- Beranda
- Stories from the Heart
Roda Kehidupan
...
TS
fthhnf
Roda Kehidupan

"Roda itu bernama kehidupan. Saat kita berada diatas kadang berputar sangat cepat, namun ketika kita berada dibawah roda itu terlalu lambat berputar kembali. Kamu tau kenapa? Karena kehidupan tak semudah mengayuh sepeda untuk tetap berjalan diatas aspal yang halus."
Sebelumnya mohon maaf dan mohon izin untuk memberanikan diri menuliskan sebuah catatan sederhana seorang lelaki yang hidup di sebuah kota kecil namun sangat nyaman, Magelang.
Gue nulis ini sebagai catatan dan memory gue untuk melukiskan tentang kehidupan yang seperti roda. Silahkan berpendapat cerita ini true story atau fiktif belaka, disini gue hanya menulis sebuah roda kehidupan.
Gue sadar tulisan gue masih acak-acakan. Mohon maaf jika terdapat banyak umpatan kasar dalam bahasa jawa dan beberapa pikiran liar yang terkandung dalam cerita. Semoga bisa disikapi secara bijak. Cerita ini dimulai tahun 2003 anggap aja tahun segitu gw berada di bangku SMA. Nama tokoh dan tempat instansi juga sengaja disamarkan atau gue ganti demi kebaikan kita semua.
Ah... kurasa cukup. Dan kamu akan tetap menjadi ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan...
Sebelumnya mohon maaf dan mohon izin untuk memberanikan diri menuliskan sebuah catatan sederhana seorang lelaki yang hidup di sebuah kota kecil namun sangat nyaman, Magelang.
Gue nulis ini sebagai catatan dan memory gue untuk melukiskan tentang kehidupan yang seperti roda. Silahkan berpendapat cerita ini true story atau fiktif belaka, disini gue hanya menulis sebuah roda kehidupan.
Gue sadar tulisan gue masih acak-acakan. Mohon maaf jika terdapat banyak umpatan kasar dalam bahasa jawa dan beberapa pikiran liar yang terkandung dalam cerita. Semoga bisa disikapi secara bijak. Cerita ini dimulai tahun 2003 anggap aja tahun segitu gw berada di bangku SMA. Nama tokoh dan tempat instansi juga sengaja disamarkan atau gue ganti demi kebaikan kita semua.
Ah... kurasa cukup. Dan kamu akan tetap menjadi ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan...
© Uhuk.. Wis keren? Sip mas! Oke.
Index Cerita:
Part 1 Aku dan Kalian
Part 2 Kaliurang Sore Itu
Part 3 Bella Namanya
Part 4 PHK Massal
Part 5 Warung Baru Ibu
Part 6 Bapak Semangatku
Ketahuan Bini
Part 7 Kak Siska Kenapa?
Part 8 Hape Baru
Part 9 Pelukan Hangat Kak Siska
Part 10 Pelangi Di Sekar Langit
Part 11 Cemburu, Bell?
Part 12 Kasihan Bapak
Part 13 Minuman Cinta
Part 14 Pekerjaan Pertama
Part 15 Pulau Dewata
Part 16 Tersenyum Kembali
Part 17 Mumi Sekolah
Part 18 Desember Terbaik
Part 19 Happy New Year
Part 20 Gosip Fara
Part 21 Konser Jikustik
Part 22 Maaf, Nov
Part 23 Si Gundul
Part 24 Sebuah Takdir
Part 25 Must On
Part 26 Kejutan
Part 27 Thanks, Nov!
Part 28 Ujian Nasional
Part 29 Janji Bella
Part 30 Babak Baru Kehidupan
Part 31 Vita!
Part 32 Pacar Cadangan
Part 33 Suroboyo Rek!
Part 34 Semalam Bersama Bella
Diubah oleh fthhnf 01-04-2023 20:40
junti27 dan 33 lainnya memberi reputasi
32
22.9K
434
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fthhnf
#39
16. Tersenyum Kembali
Hari pun berganti hari. Aku masih libur tiga hari setelah study tour itu. Selama libur kuhabiskan waktu untuk bantu Ibu jaga warung pagi sampai siang, lalu kerja di pasar siang sampai sorenya. Aku gk mau terlalu membebani Ibu. Biar bagaimanapun aku harus belajar mandiri.
Sabtu siang, hari itu tanggal merah. Aku kerumah Bella meminjam motor Gatot untuk memberikan oleh-oleh yg aku beli dari Bali kemarin. Kubuka pintu gerbang rumahnya. Bella kaget saat melihatku datang. Dia sedang duduk di teras. Kali ini ada yang berbeda dari raut wajahnya, Bella terlihat lesu. Kami saling tersenyum ketika aku memandangnya, tapi ada yg beda dengan senyumnya itu. Senyuman yg tak seperti biasanya.
"Apa kabar?" Kataku menyapa Bella lalu duduk di dekatnya.
Kulihat wajahnya yg merona, ia menatapku dengan senyuman yg ia paksakan
"Baik..." Jawab Bella singkat.
Mendadak jantungku berdebar kencang mendengar suara yg lama tak aku dengar itu, apalagi melihat raut wajah Bella yg terlihat nampak tak ikhlas aku datang.
"Maaf..." Kataku lirih, pasrah.
"Buat?"
"Buat kebohonganku waktu itu..."
"Maksudnya?"
"Perasaanku gk pernah biasa aja sama kamu..."
"...."
"Gini Bell, aku bilang biasa aja perasaanku kemarin karena aku kaget dan emosi mendengar kamu mau pindah ke Surabaya..." Kataku menjelaskan.
"Terus?"
"Aku sayang kamu Bell..." Kataku mantap, kali ini tanpa keraguan. "Ya walaupun kamu bakal pindah ke Surabaya dan gk bisa menjalani hubungan jarak jauh, setidaknya kamu tau aku sayang sama kamu..."
Keren ya kalimatku? Diajarin Mbak Laras tuh!
Bella menundukkan kepalanya, ia mengambil nafas panjang lalu mengeluarkannya, "Aku tau..." Kata Bella lirih "Trs kenapa kamu gk jujur sama perasaanmu sendiri..." Imbuh Bella kemudian.
"Sekali lagi maafin aku Bell, aku kaget karena denger kamu mau pindah..." Kataku pelan lalu kupandang wajahnya yang tertunduk.
"...." Bella masih tertunduk lesu, lalu ia tampak akan mengucapkan sesuatu. "Kenapa baru bilang sekarang?" Tanya Bella kali ini ia menatapku tajam.
"...."
"Kenapa diem aja?" Tanya Bella.
"Karena aku ternyata gk sekuat yg aku kira... Aku pikir aku bisa menyembunyikan rasa ini dari kamu, ternyata aku gk bisa..." Kataku menjelaskan. Ini juga diajarin Mbak Laras. Makasih ya Mbak.
"Hhhmmm... Terus mau kamu gimana?" Tanya Bella dengan senyuman yg nampak dipaksa.
"Aku harap kita tetap bisa seperti kemarin..." Kataku penuh harapan.
"Maksudnya?"
"Walaupun kamu gk sanggup untuk hubungan jarak jauh, aku harap kita tetap bisa deket..."
"Tanpa hubungan yg jelas?"
"Aku pengennya kita pacaran Bell... Aku sayang kamu!"Ucapku kali ini lebih tegas.
"..." Bella hanya diam lalu menitihkan air matanya.
"Bell?"
"Maafin aku Dit..." Ucap Bella dengan nada yg bergetar. "Aku gk..."
"Iya... Gk papa kok, aku paham Bell..." Kataku mencegah apa yg akan Bella katakan selanjutnya yg sepertinya berat aku dengar.
"Aku gk bisa jauh dari kamu..." Kata Bella meneruskan ucapannya yg tadi aku potong dengan suara yg sesenggukan, kini tangisnya makin pecah.
"..." Jujur Hatiku sedikit lega, tapi jadi merasa sedikit aneh. Aku tak tau bagaimana perasaan Bella saat ini.
"Diitt..." Panggil Bella lirih, tangannya mulai bergerak lalu menggenggam jemariku.
"Iya Bell..."
"Jangan sakiti aku ya... Aku percaya sama kamu..." Kata Bella tersenyum tipis.
Lalu perlahan ia dekatkan wajahnya ke wajahku, semakin dekat hingga hanya beberapa mili saja. Kulihat Bella memejamkan matanya. Terasa hembusan nafasnya yg hangat di wajahku. Wajahnya sudah sangat dekat denganku. Lalu entah bagaimana bibir kita saling menempel setelahnya. Bella menciumku dengan penuh perasaan. Kubalas ciuman itu dengan lembut.
Beberapa saat setelah itu Bella melepaskan ciumannya dan mengusap air mata yg ada di pipinya.
"..."
"Bell..."
"Iya..."
"Terus?"
"Terus apanya?" Tanya Bella mengkerenyitkan dahinya.
"Kita pacaran kan ini?" Tanyaku dengan polosnya.
"ENGGAK!"
"..." Aku kaget mendengar Bella mengucapkan enggak.
"Bell..."
"...."
Bella masih dalam diamnya, aku gk tau apa yg sedang dia pikirkan. Tatapan matanya tajam menusukku. Kutatap balas matanya yg tajam itu. Kami saling bertatapan lama.
Dalam pikiranku saat ini siap menerima apapun yg Bella katakan.
"BREEGG"sebuah pelukan mendekap ke tubuhku. Bella memelukku erat, perlahan tanganku pun melingkar ditubuhnya untuk membalas pelukannya. Deru nafasnya terasa lembut berhembus melewati telingaku.
"Bodoh..." Ucap Bella pelan dalam pelukanku.
"...."
"Kamu daridulu emang gk sensitif, kalo cewek nyium cowok kayak tadi, kalo cewek meluk cowok gini, itu tandanya apa??" Seru Bella seraya melepas pelukannya.
"....."
"Mari sama-sama kita menantang keadaan... Kita jalani aja hubungan ini, jarak bukan masalah, ya kan Dit?" Ucap Bella dengan senyum manisnya. Njir ini kalimat paling keren yg diucapkan Bella.
Aku cuma bisa memandang matanya yg masih lembab itu, kami kembali saling memandang. Aku juga gk tau harus ngomong apa lagi, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Makasih Bell..."
"Iya Dit... Maaf jika aku membuat kita jadi LDR besok..."
"Liburan aku pasti selalu nemuin kamu kok..."
"..." Bella mengangguk dan tersenyum manis. Benar-benar manis.
"Diiitt..."
"Iya Bell..."
"Jangan sakitin aku ya... Selama kita jauh besok, jangan coba-coba untuk dekat dengan cewek lain..." Kata Bella pelan.
"Iya..." Ucapku singkat meyakinkan Bella.
"Janji?" Tanya Bella seraya melentikkan jari kelingking kecilnya.
"Janji..." Jawabku seraya melingkarkan jari kelingkingku ke jari kelingking Bella.
Kami pun tersenyum bahagia saat itu. Aku tak pernah tau takdir Tuhan seperti apa nanti, yg aku tau hanyalah sebuah jalan yg telah Tuhan beri dan aku harus melaluinya, sesederhana itu. Benar sesederhana itu.
"Aku ambilin minum dulu ya..."
"Iya sayang..." Ucapku mesra dan Bella tersipu malu. Njiir imut banget dia.
Setelah mengambil dua gelas es sirup, kami ngobrol banyak banget tentang permasalahan keluargaku, seputar sekolah dan lain-lain. Aku sengaja gk cerita pekerjaan sambilanku di pasar. Aku juga cerita kalo aku habis study tour dan membelikannya oleh-oleh.
"Ini Bell aku ada sesuatu buat kamu..." Kataku seraya mengeluarkan sesuatu dari tas yg aku bawa.
"Kok repot-repot sih Dit, cuma satu aja nih?" Sindir Bella tersenyum.
"Hmmm..."
"Haha... Gitu aja cemberut, aku buka ya..." Kata Bella lalu membuka perlahan kertas kadonya, "kok dibungkus segala sih Dit... Jangan-jangan geranat!" Imbuhnya.
"Bom kali Bell, bukan geranat kalo yg dibungkus tuh!" Kataku menjelaskan.
"Alah sama aja, sama-sama meledak juga!" Jawab Bella gk mau kalah.
"Serah kamu deh Bell..."
Entah kenapa aku kembali bisa merasakan Bella yg dulu, Bella yg konyol, dan Bella yg selalu ceria.
"Yeyyy... Asikkk..." Kata Bella girang memeluk polo shirt itu.
"Hehe... Kamu suka Bell?"
"Sukaaaa... Makasih ya Adiiit sayaaang..." Ucap Bella kini manja.
"Cobain dong..."
"Nanti ah... Sekalian kita keluar aja yuk, aku juga pengen jalan-jalan tauk!" Ucap Bella cemberut, bibirnya dimonyong-monyonin. Njiir imut banget. Ini kenapa cewek-cewek suka monyongin bibir ya. Heran.
"Iya Bell, mau kemana nih?"
"Ketep aja yuk!" Ajak Bella.
"Oke sayang!"
Kemudian kami melanjutkan ngobrol di teras rumahnya. Obrolan yg malah membuat Bella menjadi jengkel karena aku terus menerus menceritakan liburanku ke Bali kemarin.
"Hhmmm... Yaudah yuk Dit sekarang aja, keburu sore!"
"Oke..."
"Bentar aku ganti dulu..." Kata Bella kemudian berjalan menuju dalam rumahnya.
Selang beberapa saat kemudian Bella keluar dari kamarnya dan menuju teras menghampiriku.
"Wuih..." Ucapku terpesona melihat Bella sangat cantik memakai polo shirt yg aku beli di Bali itu.
Polo shirt warna pink dipadu putih merk jogger yg bisa ngepas di tubuh Bella membuat bentuk tubuhnya semakin, ah sudahlah. Dengan rambut yg ia ikat membuat semua cowok tak berkedip memandangnya. Jaket hitam yg dibawa hanya diikat dipinggangnya menutupi sebagian celana jins hitam yg ia pakai, Sempurna!
"Hehe... Udah yuk berangkat!"
"Oke let's go!" Ucapku lalu berjalan ke arah motor Gatot aku parkir di depan rumahnya.
"Makasih ya Bell..."
"Buat?"
"Semuanya..."
"..."
Ketep Pass adalah salah satu tempat wisata yg dimiliki oleh Kabupaten Magelang. Di tempat ini kita bisa melihat gagahnya gunung merapi dan merbabu dari sisi selatan secara dekat. Keren kan Magelang, banyak tempat keren disini.
"Diiit, makan jagung bakar yuk..." Kata Bella ketika kami sampai di ketep.
"Oke... Disitu yuk, sepi tuh!"
Kemudian kami menuju sebuah warung jagung bakar yg berjejeran di sepanjang jalan.
"Buk... Jagunge kaleh kalian coklate kaleh nggeh... (Bu.. Beli jagung bakarnya dua dan coklat panasnya dua ya)".
Lalu kamipun duduk di tikar yg ada di warung ini, dari sini terlihat jelas gunung merapi dan merbabu berdiri gagah berdampingan.
"Bell... Semoga kita kayak gunung itu ya..."
"Maksudnya?"
"Ya selalu bersama menjadi satu apapun yg terjadi..."
"Orang pisah gitu kok menjadi satu!" Sanggah Bella.
"Hmm... Maksudnya selalu sama-sama..."
"Oh... Amin..."
"Emmm... Kamu jadi gunung merapi, aku merbabu..." Kataku.
"Lhoh... Kok aku yg merapi sih?" Ucap Bella protes.
"Ya kan kamu suka berapi-api gitu, kalo aku sih kalem-kalem aja kayak gunung merbabu..."
"Iya kalem orang merbabu, jadi babu deh! Hahahaha..." Celetuk Bella. (Dalam bahasa jawa, Merbabu mempunyai makna melayani atau menjadi pelayan).
"Suka-suka kamu aja deh Bell..." Kataku pasrah.
Sore hari di Ketep itu udaranya sangat dingin, bener-bener dingin bahkan sampai menusuk ke tulang. Banyak pula pasangan yg memadu kasih ditempat ini. Begitu pula aku dan Bella, kami berdua ada di warung lesehan yg terbuat dari bambu. Bella merebahkan tubuhnya, kepalanya bertumpu dipahaku. Pandangannya sangat tajam mentapku yang sedang terduduk menopang kepalanya.
"Dittt..."
"Hemm..."
"Makasih ya..."
"Buat?"
"Bajunya, buat hari ini, dan yg jelas buat kejujuran kamu..."
"..." Aku hanya terasenyum memandang Bella. Njiir kenapa bisa cantik banget sih tu muka.
"Dit..."
"Iya..."
"Kamu janji ya sering maen ke Surabaya besok kalo aku jadi pindah..."
"Iya Bell janji..." Kataku meyakinkan Bella. Padahal dulu aku gk tau jarak Magelang-Surabaya itu jauh banget.
"..." Bella pun tersenyum lalu mengarahkan jagung bakar miliknya ke mulutku. "Nih enak Dit... Coba deh..." Ucap Bella.
Bella mulai menyuapiku dari tidurnya. Jika ada survey siapa pasangan yg paling romantis di tempat ini, maka kami pasti ada di peringkat atas.
Sekitar pukul 17.00 kami kembali pulang. Bella nampak sangat senang sekali sore ini. Kupandang wajahnya dari spion, sepanjang perjalanan ia senyam-senyum melihat pemandangan sekitar, wajah polosnya saat memandang pemandangan sangat menggemaskan. Akhirnya, sekitar pukul 18.00 kami tiba di rumah Bella.
"Yauda aku pulang dulu ya Bell..."
"Gk mampir dulu?"
"Gk deh udah maghrib, gk enak juga pinjem motornya kelamaan..."
"Bener? Rumahku masih sepi lho..." Goda Bella.
"Oke aku mampir dulu!"
"Hahaha dasar!"
"...."
"Sana pulang!"
"Lhah..." Keluhku singkat melihat raut muka Bella yg jadi serem.
"..."
"Iya deh aku pulang..."
"Hehe... Hati-hati ya pokoknya, emmm... Makasih ya kadonya, aku suka banget!" Ucap Bella yg berubah manis lagi.
"Duluan ya, love you Bella..."
"Love you too..." Ucap Bella tersenyum manis, terlalu manis.
Sabtu siang, hari itu tanggal merah. Aku kerumah Bella meminjam motor Gatot untuk memberikan oleh-oleh yg aku beli dari Bali kemarin. Kubuka pintu gerbang rumahnya. Bella kaget saat melihatku datang. Dia sedang duduk di teras. Kali ini ada yang berbeda dari raut wajahnya, Bella terlihat lesu. Kami saling tersenyum ketika aku memandangnya, tapi ada yg beda dengan senyumnya itu. Senyuman yg tak seperti biasanya.
"Apa kabar?" Kataku menyapa Bella lalu duduk di dekatnya.
Kulihat wajahnya yg merona, ia menatapku dengan senyuman yg ia paksakan
"Baik..." Jawab Bella singkat.
Mendadak jantungku berdebar kencang mendengar suara yg lama tak aku dengar itu, apalagi melihat raut wajah Bella yg terlihat nampak tak ikhlas aku datang.
"Maaf..." Kataku lirih, pasrah.
"Buat?"
"Buat kebohonganku waktu itu..."
"Maksudnya?"
"Perasaanku gk pernah biasa aja sama kamu..."
"...."
"Gini Bell, aku bilang biasa aja perasaanku kemarin karena aku kaget dan emosi mendengar kamu mau pindah ke Surabaya..." Kataku menjelaskan.
"Terus?"
"Aku sayang kamu Bell..." Kataku mantap, kali ini tanpa keraguan. "Ya walaupun kamu bakal pindah ke Surabaya dan gk bisa menjalani hubungan jarak jauh, setidaknya kamu tau aku sayang sama kamu..."
Keren ya kalimatku? Diajarin Mbak Laras tuh!
Bella menundukkan kepalanya, ia mengambil nafas panjang lalu mengeluarkannya, "Aku tau..." Kata Bella lirih "Trs kenapa kamu gk jujur sama perasaanmu sendiri..." Imbuh Bella kemudian.
"Sekali lagi maafin aku Bell, aku kaget karena denger kamu mau pindah..." Kataku pelan lalu kupandang wajahnya yang tertunduk.
"...." Bella masih tertunduk lesu, lalu ia tampak akan mengucapkan sesuatu. "Kenapa baru bilang sekarang?" Tanya Bella kali ini ia menatapku tajam.
"...."
"Kenapa diem aja?" Tanya Bella.
"Karena aku ternyata gk sekuat yg aku kira... Aku pikir aku bisa menyembunyikan rasa ini dari kamu, ternyata aku gk bisa..." Kataku menjelaskan. Ini juga diajarin Mbak Laras. Makasih ya Mbak.
"Hhhmmm... Terus mau kamu gimana?" Tanya Bella dengan senyuman yg nampak dipaksa.
"Aku harap kita tetap bisa seperti kemarin..." Kataku penuh harapan.
"Maksudnya?"
"Walaupun kamu gk sanggup untuk hubungan jarak jauh, aku harap kita tetap bisa deket..."
"Tanpa hubungan yg jelas?"
"Aku pengennya kita pacaran Bell... Aku sayang kamu!"Ucapku kali ini lebih tegas.
"..." Bella hanya diam lalu menitihkan air matanya.
"Bell?"
"Maafin aku Dit..." Ucap Bella dengan nada yg bergetar. "Aku gk..."
"Iya... Gk papa kok, aku paham Bell..." Kataku mencegah apa yg akan Bella katakan selanjutnya yg sepertinya berat aku dengar.
"Aku gk bisa jauh dari kamu..." Kata Bella meneruskan ucapannya yg tadi aku potong dengan suara yg sesenggukan, kini tangisnya makin pecah.
"..." Jujur Hatiku sedikit lega, tapi jadi merasa sedikit aneh. Aku tak tau bagaimana perasaan Bella saat ini.
"Diitt..." Panggil Bella lirih, tangannya mulai bergerak lalu menggenggam jemariku.
"Iya Bell..."
"Jangan sakiti aku ya... Aku percaya sama kamu..." Kata Bella tersenyum tipis.
Lalu perlahan ia dekatkan wajahnya ke wajahku, semakin dekat hingga hanya beberapa mili saja. Kulihat Bella memejamkan matanya. Terasa hembusan nafasnya yg hangat di wajahku. Wajahnya sudah sangat dekat denganku. Lalu entah bagaimana bibir kita saling menempel setelahnya. Bella menciumku dengan penuh perasaan. Kubalas ciuman itu dengan lembut.
Beberapa saat setelah itu Bella melepaskan ciumannya dan mengusap air mata yg ada di pipinya.
"..."
"Bell..."
"Iya..."
"Terus?"
"Terus apanya?" Tanya Bella mengkerenyitkan dahinya.
"Kita pacaran kan ini?" Tanyaku dengan polosnya.
"ENGGAK!"
"..." Aku kaget mendengar Bella mengucapkan enggak.
"Bell..."
"...."
Bella masih dalam diamnya, aku gk tau apa yg sedang dia pikirkan. Tatapan matanya tajam menusukku. Kutatap balas matanya yg tajam itu. Kami saling bertatapan lama.
Dalam pikiranku saat ini siap menerima apapun yg Bella katakan.
"BREEGG"sebuah pelukan mendekap ke tubuhku. Bella memelukku erat, perlahan tanganku pun melingkar ditubuhnya untuk membalas pelukannya. Deru nafasnya terasa lembut berhembus melewati telingaku.
"Bodoh..." Ucap Bella pelan dalam pelukanku.
"...."
"Kamu daridulu emang gk sensitif, kalo cewek nyium cowok kayak tadi, kalo cewek meluk cowok gini, itu tandanya apa??" Seru Bella seraya melepas pelukannya.
"....."
"Mari sama-sama kita menantang keadaan... Kita jalani aja hubungan ini, jarak bukan masalah, ya kan Dit?" Ucap Bella dengan senyum manisnya. Njir ini kalimat paling keren yg diucapkan Bella.
Aku cuma bisa memandang matanya yg masih lembab itu, kami kembali saling memandang. Aku juga gk tau harus ngomong apa lagi, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Makasih Bell..."
"Iya Dit... Maaf jika aku membuat kita jadi LDR besok..."
"Liburan aku pasti selalu nemuin kamu kok..."
"..." Bella mengangguk dan tersenyum manis. Benar-benar manis.
"Diiitt..."
"Iya Bell..."
"Jangan sakitin aku ya... Selama kita jauh besok, jangan coba-coba untuk dekat dengan cewek lain..." Kata Bella pelan.
"Iya..." Ucapku singkat meyakinkan Bella.
"Janji?" Tanya Bella seraya melentikkan jari kelingking kecilnya.
"Janji..." Jawabku seraya melingkarkan jari kelingkingku ke jari kelingking Bella.
Kami pun tersenyum bahagia saat itu. Aku tak pernah tau takdir Tuhan seperti apa nanti, yg aku tau hanyalah sebuah jalan yg telah Tuhan beri dan aku harus melaluinya, sesederhana itu. Benar sesederhana itu.
"Aku ambilin minum dulu ya..."
"Iya sayang..." Ucapku mesra dan Bella tersipu malu. Njiir imut banget dia.
Setelah mengambil dua gelas es sirup, kami ngobrol banyak banget tentang permasalahan keluargaku, seputar sekolah dan lain-lain. Aku sengaja gk cerita pekerjaan sambilanku di pasar. Aku juga cerita kalo aku habis study tour dan membelikannya oleh-oleh.
"Ini Bell aku ada sesuatu buat kamu..." Kataku seraya mengeluarkan sesuatu dari tas yg aku bawa.
"Kok repot-repot sih Dit, cuma satu aja nih?" Sindir Bella tersenyum.
"Hmmm..."
"Haha... Gitu aja cemberut, aku buka ya..." Kata Bella lalu membuka perlahan kertas kadonya, "kok dibungkus segala sih Dit... Jangan-jangan geranat!" Imbuhnya.
"Bom kali Bell, bukan geranat kalo yg dibungkus tuh!" Kataku menjelaskan.
"Alah sama aja, sama-sama meledak juga!" Jawab Bella gk mau kalah.
"Serah kamu deh Bell..."
Entah kenapa aku kembali bisa merasakan Bella yg dulu, Bella yg konyol, dan Bella yg selalu ceria.
"Yeyyy... Asikkk..." Kata Bella girang memeluk polo shirt itu.
"Hehe... Kamu suka Bell?"
"Sukaaaa... Makasih ya Adiiit sayaaang..." Ucap Bella kini manja.
"Cobain dong..."
"Nanti ah... Sekalian kita keluar aja yuk, aku juga pengen jalan-jalan tauk!" Ucap Bella cemberut, bibirnya dimonyong-monyonin. Njiir imut banget. Ini kenapa cewek-cewek suka monyongin bibir ya. Heran.
"Iya Bell, mau kemana nih?"
"Ketep aja yuk!" Ajak Bella.
"Oke sayang!"
Kemudian kami melanjutkan ngobrol di teras rumahnya. Obrolan yg malah membuat Bella menjadi jengkel karena aku terus menerus menceritakan liburanku ke Bali kemarin.
"Hhmmm... Yaudah yuk Dit sekarang aja, keburu sore!"
"Oke..."
"Bentar aku ganti dulu..." Kata Bella kemudian berjalan menuju dalam rumahnya.
Selang beberapa saat kemudian Bella keluar dari kamarnya dan menuju teras menghampiriku.
"Wuih..." Ucapku terpesona melihat Bella sangat cantik memakai polo shirt yg aku beli di Bali itu.
Polo shirt warna pink dipadu putih merk jogger yg bisa ngepas di tubuh Bella membuat bentuk tubuhnya semakin, ah sudahlah. Dengan rambut yg ia ikat membuat semua cowok tak berkedip memandangnya. Jaket hitam yg dibawa hanya diikat dipinggangnya menutupi sebagian celana jins hitam yg ia pakai, Sempurna!
"Hehe... Udah yuk berangkat!"
"Oke let's go!" Ucapku lalu berjalan ke arah motor Gatot aku parkir di depan rumahnya.
"Makasih ya Bell..."
"Buat?"
"Semuanya..."
"..."
Ketep Pass adalah salah satu tempat wisata yg dimiliki oleh Kabupaten Magelang. Di tempat ini kita bisa melihat gagahnya gunung merapi dan merbabu dari sisi selatan secara dekat. Keren kan Magelang, banyak tempat keren disini.
"Diiit, makan jagung bakar yuk..." Kata Bella ketika kami sampai di ketep.
"Oke... Disitu yuk, sepi tuh!"
Kemudian kami menuju sebuah warung jagung bakar yg berjejeran di sepanjang jalan.
"Buk... Jagunge kaleh kalian coklate kaleh nggeh... (Bu.. Beli jagung bakarnya dua dan coklat panasnya dua ya)".
Lalu kamipun duduk di tikar yg ada di warung ini, dari sini terlihat jelas gunung merapi dan merbabu berdiri gagah berdampingan.
"Bell... Semoga kita kayak gunung itu ya..."
"Maksudnya?"
"Ya selalu bersama menjadi satu apapun yg terjadi..."
"Orang pisah gitu kok menjadi satu!" Sanggah Bella.
"Hmm... Maksudnya selalu sama-sama..."
"Oh... Amin..."
"Emmm... Kamu jadi gunung merapi, aku merbabu..." Kataku.
"Lhoh... Kok aku yg merapi sih?" Ucap Bella protes.
"Ya kan kamu suka berapi-api gitu, kalo aku sih kalem-kalem aja kayak gunung merbabu..."
"Iya kalem orang merbabu, jadi babu deh! Hahahaha..." Celetuk Bella. (Dalam bahasa jawa, Merbabu mempunyai makna melayani atau menjadi pelayan).
"Suka-suka kamu aja deh Bell..." Kataku pasrah.
Sore hari di Ketep itu udaranya sangat dingin, bener-bener dingin bahkan sampai menusuk ke tulang. Banyak pula pasangan yg memadu kasih ditempat ini. Begitu pula aku dan Bella, kami berdua ada di warung lesehan yg terbuat dari bambu. Bella merebahkan tubuhnya, kepalanya bertumpu dipahaku. Pandangannya sangat tajam mentapku yang sedang terduduk menopang kepalanya.
"Dittt..."
"Hemm..."
"Makasih ya..."
"Buat?"
"Bajunya, buat hari ini, dan yg jelas buat kejujuran kamu..."
"..." Aku hanya terasenyum memandang Bella. Njiir kenapa bisa cantik banget sih tu muka.
"Dit..."
"Iya..."
"Kamu janji ya sering maen ke Surabaya besok kalo aku jadi pindah..."
"Iya Bell janji..." Kataku meyakinkan Bella. Padahal dulu aku gk tau jarak Magelang-Surabaya itu jauh banget.
"..." Bella pun tersenyum lalu mengarahkan jagung bakar miliknya ke mulutku. "Nih enak Dit... Coba deh..." Ucap Bella.
Bella mulai menyuapiku dari tidurnya. Jika ada survey siapa pasangan yg paling romantis di tempat ini, maka kami pasti ada di peringkat atas.
Sekitar pukul 17.00 kami kembali pulang. Bella nampak sangat senang sekali sore ini. Kupandang wajahnya dari spion, sepanjang perjalanan ia senyam-senyum melihat pemandangan sekitar, wajah polosnya saat memandang pemandangan sangat menggemaskan. Akhirnya, sekitar pukul 18.00 kami tiba di rumah Bella.
"Yauda aku pulang dulu ya Bell..."
"Gk mampir dulu?"
"Gk deh udah maghrib, gk enak juga pinjem motornya kelamaan..."
"Bener? Rumahku masih sepi lho..." Goda Bella.
"Oke aku mampir dulu!"
"Hahaha dasar!"
"...."
"Sana pulang!"
"Lhah..." Keluhku singkat melihat raut muka Bella yg jadi serem.
"..."
"Iya deh aku pulang..."
"Hehe... Hati-hati ya pokoknya, emmm... Makasih ya kadonya, aku suka banget!" Ucap Bella yg berubah manis lagi.
"Duluan ya, love you Bella..."
"Love you too..." Ucap Bella tersenyum manis, terlalu manis.
Spoiler for Next episodeeeee :
Diubah oleh fthhnf 29-11-2021 17:46
njek.leh dan 3 lainnya memberi reputasi
4