Kalau kamu pikir menjalin cinta dengan seseorang itu menyenangkan, gue bilang salah besar. Setidaknya buat gue. Gue pernah merasakan sakitnya menjalin hubungan.

Sebut saja dia L, cewek yang seetnik dan seagama.

Syarat mutlak banget, kan, ya?

Cari pasangan sesuku dan seiman. Tapi, ternyata, dua hal itu saja nggak cukup. Batu dan kerikil tajam membelai kaki kami. Sakit, perih, dan berdarah.

Kami terhalang restu.

Calon mertua gue menginginkan seorang menantu nan kaya dan mapan. Sedangkan gue cuma apa? Lulusan SMA yang cuma kerja di bagian penjualan.

Tuntutan mereka jauh dari angan-angan gue.

Dan, cewek gue juga nggak mau perjuangin hubungan kami. Rasanya setahun lebih hubungan kami nggak ada apa-apanya buat dia. Nyesek, Gan.

Andai saja gue tiba-tiba dapat duit jatuh dari langit, bakal gue beli gengsi selangitnya.

Sayangnya mimpi ya cuma mimpi. Gue tetap cowok biasa, yang bagi sebagian orang nggak lebih dari seorang pecundang. Ya, gue akuin itu. Gue pecundang.

Setahun berlalu dan gue bisa move on.

Gue ketemu cewek lain yang bikin jatuh cinta.

Namanya S. Dewasa, manis, dan penyayang.

Kali ini beda suku, tapi tetap seagama.

Gue bawa dia ke rumah untuk dikenalkan ke keluarga, terutama nyokap.

Sayangnya kali ini nyokap gue yang nggak ngasih restu, alasannya umur kita jauh.

Gue 20 dan dia 27.

Kenapa jatuh cinta dan menjalin sebuah hubungan bisa jadi serumit ini? Sebenernya apa tujuan sebuah hubungan percintaan? Sepertinya gue begitu banyak melanggar peraturan.

Gue sakit tapi nggak berdarah.

Dulu gue sakit karena nggak direstui sama calin mertua. Dan, kali ini nyokap gue sendiri yang begitu keukeuh dengan keputusannya menolak pilihan gue. Tuhan!

Kalau gue nggak boleh bahagia kenapa harus Engkau buat hatiku jatuh cinta? Aku lelah. Lelah dengan semua standar tanpa kejelasan.

Sebelas sini begini, sebelah sana begitu.

Toling, Tuhan, jangan buat gue terluka untuk yang ketiga kalinya. Rasanya sangat nggak enak. Kabulkan doaku!

Gue tahu Engkau dengar ini, Tuhan.

Jadi, mohon kabulkan.

Sekian curcol gue, Gan.