Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

l13skaAvatar border
TS
l13ska
Titipan Yang Dititipkan
Titipan Yang Dititipkan

Pagi ini, kelelahan mulai mewarnai guratan wajah cantik Laila. Anak bungsunya, Galang masih rewel karena demam. Ia pun baru sadar akan kondisi suhu tubuh Galang yang naik saat jam menunjukkan pukul 3 dini hari tadi. Padahal, semalaman Galang sudah rewel dan nangis berkali-kali.

Tak seperti biasanya balita berusia dua tahun itu harus beberapa kali terbangun dari tidur. Mungkin karena Galang tengah merasakan badannya yang tidak sehat. Otomatis, Laila pun tak bisa nyenyak tidur karena Galang beberapa kali menangis dan minta dibuatkan susu.

Suara blender menderu saat jarum jam menunjuk ke arah angka 5. Meski seperti biasa Laila menggerutu karena Galang yang terbangun lagi, rasa lega mampir dipikirannya. Lega karena Hany, tetangganya yang berprofesi sebagai penjual makanan sudah mulai berjualan lagi.

Sebulan penuh semenjak bulan Ramadhan, Hany libur berjualan. Kehadiran Hany di Kompleks perumahan membuat Laila tak nyaman. Bukan tanpa sebab Laila tak menyukai Hany, ia kerap kali harus rela mendengar ocehan Hany yang seolah tak pernah surut.

Beberapa hari yang lalu Laila merasa senang akan hal itu. Rasa senang itu masih nangkring di hati Laila. Senang tetangganya dapat pemasukan sekaligus senang karena lingkungan perumahan akan jadi lebih tenang tanpa Hany. Bagi Laila, ia seolah tinggal di surga tanpa Hany di lingkungan.

Kebiasaan rutin Hany di pagi adalah mengobrol dengan Bu Karmila dengan suara khasnya. Cempreng dan tinggi bak suara sopran yang naik satu oktaf. Belum lagi, Hany selalu menyombongkan diri. Hal itu membuat risih Laila.

Hany yang telah mengeluarkan karakter aslinya yakni suka berbicara muluk-muluk. Seolah ialah orang terhebat dan terbaik di dunia. Padahal tinggal saja masih di kontrakan, tak ada bedanya dengan Laila.

"Alhamdulillah, aku bisa bersama-sama anak-anak dengan tenang. Tentunya Galang bisa banyak istirahat biar segera fit." Pikir Laila


Namun, angan hanyalah tinggal angan kosong. Ketenangan Laila terusik oleh kehadiran Selma, anak Hany. Mulai jam sembilan pagi Selma bermain dengan Fatimah anak Laila. Padahal biasanya, jika tidak dititipkan ke Emilia. Selma akan dititipkan ke keluarga Denisa.



Sial, hari itu Selma jam 9 pagi sudah ada di rumah Laila. Bukan Laila tak suka kehadiran Selma. Namun, tugas rumahnya sungguh banyak hari itu. Dengan adanya Selma, Galang yang sedang sakit tak kan bisa beristirahat dengan tenang. Dan Fatimah pasti sulit sekali diatur.

Selma memang tak seaktif Fatimah yang lincah seolah tak bisa diam. Bahkan Selma cenderung pasif dan pendiam. Namun dalam diamnya itu Salma suka main tangan dan tidak mau mengalah. Tak jarang ia memukul atau mencakar Fatimah hanya karena berebut mainan. Padahal mainan yang jadi rebutan milik Fatimah

Jika Selma main di rumah Laila, Galang lah yang paling menderita. Bocah berumur kurang dari dua tahun itu harus menangis lantaran tak boleh ikut main oleh Selma. Tentunya sang kakak, Fatimah pun ikut-ikutan aksi Selma. Parahnya, terkadang Selma mencubit dan memukul Galang.

Kacau, semua pekerjaan rumah Laila jadi terbengkalai hari ini. Baru ingin melanjutkan menggosok baju dengan setrika, Galang sudah berlari mengikuti kakaknya dan Selma. Berhasil membawa ketiga bocah masuk dan melanjutkan setrika. Mereka keluar lagi. Kali ini di belakang rumah. Mereka bertiga bermain di tempat jemuran.

"Agh tidak, setrikaan ini harus kusudahi. Tapi masih berantakan. Tidaaaaak." batin Laila terus bergelut antara pekerjaan rumah dan menunggui kedua anaknya dan satu anak titipan.

Akhirnya, Laila memilih menjemur baju yang dari kemaren sudah rampung dicucinya. Cucian yang menumpuk di samping jemuran belum sempat digarap. Dan tak mungkin diselesaikan karena Laila tidak mau anak-anak akan bermain air lagi.

Dilihatnya, Fatimah dan Selma masih asyik bermain berdua. Galang terus menagekor di belakang mereka. Tak tega rasanya melihat anaknya yang masih sakit tidak bisa beristirahat.

Selang beberapa menit kemudian. Tanpa disadari Laila, Galang sudah main air dan basah bajunya. Laila sontak kaget. Padahal, sejam yang lalu Laila baru saja memandikan Galang.

"Haduh, Galang kamu khan abis mandi nak..."

Laila menggendong dan membawa masuk Galang. Ia mengganti baju Galang yang basah. Demi supaya Galang tak mengekor lagi pada Fatimah dan Selma, dibukalah youtube di hp. Beberapa video dalam file download diputar oleh Laila.

Laila sudah menyuruh Fatimah untuk mengantar pulang Selma ke rumah Denisa. Fatimah menolak dengan alasan menunggu Mamanya Selma pulang

"Haduh, bisa-bisa magrib Selma pulangnya. Mbak Hany khan pulang kerjanya setelah magrib."
pikir Laila

Aneh pikir Laila. Anak khan titipan Allah kenapa mesti dititipkan ke orang lain. Anehnya lagi orang yang diamanahi menjaga oleh si orang tua malah nitipin ke orang lain pula.

Ini anak woy, bukan bola bekel yang bisa dipindah-pindahkan tangan.

Iya kalau anak tidak lapar dan butuh makan. Ini anak sudah ikut makan, minta dibuatkan susu, pipis dan eek pula. Siapa yang cebokin?! Maki Laila dalam hati

Wey, tempat penitipan anak saja dtodak gratis. Ini sudah gratis, semua-semua diminta. Bukan saya pelit. Tapi mamanya Selma ke anak saya saja pelitnya minta ampun. Pernah, Makan es krim saja nunggu Fatimah anak saya pulang. Bagh, kikir dan batil bener tuh mama Selma.

Suami Laila pulang sebelum adzan sholat Jumat. Laila masih sibuk menggosok baju. Ia juga sibuk mengedit deadline tulisan yang harus dikirimkannya ke penerbit.

Segera Laila mengganti baju dan memakaikan kopyah pada Galang

Setelah selesai mandi, Agus pun mengajak Galang sholat Jumat.
Agh lega setidaknya, ak bisa melanjutkan setrika. Pikir Laila

Belum setengh jam berlalu sejak Andi dan Galang pergi ke masjid. Mereka berdua sudah balik.

"Kamu ini malah hp an, ini aku hak jadi jumatan gara-gara Galang rewel dan nangis."
"Loh, ngantuk paling pak..."

Hati Laila semakin dongkol dengan keberadaan Selma di rumahnya. Ia teringat kan sikap Hany dan kakaknya Selma yang keterlaluan terhadap Fatimah.
Tiap Ftimah main ke rumah Hany, belum sejam sudah disuruh pulang. Sekarang Selma berjam-jam dititipkan tanpa permisi pula. Sudah lebih dari empat jam.

Parahnya, Galang tak bisa tidur nyenyak siang itu. Fatimah jadi sulit dikendalikan tiap ada Selma. Fatimah dan Selma selalu bermain di luar rumah. Otomatis, Fatimah harus berjibaku menunggui mereka bertiga

Kenapa rasanya seperti momong dua anak kembar berusia lima tahun dan adiknya yang usia setahun ya?


Galang pun dibawa masuk dan diganti bajunya.

Setelah ganyi baju, Galang ditemani tidur.


Selma yang cerewet tiba-tiba masuk dan bertanya macam-macam pada Laila. Supaya tak membangunkan Galang, Laila pura-pura tidur yang akhirnya tertidur sekitar 5 menitan hingga Selma datang lagi dan menanyakan hal-hal aneh padanya.


Galang terbangun dari tidurnya yang baru berdurasi 30 menit.

Oh tidak,

Laila masih menggoreng makroni pesanan Fatimah dan Selma.

Astagfirullah hal adzim, belum juga selesaiin jemur baju ini sudah bangun lagi. Aduh bisa berabe nih kalau Selma masih disini.

emoticon-Rate 5 Star

Seorang kurir datang mengantarkan pesanan yepat di depan rumah Pak Nardji. Emalia membuka pintu.
"Loh, Emilia ada di rumah ternyata,, pikirku tak ada. Lalu kenapa Selma ada disini. Jangan-jangan sedsri pagi pinru rumahnya ditutup supaya tidak didatangi Selma. Duh, apes aku."

Pantas saja Emilia tak mau menjaga Selma dan menutup pintu rumahnya rapat-rapat. Emilia tak bisa menikmati kesendirian jika Selma ada di rumahnya. Smartphone kesayangannya jadi hiburan utama Selma saat di rumahnya. Anak gadis kecil itu pasti anteng jika dipegangi smartphone dan diputarkan youtub.

Lebih dari itu, Selma yang dipuji karena menggemaskan terkadang berubah menjadi sangat menyebalkan karena ia termasuk anak yang banyak mintanya. Bahkan kepada orang lain ia tak sungkan meminta-minta seolah orangtuanya tak pernah mengajari tata krama.

Saat bermain dengan fatimah, sayup-sayup terdengar ucapan Selma.

"Fatimah... Aku nanti belikan juga ya.."

Lalu saat Andi mengajak Galang beli es krim. Selma nyletuk dan berkata

"aku belikan juga ya Omm..."

Dengan malas Andi menjawab permintaan Selma.

"Ini anak diajarin apa sama orangtuanya? kug dari tadi minta dibeliin melulu" pikir Laila

"Emangnya beli apa-apa bisa sama daun?! Orangtuanya kemana anaknya dimana?"

"Eh, lha kamu siapa? Sudah baik kita ngijinin km main sama Fatimah. Makan dan pipis dan berak disini. Ini minta dibeliin pula."

"Enak ibumu kerja dapat uang. Terus pengasuhmu dapat uang. Lah aku? Dpt eekmu doang."


Pikiran buruk terus mengotori benak Laila.

"Sial amat sih hari ini." Laila menggumam kesal.

emoticon-Turut Berduka


Penderitaan akan kehadiran Selma berakhir setelah Laila marah-marah kepada Fatimah lantaran tidak membereskan mainannya. Mainan yang sudah berserkan sejak Selma datang itu tetap berserakan hingga jam menunjukkan angka 2.

"Selma, bereskan mainanmu. Ayo, mana tanggung jawabmu?
Sudah dari tadi ibu bilang suruh bereskan mainan kug tidak dikerjakan."

"Gak mau buk, aku capek."

"Ayo bereskan. Kalau gak kamu bereskan ibu yang bereskan tapi ibu buang semua ke tempat sampah!" Ancam Laila

"Gak papa buang saja nanti aku ambil." Jawab Fatimah sambil menjulirkan lidah

"Ini anak tiap ada Selma kog jadi gak sopan sih"Batin Laila

"Ya sudah aku buang. Awas nanti kamu minta beli mainan lagi ya."

"Biar, aku beli sendiri." Jawab Fatimah

Denisa yang mendengar ribut-ribut di rumah Laila segera datang dan mengajak pulang Selma tapi ditolak. Selma belum mau diajak pulang malah ikut menimpali omongan Fatimah.

"Kurang ajar bener nih anak. Gak pernah diajarin sopan santun ya ma orangtuanya." pikir Laila

"Biarin emang."

"Ohnya ya sudah awas ya kalau kamu minta beli mainan. Nanti kalau pesanan bunny hat kakak Rania datang, kamu gak dikasih sama ibu."

"Dikasih." Fatimah mulai mewek

Duh sebal rasanya.

Debat Laila dengan Fatimah dan Selma berakhir dengan tangisan Fatimah. Laila tak perduli dengan itu. Ia merasa harus mendisiplinkan Fatimah lagi dan memberi pengertian bahwa tindakannya salah.

Laila lega Selma sudah pulang meski dengan terpaksa.
Biar dia marah-marah di depan Denisa. Salah sendiri anak titipan kug malah dititipkan. Tanpa permisi tanpa bayaran pula. Laila tak peduli jika setelah ini Denisa membuat laporan kepada Hany dan memutarbalikkan fakta seperti biasa. Laila sudah tidak peduli.

Toh, bagi Laila dua wanita aneh itu sudah dicoret dari daftar pertemanan. Buat apa punya teman yang bisanya cuma mencari-cari kesalahan orang lain.
Mulai saat ini Laila harus ekstra menjaga Fatimah agar tak main dengan Selma.

Maaf Fatimah, saat ini biar ibu yang memilihkan teman untukmu. Kelak kau akan bisa memilih kawan-kawanmu sendiri. Semoga kelak kau menemukan kawan-kawan terbaik.


Diubah oleh l13ska 11-08-2019 11:52
merigat
anasabila
anasabila dan merigat memberi reputasi
2
1.2K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Tampilkan semua post
monicasellaAvatar border
monicasella
#11
menarik ni threadnya emoticon-Bikini
l13ska
l13ska memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.