ih.sulAvatar border
TS
ih.sul
Sebuah Pemikiran: Bisnis Kunci Jawaban Ujian


Mungkin berita mengenai kunci jawaban ujian yang bocor bukan hal yang baru lagi bagi masyarakat Indonesia. Saat saya kelas 3 Sma semester kedua, banyak pembicaraan antara siswa mengenai kunci jawaban ujian nasional. Orang yang mempelopori topik tersebut adalah seorang siswa yang orangtuanya kaya namun (maaf) agak bodoh. Secara terang-terangan dia mengakui akan menjual kunci jawaban pada siapapun yang menginginkannya. Saat ditanya dari siapa dia mendapat kunci jawaban, dia hanya menjawab 'teman bapaknya'.

Singkat kata, tibalah hari ujian yang mana untuk pertama kalinya ujian dilakukan dengan berbasis komputer, tidak lagi kertas dan pensil. Banyak murid yang kebingungan dan gemetaran seolah ada bongkahan es yang masuk ke pantat mereka. Akhirnya setelah ujian selesai barulah diketahui kalau kunci jawaban ternyata tak ada yang benar. Hasilnya, angkatan kami dicap sebagai generasi dengan rata-rata nilai UN paling rendah.



Namun ada satu hal yang paling mengganggu saya di hari itu. Itu adalah pemandangan dimana seorang guru bertanya tanpa malu-malu pada salah satu murid yang baru selesai ujian.

"Hei, gimana obatnya?"

Obat yang dia maksud jelas adalah kunci jawaban dan guru itu menanyakannya dengan senyum ala artis pepsoden. Apakah itu artinya para guru juga tahu tapi tak peduli dengan hal ini?

Namun biarlah itu jadi urusan moral antara guru dan murid. Saya lebih tertarik untuk membahas bisnis dibandingkan moral jadi mari kita lihat sedikit skenario peredaran kunci jawaban yang meresahkan ini.

Di sekitaran tahun 2013 ada banyak sms-sms yang beredar mengenai kunci jawaban UN yang mana bisa diperoleh dengan mengirimkan kode tertentu pada nomor tertentu. Selain dari Sms ada juga emai-email yang masuk secara sembarang yang mana menawarkan kunci jawaban untuk mata kuliah tertentu di ujian nasional. Dikarenakan siswa yang hendak menemuh ujian nasional tersebar di seluruh penjuru Indonesia maka penyebaran lewat Sms, email maupun sosmed bisa dibilang cukup ampuh dan sulit dilacak (jaman itu polisi digital belum secanggih sekarang).



Namun siapa yang menyebarkan kunci jawaban tersebut? Kemungkinannya ada tiga yakni pihak pemerintah sendiri, seekor tikus di dalam pemerintahan atau hacker yang meretas komputer pemerintah. Jika kunci jawaban dijual seharga 100 ribu dan setiap tahunnya ada seratus ribu siswa yang membeli kunci jawaban maka penghasilan pertahun dari si penjual kunci jawaban bisa mencapai 10 milyar. Cukup menjanjikan.

Namun sebenarnya bisnis kunci jawaban sama sekali tidak menguntungkan. Kenapa? Begini… anggaplah satu orang sudah membeli kunci jawaban dan kemudian dia menyalinnya dan menjualnya lagi separuh harga. Jika dia berhasil mendapatkan 2 orang pembeli maka dia sudah balik modal namun bisnisnya juga tidak akan untung terlalu besar karna orang yang membeli kunci jawaban darinya bisa menyalinnya dan menjualnya lagi dengan lebih murah. Dengan mengikuti hukum pasar maka wajar saja jika seseorang mencari yang lebih murah.



Bisnis ini memang tidak menguntungkan namun juga sama sekali tidak ada ruginya. Kenapa? Begini… jika saya ingin menjual kunci jawaban namun sama sekali tak tahu soal apa yang akan keluar dalam ujian nasional maka apa saya bisa jadi pengedar kunci jawaban? Bisa saja. Saya hanya perlu membuat jawaban ngaco dan menjualnya. Tak ada siapapun yang akan bisa membuktikan bahwa kunci jawaban tersebut salah sampai ujiannya dimulai dan saat ujiannya dimulai saya hanya perlu melarikan diri. Jika mereka ingin menuntut saya maka mereka juga harus menuntut diri mereka sendiri karna mencoba membeli kunci jawaban.

Bisnis yang untungnya kecil namun tak ada ruginya, seperti itulah bisnis kunci jawaban. Meski demikian bisnis ini tidak akan mati karna permintaan pasar yang begitu tinggi. Keputusasaan para siswa yang begitu takut akan masa depannya adalah sesuatu yang membuat mereka rela mengeluarkan banyak uang tak peduli kunci jawaban tersebut memang benar atau malah palsu.



Kunci jawaban dibuat karna ada orang yang menginginkannya dan meskipun itu ilegal tetap saja banyak yang membelinya. Kenyataan bahwa guru saya bisa dengan mudahnya bertanya tentang kunci jawaban membuat saya sadar bahwa 'tradisi' kunci jawaban ini sudah sama levelnya dengan korupsi, tidak bisa ditolong lagi.

Well, saya senang UN sudah dihapuskan. Meski demikian yang namanya praktik buruk akan tetap ada kendati sumber bisnisnya sudah dilenyapkan. Mungkin di masa depan kita akan melihat bisnis calo ujian sbmptn (udah ada mungkin ya).

Sekian dari saya mari bertemu di thread saya yang lainnya.
Diubah oleh ih.sul 19-10-2021 04:46
LendL26
alifrian.
caprickorn
caprickorn dan 17 lainnya memberi reputasi
16
4.7K
73
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.9KAnggota
Tampilkan semua post
rakatanaka707Avatar border
rakatanaka707
#6
Ane terpaksa pilih jurusan yang salah pas daftar di SMK (nyasarin diri), hanya gara-gara ane sengaja kagak pake kunci jawaban! emoticon-Cape d... (S) emoticon-Cape d... (S)

Heran njir, kok bisa-bisanya semua pendaftar dari SMP kota sampe desa, nilai hasil UN mereka diatas 30an semua, sedangkan ane cuma mampu dapet 22.10 dan itu hasil mikir sendiri. Kerena hal ini ane jadi batal pilih jurusan yang ane target.

Nah, ketika sudah kelas 11, ane dapat tugas buat jaga stan jurusan ane, ada beberapa pendaftar baru dan ane tanyai soal nilai UN mereka, kebanyakan sih dibawah 20-an, masih pinteran ane yg dulu dong emoticon-Cape d... (S) mereka bilang kalau mereka iri gak dapat kunci jawaban kayak tahun kelulusan ane emoticon-Cape d... (S)

Halah taeck emoticon-Hammer2 yang bocorin, yang mengedarkan, dan yang menjual, harus dipenjara. Ada aja yang sok-sokan anti korupsi, tapi pas sekolah suka nyontek, pas ulangan bawa buku paket dan LKS, pas UN pake kunci jawaban, kampret emang emoticon-Leh Uga
Gailham
EriksaRizkiM
mancitybest
mancitybest dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.