Plot Eternals datar & flat, benar2 flat seperti domo
ga heran ada sekitar 10 orang lebih walkout di bioskop yg gw tonton jauh sebelum film usai. meski gw nonton sampai titik detik penghabisan



dan paling sebal dengan tema bucin di dunia CBM. Gak dari The Amazing Spider-Man 2, WW84, sekarang film ini



Eternals sendiri adalah kisah tentang awal dan juga akhir dunia, bukan cerita tentang mengalahkan super villain bak film CBM kebanyakan. Tetapi tentang sebuah pilihan dan perjuangan.

Sedari awal, ekspetasi gw terlalu tinggi meski eternals bisa menceritakan dengan menarik bentuk fiksi dari Kitab Henokh dimana fallen angels (eternals) turun ke bumi dan mengajari manusia teknologi dasar, bercocok tanam di peradaban awal mesopotamia. Tokoh Gilgamesh sendiri ada hero di kebudayaan kuno sumeria. Sayangnya premis menarik seperti ini kurang begitu digali begitu dalam.

Ditambah dengan banyaknya karakter, justru inti cerita berfokus pada 1 karakter saja yaitu Sersi sehingga karater Eternals yg lain menjadi seperti sidekick-nya si Sersi. Ketidak seimbangan porsi ini menurut saya sih sangat fatal aja untuk film team-up seperti ini, jadi kesannya cuma numpang lewat. Beda cerita kalau film ini berjudul "SERSI AND THE ETERNALS" mungkin gw masih bisa terima.

Dan yang paling bikin garuk2 kepala sambil tepok jidat adalah pengenalan karakter Kingo di present day in the sake of DIVERSITY dgn menari ala film bollywood tetapi menggunakan lagu berbahasa inggris. Jujur ini benar2 miss. Dengan setting film di Mumbai, coba menggunakan bahasa Hindi untuk lagunya pasti lebih immersive. Mau diversity, tapi setengah2 ya jadinya kek gini.


Meskipun begitu, gw suka skill si Kingo karena mengingatkan gw dengan karakter ini

Btw, for me it was not good movie or bad movie. Just flat & boring. I just wish this movie was better than this. Tetapi meskipun begitu, eternals dengan sinematografi yg cantik ini tetap menjadi film penting di jagad marvel phase 4.


Rating : 5/10