- Beranda
- Stories from the Heart
SAHUR BERSAMA BAPAK
...
TS
RedOctoRetail
SAHUR BERSAMA BAPAK
Quote:
Tanpa terasa perjalanan kami sudah hampir sampai di Ibukota , tengah malam di bulan Ramadhan , saat itu Bapak mengemudikan kendaraan dan membangunkanku , Bapak tidak mengantuk sedikitpun, meskipun di setengah perjalanan Aku tertidur saat Bapak sedang membawa kendaraan, tanpa teman ngobrol.
Aku berangkat dari kampung halamanku , menuju Jakarta , saat yang paling menyenangkan adalah saat Bapak pulang membawa kendaraan , sudah pasti kami sangat senang , karena hal itu adalah sesuatu yang tidak akan bisa dirasakan oleh anak-anak seusia kami di kampung. Kami pun tidak peduli , entah kendaraan Operasional , atau kendaraan teman Bapak yang dibawa. Hal ini terjadi saat Bapak keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai Bank Pemerintah bertahun-tahun lalu.
Bapak akhirnya harus mencari nafkah di Jakarta , apapun dilakukan, yang sering aku dengar adalah Bapak kerja Di proyek, yang yang di jalankan oleh sebuah institusi Militer di sana. Selebihnya aku tidak pernah menanyakannya lagi.
Hal yang paling menyenangkan itu menjadi penghibur kami apalagi Bapak dalam sebulan baru pulang ke rumah, mengobati kerinduan kami, menyenangkan hati aku dan adik perempuanku. Roti tawar ,susu kaleng, dan Mentega, atau sarden dan Kornet, adalah makanan Spesial yang Bapak Bawakan. Sedikit kebule-bulean saat itu, dan agak mewah kedengarannya. Di tambah Bapak tiba dan dengan membawa Kunci mobil saat aku membuka mataku dan terbangun dari tidur malamku. Perasaan senang pun terbit karena pasti esok hari kami akan di ajak jalan-jalan keliling kampung atau ke kota Kabupaten, jalan-jalan ke Mall atau makan buah durian, di pinggir jalan.
Kami merasakan indahnya Punya mobil sendiri, benar-benar pikiran polos anak kecil.
Akupun terbangun saat Bapak membangunkanku dan Bapak bilang , kita sudah sampai di Jakarta, dan Bapak bilang akan mengantarkan kendaraan yang kami naiki ke rumah teman Bapak. Sekarang .." kita ke rumah Pak Harun dulu anter mobilnya, baru nanti kita ke kosan Bapak".
Aku pun menurut saja, dan kembali sadar bahwa Mobil bukan milik kami ini cuma Mobil atasan atau temen Bapak di kantor yag dipercayakan kepada Bapak untuk dibawa pulang. Disini aku mulai berpikir, memang semua akan kembali kepada pemiliknya kelak. Semua bukan milik kami.
Selepas Bapak memasukkan Mobil ke dalam Garasi, kami pun bergegas menuju Kos-kosan Bapak, aku pun belum tahu mau di bawa kemana akau hanya mengikuti Bapak kemanapun Pergi, Bapak menghentikan taksi dan aku pun di berikan sebuah bungkusan Plastik yang berisi Sajadah dan Pakaian, tapi aku agak lupa, yang jelas itu punya Bapak.
Kami pun menaiki Taksi menuju Kosan Bapak, saat turun dari taksi , ternyata plastik yang berisi sajadah dan pakaian tidak sengaja aku tinggalakan di Jok belakang Taksi.
Bapak menanyakannya, dan aku bilang ada di Taksi, dan taksi itu pun sudah berlalu sebelum kami berteriak untuk memanggilnya kembali. Bapak sedikit marah...tapi berusaha tidak terlalu marah, karena sadar kalau aku baru bangun tidur dan masih mengantuk.
Sebelum berjalan menuju kosan Bapak, Bapak mengajak kami ke Warteg untuk Sahur, karena waktu sudah menunjukkan pukul 02:00 malam, Sahur terlalu awal, karena memang kami merasa lapar, jarak 100 Km. sudah kami lalui dengan berkendara. Pikir bapak sekalian sahur.
Di warteg pun aku hanya makan se adanya, dengan telur bulat dan sayur daun singkong, namun hal itu adalah hal sangat mengesankan, karena aku jarang sekali bisa merasakan sahur bersama Bapak, di tahun-tahun itu.
Rencana Bapak mengajak kami ke Jakarta , tidak lain adalah untuk menyenagkan hati anaknya, juga sekalian mengajak pulang Mudik , 3 Kakak perempuan kami yang bekerja di Jakarta juga. Hari itu adalah beberapa hari sebelum Idul Fitri.
Kami pun sampai ke Kosan Bapak dan siap beristirahat melepas lelah, tapi Bapak lebih memilih Shalat Shubuh terlebih dahulu , sebelum tidur kembali.
Aku baru sadar ternyata kosan Bapak berada di belakang sebuah Hanggar pesawat, milik STM penerbangan Jakarta, yang berdekatan dengan Kantor Polri. Sangat menarik bagi anak kampung seperti ku, keluar dari kosan satu kamar yang kecil dan penat aku penasaran melihat rupa pesawat tersebut yang terlihat dari kosan, meskipun Harus men jinjitkan kakiku.
Saat-saat waktu akan berbuka, Bapak mengajakku jalan kaki ke Plaza Blok M, ujarku dalam hati , senang sekali aku bisa menginjakkan kaki ke Blok - M, yang kadang menjadi cerita teman-temanku di kampung yang katanya dulu pernah ke Jakarta.
Bapak membelikanku sebuah jam tangan yang banyak di jual di Blok - M, mungkin harganya masih 8000 atau 5000.
Semua masih terekm jelas dalam ingatanku meskipun tidak detail, namun kini Daerah Blok-M tersebut sekarang bukan hal yang aneh lagi bagiku, banyak perubahan yang terjadi disana, apalagi hari ini aku berada di Jakarta puluhan Tahun mencari nafkah di sana untuk anak Istriku yang ada di Bogor.
Selama hidupku aku akan merindukan moment tersebut Sahur bersama Bapak, sekarang sudah hampir 23 tahun Bapak pergi meninggalkan kami semua, Bapak kembali kepada pemilik Nya dan mungkin akan kami temui di sana nanti.
Do'a kami padamu Bapak, di Bulan Ramadhan , semoga engkau di sana mendapatkan tempat yang layak di Sisi Nya, dan Allah SWT. mengampuni segala Dosa dan kesalahannya selama Hidup , Bapak Di Dunia, hanya itu yang bisa kami berikan kepadamu tidak melebihi perjuangan dan pengorbananmu membesarkan kami dan membuat hidup kami lebih berarti.
Terima Kasih Bapak..........
Aku berangkat dari kampung halamanku , menuju Jakarta , saat yang paling menyenangkan adalah saat Bapak pulang membawa kendaraan , sudah pasti kami sangat senang , karena hal itu adalah sesuatu yang tidak akan bisa dirasakan oleh anak-anak seusia kami di kampung. Kami pun tidak peduli , entah kendaraan Operasional , atau kendaraan teman Bapak yang dibawa. Hal ini terjadi saat Bapak keluar dari pekerjaannya sebagai pegawai Bank Pemerintah bertahun-tahun lalu.
Bapak akhirnya harus mencari nafkah di Jakarta , apapun dilakukan, yang sering aku dengar adalah Bapak kerja Di proyek, yang yang di jalankan oleh sebuah institusi Militer di sana. Selebihnya aku tidak pernah menanyakannya lagi.
Hal yang paling menyenangkan itu menjadi penghibur kami apalagi Bapak dalam sebulan baru pulang ke rumah, mengobati kerinduan kami, menyenangkan hati aku dan adik perempuanku. Roti tawar ,susu kaleng, dan Mentega, atau sarden dan Kornet, adalah makanan Spesial yang Bapak Bawakan. Sedikit kebule-bulean saat itu, dan agak mewah kedengarannya. Di tambah Bapak tiba dan dengan membawa Kunci mobil saat aku membuka mataku dan terbangun dari tidur malamku. Perasaan senang pun terbit karena pasti esok hari kami akan di ajak jalan-jalan keliling kampung atau ke kota Kabupaten, jalan-jalan ke Mall atau makan buah durian, di pinggir jalan.
Kami merasakan indahnya Punya mobil sendiri, benar-benar pikiran polos anak kecil.
Akupun terbangun saat Bapak membangunkanku dan Bapak bilang , kita sudah sampai di Jakarta, dan Bapak bilang akan mengantarkan kendaraan yang kami naiki ke rumah teman Bapak. Sekarang .." kita ke rumah Pak Harun dulu anter mobilnya, baru nanti kita ke kosan Bapak".
Aku pun menurut saja, dan kembali sadar bahwa Mobil bukan milik kami ini cuma Mobil atasan atau temen Bapak di kantor yag dipercayakan kepada Bapak untuk dibawa pulang. Disini aku mulai berpikir, memang semua akan kembali kepada pemiliknya kelak. Semua bukan milik kami.
Selepas Bapak memasukkan Mobil ke dalam Garasi, kami pun bergegas menuju Kos-kosan Bapak, aku pun belum tahu mau di bawa kemana akau hanya mengikuti Bapak kemanapun Pergi, Bapak menghentikan taksi dan aku pun di berikan sebuah bungkusan Plastik yang berisi Sajadah dan Pakaian, tapi aku agak lupa, yang jelas itu punya Bapak.
Kami pun menaiki Taksi menuju Kosan Bapak, saat turun dari taksi , ternyata plastik yang berisi sajadah dan pakaian tidak sengaja aku tinggalakan di Jok belakang Taksi.
Bapak menanyakannya, dan aku bilang ada di Taksi, dan taksi itu pun sudah berlalu sebelum kami berteriak untuk memanggilnya kembali. Bapak sedikit marah...tapi berusaha tidak terlalu marah, karena sadar kalau aku baru bangun tidur dan masih mengantuk.
Sebelum berjalan menuju kosan Bapak, Bapak mengajak kami ke Warteg untuk Sahur, karena waktu sudah menunjukkan pukul 02:00 malam, Sahur terlalu awal, karena memang kami merasa lapar, jarak 100 Km. sudah kami lalui dengan berkendara. Pikir bapak sekalian sahur.
Di warteg pun aku hanya makan se adanya, dengan telur bulat dan sayur daun singkong, namun hal itu adalah hal sangat mengesankan, karena aku jarang sekali bisa merasakan sahur bersama Bapak, di tahun-tahun itu.
Rencana Bapak mengajak kami ke Jakarta , tidak lain adalah untuk menyenagkan hati anaknya, juga sekalian mengajak pulang Mudik , 3 Kakak perempuan kami yang bekerja di Jakarta juga. Hari itu adalah beberapa hari sebelum Idul Fitri.
Kami pun sampai ke Kosan Bapak dan siap beristirahat melepas lelah, tapi Bapak lebih memilih Shalat Shubuh terlebih dahulu , sebelum tidur kembali.
Aku baru sadar ternyata kosan Bapak berada di belakang sebuah Hanggar pesawat, milik STM penerbangan Jakarta, yang berdekatan dengan Kantor Polri. Sangat menarik bagi anak kampung seperti ku, keluar dari kosan satu kamar yang kecil dan penat aku penasaran melihat rupa pesawat tersebut yang terlihat dari kosan, meskipun Harus men jinjitkan kakiku.
Saat-saat waktu akan berbuka, Bapak mengajakku jalan kaki ke Plaza Blok M, ujarku dalam hati , senang sekali aku bisa menginjakkan kaki ke Blok - M, yang kadang menjadi cerita teman-temanku di kampung yang katanya dulu pernah ke Jakarta.
Bapak membelikanku sebuah jam tangan yang banyak di jual di Blok - M, mungkin harganya masih 8000 atau 5000.
Semua masih terekm jelas dalam ingatanku meskipun tidak detail, namun kini Daerah Blok-M tersebut sekarang bukan hal yang aneh lagi bagiku, banyak perubahan yang terjadi disana, apalagi hari ini aku berada di Jakarta puluhan Tahun mencari nafkah di sana untuk anak Istriku yang ada di Bogor.
Selama hidupku aku akan merindukan moment tersebut Sahur bersama Bapak, sekarang sudah hampir 23 tahun Bapak pergi meninggalkan kami semua, Bapak kembali kepada pemilik Nya dan mungkin akan kami temui di sana nanti.
Do'a kami padamu Bapak, di Bulan Ramadhan , semoga engkau di sana mendapatkan tempat yang layak di Sisi Nya, dan Allah SWT. mengampuni segala Dosa dan kesalahannya selama Hidup , Bapak Di Dunia, hanya itu yang bisa kami berikan kepadamu tidak melebihi perjuangan dan pengorbananmu membesarkan kami dan membuat hidup kami lebih berarti.
Terima Kasih Bapak..........
Diubah oleh RedOctoRetail 19-05-2018 04:48
tien212700 dan anasabila memberi reputasi
2
449
Kutip
2
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
31.6KThread•42.5KAnggota
Tampilkan semua post
monicasella
#1
wah ane paling seneng kalo lihat orng bikin thread kek gini gan
0
Kutip
Balas
Tutup