- Beranda
- Stories from the Heart
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish
...
TS
congyang.jus
Ku Kejar Cintamu Sampai Garis Finish

Tuhan tidak selalu memberi kita jalan lurus untuk mencapai suatu tujuan. Terkadang dia memberi kita jalan memutar, bahkan seringkali kita tidak bisa mencapai tujuan yg sudah kita rencanakan diawal. Bukan karena tuhan tidak memberi yg kita inginkan, tetapi untuk memberi kita yg terbaik. Percayalah, rencana Tuhan jauh lebih indah.
Quote:
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 13 suara
Siapa yang akan menjadi pemaisuri Raja?
Olivia
31%
Bunga
8%
Diana
15%
Zahra
15%
Okta
8%
Shinta
23%
Diubah oleh congyang.jus 04-03-2022 10:27
JabLai cOY dan 37 lainnya memberi reputasi
38
165.6K
793
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
congyang.jus
#632
Part 77 - Terlatih Patah Hati
Berbekal aba-aba dari Revi lewat telepon, gua sampai di depan rumahnya.
Sebuah rumah berwarna cream dengan pagar warna coklat gelap. Di halamannya terdapat sebuah pohon mangga yang ukurannya kecil, mungkin tingginya ngga lebih dari 4 meter, namun daunnya cukup lebat.
"Assalamualaikum" gua ucapkan salam dari depan gerbang.
Kemudian sosok Revi muncul dari balik pintu, ia berlari kecil ke arah gerbang membukanya untuk gua.
"Duduk dulu bentar ya" ucapnya, meminta gua untuk menunggu di teras rumah.
5 menit kemudian, Revi keluar bersama Bapaknya.
Gua segera mencium tangannya sembari memperkenalkan diri.
Revi memotong dan mengajak gua agar segera berangkat.
Gua meminta izin ke bapaknya, yang dibalas dengan pertanyaan pertanyaan seakan khawatir kalau anaknya bakal gua apa-apain
"Rumahnya di mana?"
Gua menjawab dengan menyebutkan daerah tempat tinggal gua
"Udah sih pak, ngapain sih. Ayo ja" Revi menggandeng tangan gua menuju mobil yang terparkir di depan gerbang.
Gandengan Revi gua lepas, gua mencium tangan bapaknya sembari pamit membawa Revi jalan-jalan.
"Ati-ati di jalan" balas bapaknya dengan nada datar.
Pandangan mata si bapak tajam ke arah gua, tak hentinya melirik ke kami sebelum akhirnya hilang terhalang pagar
Revi meminta maaf atas kejadian ketika kami sudah di dalam mobil.
"Gapapa, gua juga kan belum pernah dateng ke rumah lu, keluarga lu belum ada yang kenal gua, eh tiba tiba ngajakin main. Wajar lah kalo khawatir" balas gua
Nampaknya suasana hati Revi langsung berubah karena kejadian tadi.
Perjalanan kami hening dalam beberapa saat, hanya suara music dari mp3 yang terdengar.
"wah first date nih, jangan gini dong" kata gua dalam hati
"Rev, jangan ngambek ah. Gua ngga apa apa, beneran dah"
Ia tak membalas, kedua tangannya dilipat ke depan.
Gua menghela nafas, berpikir keras bagaimana cara mencairkan suasana.
Sesekali gua melirik ke arah Revi di sela-sela berhentinya mobil karena jalanan yang sedikit padat.
Ia benar-benar nampak cantik, dengan celana jeans hitam, kaos putih polos dan outer warna jasmine. Ia benar-benar nampak elegan.
"Rev, gua mau tanya dong"
"Apa?" Balas dia singkat
"Lu kok beda sih ama di foto"
"..." Ia langsung terkejut dengan pernyataan gua
"Kalo yang aslinya lebih cantik"
Revi berusaha menahan senyum, mungkin wajahnya memerah kalau bisa gua lihat raut muka nya.
"Halah sepik" kata Revi
"Orang ngomong serius dikata gombal"
Usaha gua berhasil, tak ada lagi suasana canggung sepanjang perjalanan. Berganti dengan obrolan-obrolan receh antara gua dan Revi.
Sedikit gambaran tentang Revi. Bocah jurusan TKJ dari salah satu SMK non teknik di kota, seangkatan sama gua.
Cakep? Pasti dong, tingginya standard lah buat ukuran cewek remaja, kulit putih, rambut hitam tebal dengan panjang sepunggung.
Oh iya, atas rekomendasi Mbak Oliv, gua memutuskan untuk mengajak Revi ke salah satu cafe di kawasan candisari.
"Ngga di outdoor aja? Ntar lu ngga bisa ngerokok" tanya Revi
"Lu nya ntar yang ngga nyaman kalo di outdoor"
"Yah, padahal gua pengen spot yang ada view nya" kata Revi
Gua pun langsung menggandeng Revi, berjalan ke arah berlawanan.
Di tempat ini ada spot dimana pengunjungnya bisa menikmati hidangan sembari menikmati view kerlap-kerlip lampu kota semarang saat malam. Katanya, tempat ini juga bisa buat menikmati pemandangan saat sunset.
Gua sempat mengabadikan pemandangan tersebut dan memposting di BBM.
Kemudian, gua dan Revi ngobrol-ngobrol sambil menikmati hidangan. Kebanyakan sih, revi yang cerita tentang latar belakang kehidupannya. Sedangkan gua hanya mendengarkan sambil sesekali menimpali dengan pertanyaan.
Sampai akhirnya, sampai di cerita bagaimana Revi mencari dan bisa menemukan IG gua.
"Gua kan jomblo agak lama tuh abis putus, trus tiba-tiba aja inget sama lu"
"..."
"Sayangnya gua cuma punya kontak lu di BBM, sedangkan gua udah ngga main BBM lagi. Akhirnya gua coba cari akun IG lu. Cuma modal nama pertama sama nama kedua, eh dapet"
"Untungnya nama gua ngga pasaran ya, jadi gampang di cari" timpal gua
"Lebih untung lu ngga pake fake name" ucapnya
Benar juga sih, sepasaran apapun namanya, kalau masih pakai nama asli tetep bisa ketemu. Nah kalau pakai fake name?
"Gua seneng tuh pas udah dapet IG lu, tapi ternyata udah ada doi. Jadinya gua takut buat ngefollow, cuma stalking doang" ia tertawa untuk menutupi ekspresi malu
"Lu pasti doain gua cepet-cepet putus ya? Parah ish"
"Ngga lah, gila. Paling cuma ngebatin 'ntar kalo putus, langsung gua pepet haha'. Trus pas tau kalau lu udah putus, langsung deh gua follow"
"Kok lu mau nungguin gua? Gua yakin cewek kayak lu banyak yang ngegebet kalo ngga punya pacar"
"Ngga tau, ngga ada yang klop aja" balasnya
"Emang lu nyari yang gimana sih rev?"
"Yang kayak lu lah, pake ditanya"
"Njir"
"Lu cerita dong ja, masa gua terus yang cerita" pinta Revi
"Cerita apa?"
"Apa aja, mantan lu ada berapa?, kenapa putus?"
"Males ah"
"Ayo dong" Revi memohon
Gua menarik nafas panjang, ancang-ancang membuka kisah gua yang ngenes ini dalam cerita yang singkat
"Mantan gua ada 4"
Revi terdiam, memasang ekspresi penasaran akan kelanjutan cerita gua
"Yang pertama, putus gara-gara astrea gua kalah sama asap ninja..."
Ia memotong "lah itu mobil yang lu pake?"
Gua menceritakan tentang mbak Oliv, dan mengungkapkan bahwa mobil itu punya Mbak Oliv.
Revi merespon dengan membentuk huruf O di mulutnya, nyaris tanpa suara. "Oke, lanjut" kata dia
"Yang kedua, putus gara-gara dia kepergok selingkuh waktu gua nyari dia ke rumahnya"
"..."
"Yang ketiga, Mak dia ngga suka sama gua. Saking ngga sukanya, mantan gua ini sampe dipindah sekolahnya ke luar kota"
"Busett, segitunya. Oke, lanjut lagi"
"Yang terakhir kemaren, gua sama dia terlalu dalem buat berhubungan, sampe ngga menghiraukan fakta bahwa gua sama dia itu beda agama"
"Parah, keren kisah lu ja" ia memasang ekspresi kagum, sambil bertepuk tangan kecil
"Keren gundulmu"
"Ya keren dong, terlatih patah hati"
Gua memutuskan untuk mengantar Revi pulang ketika waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.
Revi sempat protes ketika gua mengajak pulang di waktu yang menurut dia masih belum terlalu larut.
Dengan santai gua menjelaskan bahwa gua harus memberikan kesan baik di mata bokap dia. Lagian ini baru first meet, apa kata bapak dia kalau pertama bawa Revi keluar udah ngajak sampai larut malam.
Revi pun mengerti dan akhirnya setuju dengan maksud gua.
"Tapi minggu depan ajak gua jalan lagi ya?" Pinta dia
"Iya"
"Janji?"
"Janji deh" gua mengucap janji, akan mengajak Revi jalan lagi minggu depan
First date berjalan lancar, dan gua punya first impression yang baik ke Revi. Entah bagaimana first impression dia ke gua, mungkin baik juga. Buktinya dia meminta gua untuk mengajak dia jalan lagi lain waktu.
Saat pulang, gua lewat bengkel mas joe. Akhirnya gua memutuskan untuk mampir setelah melihat teman-teman gua cukup ramai nongkrong di sana.
Salah satunya ada Izal, cukup mengherankan melihat Izal di malam minggu seperti ini. Karena biasanya dia akan bermain game Dota 2 sampai pagi saat malam minggu.
Izal langsung ngecengin gua ketika gua turun dari mobil
"Kayaknya temen kita ini udah ngga galau-galau lagi. Dia udah jalan lagi sama gebetan barunya" kata Izal ke anak-anak bengkel
"Sok tau lu zal" balas gua
"Udah lah ja, gua tau kok lu abis jalan sama cewek, namanya Revi. Iya kan?" kata Izal
Gua keheranan, bagaimana Izal bisa tau?
"Eh lu kenal ya? Kok lu bisa tau sih? Emang dia cerita apa ke lu?" Gua langsung membombardir Izal dengan berbagai pertanyaan
"Kepo lu haha" kata izal diiringi tawa menggelegar
"Cerita ngga! Atau gua bawa lu sama laptop lu ke polda" ancam gua
"Anjir ngancem si Raja"
"Makanya cerita" kata gua
Akhirnya Izal cerita "Revi ini satu friendlist FB ama gua, satu group juga di salah satu komunitas IT"
"..."
"Tadi gua liat status BBM lu yang tempat sama angle fotonya mirip sama postingan FB si Revi, yaudah gua simpulin kalo lu jalan sama Revi"
"Udah gitu doang?"
"Trus lu mau minta cerita apa lagi?"
"Ngga ada sih"
Kemudian, Izal menambahkan "saingan lu berat ja kalo deketin Revi. Lu tau sendiri kan, cewek di dunia IT tuh sedikit. Kalo ada cewek cakep, apalagi yang cakepnya kayak Revi, udah pasti yang deketin dia di komunitas itu banyak banget"
"..."
"Saingan lu bukan programmer doang, tapi juga yang suka mainan 16 digit" lanjutnya
Sedikit bocoran yang gua ketahui dari Izal, bahwa carder-carder itu rata-rata penghasilannya bisa sampai 2 digit per hari. Bisa dibayangkan berapa penghasilan mereka dalam sebulan dengan aktifitas illegal tersebut?.
"Lu jangan bikin gua insecure lah, anjing" keluh gua ke Izal
"Ya gua ngingetin doang, kalo lu suka, kejar. Soalnya saingan lu bukan main-main" balasnya
Sebuah rumah berwarna cream dengan pagar warna coklat gelap. Di halamannya terdapat sebuah pohon mangga yang ukurannya kecil, mungkin tingginya ngga lebih dari 4 meter, namun daunnya cukup lebat.
"Assalamualaikum" gua ucapkan salam dari depan gerbang.
Kemudian sosok Revi muncul dari balik pintu, ia berlari kecil ke arah gerbang membukanya untuk gua.
"Duduk dulu bentar ya" ucapnya, meminta gua untuk menunggu di teras rumah.
5 menit kemudian, Revi keluar bersama Bapaknya.
Gua segera mencium tangannya sembari memperkenalkan diri.
Revi memotong dan mengajak gua agar segera berangkat.
Gua meminta izin ke bapaknya, yang dibalas dengan pertanyaan pertanyaan seakan khawatir kalau anaknya bakal gua apa-apain
"Rumahnya di mana?"
Gua menjawab dengan menyebutkan daerah tempat tinggal gua
"Udah sih pak, ngapain sih. Ayo ja" Revi menggandeng tangan gua menuju mobil yang terparkir di depan gerbang.
Gandengan Revi gua lepas, gua mencium tangan bapaknya sembari pamit membawa Revi jalan-jalan.
"Ati-ati di jalan" balas bapaknya dengan nada datar.
Pandangan mata si bapak tajam ke arah gua, tak hentinya melirik ke kami sebelum akhirnya hilang terhalang pagar
Revi meminta maaf atas kejadian ketika kami sudah di dalam mobil.
"Gapapa, gua juga kan belum pernah dateng ke rumah lu, keluarga lu belum ada yang kenal gua, eh tiba tiba ngajakin main. Wajar lah kalo khawatir" balas gua
Nampaknya suasana hati Revi langsung berubah karena kejadian tadi.
Perjalanan kami hening dalam beberapa saat, hanya suara music dari mp3 yang terdengar.
"wah first date nih, jangan gini dong" kata gua dalam hati
"Rev, jangan ngambek ah. Gua ngga apa apa, beneran dah"
Ia tak membalas, kedua tangannya dilipat ke depan.
Gua menghela nafas, berpikir keras bagaimana cara mencairkan suasana.
Sesekali gua melirik ke arah Revi di sela-sela berhentinya mobil karena jalanan yang sedikit padat.
Ia benar-benar nampak cantik, dengan celana jeans hitam, kaos putih polos dan outer warna jasmine. Ia benar-benar nampak elegan.
"Rev, gua mau tanya dong"
"Apa?" Balas dia singkat
"Lu kok beda sih ama di foto"
"..." Ia langsung terkejut dengan pernyataan gua
"Kalo yang aslinya lebih cantik"
Revi berusaha menahan senyum, mungkin wajahnya memerah kalau bisa gua lihat raut muka nya.
"Halah sepik" kata Revi
"Orang ngomong serius dikata gombal"
Usaha gua berhasil, tak ada lagi suasana canggung sepanjang perjalanan. Berganti dengan obrolan-obrolan receh antara gua dan Revi.
Sedikit gambaran tentang Revi. Bocah jurusan TKJ dari salah satu SMK non teknik di kota, seangkatan sama gua.
Cakep? Pasti dong, tingginya standard lah buat ukuran cewek remaja, kulit putih, rambut hitam tebal dengan panjang sepunggung.
Oh iya, atas rekomendasi Mbak Oliv, gua memutuskan untuk mengajak Revi ke salah satu cafe di kawasan candisari.
"Ngga di outdoor aja? Ntar lu ngga bisa ngerokok" tanya Revi
"Lu nya ntar yang ngga nyaman kalo di outdoor"
"Yah, padahal gua pengen spot yang ada view nya" kata Revi
Gua pun langsung menggandeng Revi, berjalan ke arah berlawanan.
Di tempat ini ada spot dimana pengunjungnya bisa menikmati hidangan sembari menikmati view kerlap-kerlip lampu kota semarang saat malam. Katanya, tempat ini juga bisa buat menikmati pemandangan saat sunset.
Gua sempat mengabadikan pemandangan tersebut dan memposting di BBM.
Kemudian, gua dan Revi ngobrol-ngobrol sambil menikmati hidangan. Kebanyakan sih, revi yang cerita tentang latar belakang kehidupannya. Sedangkan gua hanya mendengarkan sambil sesekali menimpali dengan pertanyaan.
Sampai akhirnya, sampai di cerita bagaimana Revi mencari dan bisa menemukan IG gua.
"Gua kan jomblo agak lama tuh abis putus, trus tiba-tiba aja inget sama lu"
"..."
"Sayangnya gua cuma punya kontak lu di BBM, sedangkan gua udah ngga main BBM lagi. Akhirnya gua coba cari akun IG lu. Cuma modal nama pertama sama nama kedua, eh dapet"
"Untungnya nama gua ngga pasaran ya, jadi gampang di cari" timpal gua
"Lebih untung lu ngga pake fake name" ucapnya
Benar juga sih, sepasaran apapun namanya, kalau masih pakai nama asli tetep bisa ketemu. Nah kalau pakai fake name?
"Gua seneng tuh pas udah dapet IG lu, tapi ternyata udah ada doi. Jadinya gua takut buat ngefollow, cuma stalking doang" ia tertawa untuk menutupi ekspresi malu
"Lu pasti doain gua cepet-cepet putus ya? Parah ish"
"Ngga lah, gila. Paling cuma ngebatin 'ntar kalo putus, langsung gua pepet haha'. Trus pas tau kalau lu udah putus, langsung deh gua follow"
"Kok lu mau nungguin gua? Gua yakin cewek kayak lu banyak yang ngegebet kalo ngga punya pacar"
"Ngga tau, ngga ada yang klop aja" balasnya
"Emang lu nyari yang gimana sih rev?"
"Yang kayak lu lah, pake ditanya"
"Njir"
"Lu cerita dong ja, masa gua terus yang cerita" pinta Revi
"Cerita apa?"
"Apa aja, mantan lu ada berapa?, kenapa putus?"
"Males ah"
"Ayo dong" Revi memohon
Gua menarik nafas panjang, ancang-ancang membuka kisah gua yang ngenes ini dalam cerita yang singkat
"Mantan gua ada 4"
Revi terdiam, memasang ekspresi penasaran akan kelanjutan cerita gua
"Yang pertama, putus gara-gara astrea gua kalah sama asap ninja..."
Ia memotong "lah itu mobil yang lu pake?"
Gua menceritakan tentang mbak Oliv, dan mengungkapkan bahwa mobil itu punya Mbak Oliv.
Revi merespon dengan membentuk huruf O di mulutnya, nyaris tanpa suara. "Oke, lanjut" kata dia
"Yang kedua, putus gara-gara dia kepergok selingkuh waktu gua nyari dia ke rumahnya"
"..."
"Yang ketiga, Mak dia ngga suka sama gua. Saking ngga sukanya, mantan gua ini sampe dipindah sekolahnya ke luar kota"
"Busett, segitunya. Oke, lanjut lagi"
"Yang terakhir kemaren, gua sama dia terlalu dalem buat berhubungan, sampe ngga menghiraukan fakta bahwa gua sama dia itu beda agama"
"Parah, keren kisah lu ja" ia memasang ekspresi kagum, sambil bertepuk tangan kecil
"Keren gundulmu"
"Ya keren dong, terlatih patah hati"
Gua memutuskan untuk mengantar Revi pulang ketika waktu menunjukkan pukul sepuluh malam.
Revi sempat protes ketika gua mengajak pulang di waktu yang menurut dia masih belum terlalu larut.
Dengan santai gua menjelaskan bahwa gua harus memberikan kesan baik di mata bokap dia. Lagian ini baru first meet, apa kata bapak dia kalau pertama bawa Revi keluar udah ngajak sampai larut malam.
Revi pun mengerti dan akhirnya setuju dengan maksud gua.
"Tapi minggu depan ajak gua jalan lagi ya?" Pinta dia
"Iya"
"Janji?"
"Janji deh" gua mengucap janji, akan mengajak Revi jalan lagi minggu depan
First date berjalan lancar, dan gua punya first impression yang baik ke Revi. Entah bagaimana first impression dia ke gua, mungkin baik juga. Buktinya dia meminta gua untuk mengajak dia jalan lagi lain waktu.
Saat pulang, gua lewat bengkel mas joe. Akhirnya gua memutuskan untuk mampir setelah melihat teman-teman gua cukup ramai nongkrong di sana.
Salah satunya ada Izal, cukup mengherankan melihat Izal di malam minggu seperti ini. Karena biasanya dia akan bermain game Dota 2 sampai pagi saat malam minggu.
Izal langsung ngecengin gua ketika gua turun dari mobil
"Kayaknya temen kita ini udah ngga galau-galau lagi. Dia udah jalan lagi sama gebetan barunya" kata Izal ke anak-anak bengkel
"Sok tau lu zal" balas gua
"Udah lah ja, gua tau kok lu abis jalan sama cewek, namanya Revi. Iya kan?" kata Izal
Gua keheranan, bagaimana Izal bisa tau?
"Eh lu kenal ya? Kok lu bisa tau sih? Emang dia cerita apa ke lu?" Gua langsung membombardir Izal dengan berbagai pertanyaan
"Kepo lu haha" kata izal diiringi tawa menggelegar
"Cerita ngga! Atau gua bawa lu sama laptop lu ke polda" ancam gua
"Anjir ngancem si Raja"
"Makanya cerita" kata gua
Akhirnya Izal cerita "Revi ini satu friendlist FB ama gua, satu group juga di salah satu komunitas IT"
"..."
"Tadi gua liat status BBM lu yang tempat sama angle fotonya mirip sama postingan FB si Revi, yaudah gua simpulin kalo lu jalan sama Revi"
"Udah gitu doang?"
"Trus lu mau minta cerita apa lagi?"
"Ngga ada sih"
Kemudian, Izal menambahkan "saingan lu berat ja kalo deketin Revi. Lu tau sendiri kan, cewek di dunia IT tuh sedikit. Kalo ada cewek cakep, apalagi yang cakepnya kayak Revi, udah pasti yang deketin dia di komunitas itu banyak banget"
"..."
"Saingan lu bukan programmer doang, tapi juga yang suka mainan 16 digit" lanjutnya
Sedikit bocoran yang gua ketahui dari Izal, bahwa carder-carder itu rata-rata penghasilannya bisa sampai 2 digit per hari. Bisa dibayangkan berapa penghasilan mereka dalam sebulan dengan aktifitas illegal tersebut?.
"Lu jangan bikin gua insecure lah, anjing" keluh gua ke Izal
"Ya gua ngingetin doang, kalo lu suka, kejar. Soalnya saingan lu bukan main-main" balasnya
mirzazmee dan 16 lainnya memberi reputasi
17
Tutup