- Beranda
- Stories from the Heart
Roda Kehidupan
...
TS
fthhnf
Roda Kehidupan

"Roda itu bernama kehidupan. Saat kita berada diatas kadang berputar sangat cepat, namun ketika kita berada dibawah roda itu terlalu lambat berputar kembali. Kamu tau kenapa? Karena kehidupan tak semudah mengayuh sepeda untuk tetap berjalan diatas aspal yang halus."
Sebelumnya mohon maaf dan mohon izin untuk memberanikan diri menuliskan sebuah catatan sederhana seorang lelaki yang hidup di sebuah kota kecil namun sangat nyaman, Magelang.
Gue nulis ini sebagai catatan dan memory gue untuk melukiskan tentang kehidupan yang seperti roda. Silahkan berpendapat cerita ini true story atau fiktif belaka, disini gue hanya menulis sebuah roda kehidupan.
Gue sadar tulisan gue masih acak-acakan. Mohon maaf jika terdapat banyak umpatan kasar dalam bahasa jawa dan beberapa pikiran liar yang terkandung dalam cerita. Semoga bisa disikapi secara bijak. Cerita ini dimulai tahun 2003 anggap aja tahun segitu gw berada di bangku SMA. Nama tokoh dan tempat instansi juga sengaja disamarkan atau gue ganti demi kebaikan kita semua.
Ah... kurasa cukup. Dan kamu akan tetap menjadi ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan...
Sebelumnya mohon maaf dan mohon izin untuk memberanikan diri menuliskan sebuah catatan sederhana seorang lelaki yang hidup di sebuah kota kecil namun sangat nyaman, Magelang.
Gue nulis ini sebagai catatan dan memory gue untuk melukiskan tentang kehidupan yang seperti roda. Silahkan berpendapat cerita ini true story atau fiktif belaka, disini gue hanya menulis sebuah roda kehidupan.
Gue sadar tulisan gue masih acak-acakan. Mohon maaf jika terdapat banyak umpatan kasar dalam bahasa jawa dan beberapa pikiran liar yang terkandung dalam cerita. Semoga bisa disikapi secara bijak. Cerita ini dimulai tahun 2003 anggap aja tahun segitu gw berada di bangku SMA. Nama tokoh dan tempat instansi juga sengaja disamarkan atau gue ganti demi kebaikan kita semua.
Ah... kurasa cukup. Dan kamu akan tetap menjadi ketidakmungkinan yang selalu aku semogakan...
© Uhuk.. Wis keren? Sip mas! Oke.
Index Cerita:
Part 1 Aku dan Kalian
Part 2 Kaliurang Sore Itu
Part 3 Bella Namanya
Part 4 PHK Massal
Part 5 Warung Baru Ibu
Part 6 Bapak Semangatku
Ketahuan Bini
Part 7 Kak Siska Kenapa?
Part 8 Hape Baru
Part 9 Pelukan Hangat Kak Siska
Part 10 Pelangi Di Sekar Langit
Part 11 Cemburu, Bell?
Part 12 Kasihan Bapak
Part 13 Minuman Cinta
Part 14 Pekerjaan Pertama
Part 15 Pulau Dewata
Part 16 Tersenyum Kembali
Part 17 Mumi Sekolah
Part 18 Desember Terbaik
Part 19 Happy New Year
Part 20 Gosip Fara
Part 21 Konser Jikustik
Part 22 Maaf, Nov
Part 23 Si Gundul
Part 24 Sebuah Takdir
Part 25 Must On
Part 26 Kejutan
Part 27 Thanks, Nov!
Part 28 Ujian Nasional
Part 29 Janji Bella
Part 30 Babak Baru Kehidupan
Part 31 Vita!
Part 32 Pacar Cadangan
Part 33 Suroboyo Rek!
Part 34 Semalam Bersama Bella
Diubah oleh fthhnf 01-04-2023 20:40
junti27 dan 33 lainnya memberi reputasi
32
22.9K
434
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
fthhnf
#37
Part 15 Pulau Dewata
Quote:
Waktu berganti dengan cepat menjadi hari Jumat, berarti hari keberangkatan ke Bali telah tiba. "Ini Dit Ibu cuma bisa ngasih uang saku segini..." Ucap Ibuku memberi dua lembar uang lima puluh ribuan.
"Adit udah ada kok Buk... Gk usah..." Kataku menolak halus. Aku sadar pasti Ibu lebih membutuhkannya.
"Ini udah dibawa aja buat pegangan..." Paksa Ibu.
"Nggeh Buk... Maturnuwun..."
Usai pamit ke Ibu, dengan semangat aku pergi ke sekolah buat study tour. Semua murid disuruh kumpul jam 11.00 di sekolahan. Rencananya sebelum berangkat, kami sholat Jumat dulu di masjid sekolah sambil berdoa mohon keselamatan dan kelancaran selama perjalanan.
Sesampainya di sekolah telah terlihat tujuh bus besar yg telah diparkir di lapangan. Satu bus isinya 50 orang. 35-40 murid dan sisanya guru maupun staff lainnya.
Usai sholat Jumat, semua murid kecuali aku, Novi dan Prapto langsung berlarian menuju Bus yg telah diparkirkan di lapangan tersebut. Kami sengaja santai menuju bus agar bisa duduk di bangku belakang. Sebenarnya sebelum hari keberangkatan posisi tempat duduk telah ditentukan, namun kami yakin pasti bakal berebut lagi ketika telah sampai dalam bus. Bangku belakang yg telah kami 'pesan' itu masih kosong, mungkin sengaja disisakan untuk penguasa, hehe. Enak lho, bangku yg seharusnya untuk 5 orang itu hanya diisi oleh 3 orang.
"Woee... Minta rotinya!" Teriakku ke anak-anak di depan.
"Haha... Sini-sini..."
"Pak sopiiiirrr tarik pak yg kenceng!" Teriak temanku dari bangku depan.
Selama perjalanan, suasana sangat menyenangkan. Ada yg asyik ngobrol sama teman sebelahnya, mondar-mandir minta makanan, ada yg PDKT dengan gebetan, ada juga yg asik dengerin lagu dari walkman.
"Dingin banget sih ini..." Gumamku sendirian.
"Haha... Kamu gk pernah naik bus AC Dit?" Sahut Novi menertawaiku.
"Ndeso kowe su!" Seru Prapto kemudian.
"Nih... Aku bawa jaket tebel, pake aja..." Tawar Novi lembut.
"Bener nih? Terus kamu?"
"Halah sante aja..." Kata Novi sambil mengambil jaket yg ada di sampingnya.
Akhirnya setelah lama menyusuri jalanan yg berliku, Sabtu dini hari sekitar jam tiga, bus yg membawa rombongan kami baru sampai di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
Jika dilihat dari rundown acara, seharusnya jam segini kami sudah ada di Pulau Dewata. Namun di Pelabuhan Ketapang ini terjadi antrean panjang, padahal bukan musim liburan tapi tetep aja padat. Apa jangan-jangan ada antrean sembako ya.
"Gilak keren banget coy..." Ucap Dimas di atas kapal.
"Itu Bali ya? Aku pengen bulan madu kesitu..." Gumamku sendirian.
"Hahaha... Utekmu! Umur segini udah mikir bulan madu!" Sahut Prapto menertawaiku.
" WOII KALIAN INI DICARIIN MALAH PADA NGEROKOK DISINI!" Teriak Novi dari kejauhan.
"Haha sini deh Nov... Tuh indah banget sunrise nya..."
"......" Novipun terdiam dan takjub melihat sunrise yg sangat indah itu. "Wah keren..." Kata Novi semangat.
"Su ada lumba-lumba su! Kita setrum aja yok, mahal tuh kalo dijual!" Oceh Prapto asal ketika melihat lumba-lumba di lautan lepas.
"Ndasmu!"
Kira-kira empat jam kemudian, sampailah kami di salah satu hotel atau lebih tepatnya penginapan. Tempatnya sederhana, namun asik. Di halaman depan ada beberapa pohon kelapa. Di sebelahnya ada semacam taman. Disini satu kamar diisi 4 anak. Kamar cewek ada di atas dan kamar cowok ada di bawah. Aku sekamar sama Prapto, Yoga, dan teman kami yg lain Seno.
"Wah nanti malam kita mabok disitu aja su!" Ucap Prapto.
"Yoi... Aku bawa dua botol nih!" Kata Dimas semangat.
"Beli arak Bali su ojo lali!" Kataku juga antusias.
Kemudian setelah masuk ke kamar, kamipun langsung mandi dan istirahat sebentar lalu melanjutkan perjalanan ke beberapa pantai di sekitar penginapan tersebut.
Selama di pantai aku hanya bisa bengong melihat paha-dada-paha-dada yg berlalu-lalang seenaknya di hadapanku. Njiir udah kaya KFC aja disini. Tak lama setelah itu kami belanja di Jogger. Disinilah aku mau beliin sesuatu buat Bella. Sekedar buat kenang-kenangan, mungkin.
Uang saku yg aku dapat dari kerja kuli panggul bisa dibilang sedikit. Aku hanya membawa uang empat ratus ribu. Tiga ratus dari kerja di pasar dan seratus dari tambahan Ibu. Untuk makan tak perlu aku pikir karena sudah ditanggung sama pihak sekolah. Jadi uang segitu ya cukup lah buat beli sesuatu untuk Bella dan arak bali buat kawan-kawan. Eh Mbak Laras aku beliin apa ya? Bikini aja ah... hahaha.
Sesampainya di Jogger suasana ramai pakai banget, banyak orang-orang yg tengah memilih kaos, sandal, dan pernak-pernik lainnya. Aku langsung ikut nimbrung juga di tengah keramaian itu. Disini aku tidak menemukan kaos atau baju yg pas buat Bella. Semua kaos ukurannya besar dan kurang keren aja untuk cewek.
"Dit... Cari apaan?" Tanya Novi.
"Emmm... Kaos nih, tapi kok gede semua ya, gk ada yg keren juga..." Jawabku polos.
"Lha emang buat siapa?"
"Ada deh..."
"Bella?" Tanya Novi paham.
"Iya... Hehe.."
"Hmmm...."
"Tuhhh disana!!" Seru Novi.
Tanpa pikir panjang, aku pun langsung menuju ke area baju cewek yg ditunjukkan Novi. Di dalam ruangan ini pakaian yg dipajang model cewek semua. Ada banyak model juga disini. Kaos oblong, model terusan, ada juga polo shirt sama kemeja. Kulihat Vita lagi milih baju juga. Samperin ah.
"Hey Vit, lagi apa?" Tanyaku basa basi nyamperin Vita.
"Ini lagi upacara Dit..." Jawab Vita asal.
"Hahaha..."
"Ketawa lagi! Ngapain kamu dibaju cewek?" Tanya Vita.
"Pilihin dong baju buat cewek Vit.. " Pintaku ke Vita.
"Tumben modal Dit!" Ucap Vita ngaco lagi.
"Yeee... Serius ah Vit, pilihin!"
"...."
"Model apa aja deh yg penting bagus..."
"Emm... Mana ya...." Kata Vita. Kali ini dia memilih baju yg kira-kira cocok.
"Ceweknya kayak gimana?" Tanya Vita kemudian.
"Ya gitu deh, seumuran kita juga. Badannya ya sama kayak kamu..." Kataku menjelaskan.
"Hmmm.... Nih coba yg ini, keren ini!" Ucap Vita.
Lalu aku mengamati polo shirt bewarna pink dipadu putih rekomendasi si Vita, "emm... Bagus juga, ukurannya kayaknya sih pas," Batinku.
Kemudian aku cek harganya,
Rp 200.000,- "Weitss..." Gumamku.
"Gimana? Bagus kan?"
"Bagus Vit, thanks ya..."
"Sama-sama Adit..." Ucap Vita tersenyum manis kali ini. Cakep juga tu anak ternyata.
Akhirnya setelah beberapa saat berpikir, aku putuskan untuk membeli polo shirt itu. "Wah bisa gawat nih duit tinggal dikit, tapi gk papa lah moga aja Bella suka", batinku.
Tour hari pertama berjalan lancar, setelah dari Jogger kami ke Pantai Kuta. Sesampainya di Kuta, cuaca sangat mendung. Sunset pantai kuta yg legendaris itu gagal kami nikmati. Tapi gk masalah juga buatku, sebagai gantinya banyak bule-bule yg cuma pakai bikini berlalu lalang. Wah udah kayak film baywatch yg suka aku liat kalo malem nih.
Malam hari seperti rencana sebelumnya, kami mengadakan pesta di kamar Dimas. Kamar Dimas berada di paling pojok, jadi aman pasti. Ketika aku sampai dikamar Dimas, ternyata di dalam telah ramai. Bahkan beberapa teman cewek juga ada disini. Njiiir mana mereka cuma pake celana pendek lagi. Wah bisa enak-enak nih.
"Waini premane dateng!" Sapa Dimas.
"Preman-preman matamu!" Balasku noyor kepala Dimas.
"Hahaha..." Anak-anak ketawa melihat tingkahku.
"Eh Vit disini juga?" Sapaku ke Vita.
"Hehe..." Senyum Vita manis. Semanis pahanya yg mulus itu.
"Vita doang yg disapa..." Kata Rudi temen sekelas Vita.
"Hahahaha..." Jawabku ngakak aja. Aku juga gk ngerti kenapa aku malah ketawa.
"Yowis ayo dibuka minumannya, udah lengkap sekarang!" Ucap Rangga temenku yg lain.
"Waiki enak!" Oceh Dimas.
"Ngga... Titipanku ada kan?" Tanyaku ke Rangga.
"Ada, udah tak pisahin kok, santai..."
"Sip!"
"Nitip apaan Dit?" Tanya Vita disebelahku penasaran.
"Arak Bali, hahaha..."
"Hmmm..."
"Mau?"
"Gk deh... Eh Novi gk ikut?"
"Mana mau dia diajakin gini..."
"Oh..."
Lalu pesta pun dimulai, kami ngobrol-ngobrol gk jelas malam itu. Banyak yg kami obrolin, macam bule di pantai tadi, kenakalan di sekolah, hingga pengalaman pacaran masing-masing anak. Darisini aku baru sadar ternyata gaya pacaran anak SMA hampir sama.
Dua jam berlalu begitu saja dan botol-botol pun telah kosong, kulihat Gita, Melly, dan Sela yg sudah tepar. Tapi Vita masih seger aja kayaknya, ya walau mukanya merah dan omongannya udah ngelantur tapi ni anak kuat juga minumnya.
"Vit Vit..." Panggilku pelan bangunin Vita yg udah terlelap di kursi entah karena capek atau karena minuman alkohol ini.
"...."
"Bangun Vit, balik kamar sana! Udah mau pagi..."
"...."
"Vit Vit... Vitaaa"
"Iya-iya ih berisik amat!" Kata Vita malah marah.
"Buruan woi!"
Sebelum shubuh kami telah kembali ke kamar masing-masing dengan keadaan yg mengenaskan. Cewek-cewek keluar duluan dan yg cowok menyusul kemudian.
Sekitar jam tujuh kami sadar dibalik pintu kamar gara-gara dibangunin Seno. Ternyata semalam pas buka pintu kami langsung jatuhin diri aja. Untung udah masuk kedalam kamar. Njiir untung ada Seno, temen sekamar yg baik hati.
---
Tour hari kedua juga menyenangkan. Maksudku menyenangkan untuk mereka yg mempunyai uang. Di hari kedua yg kami tuju pertama Tanjung Benoa. Disini anak-anak banyak yg bermain banana split maupun jet ski. Aku dan Prapto hanya bisa melihat-lihat keadaan sekitar aja.
"Cuk... Enak kali ya naik begituan?" Ucapku.
"Haha.. Besok deh kalo aku udah jadi bos, pasti aku ajak kamu kesini lagi Su..."
"Hahaha... Si Novi kemana sih?" Tanyaku.
"Tuh di Bus, sakit perut dia! Kasian lagi liburan gini malah mens!"
"Hahaha... Bisa mens juga tuh anak? Yuk samperin, pantes daritadi diem aja..."
Akhirnya kami memutuskan untuk melihat keadaan Novi. Selama berjalan menuju bus, tak henti-hentinya disuguhi pemandangan KFC lagi.
"Nov.... Hahaha kasian amat!" Ejek Prapto.
"...."
"Eh gimana perutmu Nov?" Tanyaku.
"....." Novi masih terdiam sambil meringis kesakitan dan tiduran di bangku belakang, kedua tangannya memegang perutnya.
"Haha... Nyantai aja Nov, kita temenin deh..." Ucapku.
"Iya... Thanks deh..." Kata Novi lemas.
Sebenarnya kasihan juga lihat Novi. Aku dan Prapto hanya bisa menjaga mahkluk bernama Novi ini di dalam bus sambil ngemil makanan yg Novi punya.
"Udah diobatin belum sih Nov?" Tanyaku.
"Udah... Gk tau nih biasanya gk sampe sakit banget gini..." Jawab Novi masih meringis kesakitan.
"Yaudah buat tidur aja, kalo gitu!" Sahut Prapto masih asyik ngemil.
"Ojo dihabisin su, buat nanti!"
"Iyoo..."
Akhirnya setelah beberapa lama kemudian kami melanjutkan perjalanan ke berbagai tempat wisata lagi. Namun keadaan Novi tak kunjung membaik juga, dan kamipun menunggunya di dalam bus lagi, ya walau sesekali keluar juga sih.
"Heh cuk... Emang cewek kalo lagi mens gitu ya?" Tanyaku.
"Tau deh, tapi kayaknya emang sakit perut gitu sih..." Jawab Prapto.
Setelah kembali ke hotel, perut Novi mulai membaik. Kamipun bisa bergurau lagi seperti biasanya. Malam ini adalah malam terkahir kami berada di Bali, ada semacam pesta kecil-kecilan yg diadakan di aula gedung ini.
"Cuk... Males aku ikut acara begituan!" Ucapku.
"Keluar aja yuk..." Ajak Prapto.
"Kemana?" Tanyaku.
"Mabok lagi aja! Aku masih punya!" Ajak Prapto.
"Hayukkk..." Kataku seraya berjalan.
"Woeee mau kemana??" Terdengar suara cewek memanggil kami ketika berjalan meninggalkan aula. Siapa lagi kalo bukan Novi.
"Ke depan.. Ikut??" Ajakku.
"Ikut lah!"
Akhirnya kami bertiga, aku, Novi, dan Prapto meninggalkan acara itu dan memilih tongkrong di taman menikmati udara malam pulau Bali.
"Eh Nov..."
"Heem..."
"Kamu berapa kali kesini?"
"Emmm... Dulu waktu SD aku sering kesini sama keluargaku dari Surabaya sih..." Jawab Novi.
"Oh..." Kataku singkat. Paham kalo anak ini pasti kemana aja udah pernah.
"Weiiits... Kalian mau minum?" Ucap Novi dengan nada agak tinggi ketika melihat Prapto membuka botol aqua yg baunya khas.
"Dikiit..." Jawab Prapto.
"Kalian semalem kan habis minum juga! Sekarang mau lagi?"
"Dikit aja kok Nov..."
"Aku laporin guru nanti!"
"Lhah..."
"Dikit aja ini..."
"ENGGAK!" Jawab Novi ketus.
"Yaaah... Gk asik kamu Nov!"
"BIARIN!"
Dan seketika itu, rencana buat minum malam itu gagal gara-gara Novi.
Kami kembali melanjutkan obrolan ringan tentang tempat wisata di pulau ini. Novi tampak antusias menceritakan pengalaman liburannya dulu, ia juga berjanji akan mengajak kami kembali kesini suatu hari nanti. Iya bener, suatu hari nanti.
"Dugem aja yok cuk! Mumpung di Bali" Ajak Prapto.
"Yok su penasaran aku!"
"Emang kalian punya duit buat masuk clubnya?" Tanya Novi.
"Emang bayar Nov?" Tanya Prapto gantian tanya malahan.
"Bayarlah! Mahal!" Ucap Novi paham kalo kita bakal mengurungkan niat kalo ada bayar-bayarnya.
"Masa sih?"
"Ngeyel!"
"Ah yowis cuk males aku kalo bayar segala. Udah kayak kantin aja, apa-apa kok bayar..." Kata Prapto kemudian.
"Hahahaha..." Kamipun tertawa lepas.
Pada hari terakhir di Pulau Bali, kami banyak mengunjungi tempat-tempat budaya. Disini kami bisa mempelajari budaya dan kesenian yg ada di Bali. Jadi esensi dari Study Tour bisa tercapai. Namun bosan juga sih sebenernya karena jarang lihat KFC lagi, tapi tak apalah mumpung disini juga.
"Nov temenin beli gelang yok..." Ajakku.
"Ok yuk..."
"Prapto mana Nov?"
"Tau tu anak..."
Kemudian aku membeli beberapa aksesoris khas Pulau Dewata buat oleh-oleh orang rumah. Sebenernya aku pengen beli topeng leyak untuk hiasan dirumah atau bisa juga buat nakut-nakutin Gatot kalo lagi main ke rumah, namun ketika lihat harganya, ternyata muahal pake banget. Akhirnya aku beli gelang, gantungan kunci, kalung, dan asbak. Khusus buat Mbak Laras aku belikan sarung pantai. Pasti seksi kalo dia pake ini. Duh Ibu dioleh-olehin apa ya?
"Nov... Oleh-oleh buat Ibuku apa ya bagusnya?"
"Emm... Tuh daster aja.."
"Okedeh.."
Akhirnya kubelikan daster Ibu yg harganya mahal banget. Percaya aku yg beli? Hahaha. Si Novi yg beliin, dia beli 4 daster sekaligus dan 2 diberikan padaku buat oleh-oleh Ibu.
"Makasih ya Nov..."
"Sama-sama..."
Setelah seharian mengunjungi beberapa tempat wisata budaya, kamipun melanjutkan perjalanan pulang.
Selama perjalanan pulang, suasana berbanding terbalik dengan perjalanan berangkat. Di dalam bus sangat sepi. Anak-anak memilih tidur selama perjalanan pulang ini. Sekitar jam setengah empat pagi kami telah memasuki Kota Magelang. Karena memang tak ada yg menjemput, aku pun memutuskan untuk turun di perempatan sekitar desaku. Kebetulan saat itu Bus rombangan kami melewati jalan arah tempat tinggalku.
Aku pun turun di perampatan ini, jarak dari perempatan ke rumah lumayan deket juga, jadi no problem deh. Kemudian aku berjalan menuju rumah, sesampainya dirumah Ibu seperti biasa telah bangun shubuh-shubuh. Setelah sholat shubuh, aku langsung menuju kamar untuk tidur. Sebelum masuk ke alam bawah sadar aku membayangkan saat-saat berada di pulau bali kemarin.
Sedang asyik membayangkan, tiba-tiba terasa getaran di hand phoneku, "drrrtttt... drrtttt..."
From: Fara
Dit, udah sampe magelang?
Wuiiih tumben nih Fara sms.
To: Fara
Udah sampe rumah ini malah, hehe.
From: Fara
Yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya.. Aku udah nungguin kamu di depan sekolah.
Aduh Fara, gimana nih.
Karena bingung mau balas gimana, akhirnya aku malah ketiduran. Sore hari usai tidur panjang, aku mengunjungi anak-anak kampung untuk membagikan oleh-oleh. Gatot, Kipli, Angga, dan yg lainnya tengah berada di pos kamling. Wah kebetulan lagi pada kumpul.
"Woi yg habis pulang haji..." Sapa Gatot dengan koplaknya.
"Pie aman to Indonesia tak tinggal naik haji..." Balasku kemudian.
"Aman su tenang wae!" Oceh Kipli.
"Mana ini air zam-zam nya?" Tanya Gatot asal. Emang jancuk mulut si Gatot ini.
"Zamzam gundulmu!" Seru Angga lalu noyor kepala Gatot, "modar koe su!" Imbuhku.
"Nih ini aku beli 4 liter..." Kataku seraya mengelurkan botol-botol aqua ukuran satu literan.
"Woh iso nggo adus iki su! (Wah bisa buat mandi ini njing!)" Oceh Gatot lagi.
"Wah banyak banget cuk..." Kata Kipli.
"Ini yg sebotol titip buat Mas Tono sama Mas Budi yo Pli..." Ucapku ke Kipli titip buat teman kerjaku di pasar.
"Yo siap!"
"Yawes ayo diminum, keburu jadi racun nanti!" Oceh Gatot.
"Ini udah racun su!" Timpal Angga.
"Yaudah dihabisin ya..." Kataku.
"Lho mau kemana kowe su?" Tanya Gatot.
"Ada perlu bentar, pinjem motormu yo su..."
"Oke... Bensin ojo lali!" Ucap Gatot.
"Tenang!"
"Lha ini pie? Siapa yg ngabisin?" Tanya Angga.
"Ya kalian lah, aku udah enek liatnya!" Kataku lalu menstarter motor Gatot.
"Ah sial kowe! Bisa mampus kita ngabisin ini semua!" Keluh Kipli.
"Bodo amat!"
Kemudian aku pergi meninggalkan demit-demit kampung itu ke rumah Fara. Iya, aku gk enak karena dia sudah bela-belain jemput aku pagi tadi meski aku telah sampai rumah.
Baru sekali ini aku kerumah Fara, walaupun gk tau dimana letak rumahnya, tapi cukup mudah buatku menemukan rumah cewek macam Fara.
"Assalmualaikum... Fara ada Pak?" Sapaku sopan ketika melihat seorang Bapak-bapak yg membukakan pintu rumah yg cukup besar.
"Oh adek ini siapa?"
"Saya Adit Pak temennya Fara..." Jawabku ke orang itu yg ternyata Ayahnya.
"Silahkan duduk, Bapak panggilkan..." Kata Ayah Fara mempersilahkanku duduk di kursi yg ada di teras.
Beberapa saat kemudian Fara muncul dari dalam rumahya. Njiir seksi abis dia pakai celana pendek gitu.
"Lhoh Adit..."
"Hehe..."
"Kok gk ngabarin dulu?"
"Kehabisan pulsa tadi Far, maaf..."
"Iya... Tau rumahku dari mana?"
"Tanya tadi, gampang kok..."
"Oh... Mau minum apa nih?"
"Gk usah Far gk usah repot-repot... Aku bentar aja kok cuma mau ngasih ini..." Kataku lalu mengeluarkan kresek putih dari dalam tas yg aku bawa.
Aku sengaja memberi Fara sarung pantai yg rencananya buat Mbak Laras. Gk enak aja rasanya kalo cuma ngasih gelang, orang dia udah 'kecelik' jemput aku. Besok Mbak Laras tak kasih semua aksesoris yg aku beli aja lah.
"Wah... Makasih Dit..."
"Hehe... Sama-sama Far, Maaf ya tadi aku tadi turun di jalan, gk ikut sampe sekolah..."
"Iya gk papa kok, lagian aku juga yg salah gk ngabarin dulu, hehe..."
Lalu kami ngobrol sedikit seputar study tour kemarin. Tak lama aku pun pamit pulang. Fara suka banget sama sarungnya, udah gk kehitung dia mencium tu sarung. Wah kenapa gk aku aja yg dicium.
"Yaudah aku pulang dulu ya Far..."
"Iya Dit... Makasih ya..."
Diubah oleh fthhnf 28-11-2021 17:30
njek.leh dan 5 lainnya memberi reputasi
6