Ketika Ane Bersama Emak (Part 3)


(ini perkiraan dialog mereka ya gansis, karena ane ga dengar sendiri dan juga cuman dikasih cerita sepintas2 sama om Bengkalis)
Si Toni menangis menjadi jadi ketika kak nap menggendongnya keluar dari bath tub.
"hah tau rasa kau, masih mau berenang lagi di kamar ini?", ujar kak nap
Si Tina pun hanya terdiam dan melihat abangnya yang menangis tidak biasanya karena abangnya ini sangat nakal dan lumayan melawan sama anak2 kecil lain.
ane pun merasakan bagaimana melawan dan nakalnya si Tino ini sewaktu ane maen bola di lapangan semen depan rumahnya. Dia nendang bola jauh bener sampai ke luar pagar membuat ane sempat dongkol.

Singkat cerita si toni ogah untuk maen2 ke daerah kamar walikota yang ada bath tub ini. Tapi yang namanya toni anak bandel, dia pikir untuk bagian ruangan wisma ini ga ada demitnya. Sasaran maen si Tino tak laen adalah kamar 4 yang ada kumpulan kasur tipis yang ditumpuk setinggi lebih dari 3 meter. Ane mahfum kalau sekelas tino aja penasaran untuk maen di kumpulan kasur tipis ini, ane aja waktu itu sudah SMP masih penasaran buat lompat2an di tumpukan kasur ini (nanti ane ceritain pengalaman horor ane akibat lompat2 di kasur ini dan terutama di kamar 4).

Si toni pun meminta ijin emaknya untuk bermain di tumpukan kasur tipis kamar no 4.
"emak, aku maen disini ya?", ujar toni
"iya, tapi jangan terlalu berantakan, dan jangan maen2 lagi kau ke kamar sana (menunjuk kamar walikota)", ujar kak nap
"oke boss", jawab toni sambil mengajak si tina untuk segera menarik kasur2 tipis.
"kak ayok loncat2an", ujar tina
"ayok, seperti maen smackdown2, kita loncat2an", ajak Tino

mereka pun menarik beberapa kasur dan ditumpuk menjadi semacam tempat arena smack down. Si tino pertama loncat dan berhasil mendarat dengan empuk di arena smack down kasur.
"waaahhh asyik dek, ayok kamu juga loncat", ujar tino
si tina seperti enggan dan tidak jadi masuk ke kamar bahkan cenderung memilih untuk menunggu di luar sembari menyaksikan abangnya loncat2an kegirangan.
"ah bodoh kali kau, takut apa sih, empuk gini mana ada sakit2nya, uuuu", ujar si toni kegirangan dengan mengejek tina yang berlaku aneh dan enggan
beberapa kali si toni melompat hingga akhirnya ketika dia melompat, badannya tidak merasakan empuknya kumpulan kasur tipis tapi langsung lantai keramik.

"jeddduuuukkk", bunyi kepala si tony yang terbentur lantai keramik
"adddddddoooooooohhh, ta*iklah", ujar tony yang merasakan sakit di bagian belakang kepalanya. Dia pun memegang kepalanya dan melihat dengan geram ke arah tina
"kau ya yang geser2 kasur?, ga lucu tau", ujar toni yang berdiri dan hendak menghajar tina
"mana ada, aku dari tadi disini, orang kasurnya bergeser sendiri kok", ujar tina yang membela diri dan mundur sedikit menjauh dari pintu.
"awas kau deket2 ke kasur" ancam tino dengan menunjukkan tinju yang digempal ke arah tina
"ih, mana ada", ujar tina yang bergerak menjauh mungkin sekitar 3 m kalau dari perkiraan ane. Soalnya jarak tumpukan kasur dengan pintu sudah berjarak 2 m.

Si tino pun sukses melompat kembali dan kegirangan dengan berbagai gaya dari jungkir balik, lompat supermen, atau lompat gaya batu.
Si tina masih memperhatikan abangnya dan sedikit terbersit untuk ikutan mencicipi melompat2 di tumpukan kasur tipis ini.
tiba2 kembali kepala tino terbentur dengan lantai keramik.
"aisss Pa***k betul kau ini, sudah aku bilang jangan geser2 kasur", ujar tino dengan kesal
"mana ada, lihat ini aku dari tadi disini bang, itu kasur geser sendiri", ujar tina
si tino pun kemudian tak bisa membantah dan menyalahkan tina. Memang dari awal tina selalu memegang bonekanya dan tidak beranjak dari luar pintu. Apalagi posisi tina yang semakin mundur dari pintu kamar 4.

"ah mungkin wajar, karena kasur tipis dari plastik, jadi kalau melompat2, pasti tergeser2 kasurnya akibat licin dengan lantai keramik ini", ujar tino sembari kembali merapatkan kasur2 tipis ini menjadi arena bujur sangkar.
kak nap pun memanggil anak2 mereka untuk segera mengikuti dia pulang ke rumah setelah beres merapikan dan membersikan wisma ini.
"iya bentar mak, sebentar lagi", ujar Tino
"jangan lupa di rapikan lagi kasur2nya", ujar kak nap

si tino pun segera mempersiapkan lompatan terakhirnya dengan menumpuk kasur2 tipis menjadi satu tempat supaya semakin empuk pikirnya.
"dik, lihat ne, lompatan aku", ujar tino dengan penuh antusias
mungkin karena kasur yang terlalu tinggi, ketika si tino mendarat di tumpukan kasur itu tampak bergeser dan menyebabkan kepala tino merasakan nikmatnya gegar otak ringan.
"jeeeelleeddduuukkk", bunyi kepala tino kembali terbentur ke lantai keramik
mungkin posisi jatuhnya si tino yang sangat lucu dengan terjungkal ke belakang membuat si tina terbahak2 dan menyukurin abangnya.

Si tino sangat kesakitan dan memegang kepalanya sembari meram. Diantara meram dan melek, disitulah si tino tersadar bahwa di atas tumpukan kasur yang dia lompati berdiri pocong.
"emmmmmmmmaaaakkkkkkkkk", ujar tino dengan teriak histeris
si tina yang berdiri di depan pintu pun kebingungan dengan abangnya dan malahan tertawa karena melihat abangnya akhirnya menangis.
"apaaaaa?", ujar kak nap yang saat itu duduk di ruang tv dan melihat tina yang berdiri di depan pintu.
melihat tina yang kebingungan dan seperti tidak ada apa2, kak nap pun mengabaikan teriakan dari si tino dan bahkan meminta si tino untuk segera merapikan kasur.

"emmmaaakkkkkkkkkkkkkkkkkkk", ujar tino dengan semakin histeris
tiba2 tina pun menjerit "emaaaakkkkkkkkkkkkkkk", diikuti nangis yang kencang
sontak kak nap segera bangun dari ruang tv dan mencari si tino di kamar 4
si tino menutup matanya dengan berbaring di lantai keramik dan menjerit2 memanggil emaknya.
"ada apa kau ni, macam orang gila?", ujar kak nap yang mengangkat tino dari lantai
"emaaakkk pocong maaakk, ayo balik", ujar tino
"pocong? ah kau ini mengada2, itulah kalau sudah nak maghrib tuh jangan bikin pasal (masalah), mandi pergi ke masjid solat, syukur kau diajak maen pocong, biar padan rasa (kapok)", ujar kak nap yang segera membereskan kasur tipis yang berantakan dan ditumpuk menjadi satu.

2 kejadian inilah yang membuat si Tino, berandalan kecil anak kak nap sangat haram mendekati rumah wisma walikota ini. Ane waktu itu ga paham cerita ini, karena ane secara ga sadar menyadari kejanggalan si tino ini sangat ogah jika ane ajak ke rumah wisma. Pernah karena dia usil nendang2 bola ane asal2an, ane lempar sendalnya ke dalam rumah wisma terus dia menjerit menangis2. Sejak saat itu, kalau dia bandel ane selalu ancam bakal gendong dia ke rumah wisma terus dia bakalan nangis teriak2 kagak karuan (rupanya ini penyebabnya)

masih berkaitan dengan kamar 4 tapi beda korban. Nah untuk kasus anak marching band, ceritanya begini menurut om kris. Mereka waktu itu seminggu menginap di wisma ini untuk persiapan acara ulang tahun provinsi. Biasanya selalu ada atraksi dari setiap kabupaten, khususnya dari batam selalu marching band nya menjadi andalan. Nah mereka pun diberikan akomodasi menginap di wisma walikota. Apalagi lapangan yang luas memberikan keleluasaan bagi mereka untuk tempat tinggal sekaligus arena latihan sebagai pemanansan menjelang atraksi.

nah kebetulan para cewek di kasih kamar 1,2 dan 3 sedangkan para cowok membentangkan kasurnya beberapa di ruang tv dan juga kamar 4 karena kamar mandinya yang cukup besar. menurut om kris, jadi ada salah satu anak marching band kelaparan pada saat menjelang tengah malam. Maklum, namanya anak muda pasti susah tidur ataupun suka bergadang tiap malam. rata2 anak2 yang merokok dan senior memilih tidur di ruang tv sedangkan anak yang baru atau adik angkatan disuruh tidur di kamar 4.

Nah para senior kebanyakan masih di luar rumah dan merokok sembari sendau gurau. Salah satu anak baru terbangun dan ingin memasak mie. Nah karena kebiasaan atau semacam etika, kalau mau apapun itu harus menawarkan atau izin sama senior kecuali BAB atau mandi dan kegiatan naluri alam di toilet . Sebut saja nama ne anak baru namanya alam, dia pun terbangun dan mengelus perutnya ingin makan mie. Si alam membangunkan beberapa teman yang sudah tertidur pulas untuk sama2 bikin mie. Mungkin karena sudah kelelahan latihan, semua temannya pun menolak. Alhasil, alam pun berinisiatif untuk masak sendiri.

Dia pun segera keluar kamar dan menawarkan mie dengan para senior yang di ruang tv. Para senior pun mengucapkan terima kasih dan beberapa juga tidak menolak untuk dibuatkan mie. Salah satu senior pun mengingatkan alam untuk menawarkan mie ke para senior yang sedang merokok di luar. Segera si alam keluar dan menawarkan untuk dimasakkan mie olehnya. Kebetulan, para senior sudah buat mie duluan dan sedang menikmati ngopi dan merokok. Setelah tau berapa jumlah mie yang harus dibuat, si alam pun membongkar mie dalam kardus yang menjadi stok simpanan kelompok marching band.

Si alam tidak merasakan ketakutan karena beberapa orang senior yang di luar masih terdengar suaranya dari dapur. Setelah beres buat mie, dan menyajikan dalam mangkuk, si alam pun memberikan mie ke senior dan memakannya. Sedangkan si alam makan di dapur dan disitu dia melihat sebut saja Rudi temannya berjalan ke arah kamar 1. Nah si rudi ini termasuk mesumlah, dan berulang kali ingin menuntaskan hasratnya dengan pacarnya di kamar kosong pojokan alias kamar walikota.
"wah si rudi, gila bener, nekat bener dia", ujar alam dalam hati

"hoy rud hooyyy", ujar alam dari meja makan berusaha mengingatkan si rudi
tapi tampaknya si rudi tetap tidak mengindahkan panggilan si alam.
karena tidak mau kena getahnya, si alam pun segera merampungkan makan mie nya dan menyusul si rudi. Maklum, waktu itu kelompok marching band mereka sangat kental militernya. Alias, satu berbuat salah, semua harus sama2 menanggungnya. Jadi sebisa mungkin dihalangi sebelum kejadian dan diketahui oleh senior.

si alam segera menyusul dan melihat ke arah kamar 1, 2 dan 3. Disitu di balik kegelapan, si alam melihat rudi berjalan dengan wanita yang berambut panjang yang mengarah ke kamar walikota. Saat itu si alam berfikir itu si Wina pacarnya rudi sosok wanita berambut panjang berpakaian dress tidur.
"wah gila bener mereka ini", ujar alam
segera alam berlari menyusul dan ketika sampai di kamar dan ketika baru sampai di depan gordeng besar, si alam tidak melihat mereka lagi.
Saat itu kemungkinan sudah di dalam kamar pikir alam. Dengan perlahan si alam membuka pintu dan tidak menemukan rudi dan pacarnya di kasur. Dia pun mengecek ke dalam kamar mandi yang ada bath tub, pun tidak menemukan sosok rudi dan pacarnya.

Seisi ruangan sampai ke kolong meja pun sudah dicek sama alam tapi tidak menemukan dua sosok yang diduga bakal mesum ini.
"kemana ne anak", ujar alam dengan kebingungan.
si alam pun keluar kamar dan menutup pintu dengan perlahan.
"rud, rud, rud", suara alam memanggil temannya dengan pelan takut kebangun senior yang ada di ruang tv.
"cari siapa mas?", suara yang berasal dari belakang rudi
karena suaranya perempuan, rudi menduga itu suara Wina.

dengan santai si rudi menoleh kebelakang dan tidak menyangka ada sosok hantu perempuan berambut panjang dengan tertawa2.
"cari ruuuuuuu", jawab alam yang tak sampai menuntaskan kalimatnya karena keburu terduduk dan teriak.
"aaaaaaaaaaa", ujar alam ketakutan dan gemeteran
sontak senior yang tidur di dekat ruang tv pun terbangun dan segera mendekati alam yang terduduk dan gemeteran
"ada apa dik?, apa keje (hal) engkau disini? sendirian gelap2", ujar salah satu senior yang mengangkat badan alam yang gemeteran
"hantu bang, aku lihat ada hantu kuntilanak nanya2 aku bang disitu", ujar alam yang berbicara gelagapan.

Senior ini pun meminta temannya untuk memanggil senior yang merokok di luar.
"jangan sampai heboh, nanti malah bikin repot kalau anak2 perempuan pun ketakutan", ujar senior ini
setelah diberikan minum, si alam pun bercerita tentang kejadian dia menguntit si rudi yang bersama pacarnya ke kamar walikota.
mendengar penuturan alam, si senior menyuruh untuk mengecek rudi apakah benar cerita alam.

Lampu kamar 4 pun dihidupkan, dan beberapa anggota yunior pun terbangun. Sang senior pun menanyakan kepada yunior tentang dimana rudi.
"rudi tidur dimana dik?", tanya senior
"hah rudi? kalo ga salah disitu", ujar salah satu yunior dengan menunjukkan tempat tidur rudi
kebetulan kasur yang ditempati rudi kosong.
Terdengar suara orang sedang di dalam kamar mandi yang kemungkinan si rudi
"mungkin di kamar mandi dia tuh bang", ujar si yunior
"oh ya sudah, kamu tidur lagi saja, biar abang cek", ujar senior yang berusaha memberikan kode supaya tidak berisik dan membangunkan yang tidur.

"ruuudd, ruuud, hoy, engkau di dalamkah?", ujar senior dengan mengetuk pintu
"eh, siapa tuh, iya lagi dikamar mandi, ada apa?", ujar rudi dari dalam toilet
"oh, lagi apa engkau tuh, kalau sudah, nanti ke ruang tv ya, ada yang mau ditanyain", ujar senior
"oh ada apa, ini siapa", tanya rudi balik
"abang sani lah, kau cepat ya ke ruang tv", ujar senior
"oh, bang sani, ya bang nanti aku kesana, bentar lagi selesai", ujar rudi

lima menit kemudian, si rudi menyusul ke ruang tv dan melihat beberapa senior dengan muka serius dan cemas. Disitu dia melihat mata para senior dan alam menatap si rudi dengan penuh tanya.
"eh eh, ada apa ne malam2 kumpul2 begini, ada apa pulak manggil aku?", ujar rudi yang keheranan
"kau kenapa belum tidur pulak? ngelayap kau malam ini ya?", ujar senior
"ngelayap? aku tidur bang, sumpah demi allah aku tidur bang", ujar rudi
senior yang bertanya pun melihat ke alam dan tampak kebingungan juga tak bisa menuduh rudi.

"kau tau kan etika dalam tim marching band kita, tak boleh bohong apapun juga, kalau tidak satu kelompok kalian kena semua", ujar senior
"eh taulah bang, tapi apa pasal saya kena panggil begini sampai dituduh ngelayap ne, saya ne tidur bang, ne kebangun pun bukan karena sengaja", ujar rudi
"ah apa pasal kau di kamar mandi tuh pas kami cari ke kamar", ujar senior
"eh bang, malu la bang nak cerita, yang jelas aku tak ngelayap bang, tepaksa kebangun aku, betul2, tak bohong aku ni", ujar rudi dengan memelas dan menahan supaya tak menjelaskan
"sudah cerita aja, biar jelas, sama2 kita juga, biar jelas semua", ujar senior

sembari garuk2 kepala, si rudi pun menjelaskan bahwa dia mimpi basah
"eh, bang aku telasak mimpi basah lah, tak taulah kenapa pulak kena mimpi begitu, mungkin banyak mikir porno akhir2 ini", ujar rudi yang malu2
"astagfrullah, rupanya engkau bersih2 rupanya, dah sana mandi wajib dan cuci kasur kau tuh, jangan lupa jemur", ujar senior
mereka pun tertawa terbahak2 dan senior berusaha menenangkan suasana maklum sudah larut malam.

si alam dan rudi pun disuruh masuk ke dalam kamar dan segera beristirahat. Sepertinya semua sepakat untuk tidak cerita2 dan sejak saat itu semua sepakat kalau sejak jam 12 semua harus sudah tidur dan tak boleh keluar2 kamar lagi. Takut ada kejadian seperti alam. Si rudi pun penasaran dengan alam yang tampak duduk pucat dan tidak berbicara. Apalagi dia harus ditanya dan dituduh kelayapan tadi malam.
"eh lam, apa pasal kau belum tidur juga?", tanya rudi
"tak da lah, aku lapar, pengen makan mie", ujar alam
"eh makan mie makan mie, tapi kenapa engkau pucat tadi aku lihat, mana ada orang makan mie lemas pucat macam ngelihat hantu", ujar rudi

si alam pun tak membalas dan menyuruh rudi untuk segera tidur
"eh lam, tak dengar apa aku tanya, engkau kenapa pucat dan senior sampai nuduh aku ngelayap malam2 ne, engkau mengada2 ye sama senior? cakap aku ngelayap?", ujar rudi
karena alam ini termasuk agak cowok kemayu dan juga dekat dengan rudi, akhirnya dia pun bercerita alasan kenapa dia pucat dan si rudi kelayapan.
"oh jadi engkau lihat hantu macam aku jalan sama cewek ke kamar situ, terus kau kira aku lah kelayapan tuh?", ujar si rudi
"iya, maaplah rud, aku tak tau, cemas betul aku tak mikir lagi aku ngomong ape ape, mintak maaplah", ujar alam

si rudi pun memaafkan dan mulai paham kenapa dia ditodong pertanyaan senior begitu.
"eh engaku ne, sudah tue pun masih mimpi basah, porno sangat otak tuh", ujar alam
si rudi pun terbahak2 dan menjelaskan bahwa dia bermimpi bermesraan sama cewek cantik.
"eh aku bukan hanya mimpi basah, dalam mimpi pun aku maen basah2an juga?", ujar rudi dengan penuh antusias
"eh maen basah2an, maen air maksud engkau?", tanya si alam
"iye, maen di bak mandi kami, wih sedap betul rasanya, bepeluk2 di bak mandi tuh", ujar rudi
"bak mandi? warna merah hati tak bak mandi tuh", ujar alam
"eh, iye seingat aku warna itulah, darimana engkau tau?", ujar rudi

"lah berarti betullah yang aku lihat tuh, memang roh engkau jangan2 diajak kuntilanak tuh ke kamar walikota tuh", ujar alam
"eh apa maksud engkau tuh, tak paham aku", ujar rudi
"besok engkau lihatlah, kamar walikota tuh, sama tak dalam mimpi engkau", ujar alam cengengesan.
"eh, lam jangan maen2 sama aku, dah lama kita ne bekawan, jangan buat aku tak suka lagi dengan awak ne", ancam si rudi
"eh, sape juga nak macam2 sama engkau, besok kau tengok sendiri, sesuai tak kamar tuh dengan mimpi kau tuh", ujar alam
si alam pun mengejek si rudi karena telah mengajak mesum kuntilanak.
"mampus lah engkau, porno sangat, sampai hantu pun kau hentam", ujar alam
"eh, astagfrullah, jangan nakutin aku lah, ngeri aku ne sekarang, merinding neh", ujar rudi
"eh, jangan lupa suruh kunti tuh tes pek, kalo bunting, jadilah engkau suami kunti tuh", ujar alam sambil cengengesan.

si rudi tak membalas ejekan si alam dan sudah mulai masuk dalam pikirannya sendiri. Mungkin dia percaya dan tak percaya dengan kejadian mimpi basahnya malam ini. keesokan harinya si alam pun mengajak si rudi untuk membuktikan apakah gambaran ruangan dia bermesum ria sama persis dengan yang di dalam mimpi. Setelah masuk dalam kamar si rudi tampak masih ragu2 tapi ketika dia ditunjukkan kamar mandi yang ada bath tub warna merah hati, disitu dia terdiam dan terduduk di kasur.
"mati aku, betul lah, ini memang dalam mimpi aku tempatnya", ujar rudi sambil memegang kepalanya seakan tak percaya telah bercinta dengan hantu
"hah, sekarang, masih tak percaya kalau aku lihat engkau ke kamar ini dengan hantu rupanya?", ujar alam

cerita tentang si rudi yang bercinta dengan penghuni kamar walikota pun menjadi gosip diantara sesama senior dan beberapa yunior. Untungnya, mereka semua sepakat untuk tidak menceritakan ini ke para wanita rombongan marching band. namun apa daya, rupanya tetap ketahuan juga bahwa wisma ini ada hantunya. namun bukan ulah si kunti, tapi justru penunggu kamar 4 ini.

Ceritanya begini, suatu malam sewaktu malam terakhir mereka bakalan di pekan baru. Beberapa anak berniat menghabiskan waktu dengan keliling2 kota dan bahkan maen ke daerah provinsi tetangga. Ada yang maen ke air mancur, ada yang mau maen ke sungai, ada yang ke hiburan malam, ada yang maen ke rumah saudara. Pokoknya tema nya bebas dan boleh balik besok pagi asalkan sebelum siang sudah semuaa berkumpul di wisma. nah waktu itu beberapa anak misah2 tergantung kelompok masing. Kebetulan rombongannya si wina ini ada 5 orang yang cuman memutuskan berkeliling kota dan membeli oleh2 di sekitaran wisma.

Sehinga jam 5 sore menjelang maghrib mereka sudah balik. Apalagi tidak mau membayar ongkos taxi yang lumayan mahal. Jadi mereka memutuskan selesai keliling2 sebelum jam 5 sore karena angkot terakhir jam segitu. Mereka pun mandi dan solat maghrib dan langsung bergosip sendau gurau di kamar 1. Sembari menunggu rombongan perempuan lain yang katanya bakal balik sekitar habis isya. Mereka cekakak cekikik dan saling bergosip tentang senior yang menaruh hati dengan mereka.

Tak lama terdengar suara pintu di buka dan suara pria yang mengobrol di luar pintu. Sontak si Wina cs pun kebingungan karena para pria sudah bilang tak akan balik malam itu. Pengen menghabiskan malam di luar apalgi barusan dapat duit hasil kegiatan marching band mereka. Suara obrolan pria yang sangat mereka kenali tak lain tak bukan adalah seniornya sebut saja senior sani.
"eh, abang sani dah balik, kata nak nakal malam ini kok dah balik", ujar wina ke teman2nya