Hari-hari berlalu begitu saja,detik demi detik fikiran ku tak pernah lepas darimu. Kau adalah salah satu dari makhluk Tuhan yang ku cintai. Meski dirimu tak pernah menyadari. Aku memendam rasa dengan sejuta kerinduan yang tak pernah kau sapa. Aku hanyalah debu yang tak berguna untuk kau anggap. Aku hanyalah seorang yang naif,memendam perasaan secara diam dan membisu. Aku hanyalah debu yang tak pernah kau anggap dan mustahil untuk meminta hatimu. Aku hanyalah seorang yang naif,merindui sang pujaan hati yang tak mungkin ku miliki. Aku hanya seorang yang tak tau diri mencintai seorang yang tak pantas ku sandingi. Aku dan sejuta kerinduanku diam membisu menahan perih nya rindu. Aku mencintai seorang dengan caraku,diam dan membisu. Seiring berjalannya waktu rindu ini semakin memupuk dikalbuku. Aku tak bisa mengutarakan karna aku sadar aku hanyalah debu bagimu. Seorang yang tak pernah kau akui ada,aku hanya mengagumimu dalam bisuku memendam rindu. Aku mematahkan hatiku sendiri untuk mencintaimu yang jelas tak pernah sedikit pun arti diriku berarti untukmu. Aku mencintai untuk patah hati dan aku sangat menikmatinya,hahaha ya aku terlalu bodoh. Dalam kesendirianku menghabiskan sejuta kata untuk mengungkapkan perasaan ini yang tak bisa ku ungkapkan langsung kepada dirimu. Walau begitu aku berharap kau membacanya lewat tulisan ini yang senantiasa ku tuliskan.



Meski begitu perasaanku tak pernah berubah dan tak sirna,kau tetap sang pujaanku hatiku yang ku cinta. Meski hatiku patah dan hancur memendam cinta ini. Walau dirimu tak pernah menyadari akan arti perasaan ini yang kian bersarang didalam hati. Namun aku mampu bertahan jikalau melihatmu tersenyum meski dari jauh. Aku hanyalah seorang yang tak memiliki seperti apa yang kau miliki. Jangan kau tanyakan perihal harta,karna aku hanyalah orang biasa. Aku berbeda dengan mereka,aku jauh dari kata sempurna,dan aku sadar aku tak pernah pantas untukmu.
Biarlah aku menjadi bisu,diam dan memendamnya sendirian. Karna aku tau sapaanku tak pernah berarti untukmu. Suaraku tak pernah kau rindukan. Senyumku tak pernah kau inginkan. Sosokku tak pernah kau impikan. Aku hanyalah seorang tak tak tau diri datang kedalam kehidupanmu dan berusaha mengambil hatimu. Dengan lantangnya aku berharap lebih kepadamu,padahal kau tak pernah menginginkan ku masuk kedalam kehidupanmu.


Aku memanglah bukan siapa siapa untuk dirimu,bukan seperti dirinya yang pernah menghiasi hatimu. Walaupun kehadiranku tak pernah kau impikan sebelumnya,namun kehadiranmu begitu berarti untuk diriku. Setiap hela nafasku tak berhenti mengingat akan wajahmu,mungkin perasaan ini terlalu dalam untuk dirimu,atau diriku yang terlalu bodoh mencintaimu sebegitu dalamnya. Padahal jelas saja kau tak pernah sedikit pun membalas tentang rindu ini. Aku hanyalah sayap sayap yang akan terus terbang mengelilingi hidupmu meski kau tak pernah menyadarinya.
Aku hanyalah seorang yang senantiasa mengawasimu meski hanya dari jauh. Aku akan seterusnya seperti ini,mencintaimu dan merindukanmu dengan hausnya kasih sayang yang tak pernah kau balas. Inilah aku sang pengagummu dalam diam,yang senantiasa mengawasimu dari kejauhan,yang tak henti memandang wajahmu meski hanya lewat gambar yang tak nyata. Aku dan hatiku yang patah untuk mencintaimu. Memendam perasaan ini sendirian,dan inilah catatanku untukmu yang tidak akan pernah kau baca.



Catatan hati
Untuk orang yang ku cintai
(Ridho Aulia Mahqoma Angkat)