Sudah lamaaa sekali, tak kulihat kupu-kupu berwarna-warni hinggap di bunga. Begitu pun dengan capung. Dua serangga itu mengingatkanku akan masa kecil yang bahagia. Penuh petualangan tanpa takut jatuh di tengahnya.

Sangat ingat, saat dulu kami menangkap capung dengan jaring yang dibuat dari kantong plastik. Berlarian ke sana ke mari, menebas semak yang ditumbuhi ilalang, melompat setinggi mungkin untuk meraihnya. Haha, sampai akhirnya, tangan ini tak sampai. Dia terbang begitu tinggi. Jauh, jauh ... sekali.

Saat itu aku berpikir, andai aku jadi kupu-kupu, atau aku jadi capung. Aku ingin terbang. Terbang jauh menemui Mamak dan Ayah di kota seberang. Melepas rindu tanpa memikirkan ongkos pulang.

Ah, begitu naifnya dulu.
Yang kupikir bahwa hidup semudah itu.

Bagiku, rindu itu teman dekat. Selalu datang di mana pun aku berada.
Bagiku, rindu itu makanan sehari-hari. Tetap kutelan walau tak bernutrisi.
Bagiku, rindu itu ...
Entahlah, kataku sudah habis, berubah jadi isak tangis.

Sedang dalam kerinduan,
...
mendalam