juga bang kris (om bengkalis yang cerita ke ane). Mereka pun tak tau bahwa sudah ada para wanita anggota marching band yang sudah balik dluan ketimbang mereka. Dengan santai, bang sani dan bang kris dan beberapa anggota senior duduk di ruang tv sembari mengobrol2 santai. Mereka pun sepakat untuk bikin kopi sebelum tidur. para wanita ternyata terbangun dengan suara bang sani dan bang kris yang sedang bergurau dan bersiap merapikan baju2 dan perlengkapan untuk balik ke batam besok.

"eh, dengar suara bang sani tak?", ujar Wina yang berusaha membangunkan salah satu teman kamarnya.
"eh, dengar, tapi tuh bang sani betul apa yang mirip2 bang sani aje?", ujar salah satu teman cew yang berjilbab.
"eh tak tau, kita cek yuk same2", ajak wina
teman2 yang lain pun agak ragu dan mungkin kapok untuk membuka pintu lagi. takutnya mendapatkan zonk dengan tidak menemukan siapapun di ruang tv.
"eh, coba telpon ajelah bang sani, pastikan betul dia di ruang tv atau tidak", ujar cew tomboy berjilbab.
"oh, iya, miskol dlu kalau dengar bunyi hape di dekat sini, tandanya memang ada bang sani tuh", ujar wina

memang waktu jaman itu, pulsa telfon sangat mahal apalagi hape. Jadi modal miskol atau dua detik ngomong biar gratis dan ga bayar . Wina pun menelpon dan memberikan miskol ke hape bang sani. Ketika nada telpon bersambung, terdengar hape berbunyi. Seketika gurat wajah mereka sedikit optimis bahwa yang ada di ruang tv bener2 sosok senior bang sani yang manusia.
"eh, bunyi bunyi, dengar tak, bang sani betullah itu, ayok mau cek tak?", ajak wina
"eh, sape tau hape tuh tinggal tak terbawa bang sani, bisa aje", ujar temannya yang berjilbab
"eh iya juga, terus, nak cem mane nih?", ujar wina
"dah tunggu aje, kalau dia miskol balik tandanya memang bang sani di dekat ruang tv", jelas wina

Bang sani pun melihat hapenya dan menemukan miskol dari wina.
"eh, wina miskol aku, ade ape ye budak tuh?", tanya bang sani ke bang kris
"eh, jam segini, telpon lah budak2 tuh, jangan2 ada ape2 pulak, bahaya ne anak2 gadis mereka tuh", ujar bang kris
Bang sani pun menyetujui kecemasan dari bang kris dan segera menelpon dengan menggunakan telpon rumah yang tersedia di mess.
Hape wina pun bergetar dan langsung kegirangan karena ada telpon masuk yang diduga bang sani menelpon dari ruang tv

"halo, assalamualaikum", suara wina di hape
"Walaikumsalam. eh, wina, engko miskol2 aku, ade ape hah?, engko orang dimana ne sekarang", ujar bang sani
"eh bang sani, kami ada di dalam kamar lah, abang ada di ruang tv ke?", tanya wina
"eh, dah ada di dalam kamar, kenapa tak keluar dari tadi, kami dah lama sampai", ujar bang sani
"sejak kapan bang, dah sampai?", tanya wina lagi
"dah setengah jam lebih lah, ne lagi ngopi sama bang kris", ujar bang sani

"eh kalau gitu, kami keluar kamar ye bang", ujar wina
"eh, keluar kamar keluar aje lah, macem tak biase je. nak gabung, gabung aje, kalo ada bolok2 (makanan), bagi2 dikit pun tak ape", kelakar bang sani
cew tomboy berjilbab langsung inisiatif buka kamar walau wina masih belum selesai menelpon bang sani. Otomatis wina melihat temannya yang membuka pintu dan memberi kode bahwa benar para senior yang sudah balik.
bang kris yang sedang duduk di sofa letter L pun menoleh dan memanggil mereka untuk gabung di ruang tv.

Para cewek pun segera keluar dan membawa makanan yang memang sudah ingin dibagikan dengan para senior. Namun ada yang aneh dari para cew berlima ini karena tampak tidak luwes dan santai seperti biasanya. Malahan tampak seperti kikuk dan seperti ada yang ditahan untuk disampaikan. Melihat gelagat yang kaku dari cewek berlima ini, bang kris pun menyindir mereka
"eh, ape pasal ne macam kenal baru2 aje, nape jatuh cinte keh dengan abang ne, sampai macam malu2 je", ujar bang kris
wina pun akhirnya mencubit genti bang kris dan sedikit lepas untuk menceritakan apa yang terjadi.

mereka pun bercerita tentang fenomena yang mereka alamin. Bang kris dan bang sani serta para senior yang ahli hisab rokok, nampaknya sudah tidak kaget dengan apa yang dialamin mereka. Cuman mereka tidak menyangka apa yang bakal dirasakan oleh mereka itu model seperti orang berisik dan suara seperti para senior. Apalgi mereka sudah menyaksikan kejadian alam dan rudi yang berkenalan dengan hantu dari kamar walikota. mengingat karena ini hari terakhir mereka berada di mess, para senior pun sepakat untuk mulai cerita dengan kejadian alam dan rudi.

"eh, eh, abang ne jahat betul lah, kenapa tak cerita2 awal2, kalau tau begitu, kami tak bakal mau tinggal di mess ini walau cuman berlima", ujar wina
"eh, abang kan dah sarankan kalian balek pagi saja, kalian yang tak mau, bilang malas lah, tak de duit lah, nah untung abang sani dan bang kris ne tanggung jawab, takutnya ada apa2 kena senior", ujar bang sani
"iyelah bang yang ganteng ne makasihlah, paham juga kenape abang2 tak kasih tau kami ne, kalau tak, mungkin tak bisa tidur kami para penakut macem ne", ujar wina
"ntulah, abang taulah. Jangankan kalian yang betine, yang bebiji aje macem yunior ketakutan juga. Kalau semua ketakutan, nak tidur dimana kita, nak nyewa penginapan bengkrap ade pak walikota nanti", ujar bang sani.
Setelah lepas ngobrol, para wanita pun masuk ke kamar dan kembali tidur.

Bang kris pun melanjutkan tentang rombongan marching band sebelumnya ada kejadian kerasukan akibat memaksa tidur di kamar walikota. Sebut saja nama ne anak Kamal. nah si kamal ini termasuk anak blangsak2 lah. Soalnya dia ini lumayan punya ilmu kebathinan karena ikut dalam pencak silat kalau tak salah silat panca raga. Karena semua marching band kecuali cew tidurnya pakai kasur tipis, si kamal ini mengeluhkan kenapa harus tidur di kasur tipis plastik begini kalau ada kamar kosong empuk bak hotel yang tak terpakai. Apalagi, ketika tanya ke kak nap, tidak melarang untuk memakai itu kamar.

Si kamal pun dengan semangat dan mengajak 2 teman lainnya untuk tidur di kasur empuk kamar walikota ini. memang, bentuk kamarnya ini persis seperti hotel bintang 4 lah bentuknya, hanya minus tv pribadi. Si kamal dan 2 teman lainnya pun santai dan berlaku seperti layaknya raja di kamar ini.
"wah paling tidak, walau tak bakal jadi walikota, kamar walikota dah tercicip, ye kan es", ujar kamal ke 2 teman cowoknya ini.
2 teman marchingband cowoknya ini yang juga rada blangsakan alias setipe dengan kamal sangat menyenangi kesempatan langka ini. Bahkan beberapa anak sempat iri dan ingin ikutan gabung tidur di kamar ini. Akan tetapi bang kris mengingatkan dan suruh mengecek sendiri kamarnya. kalau terjadi apa2, bang kris tidak tanggung jawab ujarnya.

Beberapa anak yang mengecek dan ngebet pengen ikut akhirnya membatalkan untuk tidur barengan kamal. Mereka merasakan ada merinding dan dingin yang tidak biasa di kamar ini. rasanya tak bisa bernafas dalam kamar ini ujar salah satu anak yang memutuskan untuk batal ikutan nimbrung. Alhasil, tinggal kamal dan 2 orang temannya ini sebut aja si randy dan ridho. "eh memang betul lah, kamar ini seperti ada yang tak suka dengan kita", ujar ridho
"ah, santai ajalah, kalau ada apa2, langsung kita beginikan, mau hantu kek mau jin kek", ujar kamal yang menirukan pukulan ala jurus silat panca raga
"eh, macam iya ajalah engkau ne, nanti kalau engkau yang kena lesing (tabok) nak macam mane?", ujar randy
"ah, tenang, sudah ada isi, tak perlu takut, apa pulak urusan hantu tak boleh kita tidur di kamar ini", ujar kamal yang kemungkinan sudah tau dan merasakan ada sosok hantu yang mengintai di kamar ini.

mereka pun tidur sekitar jam 11an. Memang jam 10 aja mess ini sudah sunyi dan tidak ada suara apapun. Tak lama si ridho keluar kamar dan bergabung tidur di ruang tv.
"eh engkau ne, kenape tak jadi tidur di kamar walikota tuh, ade ape?", ujar bang kris yang kebetulan sedang maen catur dan ngopi di ruang tv.
"eh tak lah bang, macem kena cekek dalam kamar tuh, mana dingin betul kamar tuh, padahal tak pakai ac pun2, ujar ridho yang seperti menggigil tak jelas.
"hahahhaa, padan muka, dah suruh kawan2 engkau tuh keluar dari kamar, nanti kena hajar sama hantu disitu baru tau rasa", ujar bang kris

tak lama si randy pun menyusul ridho ke ruang tv dan sedikit malu2 ketika melihat bang kris memperhatikan gelagatnya yang seperti tak tahan di kamar walikota.
"hah, engkau kenape lagi, tak tahan juga? hampir kena cekek juga?", ujar bang kris
"eh bang, tak delah bang, tapi badan aku panas betul rasanya dalam itu, pas aku lihat, si ridho dah tak ada lagi, tinggal kamal aja", ujar randy
"hah, satu kedinginan, satu kepanasan, mana yang betul kalian ne", ujar bang kris yang ngekek2.
"dah, bangunin kamal untuk keluar dari kamar tuh, nanti ada apa2 tak ada yg dengar dari sini ", ujar bang kris
"udah bang, udah aku ajak kamal keluar, katanya tak mau, malah ngate aku penakutlah, suruh potong t***tlah, ah payahlah budah tuh, tak bisa dikasih omongan", ujar randy
"ah, iyelah, dah tidor sana, besok panjang kegiatan kita", ujar bang kris.

selagi khusyuk maen catur, tiba2 bang kris mendengar seperti suara orang minta tolong tapi mengeram2.
"toloooongg... tolooonggg", suara sayup2 terdengar bang kris
"eh kau dengar tak ada suara?", ujar bang kris ke teman caturnya
mereka pun menajamkan pendengaran dan fokus melihat ke kamar2 yang ditempati anggota marching band.
setelah tau bahwa asalnya dari kamar walikota, bang kris pun segera mengajak teman caturnya ini untuk mengecek kamal yang di dalam kamar.

disitu bang kris melihat kamal yang seperti dicekik dan memegang lehernya.
"eh mal, mal, astagfrullah", ujar bang kris yang langsung melepaskan cengkeraman tangannya sendiri ke leher.
bang kris pun segera mengajak temannya untuk segera menggotong ke ruang tv. beberapa senior yang terbangun segera menaruh kamal di sofa letter L.
"engko kenapa mal, tiba2 macam tercekik tuh", ujar bang kris
si kamal tak langsung menjawab pertanyaan mungkin karena shock dan masih berusaha mengatur nafas untuk mengembalikan energinya sehabis dicekik (kemungkinan sama kunti bathtub )

"eh pant*k betul lah hantu kunti sial itu, aku dicekik dia, padahal aku lagi enak2 tidur", ujar kamal yang emosi
"lah kenapa kau yang nyekik diri kau sendiri?", ujar bang kris
"itulah bang, aku dalam mimpi aku lihat dia marah sama aku, terus aku tantang lah dalm mimpi aku tuh, aku keluarkan jurus kuda2 silat panca raga aku tuh, tak tau tiba2 tangan aku malah tak bisa bergerak dan mengunci leher aku sendiri bang sampai tercekik, nasib baik aku teriak2 bisa abang dengar", ujar kamal yang emosi
"hah, engkau macam tak terima kena lesing tuh hantu, pergi lah lagi sana, ajak sparing lagi sape tau kau bisa balas nyekik tuh hantu kamar walikota", ujar bang kris

"ah, tak payahlah, besok ajalah, dah malam, badan pun dah pegal, besok lihat tuh kunti aku hajar balas", ujar kamal
"halah, ngomong aje, besak lagak, sekarang aja, tak usah nanti2 besok", ejek bang kris
si kamal pun terdiam dan tak membalas omongan bang kris.
"kan aku dah bilang, jangankan kalian, yang punya aja tak tahan tidur di kamar tuh, apalagi kalian sendiri", ujar bang kris
tampaknya kamal tak lagi ingin mencicipi hidup layaknya menjadi walikota dengan tidur di kamar tidur dengan fasilitas seorang walikota.

"hah, makanya dit, nak kau punya ilmu silat panca marga, panca sila, panca suci, ape2lah, macam2 silat, nak kau lawan ntu hantu kunti kamar walikota, tak mempan. Tak payahlah kau nak macam2 maen2 ke kamar walikota tuh. Kalau nak hendak berenang, nanti om ajak engkau ke sungai siak sana, lebih puas dan jelas daripada kau berenang2 di bath tub itu jadi anak kak nap kedua pulak kau kena lelap sama tuh kunti", ujar bang kris ke ane.
"pokoknya, kalau tak ada orang di rumah ini, kau maen2 ke rumah kak nap aje, kalau siang2 kau ikut ke kantor aje", ujar bang kris ke ane