- Beranda
- Stories from the Heart
KKN DI LEMBAH MATAHARI (BASED ON TRUE STORY)
...
TS
bayubiruuuu
KKN DI LEMBAH MATAHARI (BASED ON TRUE STORY)
Prakata
Hai horror mania diforum tercinta, saya akan menceritakan salah satu pengalaman hidup yang tidak mungkin dilupakan oleh empunya cerita. Awal dari cerita ini, saya tak sengaja melihat teman-teman digrup SMA Angkatan saya memposting foto keindahan lokasi alam, keangkerannya serta banyakknya keganjilan disaat kegiatan KKN berlangsung. Sekian hari keributan semakin riuh di grup, banyak komen dari anggota grup Whatsapp membuat saya menjadi semakin penasaran, demi mengobati rasa penasaran itu akhirnya saya japri teman saya yang Upload foto-foto tersebut, sekian lama kami telp dan chat akhirnya saya tertarik dan ingin mempublish cerita ini.
Dengan perdebatan yang panjang dan alot akhirnya saya diizinkan tapi dengan berbagai kesepakatan dan sensor, Meski sebelumnya satu sekelompok mahasiswa ini tidak sepakat, padahal setelah kegiatan KKN itu berakhir semua anggota sebenarnya sudah menutup rapat-rapat salah satu kisah kelam mereka. Bahkan mereka tidak menceritakannya kepada teman dekat, keluarga, kelompok lain, dosen pembimbing dan kampus tempat mereka bernaung.
Memang kisah ini kedepan akan saya tulis ulang dengan detail, karena ketidak puasan saya menulis disebelah. Percaya atau tidak percaya tentang kisah ini saya kembalikan lagi pada para pembaca yang Budiman, karena setiap dithread-thread yang sudah saya tuliskan berdasarkan pengalaman pribadi dan pengalaman orang-orang dekat saya. Kejadian yang sudah disampaikan teman-teman saya dan di tulis tanpa melebihkan serta mengurangi kejadian yang mereka alami dilapangan.
Sebelum saya tulis kisah ini, saya juga melakukan beberapa perjanjian dengan pemilik cerita. Demi kebaikan bersama nama, tokoh, tempat dan waktu saya samarkan. Jangan terlalu mengahayati cerita, karena mereka yang kalian bayangkan dan kalian perbincangkan dialam lain pasti akan merasakan juga. Yang paling penting ikuti Rules diforum ini. Ambil hikmahnya saja, mulai…
PROLOG
Demi apapun, Jangan pernah sekali-kali membicarakan mereka. Apabila darah berbalut lembaran kelopak bunga sudah tertumpah dilembah, aku takt ahu harus bicara apa? Dan aku sendiri tak tahu apa yang akan terjadi ? hanya tradisi yang bisa menjawab “MATI”
“KKN DI LEMBAH MATAHARI”
JANGAN LUPA ? DITUNGGU
DIBURJO
INDEX
PART. 1
PART. 2
PART. 3
PART. 4
PART. 5
PART. 6
PART. 7
PART. 8
PART. 9
PART. 10. ABAH KANIGORO
PART. 11. BENGGOLO
PART. 12. PERUSUH MAKAM KERAMAT
PART. 13. MEREKA MULAI MENYAPA
PART. 14 MEREKA MULAI MENYAPA 2
Part. 15 KEBUN SAWI
PART. 16. PIPIT
PART. 17 LEDAKAN
PART. 18 DARAH BERBALUT KELOPAK BUNGA
PART. 19. KI BAWONO DAN NYAI RUSMINAH
PART. 20. TRANSPORTASI
PART. 21 MOTOR
PART. 22 PENGOBATAN GRATIS
PART. 23 MATI
PART. 24. Pak Rahmad
PART 25. PTSD
PART 26. HILANG
PART 27. BELATUNG
PART. 28. POSKO BARU
PART 29. ARUNG JERAM
PART 30. RYAN
PART 31. SOSOK DI JEMBATAN
PART 32. AYAM CEMANI
PART 33. KEARIFAN LOKAL
Diubah oleh bayubiruuuu 23-12-2021 10:22
bebyzha dan 80 lainnya memberi reputasi
75
71.3K
513
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
bayubiruuuu
#220
Part. 27 BELATUNG
Warga yang sudah geram dan marah, langsung naik darah mendengar penjelasan dari abah, seluruh warga yang tersulut saat itu juga langsung memasang wajah emosi. Penyampaian dari abah pun selesai, sebagian warga dusun kembali pulang untuk mengambil golok, parang dan sabit. Tanpa komando para warga sudah membawa senjata ditangan masing-masing, saat itu warga dusun dan Pak Jatmiko berbondong – bondong dengan beramai - ramai menuju rumah ustadz Ali. Sampai didepan rumah utadz Ali, ternyata rumahnya tertutup rapat. Kekesalan makin bertambah bagi warga dusun, hingga warga mulai gaduh didepan rumah Ali, sampai seluruh warga berteriak-teriak bersahutan memanggil ustad Ali...
Siang hari yang hangat, semakin membuat hati warga dusun terbakar emosi. Semua orang yang berkumpul didepan rumah ustad Ali yang semakin tak sabar bertemu dengannya, Akhirnya mereka semua membuka paksa rumah ustad Ali. Gerombolan warga yang sudah mengganas masuk rumah tanpa permisi dan mencari sosok ustad Ali disetiap sudut rumah kayunya. Sekian lama warga dusun mengobrak abrik rumah ustad Ali untuk mencari sosok sang ustad tapi tidak membuahkan hasil. Mereka yang kecewa akhirnya kembali kerumah abah dan melaporkan akan raibnya ustad Ali siang itu.
Dengan pencarian ustad Ali yang belum membuahkan hasil, warga dusun disuruh abah dan pak Jatmiko untuk membatu Anggota KKN yang hilang terlebih dulu, warga pun mentaati perintah Abah dan Pak Jatmiko. Seluruh warga hari itu juga untuk memulai pencarian Roni, bahkan menjelang sore hari Abah dan pak Jatmiko sendiri pun ikut turun tangan. Pencarian dimulai dari menyisir rumah – rumah warga kembali sampai ke sungai, kebun dan perbatasan dusun. Hingga waktu menjelang malam, pencarian yang diikuti warga satu dusun pun untuk sementara waktu dihentikan oleh pak Jatmiko.
Besok paginya penduduk dusun dan anggota Ayub yang laki – laki yang sudah berkumpul dirumah pak Jatmiko di bagi menjadi beberapa kelompok, setelah itu beberapa kelompok ini berpencar diberbagai wilayah dusun yang belum didatangi, tapi lagi – lagi pencarian pencarian Roni, selama seharian itu belum menemukan hasil. Ayub dkk, semakin tertekan atas hilangnya Roni sebab semua proker dikelompoknya belum selesai semua.
Disiang hari, teror sosok Rosa temannya yang sudah meninggal selalu menghantui hampir tidak tahu waktu, dan kejadian itu terus berulang di dalam posko, Apalagi anggota yang laki-laki disiang hari tidak ada yang berada di posko. Sosok bayangan mirip dengan Rosa banyak berkelebatan didalam posko dan parfum Rosa semakin terasa menusuk hidung. Tapi Agustin, Pipit dan Rerey tetap berpura-pura tidak merasakan hal itu, demi menekan rasa takut mereka sendiri dan khawatir akan kesehatan serta mental Indah.
Tapi sebenarnya para anggota putri merasa sudah kehilangan dua anggota KKN didalam kelompoknya membuat mental semakin down. Semenjak hilangnya Roni peserta KKN yang putri merasa sudah semakin tidak betah untuk tinggal diposko lagi. Hal itu dilakukan Ketika para anggota KKN laki-laki keluar, peserta perempuan lebih sering berkumpul dirumah bu Ratmi atau di pos depan rumah.
Hari demi hari pencarian sosok Roni dilakukan secara intensif dan masif, sampai hampir satu minggu pencarian Roni juga belum membuahkan hasil, padahal lokasi pencarian sudah diperluas mulai dari wilayah satu dusun ke dusun lain, hingga para warga merasa sudah menyisir seluruh hutan disekitar tempat tinggal mereka. Bahkan di sore hari mereka yang sedang melakukan pencarian Roni rela membawa alat musik dari dapur dan dimainkan disepajang jalan pesisir hutan sampai jalanan dusun pun sudah dilakukan. Saat itu Ayub bersama teman-temannya sepakat untuk sementara tidak memberitahukan kepada keluarga dan pihak kampus terlebih dahulu, mereka berpikir dan bersepakat satu kelompok ini untuk mencari dengan warga terlebih dahulu sampai ketemu, dari pada hal ini disampaikan nanti akan membuat blunder bagi kelompok 113 sendiri.
Sampai suatu pagi, ketika diakhir minggu ketiga para peserta KKN semakin bingung akan kondisi kelompok mereka. Diwaktu giliran Pipit dan Agustin menyiapkan sarapan, mereka menanak nasi dan menumis sayur seperti biasa didapur. Selesai memasak sayuran, Pipit dan Agustin keruang tengah sambil menunggu nasi yang belum matang. Mereka semua berkumpul melingkar diruang tengah, tapi wajah murung menghiasi seluruh penghuni posko 113 hingga wajah mereka terlihat muram tak ada harapan.
Satu persatu delapan orang ini mulai makan dengan tatapan kosong dan suasana yang sangat hambar, tatapan penuh penyesalan dan keputusasaan yang ada saat itu. Ditengah acara sarapan dipagi hari suasana yang hening dibuyarkan oleh suara Indah. Mulut Indah yang tadinya mengunyah pelan, tiba – tiba merasakan sesuatu yang aneh, Indah yang sedang menguyah memperlambat gesekan giginya dan berhenti seketika. Kepala Indah menunduk melihat isi dipiringnya, dan ternyata dipiringnya terlihat bayak belatung keluar dari nasi yang terpendam dari tumpukan nasinya. Semakin lama ia melihat, belatung itu semakin banyak bergeliat keluar dari disela-sela nasi serta lauk.
Selesai itu Indah mengeluarkan makanan yang habis dikunyahnya, nasi dan lauk yang masih kasar dikeluarkan ditangan kanannya. Waktu Indah melihat, matanya terbelalak tak percaya apa yang telah ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
“Huek…hueekkkk...hueekkk...Pyaaarrrr”suara muntahan Indah serta piringnya yang terjatuh kelantai....”hiii belatung” Teriak Indah dengan terperanjat, ia berdiri dan berlari kekamar mandi. Saat berlari sampai kamar mandi Indah terus memuntahkan isi dalam perutnya.
Ya, belatung yang sebagian sudah terkunyah, bercampur nasi dan potongan-potongan sayur kehijauan. Indah pun segera lari ke kamar mandi dibelakang posko, beberapa menit Indah dikamar mandi untuk membersihkan mulutnya dan merasa sangat jijik apa yang barusan ia makan. Sedang pipit dan yang lain pun mengalami hal yang sama. Mereka semua mengikuti Indah kebelakang untuk memuntahkan makananya dari dalam perut masing-masing. Lama mereka dikamar mandi secara bergantian untuk membersihkan mulutnya. Begitu juga dengan Bahdim, Ryan, Joko dan Ayub melakukan hal yang samadengan Indah dkk. Sampai mereka merasa sudah bersih, semua kembali keruang tengah. Kali ini mereka semua berdiri menatap makanan terlebih dahulu, lalu berganti tatapan dialihkan kepada Pipit dan Agustin. Sedang Riang yang kembali menatap pada makanan yang didepannya…
Ayub hanya menggeleng kepala pelan, sampai akhirnya semua anggota KKN 113 kembali keruang tengah, mereka yang sudah berkumpul melihat sudah banyak belatung bermunculan dipiring dan bakul.
Melihat ekspresi kekecewaan anggotanya Ayub berinisiatif, “Gimana kalau kita pergi kerumah pak Jatmiko?siapa tahu beliau bisa membantu?”. “Boleh Juga Yub” Sahut Bahdim. “Masuk akal tuh Yub” sahut Joko. “Tapi kalau rame-rame begini ya nggak enak juga ya, masak minta bantuan makan kayak gini.” Gumam Ayub sambal berpikir keras untuk mencari solusinya. “Gini saja Yub, biar aku ke Rumah pak Jatmiko dulu, biar nggak sungkan kalian. Lagi pula selama in ikan aku sudah dekat dengan oranganya” Usul Bahdim. “Boleh Juga Dim, idemu” Sahut Ayub.Akhirnya pagi itu Bahdim yang pergi terlebuh dulu untuk mengadukan keadaan Anggota KKNnya diposko, sebelum meminta bantuan.
Sampai didepan pintu rumah Pak Jatmiko belum sempat mengetuk pintu, “Eh mas Bahdim, kok pagi-pagi sudah kesini?” Tanya pak Jatmiko yang berjalan dari dalam rumah menuju Bahdim. “Begini pak saya mau cerita sebentar” ucap Bahdim. “Iya, ada apa mas cerita saja. Kamu sudah saya anggap anak sendiri gitu kok masih sungkan saja” Jawab pak Jatmiko dengan ramah. Dengan wajah sedikit sedih bercampur sungkan Bahdim tetap menceritakan kejadian sarapan yang ia alami berserta satu kelompoknya.
Disisi lain, Bu Ratmi yang sedang bersih-bersih diruang tamu tak sengaja mendengar cerita dari Bahdim, seketika bu Ratmi merasa kasihan dan berjalan menghampiri suaminnya dan Bahdim didepan pintu. “Mas, kalau begitu panggil teman-temannya, ajak mereka semua kesini” pinta bu Ratmi, “Tapi bu?” Jawab Bahdim. “Sudah sekarang kamu panggil semua yang ada diposko, ingat kalian sudah dianggap ibu anak sendiri. Ayo cepet” paksa bu Ratmi. “Iya Dim, bener. Sekarang kamu balik ke posko dan ajak teman-temanmu semua kesini” tegas pak Jatmiko. “Ya sudah pak, kalau begitu saya balik dulu” jawab Bahdim.
Bu Ratmi yang perhatian dan baik hati dengan cepat kembali kedapur dan memasakkan seluruh anggota Ayub yang belum sarapan. Begitu juga anggota Ayub dkk yang barusan diberi kabar baik oleh Bahdim langsung bergegas pergi kerumah pak Jatmiko. Sampai dirumah pak Jatmiko mereka semua duduk lesehan diruang tangah. Pak Jatmiko sendiri menatap mereka dengan iba,
Lantas pak Jatmiko bercerita panjang lebar kepada anggota Ayub tentang beberapa kejadian mistis di dusun matahari tersebut. Beberapa puluh menit kemudian Bu Ratmi dari belakang membawa bakul, kemudian Agustin dkk membantu membawanya hingga membantu menyajikan lauk dan sayur sampai selesai. Semua masakan yang dihidangkan masih hangat. Akhirnya sarapan bersama di pagi hari kini berganti dirumah Pak Jatmiko yang baik hati. Disela-sela sarapan, Agustin dkk enggan masak lagi untuk hari itu karena masih takut kejadian terulang kembali. Akhirnya agenda makan sampai esok hari ditanggung oleh Bu Ratmi dengan tanpa beban.
Hari berganti, sampai dihari berikutnya. Untuk sarapan dan makan siang masih dimasakkan oleh bu Ratmi. Selesai makan siang dirumah bu Ratmi, Agustin dkk diberi motivasi sama bu Ratmi sama pak Jatmiko untuk semangat dan berani beraktifitas seperti biasa. Agustin dkk akhirnya menuruti keinginan bu Ratmi dan pak Jatmiko untuk mulai masak sendiri untuk makan malam. Sore hari dengan perasaan sudah sangat was - was mereka mulai memasak, dan disaat masak mereka semua lebih berhati-hati serta memastikan kali ini tidak akan terjadi apa-apa.
Malam hari tiba, semua makanan disajikan diruang tengah seperti biasa. Disaat anggota Ayub sudah duduk melingkar dan mau mulai makan. Mata Indah yang sudah trauma dengan belatung mengamati makanan dengan cermat sebelum mengambil nasi dari bakul, dan
Disaat mereka pergi, Ayub dkk membereskan makanan didepan mereka. Semua makanan itu langsung dibuang kebelakang, dan semua wadahnya dibersihkan Pipit dan Rerey. Selesai itu semua Bahdim, Agustin dan Bu Ratmi datang ke posko. “Whoi bantuin”Pinta Bahdim dari depan sambil membawa Bakul. Seketika Ayub, Rerey dan Pipit segera membantu membawa makanan dan menyiapkan makanan diruang tamu. Sebelum makan Bu ratmi langsung bergegas Kembali. Setelah semua tersaji mereka semua akhirnya bisa makan malam seperti biasanya, selesai acara makan malam mereka membersihkan ruang tamu dan rapat evaluasi rutin dilaksanakan.
Acara evaluasi tentang proker selesai dibahas dengan singkat padat dan penuh inovasi, selepas acara evaluasi. Joko yang duduk bersebelahan dengan Ayub resah karena curiga akan bahan makanan mereka yang berada didapur, perlahan kepala joko menoleh kepada Ayub dan berbisik pelan. “Yub kamu nggak curiga beras, bumbu sama sayuran dibelakang. Ayok kita cek sebentar” Ajak Joko. “Dari tadi aku juga sudah curiga Jok, aku juga berpikiran sama denganmu. Ayok kebelakang sekarang” jawab Ayub dengan suara pelan. Mereka berdua pun pergi kedapur untuk mengecek beras terlebih dahulu, saat sampai didapur Ayub membuka karung plastik beras. Saat karung plastik telah dibuka, ternyata didalam karung sudah ada banyak belatung bermunculan dari sela-sela beras.”Kok bisa gini ya Jok?tuh banyak belatungnya”kata Ayub. “Aneh Yub” jawab Joko sambil memegang lampu tempel disamping Ayub.
Mereka berdua makin merasa aneh, dan berpikir ketika Agustin dkk beras diambil pasti tahu kalau ada belatungnya, dan otomatis akan bercerita kepadanya atau anggota lain. Anehnya lagi kenapa belatung saat kena uap air yang mendidih pun tidak mati. Malah belatung-belatung itu keluar dari nasi yang masih panas, dan sayur yang hangat? Aneh kan. Tak mau berspekulasi terlalu banyak Ayub dan Joko kedepan memanggil teman-teman yang biasanya memasak didapur, dan mengajak mereka semua untuk pergi kedapaur saat itu juga. Sesampainya didapur, Joko menerangi karung plastik dengan lampu tempelnya, saat Agustin dkk melihat, raut wajah mereka sangat terkejut.
Mereka semua saat mengetahui hal ini ikut merasa heran. Kejadian yang sangat tidak masuk akal, apa yang sedang terjadi sebenarnya sama mereka saat itu. Keadaan semakin hari posko ini membuat mereka takut jika hal seperti ini berlanjut, tidak masuk akal dan membuat mereka tidak betah lagi untuk tinggal diposko. Mereka semua pun pergi meninggalkan dapur dan menuju ruang tamu, sesudah mereka duduk ditempat masing-masing dengan wajah kecewa dan kesal.
Quote:
Siang hari yang hangat, semakin membuat hati warga dusun terbakar emosi. Semua orang yang berkumpul didepan rumah ustad Ali yang semakin tak sabar bertemu dengannya, Akhirnya mereka semua membuka paksa rumah ustad Ali. Gerombolan warga yang sudah mengganas masuk rumah tanpa permisi dan mencari sosok ustad Ali disetiap sudut rumah kayunya. Sekian lama warga dusun mengobrak abrik rumah ustad Ali untuk mencari sosok sang ustad tapi tidak membuahkan hasil. Mereka yang kecewa akhirnya kembali kerumah abah dan melaporkan akan raibnya ustad Ali siang itu.
Dengan pencarian ustad Ali yang belum membuahkan hasil, warga dusun disuruh abah dan pak Jatmiko untuk membatu Anggota KKN yang hilang terlebih dulu, warga pun mentaati perintah Abah dan Pak Jatmiko. Seluruh warga hari itu juga untuk memulai pencarian Roni, bahkan menjelang sore hari Abah dan pak Jatmiko sendiri pun ikut turun tangan. Pencarian dimulai dari menyisir rumah – rumah warga kembali sampai ke sungai, kebun dan perbatasan dusun. Hingga waktu menjelang malam, pencarian yang diikuti warga satu dusun pun untuk sementara waktu dihentikan oleh pak Jatmiko.
Besok paginya penduduk dusun dan anggota Ayub yang laki – laki yang sudah berkumpul dirumah pak Jatmiko di bagi menjadi beberapa kelompok, setelah itu beberapa kelompok ini berpencar diberbagai wilayah dusun yang belum didatangi, tapi lagi – lagi pencarian pencarian Roni, selama seharian itu belum menemukan hasil. Ayub dkk, semakin tertekan atas hilangnya Roni sebab semua proker dikelompoknya belum selesai semua.
Disiang hari, teror sosok Rosa temannya yang sudah meninggal selalu menghantui hampir tidak tahu waktu, dan kejadian itu terus berulang di dalam posko, Apalagi anggota yang laki-laki disiang hari tidak ada yang berada di posko. Sosok bayangan mirip dengan Rosa banyak berkelebatan didalam posko dan parfum Rosa semakin terasa menusuk hidung. Tapi Agustin, Pipit dan Rerey tetap berpura-pura tidak merasakan hal itu, demi menekan rasa takut mereka sendiri dan khawatir akan kesehatan serta mental Indah.
Tapi sebenarnya para anggota putri merasa sudah kehilangan dua anggota KKN didalam kelompoknya membuat mental semakin down. Semenjak hilangnya Roni peserta KKN yang putri merasa sudah semakin tidak betah untuk tinggal diposko lagi. Hal itu dilakukan Ketika para anggota KKN laki-laki keluar, peserta perempuan lebih sering berkumpul dirumah bu Ratmi atau di pos depan rumah.
***
Hari demi hari pencarian sosok Roni dilakukan secara intensif dan masif, sampai hampir satu minggu pencarian Roni juga belum membuahkan hasil, padahal lokasi pencarian sudah diperluas mulai dari wilayah satu dusun ke dusun lain, hingga para warga merasa sudah menyisir seluruh hutan disekitar tempat tinggal mereka. Bahkan di sore hari mereka yang sedang melakukan pencarian Roni rela membawa alat musik dari dapur dan dimainkan disepajang jalan pesisir hutan sampai jalanan dusun pun sudah dilakukan. Saat itu Ayub bersama teman-temannya sepakat untuk sementara tidak memberitahukan kepada keluarga dan pihak kampus terlebih dahulu, mereka berpikir dan bersepakat satu kelompok ini untuk mencari dengan warga terlebih dahulu sampai ketemu, dari pada hal ini disampaikan nanti akan membuat blunder bagi kelompok 113 sendiri.
Sampai suatu pagi, ketika diakhir minggu ketiga para peserta KKN semakin bingung akan kondisi kelompok mereka. Diwaktu giliran Pipit dan Agustin menyiapkan sarapan, mereka menanak nasi dan menumis sayur seperti biasa didapur. Selesai memasak sayuran, Pipit dan Agustin keruang tengah sambil menunggu nasi yang belum matang. Mereka semua berkumpul melingkar diruang tengah, tapi wajah murung menghiasi seluruh penghuni posko 113 hingga wajah mereka terlihat muram tak ada harapan.
Quote:
Satu persatu delapan orang ini mulai makan dengan tatapan kosong dan suasana yang sangat hambar, tatapan penuh penyesalan dan keputusasaan yang ada saat itu. Ditengah acara sarapan dipagi hari suasana yang hening dibuyarkan oleh suara Indah. Mulut Indah yang tadinya mengunyah pelan, tiba – tiba merasakan sesuatu yang aneh, Indah yang sedang menguyah memperlambat gesekan giginya dan berhenti seketika. Kepala Indah menunduk melihat isi dipiringnya, dan ternyata dipiringnya terlihat bayak belatung keluar dari nasi yang terpendam dari tumpukan nasinya. Semakin lama ia melihat, belatung itu semakin banyak bergeliat keluar dari disela-sela nasi serta lauk.
Selesai itu Indah mengeluarkan makanan yang habis dikunyahnya, nasi dan lauk yang masih kasar dikeluarkan ditangan kanannya. Waktu Indah melihat, matanya terbelalak tak percaya apa yang telah ia lihat dengan mata kepalanya sendiri.
“Huek…hueekkkk...hueekkk...Pyaaarrrr”suara muntahan Indah serta piringnya yang terjatuh kelantai....”hiii belatung” Teriak Indah dengan terperanjat, ia berdiri dan berlari kekamar mandi. Saat berlari sampai kamar mandi Indah terus memuntahkan isi dalam perutnya.
Ya, belatung yang sebagian sudah terkunyah, bercampur nasi dan potongan-potongan sayur kehijauan. Indah pun segera lari ke kamar mandi dibelakang posko, beberapa menit Indah dikamar mandi untuk membersihkan mulutnya dan merasa sangat jijik apa yang barusan ia makan. Sedang pipit dan yang lain pun mengalami hal yang sama. Mereka semua mengikuti Indah kebelakang untuk memuntahkan makananya dari dalam perut masing-masing. Lama mereka dikamar mandi secara bergantian untuk membersihkan mulutnya. Begitu juga dengan Bahdim, Ryan, Joko dan Ayub melakukan hal yang samadengan Indah dkk. Sampai mereka merasa sudah bersih, semua kembali keruang tengah. Kali ini mereka semua berdiri menatap makanan terlebih dahulu, lalu berganti tatapan dialihkan kepada Pipit dan Agustin. Sedang Riang yang kembali menatap pada makanan yang didepannya…
Quote:
Ayub hanya menggeleng kepala pelan, sampai akhirnya semua anggota KKN 113 kembali keruang tengah, mereka yang sudah berkumpul melihat sudah banyak belatung bermunculan dipiring dan bakul.
Melihat ekspresi kekecewaan anggotanya Ayub berinisiatif, “Gimana kalau kita pergi kerumah pak Jatmiko?siapa tahu beliau bisa membantu?”. “Boleh Juga Yub” Sahut Bahdim. “Masuk akal tuh Yub” sahut Joko. “Tapi kalau rame-rame begini ya nggak enak juga ya, masak minta bantuan makan kayak gini.” Gumam Ayub sambal berpikir keras untuk mencari solusinya. “Gini saja Yub, biar aku ke Rumah pak Jatmiko dulu, biar nggak sungkan kalian. Lagi pula selama in ikan aku sudah dekat dengan oranganya” Usul Bahdim. “Boleh Juga Dim, idemu” Sahut Ayub.Akhirnya pagi itu Bahdim yang pergi terlebuh dulu untuk mengadukan keadaan Anggota KKNnya diposko, sebelum meminta bantuan.
Sampai didepan pintu rumah Pak Jatmiko belum sempat mengetuk pintu, “Eh mas Bahdim, kok pagi-pagi sudah kesini?” Tanya pak Jatmiko yang berjalan dari dalam rumah menuju Bahdim. “Begini pak saya mau cerita sebentar” ucap Bahdim. “Iya, ada apa mas cerita saja. Kamu sudah saya anggap anak sendiri gitu kok masih sungkan saja” Jawab pak Jatmiko dengan ramah. Dengan wajah sedikit sedih bercampur sungkan Bahdim tetap menceritakan kejadian sarapan yang ia alami berserta satu kelompoknya.
Disisi lain, Bu Ratmi yang sedang bersih-bersih diruang tamu tak sengaja mendengar cerita dari Bahdim, seketika bu Ratmi merasa kasihan dan berjalan menghampiri suaminnya dan Bahdim didepan pintu. “Mas, kalau begitu panggil teman-temannya, ajak mereka semua kesini” pinta bu Ratmi, “Tapi bu?” Jawab Bahdim. “Sudah sekarang kamu panggil semua yang ada diposko, ingat kalian sudah dianggap ibu anak sendiri. Ayo cepet” paksa bu Ratmi. “Iya Dim, bener. Sekarang kamu balik ke posko dan ajak teman-temanmu semua kesini” tegas pak Jatmiko. “Ya sudah pak, kalau begitu saya balik dulu” jawab Bahdim.
Bu Ratmi yang perhatian dan baik hati dengan cepat kembali kedapur dan memasakkan seluruh anggota Ayub yang belum sarapan. Begitu juga anggota Ayub dkk yang barusan diberi kabar baik oleh Bahdim langsung bergegas pergi kerumah pak Jatmiko. Sampai dirumah pak Jatmiko mereka semua duduk lesehan diruang tangah. Pak Jatmiko sendiri menatap mereka dengan iba,
Quote:
Lantas pak Jatmiko bercerita panjang lebar kepada anggota Ayub tentang beberapa kejadian mistis di dusun matahari tersebut. Beberapa puluh menit kemudian Bu Ratmi dari belakang membawa bakul, kemudian Agustin dkk membantu membawanya hingga membantu menyajikan lauk dan sayur sampai selesai. Semua masakan yang dihidangkan masih hangat. Akhirnya sarapan bersama di pagi hari kini berganti dirumah Pak Jatmiko yang baik hati. Disela-sela sarapan, Agustin dkk enggan masak lagi untuk hari itu karena masih takut kejadian terulang kembali. Akhirnya agenda makan sampai esok hari ditanggung oleh Bu Ratmi dengan tanpa beban.
***
Hari berganti, sampai dihari berikutnya. Untuk sarapan dan makan siang masih dimasakkan oleh bu Ratmi. Selesai makan siang dirumah bu Ratmi, Agustin dkk diberi motivasi sama bu Ratmi sama pak Jatmiko untuk semangat dan berani beraktifitas seperti biasa. Agustin dkk akhirnya menuruti keinginan bu Ratmi dan pak Jatmiko untuk mulai masak sendiri untuk makan malam. Sore hari dengan perasaan sudah sangat was - was mereka mulai memasak, dan disaat masak mereka semua lebih berhati-hati serta memastikan kali ini tidak akan terjadi apa-apa.
Malam hari tiba, semua makanan disajikan diruang tengah seperti biasa. Disaat anggota Ayub sudah duduk melingkar dan mau mulai makan. Mata Indah yang sudah trauma dengan belatung mengamati makanan dengan cermat sebelum mengambil nasi dari bakul, dan
Quote:
Disaat mereka pergi, Ayub dkk membereskan makanan didepan mereka. Semua makanan itu langsung dibuang kebelakang, dan semua wadahnya dibersihkan Pipit dan Rerey. Selesai itu semua Bahdim, Agustin dan Bu Ratmi datang ke posko. “Whoi bantuin”Pinta Bahdim dari depan sambil membawa Bakul. Seketika Ayub, Rerey dan Pipit segera membantu membawa makanan dan menyiapkan makanan diruang tamu. Sebelum makan Bu ratmi langsung bergegas Kembali. Setelah semua tersaji mereka semua akhirnya bisa makan malam seperti biasanya, selesai acara makan malam mereka membersihkan ruang tamu dan rapat evaluasi rutin dilaksanakan.
Acara evaluasi tentang proker selesai dibahas dengan singkat padat dan penuh inovasi, selepas acara evaluasi. Joko yang duduk bersebelahan dengan Ayub resah karena curiga akan bahan makanan mereka yang berada didapur, perlahan kepala joko menoleh kepada Ayub dan berbisik pelan. “Yub kamu nggak curiga beras, bumbu sama sayuran dibelakang. Ayok kita cek sebentar” Ajak Joko. “Dari tadi aku juga sudah curiga Jok, aku juga berpikiran sama denganmu. Ayok kebelakang sekarang” jawab Ayub dengan suara pelan. Mereka berdua pun pergi kedapur untuk mengecek beras terlebih dahulu, saat sampai didapur Ayub membuka karung plastik beras. Saat karung plastik telah dibuka, ternyata didalam karung sudah ada banyak belatung bermunculan dari sela-sela beras.”Kok bisa gini ya Jok?tuh banyak belatungnya”kata Ayub. “Aneh Yub” jawab Joko sambil memegang lampu tempel disamping Ayub.
Mereka berdua makin merasa aneh, dan berpikir ketika Agustin dkk beras diambil pasti tahu kalau ada belatungnya, dan otomatis akan bercerita kepadanya atau anggota lain. Anehnya lagi kenapa belatung saat kena uap air yang mendidih pun tidak mati. Malah belatung-belatung itu keluar dari nasi yang masih panas, dan sayur yang hangat? Aneh kan. Tak mau berspekulasi terlalu banyak Ayub dan Joko kedepan memanggil teman-teman yang biasanya memasak didapur, dan mengajak mereka semua untuk pergi kedapaur saat itu juga. Sesampainya didapur, Joko menerangi karung plastik dengan lampu tempelnya, saat Agustin dkk melihat, raut wajah mereka sangat terkejut.
Quote:
Mereka semua saat mengetahui hal ini ikut merasa heran. Kejadian yang sangat tidak masuk akal, apa yang sedang terjadi sebenarnya sama mereka saat itu. Keadaan semakin hari posko ini membuat mereka takut jika hal seperti ini berlanjut, tidak masuk akal dan membuat mereka tidak betah lagi untuk tinggal diposko. Mereka semua pun pergi meninggalkan dapur dan menuju ruang tamu, sesudah mereka duduk ditempat masing-masing dengan wajah kecewa dan kesal.
Quote:
***
sulkhan1981 dan 27 lainnya memberi reputasi
28
Tutup