Salah satu kapal perusak paling mahal di dunia milik US Navy dikabarkan akan segera dipasangi rudal hipersonik, hal tersebut dilaporkan oleh Naval Newspada 28 Oktober 2021, hal itu juga sudah dikonfirmasi oleh US Navy. Dalam keterangan lebih lanjut Angkatan Laut AS mengatakan pihaknya berencana untuk mulai mengubah kapal perusak pertama di Kelas Zumwalt untuk dikonfigurasi ulang agar bisa menembakkan rudal hipersonik bernama  "Intermediate-Range Conventional Prompt Strike atau IRCPS" yang sudah dimasukkan dalam Tahun Anggaran 2024.

Peluncur untuk rudal hipersonik IRCPS ini akan dimuat ke dalam tabung bernama "Advanced Payload Module (APM)", IRCPS akan menggantikan sistem senjata canggih meriam 155 mm pada kapal perusak siluman ini. Angkatan Laut pada tahun 2016 telah memutuskan untuk tidak membeli amunisi apa pun untuk senjata-senjata itu karena biaya yang membengkak, mereka mendorong diskusi tentang kemungkinan memasang senjata lain untuk menggantikan senjata tersebut.

Naval News mengatakan jika permintaan anggaran Angkatan Laut untuk Tahun Anggaran 2022 yang dirilis awal tahun ini telah mengungkapkan bahwa, layanan tersebut berharap memiliki beberapa tingkat kemampuan operasional untuk meluncurkan rudal IRCPS dari kapal Kelas Zumwalt pada akhir tahun 2025. Kepala Operasi Angkatan Laut Laksamana Mike Gilday sebelumnya telah mengkonfirmasi rencana dasar untuk menambahkan rudal hipersonik ke kapal perusak pertama di kelas ini, yang disebut sebagai USS Zumwalt (DDG-1000), selama pembicaraan di sebuah acara yang diselenggarakan oleh Pusat Strategis dan Anggaran pada bulan April 2021.





US Navy kini telah menugaskan dua kapal perusak Kelas Zumwalt, yakni USS Zumwalt dan USS Michael Monsoor, Kapal ketiga di kelas itu, yakni USS Lyndon B. Johnson, masih dalam proses sea trial. Sementara itu juru bicara US Navy Letnan Aldridge mengatakan bahwa, sistem peluncur IRCPS hanya akan menempati ruang yang sebelumnya ditempati oleh Advanced Gun Systems (AGS), US Navy tidak ada rencana untuk menambahkan cell sistem peluncuran vertikal (VLS) tambahan ke kapal perusak Kelas Zumwalt.

Sebagai tambahan informasi, USS Zumwalt (DDG-1000) memiliki 80 cell peluncuran Mk 57 VLS. Saat ini, tabung pelincuran tersebut diharapkan akan bisa membawa campuran rudal permukaan-ke-udara SM-2 Block IIIAZ dan Evolved Sea Sparrow Missile (ESSM), yang terakhir dapat dikemas menjadi satu cell juga. Selain itu  rudal jelajah serangan darat Tomahawk juga bisa digunakan. Jenis rudal lain, seperti varian dari keluarga SM-6 yang semakin canggih pun dapat ditambahkan ke gudang senjata Kelas Zumwalt di masa depan.

Angkatan Laut AS tidak mengkonfirmasi kepada Naval News berapa banyak rudal IRCPS yang dapat dibawa oleh kapal perusak siluman ini, meskipun sebelumnya ada laporan bahwa 12 rudal dapat dibawa oleh setiap kapal di masa depan. Rudal baru IRCPS dilaporkan berdiameter sekitar 34 inci dan panjangnya sekitar 9 m. Sebagai perbandingan, Tomahawk memiliki panjang sekitar 6,2 m dan berdiameter kurang dari 20 inci.

Dimensi dari IRCPS didasarkan pada apa yang disebut sebagai sistem Dark Eagle Long Range Hypersonic Weapon (LRHW) berbasis darat milik Angkatan Darat AS. Dark Eagle dan IRCPS menggunakan desain rudal yang sama, dengan kendaraan hipersonik boost-glide umum yang tidak bertenaga di atasnya. Secara umum bentuk kedua rudal sama, hanya cara peluncurannya yang menjadi perbedaan di antara keduanya. 





TheDrive.commenyebutkan bahwa, rudal ini seperti desain lain yang memakai kendaraan hipersonik boost-glide, dengan menggunakan pendorong roket untuk membawa muatannya ke kecepatan dan ketinggian yang diinginkan. Sesampai di sana, kendaraan terpisah dari boost-glide dan meluncur ke sasarannya, rudal ini terbang di sepanjang lintasan atmosfer dengan kecepatan hipersonik, biasanya didefinisikan dengan kecepatan di atas Mach 5.

Kendaraan Boost-glide juga dirancang untuk sangat bermanuver, memungkinkan pergerakan yang lebih tidak terduga selama penerbangan mereka dibandingkan dengan rudal balistik biasa. Hal ini akan menghadirkan tantangan signifikan bagi lawan dalam hal mendeteksi senjata yang masuk dan menanggapinya, termasuk setiap upaya untuk mencegat ancaman tersebut.

DDG-1000 adalah kapal kombatan permukaan paling canggih yang dimiliki Angkatan Laut saat ini, dengan mengintegrasikan IRCPS ke kapal hal ini dapat membuka misi baru, baik saat beroperasi secara independen atau sebagai bagian dari kelompok aksi permukaan yang lebih besar. Kualitas siluman mereka, khususnyamakan meningkatkan kemampuan untuk mencapai jangkauan target mereka, bahkan yang relatif jauh di dalam wilayah musuh.

Tiga kapal dalam Kelas Zumwalt adalah proyek kapal perang yang kontroversial dalam sejarah Amerika, pasalnya ketiga kapal ini telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Angkatan Laut AS awalnya berencana untuk membeli 32 kapal, tetapi mereka mengurangi pesanan itu beberapa kali sebelum memutuskan untuk membeli tiga kapal saja. Hal tersebut pada akhirnya membuat pengiriman biaya unit untuk masing-masing kapal ini meroket, dari perkiraan harga awal US$1,3 miliar pada tahun 1998 menjadi lebih dari US$9 miliar (Rp 125 triliun) pada September 2020.








Demikian sediki informasi yang bisa TS sampaikan pada kesempatan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan sampai jumpa