Buat yang belum dengar, pemilik Newcastle sempat mempertimbangkan untuk beli Milan atau Inter, tapi ngga jadi karena kondisi Liga Itali dinilai carut-marut...

Dan melihat respon presiden Serie A di atas, justru mempertegas kalau omongan pemilik Newcastle itu benar. Kolotnya kebablasan.

1. Hak siar Inter (Scudetto) musim lalu 65 juta dan Milan 57 juta. Sementara Sheffield yang degradasi itu sekitar 123 juta... Miris banget pendapatan hak siar tim degradasi EPL 2 kali lipat juara Serie A
   
   
2. Masih perkara hak siar. Minggu lalu Derby Manchester main jam 19.30 WIB hari Sabtu. Jam itu untuk pasar Eropa, Asia dan Australia masuk semua. Besoknya pun masih libur karena dipilih hari Sabtu. Yang mau nobar juga leluasa.
   
   Derby Milan? Main hari Senin jam 02.45 WIB. Buat orang Jepang dan sekitarnya brarti jam 5 pagi. Buat orang Australia jam 7 pagi. Jangankan nobar, orang Asia mau nonton aja susah karena udah waktunya ngantor.
   
   Penggemar EPL ngga pake mikir langganan Mola. Penggemar Serie A? Harga 100ribu semusim aja banyak alasan. Ini ya dampak dari mindset "gue kan belum tentu sempat nonton, mending ntar aja dah cari gratisan."
   
   
3. Stadion. Ini udah rahasia umum. Di Inggris semua punya stadion sendiri, bisa bikin strategi sendiri2 biar revenue naik. Di Itali? jangan harap.... mayoritas ngontrak.
   
   

Itu baru tiga hal, belum bahas soal akademi klub, perangkat dan kualitas penyiaran TV, atau branding secara umum di seluruh dunia.

Ditolak investor segede Arab yang sekarang jadi pemilik Newcastle bukannya introspeksi malah balik ngatain EPL (yang jelas-jelas secara bisnis lebih kuat jauh) sebagai mobil kaleng-kaleng...

Yang perlu digarisbawahi, yang disorot Newcastle itu bukan timnya ngga potensial, tapi liganya yang ngga kondusif buat berkembang.
Inilah alasan kalau mau Milan sepotensial apa, kualitas liga juga menentukan...

Bukan sekedar kompetitif apa engga, tapi gimana pihak operator menjalankan kompetisi.
Kalau kolot dan ngerasa bener mulu, ya wajar ngga dilirik investor