Kaskus

Story

neopoAvatar border
TS
neopo
Riding to Jannah


Don't choose the one who is beautiful to the world. But rather, choose the one who makes your world beautiful. Keep her close to Allah. Keep him close to Allah. Together for Jannah. I want love that will say: "Not even death will do us part, because we'll be reunited in jannah, insyaallah”

Welcome to my thread. Dimana disini kalian diperbolehkan untuk mengkritik, memberi saran, share, dan memposting komentar yang sekiranya bermanfaat baik bagi penulis ataupun pembaca. Fiksi atau non fiksi, semoga bukan menjadi masalah bagi pembaca. Karena penulis harap bisa memberikan banyak manfaat kepada orang-orang melalui tulisan yang tidak seberapa ini. Terima kasih.


Tokoh :
  • Ardian - Aku, pria dengan tinggi 176cm yang hobinya main motor
  • Azril Riswan - Sahabat sejak kuliah, beda jurusan tapi masih satu fakultas
  • Elriko - Kenalan saat pertama kali touring, so cool but nice guy
  • Dina Resti - Bagiku dia perfect, tetapi sedikit cerewet
  • Alyssa Erica - Gadis cerdas dan sangat mempedulikan lingkungannya
  • Rofila Afifah - Kakakku yang cantik, cerewet tapi selalu bisa jaga adik-adiknya
  • Nuri Freska - Adikku yang sangat manja, segalanya harus dituruti, tapi ia juga penurut
  • Raden Dimas - Sometime good guy, sometimes bad guy (dalam arti sifat, bukan tindakan menyimpang)



Diubah oleh neopo 16-09-2022 12:17
junti27Avatar border
sukhhoiAvatar border
JabLai cOYAvatar border
JabLai cOY dan 27 lainnya memberi reputasi
28
42.8K
308
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
neopoAvatar border
TS
neopo
#274
Part 44 - Pria yang Tangguh
Maaf telat banget updatenya. Setelah setahun lebih ga main kaskus lagi, banyak perubahan yang terjadi. Mulai dari penulisan yang mungkin ga bakal sama kaya dulu. Maaf kalau dialog sama narasi tabrakan. Ditambah mungkin reader yang udah lupa, tapi itu ga masalah sih emoticon-Big Grinyang penting silaturahmi tetep jalan. Mungkin bakal ada perubahan gaya/penampilan di tulisan ini kedepannya, menyesuaikan dengan kaskusnya. Bagi yang udah lupa, yaaaa hehe. Tapi bagi yang masih minat baca makasih banyak emoticon-Big Grin


Tiga hari sudah berlalu. Ardi tak membalas pesanku. Bahkan discordnya pun ga aktif. Aku pikir ia sedang mengerjakan revisinya, atau mungkin persiapan kerja. Pertemuan kemarin memang singkat. Tetapi bagiku merupakan pertemuan yang cukup berkesan. Akhir pekan ini, aku sedang bersiap untuk berangkat ke Bandung. Selain sekedar liburan, juga ngapain lagi kalau bukan ketemu Ardi. Aku berangkat menggunakan bis pagi-pagi, dan tiba di Bandung siang harinya. Ak uterus mencoba menghubungi Ardi, namun chatnya hanya ceklis satu, yang menandakan nomornya tidak aktif.

Dengan kendaraan umum, aku langsung menuju rumahnya. Setibanya didepan rumahnya, keadaan rumahnya terlihat sangat sepi. Saat aku mencoba membuka pagarnya, dalam keadaan digembok. Kuputuskan untuk bertanya pada satpam.

Aku: Permisi pak, numpang tanya
Satpam: Iya neng kenapa
Aku: Rumah nomor V15 kok kosong ya?
Satpam: Oh, rumah ujang Ardi, akhir-akhir ini emang sering kosong, soalnya kan lagi dirumah sakit.
Aku: Ardi sakit pak? *aku sedikit panik
Satpam: Bukan, tapi adiknya, katanya sempet pingsan, terus terakhir dibawa kerumah sakit 4 hari yang lalu.
Aku: Kira-kira bapak tau ga rumah sakit mana?
Satpam: Itu yang di pertigaan bawah kok neng.
Aku: Oh makasih ya pak, soalnya Ardi ga bisa dihubungin. Kalau gitu saya duluan pak
Satpam: Iya sama-sama, hati-hati neng.


Pak satpam membantuku memanggil ojek, dan akupun langsung berangkat kesana.

Setibanya dirumah sakit, aku mencari info tentang Nuri yang katanya dirawat, dan aku langsung diarahkan menuju gedung tempat Nuri dirawat. Aku berjalan melewati lorong ruangan, hingga aku tiba di depan resepsionis yang ada disini. Kembali aku tanyakan mengenai nama Nuri dan ditunjuklah aku kalau ia dirawat di kamar 015. Saat tiba didepan ruangannya, kulihat Ardi yang sedang berbaring di kursi depan. Ku hampiri dia, ku usap kepalanya, dan ia terbangun dengan sedikit kaget.

Ardi: Kamu
Aku: Iya, Di
Ardi: Kamu ngapain disini
Aku: Nengok kamu, sama Nuri lah. Kamu ga ada kabar
Ardi: Maaf, Din. Aku jual HP buat bayar pengobatan Nuri
Aku: Nuri sakit apa?
Ardi: Kata dokter kemarin ada gejala asma. Katanya dari alergi makanan
Aku: Terus gimana kondisinya sekarang
Ardi: Gatau. Pasti karena dulu aku masak kelupaan sesuatu sampai dia sakit.
Aku: Jangan nyalahin diri sendiri, percuma, Di. Sekarang kamu banyak berdoa aja.
Ardi: Iya, kalau mau ketemu Nuri, masuk aja kedalem
Aku: Yaudah aku kedalem dulu ya


Aku berjalan masuk kedalam ruang rawat. Disana ada kak Afifah dan Nuri yang sedang terbaring. Kulihat kondisi Nuri seperti sudah membaik. Ia terlihat sedang mengobol dengan kak Afifah

Aku: Assalamualaikum
Mereka: Waalaikumussalam
Afifah: Dina . . . Kok tau kita disini
Aku: Dari satpam komplek kak..
Afifah: Udah ketemu Ardi didepan?
Aku: Udah kok.
Afifah: Gimana kabar keluarga disana?
Aku: Alhamdulillah baik kok, kak.


Kami mengobrol ringan bertiga. Kabar baiknya, Nuri sudah diperbolehkan pulang dua hari lagi karena masih menunggu hasil lab. Namun karena melihat kondisinya sudah membaik, maka dokter mengizinkan pulang. Setidaknya begitu yang dibilang kak Afifah. Aku hanya berharap Nuri baik-baik aja. Tak lama kemudian Ardi masuk. Wajahnya keliatan sedikit pucat dan rambutnya sedikit berantakan. Mungin karena tidur tadi.

Ardi: Kak, Ardi pulang dulu gapapa?
Afifah: Iya gapapa, mata kamu merah ituu . . .
Ardi: Hehe iya tadi ngantuk
Afifah: Yaudah pulang gih. Ini barang-barang sebagian bawa aja yang ga kepake
Aku: Iya, kak. Kabarin juga ayah sama ibu. HP Ardi mati.
Aku: Kalau gitu aku bantu bawa barangnya ya
Nuri: Makasih ya kak, jauh-jauh mau dateng kesini hehe
Aku: Iya, kamu cepet sembuh ya. Maaf ga bawa apa-apa nih, aku juga ngedadak taunya
Nuri: Hehe gapapa kak, jadi ada temen ngobrol juga hhe.
Afifah: Eh, ini HP kakak kamu pake aja dulu.
Ardi: Terus kakak gimana?
Afifah: Kakak bisa kabar-kabar pake HP Nuri
Ardi: Yaudah deh, kalau gitu Ardi pulang dulu.
Aku: Kak, duluan ya


Aku pergi bersama Ardi menggunakan motornya. Selama perjalanan Ardi banyak diam, entah fokus bawa motor, atau ada hal lain. Setibanya dirumah, aku membukakkan pintu gembok pagarnya. Sampai masuk rumahpun, Ardi ga banyak ngomong. Entah ada apa dengan dia. Menurutku pasti dia masih kepikiran soal Nuri.

Aku: Di, . . . kamu gapapa?
Ardi: Gapapa, Din. Maaf ya, ga ada maksud nyuekin
Aku: Kamu masih kepikiran ya
Ardi: Iya
Aku: Kamu banyak berdoa aja, Di. Semua kakak pasti ngelakuin hal yang sama untuk adiknya. Yaa intinya kamu banyak berdoa aja, biar Nuri cepet sembuh.
Ardi: Iya, Din. Yaudah aku mau mandi dulu, kamu gapapa nunggu?
Aku: Iya gapapa, yaudah sana, bau tau.
Ardi: Enak aja.


Drrrttt . . . drrrttt . . . tiba-tiba HPku bergetar pertanda satu chat masuk. Chat dari seseorang yang dekat denganku. Ia bertanya mengenai kabarku, kabar keluargaku, dan kabar orang-orang disini. Aku menjawab dan memastikan bahwa semua baik-baik saja.

Beberapa saat kemudian, Ardi selesai dan mengajakku untuk makan.

Ardi: Lo berapa lama disini?
Aku: Emm, gatau juga, rencana kesini sih pengen liburan juga sekalian.
Ardi: Terus lo nginep dimana?
Aku: Gatau, cari penginapan aja deh
Ardi: Yaudah lo tidur disini aja
Aku: Terus kamu ke rumah sakit lagi?
Ardi: Iya kalau kak Afifah pulang, aku yang nginep disana.
Aku: Ga enak, Di.
Ardi: Biasanya juga nyusahin.
Aku: Enak aja.


Kami menikmati makan kami bersama. Suasana seperti ini mengingatkanku dengan masa lalu. Namun bukan bersama Riko. Melainkan bersama seseorang yang sangat dekat denganku dulu. Di waktu yang lalu itu, aku emang sudah banyak menyia-nyiakan momen sama dia. Namun kehidupan akan selalu bergerak ke depan. Bukan hal konyol jika seseorang berharap bisa memutar kembali waktu. Karena pada awalnya kita tidak tahu apa itu belajar. Kebanyakan orang sibuk dengan bersenang-senang, tanpa mengingat berharganya waktu yang mereka miliki.

Ardi: Kak Afifah jadi pulang, aku nginep disana lagi
Aku: Oh iya.
Ardi: Kamu mau ikut?
Aku: Ikut?
Ardi: Iya, paling pulangnya pake taxi
Aku: Kalau gitu, aku dirumah aja, Di. Biar kak Afifah pake ojek biar lebih murah.
Ardi: Yaudah deh, maaf ya ditinggal-tinggal.
Aku: Gapapa kok, bentar lagi kan kumpul lagi hhe
Ardi: Yaudah aku berangkat ya
Aku: Iya, hati-hati, Di.


Pada akhirnya dirumah ini aku sendirian. Aku asumsikan bahwa rumah ini sempat kosong sehingga ada beberapa benda yang tergeltak di lantai. Karena tak banyak pekerjaan yang bisa kulakukan, aku putuskan untuk membersihkan rumah ini saja sebagai ucapan terima kasihku karena telah mengizinkanku menginap disini. Beberapa saat kemudian, ada yang mengetuk pintu. Pada awalnya aku ga berani buka karena takutnya orang asing. Tapi jika dari suaranya, sepertinya aku kenal, saat ku intip dari jendela ternyata pak satpam yang tadi siang aku temui.

Aku: Ada apa pak
Satpam: Ini, titipan dari jang Ardi
Aku: Apa ini pak?
Satpam: Nasi goreng, terus tadi jang Ardi sama saya udah ke RT buat laporan ada temen yang nginep disini, biar ga ada salah paham gitu
Aku: Oh iya pak, makasih banyak.
Satpam: Kalau gitu saya balik tugas lagi ya neng, assalamualaikum
Aku: Waalaikumussalam
.

Pak satpampun pergi. Aku menyimpan makanan itu di meja dan mengecek HP ada chat dari Ardi.dan ia membenarkan atas izin dan nasi goreng yang ia kirim. Beberapa saat kemudian kak Afifah datang.

Afifah: Assalamualaikum
Aku: Waalaikumussalam kak.
Afifah: Maaf ya lama hehe
Aku: Ngga kok, kak.
Afifah: Yaudah, kamu santai aja, aku mau bersih-bersih dulu ya
Aku: hehe iya kak, makasih

Keesokan paginya, aku membersihkan rumah ini, sekedar membantu kak Afifah. Pagi itu kak Afifah membuatkan kami sarapan, dan ia mengajakku sarapan bersama

Afifah: Jadi gimana?
Aku: Apanya kak?
Afifah: Kamu sama Ardi, gimana hehe
Aku: Ga gimana-gimana, hehe. Kenapa emang kak?
Afifah: Kan kamu deket banget tuh sama dia hehe
Aku: Iya sih, tapi ya kita cuma temenan kok hhe
Afifah: Kamu ga ada rasa gitu sama dia?
Aku: Emm, gimana yah hhe
Afifah: Tuh keliatan banget


Sebenernya emang aku ada rasa sama Ardi, sejak aku pindah duluan ke Jogja. Cuma waktu itu, emang waktu yang ga tepat, karena Ardi masih jadi pacar Alyssa. Sampai aku denger kalau Ardi putus sama Alyssa. Dalam hati ya gimana sih kalau ada orang yang disukainya putus sama pacarnya, pasti ada aja rasa seneng, tapi di satu sisi, Alyssa juga sahabatku, dan Ardi juga pasti butuh waktu untuk itu. Lagipun selama ini pertemananku dengan diapun baik-baik aja. Dan aku juga ga tau berapa lama Ardi bisa move on. Ada alasanku untuk tidak mengu8ngkapkan perasaan yang aku punya dari sejak malam itu, bukan karena aku perempuan jadi harus aku yang nunggu ditembak, hanya saja ada hal yang harus aku jaga.

Dua hari berlalu, Nuri sudah ada dirumah. Bersamaan dengan waktuku yang hendak pulang dihari ini. Setelah membantu membereskan barang-barang Nuri, akupun membereskan barang-barangku. Namun Ardi belum tau kalau hari ini aku berencana pulang.

Ardi: Kamu mau kemana?
Aku: Pulang hehe.

umamkhoir98
kkaze22
ankxmt
ankxmt dan 4 lainnya memberi reputasi
5
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.