• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Krisis Keberlangsungan Manusia, Tingkat Kesuburan Yang Semakin Merosot

ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Krisis Keberlangsungan Manusia, Tingkat Kesuburan Yang Semakin Merosot


Beberapa waktu yang lalu saya sempat menulis tentang sex doll dan ancamannya terhadap keberlangsungan hidup manusia. Keberadaan sex doll dan keregangan antar manusia menyebabkan banyak orang berhenti peduli tentang melanjutkan keturunan namun ternyata sex doll hanya satu alasan, ada faktor-faktor lain yang mengancam keberlangsungan hidup manusia dan sejujurnya saya sedikit kaget saat menemukan artikel tersebut.

Artikel tersebut diberi judul Global Fertility Crisis yang mana menceritakan tentang jatuhnya jumlah produksi sperma pria. Dr. Shanna Swan selaku pakar reproduksi berasumsi bahwa pada tahun 2045 manusia harus menggunakan beragam alat bantu untuk bisa memperoleh kehamilan karna fakta menunjukkan bahwa dalam 40 tahun terakhir jumlah produksi sprema pria berkurang hingga 50% atau setengah dari jumlahnya 40 tahun yang lalu.

Diantara tahun 1964 hingga 2018 tingkat kesuburan global tercatat menurun dari 5.06 kelahiran per wanita menjadi 2,4. Disaat ini pun ada lebih dari setengah negara di dunia yang memiliki tingkat kesuburan dibawah 2,1. Tentunya ada banyak faktor yang mengakibatkan hal tersebut seperti anjuran KB, biaya hidup serta… sex doll.



Dr. Swan memprediksi bahwa jumlah sperma pria mungkin akan benar-benar mencapai 0 pada tahun 2045. Selain itu tingkat kesuburan wanita juga akan menurun jauh setelah mencapai umur 35 tahun dan semua ini disebabkan oleh kehidupan manusia di jaman modern. Radiasi ponsel dan banyaknya makanan berbungkus plastik adalah salah satu hal yang mengurangi jumlah hormon testosteron dan jika sperma pria benar-benar mengering pada 2045 itu artinya…. Well.

Ini adalah sebuah masalah yang serius namun membayangkan bahwa 25 tahun dari sekarang manusia tak akan bisa bereproduksi lagi rasanya tidak masuk akal. Coba lihat situasi lingkungan kita saat ini. Perempuan yang melakukan aborsi dan pasutri yang memiliki 10 anak bukanlah berita yang asing namun apakah ini benar-benar bisa dijadikan jaminan?



Hubungan antar manusia semakin merenggang setiap harinya sehingga hari dimana manusia berhenti bertatap muka bukanlah sekedar fiksi. Mungkin suatu hari nanti manusia akan berhenti berinteraksi dan menolak berkembang biak namun sebelum itu manusia mungkin akan kehilangan kemampuan reproduksinya terlebih dahulu. Sebuah prediksi yang mengerikan namun bukan tidak mungkin terjadi.

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.

Spoiler for sumur:
Okutet
myasanmia
cheria021
cheria021 dan 12 lainnya memberi reputasi
13
4K
49
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Tampilkan semua post
damianus0809Avatar border
damianus0809
#10
Kurang setuju sama alasannya sih. Kalau berdasarkan buku Factfulness, ada beberapa alasan kenapa makin ke sini tingkat kelahiran makin berkurang, yaitu:
1. Income
2. Pendidikan
3. Biaya hidup
4. Emansipasi
5. Kesehatan

1. Income
Penelitian dari beberapa dekade menunjukkan bahwa pasangan yang mempunyai income tinggi, cenderung memiliki anak lebih sedikit. Sebaliknya pasangan yang berasal dari ekonomi rendah, cenderung memiliki anak banyak. Contohnya negara barat untuk yang income tinggi, dan negara-negara afrika untuk income rendah.

2. Pendidikan
Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang berpendidikan lebih tinggi, cenderung memilih untuk tidak memiliki banyak anak. Semakin ke sini, semakin banyak wanita yang bisa mendapat pendidikan tinggi.

3. Biaya hidup
Semakin tinggi biaya hidup, orang-orang juga makin enggan punya anak. Kecuali fasilitas-fasilitas dari pemerintah tersedia dengan baik (sekolah gratis, faskes gratis, transport murah buat anak dan remaja, dsb)

4. Emansipasi
Wanita di masa sekarang punya peluang karir yang jauh lebih luas daripada beberapa dekade lalu. Seiring terbukanya peluang karir, semakin banyak wanita yang memilih untuk tidak memiliki anak (atau bahkan menikah). Penelitian juga menunjukkan bahwa wanita yang memiliki karir (dan income) yang tinggi, cenderung memilih tidak memiliki anak yang banyak.

5. Kesehatan
Orang-orang mulai sadar akan pil kontrol kehamilan dan penggunaan kontrasepsi.

Intinya, kualitas kehidupan di dunia secara keseluruhan (pendidikan, kesehatan, income, karir) semakin baik. Dan ke depannya sesuai prediksi memang jumlah kelahiran akan jauh berkurang. Kalau diteliti, negara-negara yang dulunya miskin dan berhasil menjadi lebih baik secara ekonomi, tingkat kelahirannya juga ikut berkurang drastis.
ih.sul
adrianfuzagame
kodokuper
kodokuper dan 2 lainnya memberi reputasi
3
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.