- Beranda
- Stories from the Heart
Dulcueta
...
TS
pearlly
Dulcueta
Dulceata

Kisah antara foto dan kopi diawal musim dingin
Freelance memang enak.
rebahan dengan segala jenis makanan ringan di laci dan juga tonton film gratis dari hasil men-download melalui wifi di kampus apa lagi.
surga dunia yang sangat luar biasa vibesnya.
tapi lama kelamaan juga bosan. apalagi bimbingan skripsi belum jelas pertemuan dengan sang dispem.
bagi anak kuliah di tahun terakhir, dospem tanpa kabar lebih sakit dibandingkan mengetahui doi selingkuh, sumpah lah.
rencana : jadi lo bosen?
selia mendecih. ia bangun dan duduk di pinggiran kasur sambil meremas guling yang ada di pangkuannya.
ia hanya bergumam malas membalas pertanyaan renjana. renjana itu teman selia di apartemen yang sama.
kamarnya ada didepan kamar selia, tepat. nomor 297. dan renjana masih menjadi maba di kampus yang sama.
renjana : butuh yang seger seger atau yang butek?
selia : maksud lo?
selia menatap sini renjana yang sudah membuka snack miliknya yang kelima.
Renjana sedikit sedikit kurang sopan. dia ngga pernah mau memanggil selia dengan sebutan kak
renjana : butuh brondong atau sugar daddy, gitu?
selia : halah bacot
renjana : galaknya..
renjana menghentikan kunyahannya dan tertawa sebentar untuk meldek selia yang kembali rebahan.
renjana : cari pacar gih
selia : bodo ah. pasangan kan nanti dateng sendiri
renjana : yakin?
selia menatap langit-langit kamarnya dengan mulut terkatup.
selia bungkam saat ditanyai begitu oleh renjana.
sosok gadis berambut ikal itu berdiri dengan satu tangan mengamit minuman kaleng dan lainnya menggenggam sebungkus snack yang tinggal setengah
renjana : dengerin gue. pasangan mana ada yang dateng dengan sendirinya kalo nggak ada usaha nyari. lo kata hidup di negeri disney.
awalnya pahit terus berarkhir indah, gitu? walaupun cewe gapapa kita kejar cowok.
gapapa dikatain lo bodoh atau nggak ada harga diri. well, harga diri letaknya bukan di selangkangan tapi dari dalam diri lo sendiri.
renjana tersenyum lebar sampai hidungnya sedikiti mengkerut lucu bagai kucing yang sedang mengendusi makanan baru
renjana : gue balik, makasih jajan gratisnya
bener adanya kalo anak sastra itu pintar merangkai kata dan renjana berhasil menjadi bijak dan sialnya, selia tertohok.
dia terlalu gengsi untuk mengejar pria karena posisinya adalah seorang gadis.
selia : jadi, kejar atau nggak?
***
posisi sekarang selia sedang berjalan kaki entah kemana, ia melalang buana setelah pulang dari pertemuan dengan sang dospem. awalnya, hingga pada akhirnya pertemuannya di undur sepihak karena sang dosen bilang : "maaf selia, batalin aja pertemuannya saya sedang ngga mood"
what the fuck..
selia menarik nafas sepulu kali dengan volume besar sebelum akhirnya keluar dengan kesal dari restoran bintang 5 yang sudah ia booking khusus untuk dirinya dan sang dosen.
beruntung selia membawa kamera, kesalnya hilang
ia jadi bisa mengarahkan kameranya kesembarangan arah untuk mengambil objek yang bagus untuk dijual.
lumayan kalau laku terjual, uangnya bisa ia gunakan untuk belu makanan atau skincare lagi.
"walaupun cewe gapapa kita kejar cowok.
gapapa dikatain lo bodoh atau nggak ada harga diri. well, harga diri letaknya bukan di selangkangan tapi dari dalam diri lo sendiri"
selia berhenti menangkap objek anak kecil yang berada ditaman kota.
sekelebat kalimat dari renjana ngerngiang lagi dan lagi.
rasanya selia kemarin mau melempar tablet miliknya ke arah sohibnya itu saking kesalnya. kesel, jengkel yang begitu terus terngiang sampai buat kepalanya sakit sebelah.
selia tanpa sadar sekarang sudah berhenti didepan cafe yang cukup ramai sambil memulai memperhatikan tangkapan kamrenya. belum sadar kalau posisi berdirinya sangat amat mengganggu para pengunjung yang ingin masuk dan pulang.
ia agaknya mulai sadar saat bahunya sengaja ditabrak oleh seorang gadis yang kesal karena menghalangi jalannya.
tapi selia tak marah, ia hanya maju selangkah setelah melihat ke arah kiri dan bergumam,
selia : oh pantes, cafe sih
dan selia mulai fokus kembali pada kameranya lagi.
kebanyakan nggak penting, rasanya keinginannya untuk menjual gambar akan ia undur.
selia : buang buang tenaga
kebanyakan hasil tangkapannya blur yang menunjukan suasana kota senja saat itu. ada pula beberapa tangkapan bagus dilangit dan anak anak kecil yang bermain didekat taman yang tadi ia lalui dan juga ia tak sengaja mengambil foto beberapa kucing dan anjing jalanan yang lewat dengan tubuh kumuh mereka.
mungkin bisa dibilang aesthetic, mungkin. namun ada satu foto yang membuat selia sampai harus menelengkan kepalanya. selia kembali menegakan kepalanya dan ia membuka bibirnya sedikit. ia menatap lurus kedepan, lalu berputar 180 derajat dengan mata membola lucu.
selia berbalik lagi. ia kini kembali fokus pada foto terakhir yang ada dikameranya.
dilihatnya sampai menusuk nusukan pipinya sendiri menggunakan jari telunjuk, itu adalah gayanya berpikir keras. ada yang menarik perhatian selia. disana ada satu foto. foto dengan objek paling bagus. foto tidak blur berobjekan manusia mengenakan pakaian casual yang sedang membawa payung hitam.
dan yang membuat selia takjub adalah, sosok itu sadar kamera "kok gue ngga sadar ya tadi?" selia masih memperhatikan hasil tangkapannya.
ia sedikit tersenyum. terlihat jelas bahwa mata sosok itu tampak sangat tajam dan cukup mudah menghipnotis dirinya.
surai hijau mintnya sangat mencolok di antara sweater hitam dan baenni senada yang sosok itu kenakan. lalu ada kerutan didahi yang menunjukan ekpresi ketidaksukaannya si hijau mint, tapi masih bisa dikatakan kalau sosok itu...
selia : ganteng. boleh nih,, gue embat deh
selia tertawa sendiri ditempat umum yang menjadikan pejalan kaki menatapnya heran.
sekarang selia berjalan lurus kedepan ingin pulang kekostnya, tapi baru sepuluh langkah dengan mata yang masih fokus pada kamreanya yang menampilkan foto objek manusia yang sama, selia memutar arah dan sedikit berlari setelah ia sadar tempat dimana ia mengambil foto sosok tadi tanpa sengaja.
tetapi sesampainya ditempat yang diyakini selia, ia merengut. seliapun tak yakin kalau ini tempat tadi ia mengambil sosok itu dengan tak sengaja. sosoknya pun tak ada disana. yang tertinggal hanya kendaraan lalu lalang dan juga bunyi klakson berebutan tempat lenggang dimacetnya jalanan waktu jam pulang kerja.
selia menghembuskan nafas lelah sebab berlari dan uap musim dingin mulai terasa. kepulan uap juga mulai keluar dari hidungnya.
benar, sebentar lagi musim dingin, bahkan hidung dan bagian pipi selia pun mulai memerah muda. ia butuh kopi, selia harus kembali ke cafe tadi. saat didepan cafe yang tadi selia tak kunjung masuk.
ia masih serius memperhatikan foto si sosok manusia berambut hijau mint itu.
selia benar benar di hipnotis oleh tatapan dingin itu. sampai akhirnya sang pemilik cafe keluar dari singgasana nya akrena mulai resah akan keberadaan selia yang mengganggu jalan keluar masuknya sang pengunjung
pemilik cafe : lo cosplay jadi patung?
selia masih fokus pada kameranya, ia mendengar dan tau kalu suara itu tertuju padanya. selia hanya bergumam lalu menggeleng.
ia belum sadar kalu yang bertanya sudah menghembuskan nafas jengah dan menarik kedua sisian lengan bajunya sampai ke siku
pemilik cafe : lo ngapain berdiri disini?
selia : hmm
si pemilik cafe memasang ekpresi seperti 'hah?' karena tak di tanggapi baik oleh selia. kesal karena selia tak kunjung sadar dan pergi dari lapaknya, sang pemilik cafe mendorong lembut bahu selia menjauh dari area jalan masuk ke cafenya.
selia : apa.. eh lo?!
si pemilik cafe bekacak pinggang dengan wajah dingin dan tatapan mata yang sinis. pertanda tak suka yang sangat kentara. tapi selia tersenyum lebar sampai melepaskan tudung hoodienya.
dia girang. sangat. itu si hijau mint nya. si manusia yang berhasil masuk kedalam tangkapan lensanya hari ini tanpa sengaja. akhirnya ketemu tanpa harus ia menggunakan jasa hacker
hijau mint : pulang sana!
nada si hijau mint itu terdengar sini. selia merengkerutkan dahinya.
selia : gue?
hijau mint : lu ngalangin pengunjung keluar masuk cafe orang!
selia : cafe lo?
hijau mint : ya
selia : oh. tapi gue mau ngopi
si pemilik cafe diam sebentar sebelum membuang nafas jengah dan mengangguk lembut.
si hijau mint berjalan sedikit ke kanan untuk memberi akses jalan masuk ke pintu cafe pada selia
hijau mint : yaudah
selia : maaf ya?
hijau mint : gapapa, mau masuk kan? bulan ini banyak dessert yang cocok untuk musim dingin, mau coba?
mimpi apa semalam selia hari ini nyaris jackpot.
selia mengangguk dengan semangat. ini kesempatan emas, dan belum tentu datang dua kali. ditawari sang pemilik cafe, siapa yang mau nolak kalau modelannya seperti si hijau mint. ganteng kok
selia : boleh, sekalian rekomendasiin menu paling enak dan worth it untuk anak kuliahan ya
hijau mint : gampang. asal jangan alibi lupa bawa dompet
reflek selia langsung memegang saku celananya. si pemilik sudah berjalan ingin masuk kedalam cafe lebih dulu tetapi kemudia membalik sedikit tubuhnya kebelakang menatap selia yang tak kunjung bergerak. dahinya membentuk kerutan, dia bingung.
hijau mint : kenapa? gak bawa uang?
selia : bawa
hijau mint : terus?
selia : memastikan. takut nanti diledek kalau ternyata lupa bawa beneran
si pemilik cafe terkekeh pelan. ia menunjuk tepat ke arah selia dan bilang..
hijau mint : ada tuh yang ketinggalan
selia : apa?
hijau mint : otak lo
Spoiler for Next Dulce:
Spoiler for Mulustrasi:
Diubah oleh pearlly 03-12-2021 10:51
bukhorigan memberi reputasi
1
854
4
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pearlly
#1
SAVAGE.. selia langsung kikuk dan meneelan air liurnya kesusahan tapi hal itu tak membuatnya memutar arah kaki.
selia tetap masuk kedalam cafe yang lumayan ramai itu. aroma kopi neyeruak dan menenangkan otak bener kok tentang istilah kopi itu bisa menenangkan otak yang lagi setress karena kerjaan.
walau pahit, tapi tak sepahit hidup. eh, tapi americano beneran pahit sih, serius nggak bohong. hijau mint nya datang dengan buku menu ditangannya. manusia itu berjalan ke meja selia yang ada di sudut ruangan dekat jendelan yang menghadap jalanan.
selia terus memperhatikan si hijau mint itu dengan ekpresi yang sok di control kalem. sosok pria kelewat sempurna yang belum diketahui namanya itu tak tau kalau selia sedang memuji pahatan garis wajahnya berulang kali sambil menyebut nama Tuhan.
hijau mint : Caramel Machiato. itu enak. untuk jam segini biasanya pas
suaranya terdengar flat. dingin dan acuh. tapi tak bisa di pungkiri pemilik suara itu berhasil menarik atensi selia sampai ke akar
selia : bedanya sama mocha apa?
hijau mint : jelas beda. perbedaannya ada di rasa tapi tergantung lo nya
selia : kalau tergantung guenya?
selia tersenyum kecil sambil mengedipkan mata-matanya beberapa kali menghadap si manusia besurai hijau mint itu.
hal itu membuat si hijau mendengus kesal sambil melipat tangan didapn dada dengan mata memicing tajam
hijau mint : niat beli gak?
selia : niat
hijau mint : mau apa?
selia : warna rambut lo bagus. warna apa?
klasik. ini basa basi paling basi yang pernah ada. selia ingin mendekatkan diri dengan cara memaksa.
tapi hijau mint belum sadar kalau selia sedang menggodanya
hijau mint : mint. gue asal pilih. jadi mau pesan apa?
selia : dessertnya ngga ada saran nih?
sumpah selia mengesalkan karena banyak tanya di mata si hijau mint.
buku menu dengan cover gold terpampang jelas ada didepannya. tinggal buka dan pilih, malah ebrtanay sambil menopang dagu.
hijau mint menarik nafas jengah, ia menyesal telah menawarkan gadis berhoodie ini masuk ke cafenya.
hijau mint : biskuit atau cake rasa coklat. itu lagi favorit disini
selia : gue ngga suka coklat. ada yang lain, mungkin?
hijau mint : cake rasa keju ada topping kacang itu paling laris disini setelah coklat
selia : gue alergi kacang. heum yaudah, gue pesen mocha machiato 1 ya
hijau mint : ditunggu
pesanan sudah di tulis oleh hijau mint dengan menekan bolpoint diatas keras hingga bolong
sosok iut segera pergi dari meja nomor 18 yang di tempati selia. tapi selia bersuara yang membuat berhenti jalan
selia : ayo kenalan. gue Selia Gundami Putri. lo seni. keliatan bagus untuk koleksi didalam galeri foto gue. jadi penasaran
hijau mint : apa?
selia : hmm?
selia tak paham apa maksud si hijau mint yang sedang memeluk notes berisikan pesanannya, ia sudah berbalik menghadap selia yang masih menopang dagu
hijau mint : lo kemari basa basi sekalian godain gue, iya?
si hijau mint langsung meninggalkan selia yang duduk dengan mulut membola karena kartu AS nya telah terbuka, ia melipat tangan diatas meja dengan tatapan acak.
selia malu ketahuan, padahal tadi si hijau mint nggak sadar. selia menaikan pandangan matanya saat mejanya diketuk lembut. matanya langsung bertemu dengan manik dark brown milik si hijau mint. hanya 5 detik, selia semakin terperosot masuk untuk hijau mint.
ekpresi si hijau mint datar. selia menarik lembut kopinya dan mulai menyicipinya dengan pelan-pelan.
hijau mint : Mark Jackshon, Mark
lalu manusia itu pergi dari hadapana selia dengan membawa nampan kosong di sisian tubuhnya. sosok itu hilang dibalik pintu dapur.
lalu selia tersenyum gemas sambil mengigit bibir dalamnya. ia mengambil kameranya, mengarahkan pada mug putih yang berisikan Mocha Machiato yang entah kenapa rasanya 10 kali lipa lebih manis dari biasanya.
ia mengabadikan momen pertamanya dengan si hijau mint. lewat kopi menjelang malam yang masih mengepul. "kayaknya dia jodoh gue deh" ungkap selia dalam hati ngawur sekali.
***
sosok suara : makanan lo di lalerin. nah sekarang udah jadi belatung
selia mengkedip cepat kemudian menatap teman dekatnya nyawanya melayang entah kemana tadi, tapi seru rasanya.
melamun adalah momen traveling paling epic tanpa harus jadi miskin. gratis nancy, si teman selia paling akrab sewaktu dikampus hela nafas.
nancy : kacang mulu daritadi, sehat lo?
selia : nggak sehat
nancy : sakit? ngapain ke kampus kalu gitu hari ini
selia : gue.. jatuh cinta
tiga kata, satu kalimat. dan nancy cengo. belum lagi renjana yang tiba-toba datang dan ingin ikut nimbrung. kaget dia
nancy & renjana : HAH?!
keduanya berteriak bersamaan pada selia yang tersenyum dan menaik turunkan alisnya
selia : belum jatuh cinta. masih pemanasan perasaan. gue terpesona sampe keliang rahim kayaknya
nancy bergedik geli mendengar ucapan temannya. ia menggelengkan kepala lalu pamit pulang karena hari sudah mulai sore. cuaca semakin hari semakin dingin, dan nancy ngga mau mati karena kedinginan.
tinggal hanya renjana yang masih berdiri diambang pintu. ia mendekati selia dan mengambil kursi untuk duduk didekat gais asli indonesia bagian jawa yang sedang memakan ramyeon.
renjana : sel, lo jatuh cinta?
selia : ya, mungkin, rasanya
renjana : dan dia berhasil buat lo jadi aneh, berubah 180 derajat?
seingat renjana, selia paling anti mengakui kalau dirinya sedang jatuh cinta atau membahas seputaran manusia berjenis kelamin laki-laki.
tapi hari ini beda, renjana sampai cengo mampus didepan pintu bersama nancy
selia : hm, mungkin
renjana : heumm
renjana bergumam panjang sekali, bahkan sampai menepuk pundak dan kepala selia lembut tanda akrabkan diri. tapi selia sibuk makan, jadi ia hanya memperhatikan wajah khas indo milik renjana. cantik tanpa cacat adalah klasik dalam penyempurnaan.
renjana punya banyak tahi lalat sekecil gila pasir dibeberapa bagian mukannya. tapi masih cantik tapi kalau boleh jujur selia tetap memuju diri sendiri yang paling cantik di dunia.
renjana : sebagai teman yang baik dari satu negara kedaulatan yang sama, gue punya nasehat, gue bilang ya, deketin, kejer dia sampe luluh.
jadiin hak milik, hanya cewek lemah yang nunggu ditembak tanpa bertindak
selia : kali di tolak?
renjana : mundur, sel. jangan telalu mengejar saat tahu hadi lo udah di tolak
renjana selalu bijak, lagi dan selia mulai memikirkan cara agar tak terkesan kampungan apa lagi terlihat menggoda seperti tempo hari. kali ini selia bertekad harus lebih maju dari pertemuan pertama.
selia tak ikut renjana pulang ke apartemen. ia sudah berdiri didepan cafe. langkahnya pasti, pintu di dorong lembut sampai lonceng diatas pintu berbunyi dan selia jadi pusat perhatian. dimana lagi memangnya, kan cuma tempat ini ia bisa menemui si hijau mint
Mark : datang lagi?
selia menghentikan langkahnya saat suara si hijau mint menyapu pendengarannya. selia memutar kepala, di bagian barista ada si hijau mint sedang membersihkan gelas, selia mendekat dan mengangguk lucu setelah menyampirkan kameranya di bahu, selia hanya lucu di mata barista, tidak untuk si hijau mint
Mark : Mocha lagi?
Mark mulai mengetahui kalau selia menyukai Mocha. jadi ia bertanya.
rupanya hari ini pesanan selia berbeda. padahal 11 hari ke cafe terhitung dari hari pertama, gadis yang suka membawa kameranya itu hanya memesan menu kopi yang sama.
Mocha Machiatom janga lupakan kata kata menggoda yang membuat si hijau mint risih ingin memenggal kepalanya yang selalu ditutupi hoodie karena musim dingin
selia : Americano. hari ini mau yang pahit
Mark : penikmat pahit?
selia : bukan
Mark : terus?
selia : biar sama aja
Mark : apa?
selia : kayak pahitnya hidup
mark menggelengkan kepalanya sekilas. ia kemudia menarik tali hoodie selia, cuma ditarik lembut dan berhasil membuat selia maju sedikit dekat, tapi rasanya mau meledak ditempat. meledak kikuk, mau mati. gila
Mark : duduk dimeja depan kasir, tunggu
sebelum mark melenggang pergi, tangan selia reflek memegang tangan mark, sampai empunya berhenti jalan. tangan mark terasa dingin sekali, tak jauh beda dengan es batu khas indonesia yang terbuat dari air mentah
selia : nanti lo yang anter ya, jangan orang lain, boleh?
Mark : gue bos sekaligus yang punya cafe. janga ngantur!
selia menghela nafas panjang dan dalam setelah menghilangnya mark di balik pintu dapurnya, savage sekali kalimatnya.
selia harus mempertebal muka dan perasaan kalau ingin mendekati si hijau mint. orangnya galak
selama menunggu pesanan, selia sibuk memainkan ponselnya kepalanya sedikit tertunduk, tanpa tahu kalau si pemilik cafe sedang memperhatikan dari jendela kaca dapur.
sibarista yang sedang membuatkan kopi untuk selia melirik kedepan dan belakang, tempat selia dan mark beberapa kali bosnya ketahuan memperhatikan si tukang nabung duit dicafe akhir akhir ini. siapa lagi kalau bukan selia
barista : lo naksir?
si barista (dengan warna rambutnya coklat terang. bak member boy group korea) bertanya sambil melirik selia.
niatnya adalah menggoda mark tapi si hijau mint malah menatap sini si barista sekaligus temannya.
mark menggeleng sambil berjalan ke dekat barista dan melipat tangan didada
Mark : ngga, cuma heran.
barista : heran kenapa?
selia tetap masuk kedalam cafe yang lumayan ramai itu. aroma kopi neyeruak dan menenangkan otak bener kok tentang istilah kopi itu bisa menenangkan otak yang lagi setress karena kerjaan.
walau pahit, tapi tak sepahit hidup. eh, tapi americano beneran pahit sih, serius nggak bohong. hijau mint nya datang dengan buku menu ditangannya. manusia itu berjalan ke meja selia yang ada di sudut ruangan dekat jendelan yang menghadap jalanan.
selia terus memperhatikan si hijau mint itu dengan ekpresi yang sok di control kalem. sosok pria kelewat sempurna yang belum diketahui namanya itu tak tau kalau selia sedang memuji pahatan garis wajahnya berulang kali sambil menyebut nama Tuhan.
hijau mint : Caramel Machiato. itu enak. untuk jam segini biasanya pas
suaranya terdengar flat. dingin dan acuh. tapi tak bisa di pungkiri pemilik suara itu berhasil menarik atensi selia sampai ke akar
selia : bedanya sama mocha apa?
hijau mint : jelas beda. perbedaannya ada di rasa tapi tergantung lo nya
selia : kalau tergantung guenya?
selia tersenyum kecil sambil mengedipkan mata-matanya beberapa kali menghadap si manusia besurai hijau mint itu.
hal itu membuat si hijau mendengus kesal sambil melipat tangan didapn dada dengan mata memicing tajam
hijau mint : niat beli gak?
selia : niat
hijau mint : mau apa?
selia : warna rambut lo bagus. warna apa?
klasik. ini basa basi paling basi yang pernah ada. selia ingin mendekatkan diri dengan cara memaksa.
tapi hijau mint belum sadar kalau selia sedang menggodanya
hijau mint : mint. gue asal pilih. jadi mau pesan apa?
selia : dessertnya ngga ada saran nih?
sumpah selia mengesalkan karena banyak tanya di mata si hijau mint.
buku menu dengan cover gold terpampang jelas ada didepannya. tinggal buka dan pilih, malah ebrtanay sambil menopang dagu.
hijau mint menarik nafas jengah, ia menyesal telah menawarkan gadis berhoodie ini masuk ke cafenya.
hijau mint : biskuit atau cake rasa coklat. itu lagi favorit disini
selia : gue ngga suka coklat. ada yang lain, mungkin?
hijau mint : cake rasa keju ada topping kacang itu paling laris disini setelah coklat
selia : gue alergi kacang. heum yaudah, gue pesen mocha machiato 1 ya
hijau mint : ditunggu
pesanan sudah di tulis oleh hijau mint dengan menekan bolpoint diatas keras hingga bolong
sosok iut segera pergi dari meja nomor 18 yang di tempati selia. tapi selia bersuara yang membuat berhenti jalan
selia : ayo kenalan. gue Selia Gundami Putri. lo seni. keliatan bagus untuk koleksi didalam galeri foto gue. jadi penasaran
hijau mint : apa?
selia : hmm?
selia tak paham apa maksud si hijau mint yang sedang memeluk notes berisikan pesanannya, ia sudah berbalik menghadap selia yang masih menopang dagu
hijau mint : lo kemari basa basi sekalian godain gue, iya?
si hijau mint langsung meninggalkan selia yang duduk dengan mulut membola karena kartu AS nya telah terbuka, ia melipat tangan diatas meja dengan tatapan acak.
selia malu ketahuan, padahal tadi si hijau mint nggak sadar. selia menaikan pandangan matanya saat mejanya diketuk lembut. matanya langsung bertemu dengan manik dark brown milik si hijau mint. hanya 5 detik, selia semakin terperosot masuk untuk hijau mint.
ekpresi si hijau mint datar. selia menarik lembut kopinya dan mulai menyicipinya dengan pelan-pelan.
hijau mint : Mark Jackshon, Mark
lalu manusia itu pergi dari hadapana selia dengan membawa nampan kosong di sisian tubuhnya. sosok itu hilang dibalik pintu dapur.
lalu selia tersenyum gemas sambil mengigit bibir dalamnya. ia mengambil kameranya, mengarahkan pada mug putih yang berisikan Mocha Machiato yang entah kenapa rasanya 10 kali lipa lebih manis dari biasanya.
ia mengabadikan momen pertamanya dengan si hijau mint. lewat kopi menjelang malam yang masih mengepul. "kayaknya dia jodoh gue deh" ungkap selia dalam hati ngawur sekali.
***
sosok suara : makanan lo di lalerin. nah sekarang udah jadi belatung
selia mengkedip cepat kemudian menatap teman dekatnya nyawanya melayang entah kemana tadi, tapi seru rasanya.
melamun adalah momen traveling paling epic tanpa harus jadi miskin. gratis nancy, si teman selia paling akrab sewaktu dikampus hela nafas.
nancy : kacang mulu daritadi, sehat lo?
selia : nggak sehat
nancy : sakit? ngapain ke kampus kalu gitu hari ini
selia : gue.. jatuh cinta
tiga kata, satu kalimat. dan nancy cengo. belum lagi renjana yang tiba-toba datang dan ingin ikut nimbrung. kaget dia
nancy & renjana : HAH?!
keduanya berteriak bersamaan pada selia yang tersenyum dan menaik turunkan alisnya
selia : belum jatuh cinta. masih pemanasan perasaan. gue terpesona sampe keliang rahim kayaknya
nancy bergedik geli mendengar ucapan temannya. ia menggelengkan kepala lalu pamit pulang karena hari sudah mulai sore. cuaca semakin hari semakin dingin, dan nancy ngga mau mati karena kedinginan.
tinggal hanya renjana yang masih berdiri diambang pintu. ia mendekati selia dan mengambil kursi untuk duduk didekat gais asli indonesia bagian jawa yang sedang memakan ramyeon.
renjana : sel, lo jatuh cinta?
selia : ya, mungkin, rasanya
renjana : dan dia berhasil buat lo jadi aneh, berubah 180 derajat?
seingat renjana, selia paling anti mengakui kalau dirinya sedang jatuh cinta atau membahas seputaran manusia berjenis kelamin laki-laki.
tapi hari ini beda, renjana sampai cengo mampus didepan pintu bersama nancy
selia : hm, mungkin
renjana : heumm
renjana bergumam panjang sekali, bahkan sampai menepuk pundak dan kepala selia lembut tanda akrabkan diri. tapi selia sibuk makan, jadi ia hanya memperhatikan wajah khas indo milik renjana. cantik tanpa cacat adalah klasik dalam penyempurnaan.
renjana punya banyak tahi lalat sekecil gila pasir dibeberapa bagian mukannya. tapi masih cantik tapi kalau boleh jujur selia tetap memuju diri sendiri yang paling cantik di dunia.
renjana : sebagai teman yang baik dari satu negara kedaulatan yang sama, gue punya nasehat, gue bilang ya, deketin, kejer dia sampe luluh.
jadiin hak milik, hanya cewek lemah yang nunggu ditembak tanpa bertindak
selia : kali di tolak?
renjana : mundur, sel. jangan telalu mengejar saat tahu hadi lo udah di tolak
renjana selalu bijak, lagi dan selia mulai memikirkan cara agar tak terkesan kampungan apa lagi terlihat menggoda seperti tempo hari. kali ini selia bertekad harus lebih maju dari pertemuan pertama.
selia tak ikut renjana pulang ke apartemen. ia sudah berdiri didepan cafe. langkahnya pasti, pintu di dorong lembut sampai lonceng diatas pintu berbunyi dan selia jadi pusat perhatian. dimana lagi memangnya, kan cuma tempat ini ia bisa menemui si hijau mint
Mark : datang lagi?
selia menghentikan langkahnya saat suara si hijau mint menyapu pendengarannya. selia memutar kepala, di bagian barista ada si hijau mint sedang membersihkan gelas, selia mendekat dan mengangguk lucu setelah menyampirkan kameranya di bahu, selia hanya lucu di mata barista, tidak untuk si hijau mint
Mark : Mocha lagi?
Mark mulai mengetahui kalau selia menyukai Mocha. jadi ia bertanya.
rupanya hari ini pesanan selia berbeda. padahal 11 hari ke cafe terhitung dari hari pertama, gadis yang suka membawa kameranya itu hanya memesan menu kopi yang sama.
Mocha Machiatom janga lupakan kata kata menggoda yang membuat si hijau mint risih ingin memenggal kepalanya yang selalu ditutupi hoodie karena musim dingin
selia : Americano. hari ini mau yang pahit
Mark : penikmat pahit?
selia : bukan
Mark : terus?
selia : biar sama aja
Mark : apa?
selia : kayak pahitnya hidup
mark menggelengkan kepalanya sekilas. ia kemudia menarik tali hoodie selia, cuma ditarik lembut dan berhasil membuat selia maju sedikit dekat, tapi rasanya mau meledak ditempat. meledak kikuk, mau mati. gila
Mark : duduk dimeja depan kasir, tunggu
sebelum mark melenggang pergi, tangan selia reflek memegang tangan mark, sampai empunya berhenti jalan. tangan mark terasa dingin sekali, tak jauh beda dengan es batu khas indonesia yang terbuat dari air mentah
selia : nanti lo yang anter ya, jangan orang lain, boleh?
Mark : gue bos sekaligus yang punya cafe. janga ngantur!
selia menghela nafas panjang dan dalam setelah menghilangnya mark di balik pintu dapurnya, savage sekali kalimatnya.
selia harus mempertebal muka dan perasaan kalau ingin mendekati si hijau mint. orangnya galak
selama menunggu pesanan, selia sibuk memainkan ponselnya kepalanya sedikit tertunduk, tanpa tahu kalau si pemilik cafe sedang memperhatikan dari jendela kaca dapur.
sibarista yang sedang membuatkan kopi untuk selia melirik kedepan dan belakang, tempat selia dan mark beberapa kali bosnya ketahuan memperhatikan si tukang nabung duit dicafe akhir akhir ini. siapa lagi kalau bukan selia
barista : lo naksir?
si barista (dengan warna rambutnya coklat terang. bak member boy group korea) bertanya sambil melirik selia.
niatnya adalah menggoda mark tapi si hijau mint malah menatap sini si barista sekaligus temannya.
mark menggeleng sambil berjalan ke dekat barista dan melipat tangan didada
Mark : ngga, cuma heran.
barista : heran kenapa?
0


