gagal.jadi.nabiAvatar border
TS
gagal.jadi.nabi
Satu Jurnalis Tiongkok Ditahan Setelah Kritik Film Laris Tentang Perang Korea
.
Luo Changping membangun reputasi sebagai peliput berita tentang skandal orang-orang terkenal (muckraking journalist) di Tiongkok, di negara di mana hanya sedikit orang yang berani melakukan pekerjaan begitu, hingga dia terpaksa harus keluar dari bisnis tersebut pada 2014.


Film, "Pertempuran Danau Changjin", yang menggelorakan kepahlawan tentara Tiongkok yang bertempur melawan tentara Amerika Serikat, Republik Korea dan PBB selama Perang Korea. Film tersebut memecahkan rekor box office selama liburan tujuh hari Tiongkok yang dikenal sebagai Minggu Emas. Sumber


Sekarang, selaku seorang pengusaha, dia kembali berurusan dengan pihak berwenang di negara itu. Sekali ini karena kritikannya yang dipicu oleh satu film laris-manis (blockbuster movies) di Tiongkok yang mengisahkan Perang Korea.

Polisi menahan Luo, 40, pada Hari Kamis, dua hari setelah dia memposting komentar di media sosial yang mempertanyakan peran Tiongkok dalam Perang Korea yang menjadi latar belakang bagi satu kisah yang diungkap di dalam film, "Pertempuran Danau Changjin." Film ini telah mendominasi box office selama liburan tujuh hari di Tiongkok yang dikenal sebagai Minggu Emas.


Film itu, yang disponsori oleh pemerintah, menggambarkan kekalahan Amerika, yang hampir tidak mungkin terjadi, pada satu pertempuran yang dikenal di Amerika Serikat sebagai Pertempuran Waduk Chosin. Kejahatan Luo adalah mempertanyakan pembenaran hukum atas intervensi Tiongkok ketika pasukan Korea Utara berada di ambang kekalahan setelah menyerang (pihak Korea) Selatan. emoticon-Ngakak (S)

"Setengah abad kemudian, hanya sedikit orang Tiongkok yang merefleksikan justifikasi atau pembenaran atas perang tersebut," tulisnya di Weibo, Twitter ala Tiongkok, sebelum merujuk secara khusus ke satu unit militer Tiongkok yang heroik dan terlupakan (doomed soldiers) yang ditampilkan di dalam film sebagai "tentara yang tidak meragukan 'keputusan bijak dari atas'".


Pihak berwenang tampaknya mencoba memberi contoh dengan penangkapan Luo tadi, yang disorot oleh media pemerintah, termasuk jaringan televisi utama, CCTV. Penangkapannya dan gelombang kemarahan publik secara online padanya -  yang tampaknya direkayasa emoticon-Ngakak (S)- mencerminkan kebijakan Partai Komunis TIongkok yang siap membungkam siapa saja yang berniat menantang sejarah versi mereka.

"Beberapa orang masih mencoba untuk sepenuhnya menyangkal Perang Perlawanan terhadap Amerika Serikat dan Bantuan kepada Korea, mempertanyakan keadilan pengiriman pasukan (ke Korea), dan mencoba untuk menghapus kemenangan besar," Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan pada satu pernyataannya yang muncul di akun media sosial mereka dengan menggunakan nama Tiongkok untuk penamaan perang tersebut.

PLA melanjutkan, "Tidak peduli bagaimana mereka mendistorsi, melenyapkan, memalsukan, menggoda dan merendahkan fakta, sejarah ditulis di dalam hati orang-orang." emoticon-Ngakak (S)


Menurut pernyataan polisi, Luo didakwa menurut hukum pidana baru yang mulai berlaku tahun ini. Hukum pidana baru tersebut menjadikan pencemaran nama baik para martir politik sebagai kejahatan. Penerapannya dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga tiga tahun bagi orang yang terbukti bersalah.

"Dunia maya bukanlah tempat tanpa hukum," kata pernyataan polisi itu.

Akun Luo di Weibo diblokir dan postingnya yang menyinggung soal perang tadi telah dihapus. Pernyataan polisi mengatakan bahwa dia telah mengaku melanggar hukum, tetapi tidak merinci hukuman apa yang akan dia hadapi. Luo tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.


Film ini telah memecahkan rekor sejak dibuka pada 30 September 2021, menjelang Hari Nasional Tiongkok. Pada minggu pertama, film tsb telah meraup $552 Juta, menurut Maoyan, satu perusahaan layanan tiket, yang sudah menjadikannya sebagai film paling sukses ke delapan dalam sejarah Tiongkok.


Tulisan di atas dialihbahasakan dari situs the New York Times, 8 Oktober 2021.


Tiongkok berperan besar atau bisa dikatakan sebagai penentu kemenangan Korea Utara atau terbentuknya negara komunis itu. Film "Pertempuran Danau Changjin" yang disebut di atas, sebagai upaya propaganda atau glorifikasi kepahlawanan tentara Tiongkok di dalam Perang Korea, mematenkan hal tersebut.

‎PBB dan Republik Korea berharap bahwa kedua-belah pihak Korea akan segera bersatu setelah pasukan PBB yang dipimpin oleh Amerika Serikat bersama Republik Korea berhasil mendesak tentara komunis Korea hingga ke perbatasan Korea - Tiongkok. Pada tanggal 25 November 1950, secara tanpa deklarasi, Komunis Tiongkok mengerahkan 500,000 hingga 750,000 tentara sukarelanya (PVA) dan ribuan lagi tentara Tiongkok (PLA) ke Korea, menyerang balik dan menghancurkan pasukan Republik Korea, AS dan PBB sehingga memaksa koalisi tsb menarik diri ke selatan.

Pada tanggal 27 November, dekat Waduk Chosin Korea Utara (yang menjadi tema di dalam film di atas), Tiongkok menyerang Divisi Marinir Pertama dan Divisi Infantri Ketujuh Angkatan Darat AS. Perang yang terjadi merupakan satu dari sejumlah perang besar di dalam sejarah. Selama 2 minggu kemudian, Marinir AS bergerak menuju Hungnam dan selanjutnya dievakuasi melalui laut. AS dan pasukan PBB akhirnya hanya bertahan di perbatasan Korea utara - selatan.

Tiongkok benar-benar membantu Korea Utara di dalam perang itu. Itu juga berarti perang dilakukan oleh Tiongkok bersama Komunis Korea melawan Repbulik Korea, Amerika Serikat dan PBB. Sejarah yang tidak dapat dibantah, tetapi Kamerad Luo terlalu percaya diri untuk melihat sisi lain dari perang bersejarah tersebut, khususnya Pertempuran Danau Changjin aka Waduk Chosin. emoticon-Big Grin

Luo Changping mungkin ingin mengarahkan kritikannya pada kenyataan perang itu di mana ribuan para sukarelawan perang Tiongkok tewas mengenaskan dan mungkin terlupakan (doomed soldiers) karena sekedar mematuhi perintah atasan tanpa mengerti apa pentingnya perang itu bagi kehidupan orang-orang Tiongkok sendiri. Bukankah lebih baik Korea bersatu saja daripada terpisah-pisah? Sekiranya Komunis Korea tidak dibantu, tentulah Korea sudah bersatu saat ini dan tidak akan ada negara yang gila bom atom sekalipun rakyatnya cacingan dan mati kelaparan. Demikian penulis mencoba mendekonstruksi jalan penalaran Si Luo itu. Kritikannya lebih mengarah kepada justifikasi moral atas tindakan Tiongkok membantu Komunis Korea.

Yeah...Tidak ada ruang untuk berbeda pendapat di negara komunis yang sangat tidak komunis secara ide Karl Max, Kamerad Luo!. emoticon-Big Grin
Diubah oleh gagal.jadi.nabi 20-10-2021 00:41
singkawang7
romanxe
reita96
reita96 dan 2 lainnya memberi reputasi
1
1.6K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita Luar Negeri
Berita Luar NegeriKASKUS Official
79KThread10.8KAnggota
Tampilkan semua post
romanxeAvatar border
romanxe
#6
ga ada gunanya jadi jurnalis di negara otoriter emoticon-Ngakak
gagal.jadi.nabi
reita96
reita96 dan gagal.jadi.nabi memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.