Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

DheafrilianiAvatar border
TS
Dheafriliani
#WOW 3 Ide Ilmuan Untuk Dinginkan Bumi No. 1 Paling Bahaya

pixabay.com

Sadar gak sih, semakin kesini kita semakin ngerasa gerah banget, padahal dulu gak sepanas ini.

Ternyata, suhu bumi kita ini terus meningkat. Suhu rata-rata pertahun antara 2020-2024, naik ±1°C. Bahkan para ahli menilai ada kemungkinan kenaikan suhunya mencapai ± 1,5°C.

Isu tentang pemasan global ini emang udah sering banget dibahas. Tapi tindakan pencegahan dan penanggulangannya masih kurang banget.

Para peneliti dan pegiat lingkungan, mulai berlomba-lomba untuk mengurangi efek gas rumah kaca, penyebab pemanasan global. Mereka terus berinovasi untuk bisa menahan laju kenaikan suhu di dunia.

Ada 3 ide modifikasi radiasi, atau upaya untuk mendinginkan bumi. Apa aja itu?

1. Stratospheric Aerosol Injection


wikipedia

Seorang Profesor dari Universitas Harvard, David Keith, meneliti cara memodifikasi tingkat radiasi matahari.

Terinspirasi dari efek letusan gunung Pinatubo, Filipina, yang material letusannya pernah menutupi langit selama beberapa hari. Dampaknya, suhu udara di beberapa wilayah yang langitnya tertutupi material vulkanik mengalami penurunan.

Dari situlah muncul ide penyuntikkan aerosol sulfat ke stratosfer. Tujuannya adalah untuk memantulkan cahaya matahari yang masuk ke bumi dan mengurangi intensitas sinar yang masuk.

Balon udara, gedung tinggi, artileri, dan pesawat bisa digunakan untuk menembakkan aerosol sulfat ke stratosfer. Setidaknya dibutuhkan dana sekitar $18 juta atau 258 triliun rupiah per tahunnya, untuk menurunkan suhu 1°C.

Proyek riset SCoPEx ini akan melakukan uji coba dengan menggunakan balon udara sebagai medianya, di langit swedia. Beberapa tokoh dunia turut menjadi donatur dalam proyek ini, salah satunya adalah Bill Gates.

Namun, pihak Space Cooperation Swedia membatalkan pecobaan tersebut karena adanya penolakan dari para aktivis lingkungan, komunitas lokal, dan Yayasan Heirinch Böll.

Metode ini dinilai berbahaya karena bisa merubah pola hujan dan formasi awan dan juga memicu adanya penyalahgunaan sebagai senjata iklim.

2. Laut Sebagai Cermin


pixabay.com

Dr. Dorey Gabriel seorang ilmuan iklim dari Universitas San Diego, California, menilai bahwa busa yang ada di lautan bisa memantulkan 10 kali lipat cahaya matahari dan dipercaya mampu menurunkan suhu 0,5°C jika dilakukan secara merata.

Sekitar 70% bagian bumi terdiri dari lautan dan sebagian besar air di lautan berwarna biru tua. Menurut teori, warna biru gelap pada lautan hanya dapat memantulkan sedikit sinar matahari, tapi menyerap banyak sinar matahari. Hal ini dianggap menjadi salah satu penyebab meningkatnya suhu bumi.Sebaliknya, jika semakin terang warna air di lautan, maka akan semakin banyak sinar yang dipantulkan.

Maka dari itu, metode ini berfokus pada pembuatan buih-buih di lautan. Seperti yang kita tahu, kalau buih-buih air itu berwarna putih/cerah, sehingga buih-buih ini diharapkan bisa memantulkan lebih banyak sinar matahari.

Para ahli berpendapat, pembuatan buih bisa dilakukan dengan menggunakan kapal khusus pembuat buih atau memanfaatkan kapal-kapal bisnis yang berukuran besar.

Tapi buih yang dibutuhkan itu harus bisa bertahan paling nggak selama 1-2 hari, untuk bisa memantulkan sinar matahari. Sedangkan buih dari kapal-kapal cuma bertahan dalam hitungan detik aja. Salah satu yang membuat buih-buih itu bisa betahan lama adalah dengan bahan kimia.

Namun, penggunaan bahan kimia ini bisa menutupi lautan dan terlalu berbahaya buat ekosistem laut. Selain itu, kalaupun metode ini bisa dilakukan, maka berdampak besar pada pola cuaca dan sulit dikontrol.

3. Reflecting Cities and Corps


zdnet.com

Bisa dibilang ide ini, adalah ide yang punya risiko paling rendah dan gak telalu berbahaya.

Konsepnya cukup sederhana, yaitu mengubah warna gelap pada atap bangunan atau jalanan menjadi warna yang terang.

Contohnya di Kota New York, dilakukan pengecatan atap-atap gedung dengan cat berwarna putih.

Program itu dimulai pada tahun 2009, oleh Layanan Kota dan Departemen Pembangunan Kota New York. Sejak itu, ±1 juta m² atap dicat warna putih. Hasilnya, terjadi penurunan suhu pada atap gedung dari 76°C menjadi 48°C.

Pengecatan ini bertujuan untuk mempercepat proses pemantulan sinar matahari sekaligus mengurangi penyerapan panas matahari, dengan memanfaatkan efek albedo.

Tetapi, metode ini hanya memberikan dampak lokal bukan secara global.

Gimana? Menurut kalian metode yang mana yang paling mungkin untuk dilakukan?


Referensi:
Youtube DW Indonesia

https://news.detik.com/berita/d-5094...a-di-indonesia
0
452
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79.2KThread11KAnggota
Tampilkan semua post
balado.jengkolAvatar border
balado.jengkol
#2
lebih bagus Jalan Aspal warna putih, Jalan Aspal Hitam yang panas kena matahari dibuat warna putih, bayangkan betapa luas jalan aspal
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.