Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

chaydirAvatar border
TS
chaydir
Kupas Tuntas Sejarah Singkat PKI Dari Awal Terbentuknya Sampai Peristiwa G30S
Hallo agan-agan, dalam topik kali ini kami akan mengulas tentang sejarah partai komunis di Indonesia.

Seperti yang kita ketahui komunis merupakan ideologi terlarang di Indonesia. Lantas bagaimana Ideologi ini bisa berkembang di Indonesia pada masa itu ?
Semuanya tidak terlepas dari peran seorang belanda yang bernama Hendricus Josephus Fransiscus Marie Sneevliet. Pada tahun 1914. Pada saat itu sneevliet memiliki misi untuk menanamkan paham komunisme terhadap perjuangan nasional Indonesia.

Cara yang Sneevliet lakukan yaitu dengan menyebarkan pemahamannya tersebut melalui organisasi buruh kereta api di Semarang.
Sneevliet mendirikan organisasi bernama Indische Social Democratische Vereniging (ISDV).

Namun pada sebuah kongres di bulan Mei 1920, nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di Hindia (PKH), yang dimana Semaun menjadi ketuanya, sedangkan Darsono menjadi wakilnya.

Semaun yang juga pada masa itu merupakan petinggi organisasi besar perjuangan kemerdekaan Indonesia yaitu Sarekat Islam juga memasukkan paham komunis didalam Sarekat Islam, sehingga Sarekat Islam pun terpecah menjadi 2.
Hal ini karena adanya tokoh Sarekat Islam lainnya yang tidak setuju dengan gagasan komunisme seperti Agus Salim, Kartosoewirjo, Abdul Muis, Suryopranoto, dan lain sebagainya termasuk H.O.S Cokrominoto.

Tokoh-tokoh yang tidak setuju dengan gagasan komunisme tersebut menjadi Sarekat Islam putih. Sedangkan tokoh-tokoh yang setuju dengan gagasan komunisme, seperti Semaun, Darsono, dan Tan Malaka membentuk Sarekat Islam Merah.

Pada tahun 1924 nama partai Perserikatan Komunis di Hindia (PKH) diubah lagi, kali ini namanya diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) sedangkan Sarekat Islam Merah yang di gerakkan komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat.

PEMBERONTAKAN PKI TERHADAP PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA

Pada bulan November 1926, Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Jawa Barat dan Sumatera Barat untuk membangun republik Komunis.

Namun usaha ini gagal karena adanya perselisihan antara petinggi PKI tersebut seperti Alimin dan Muso dengan Tan Malaka yang tidak setuju terhadap pemberontakan ini.

Sehingga upaya pemberontakan ini pun di hancurkan dengan mudah oleh pemerintah Hindia Belanda.

Menurut sumber dari Wikipedia, Ribuan orang dibunuh dan sekitar 4.500 orang dipenjara, lalu sejumlah 1.308 orang yang umumnya kader-kader PKI diasingkan, dan 823 orang dikirim ke Boven Digul, sebuah kamp tahanan di Papua.

Pada tahun 1927 PKI dinyatakan menjadi organisasi terlarang oleh pemerintah Hindia Belanda. Karena itu, PKI kemudian bergerak di bawah tanah.

PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN

Setelah kekalahan Jepang pada perang Dunia ke 2, PKI muncul kembali dipanggung politik. Namun kemudian pada tanggal 18 September 1948. PKI melakukan pemberontakan di Madiun terhadap pemerintahan Indonesia yang saat itu dipimpin oleh Presiden Soekarno dan wakil presiden Mohammad Hatta.

Tujuan PKI melakukan pemberontakan Madiun diantaranya adalah untuk membentuk negara Republik Indonesia Soviet dengan Musso sebagai presidennya lalu Amir Syarifuddin sebagai Perdana Menterinya, lalu juga tujuan lainnya Mengganti dasar negara Pancasila menjadi ideologi Komunisme, dan juga Mengajak petani dan buruh untuk melakukan pemberontakan.

Pada tanggal 30 September 1948, Madiun berhasil diambil alih oleh TNI dari Divisi Siliwangi. Menurut sumber dari Wikipedia, Ribuan kader PKI terbunuh dan 36.000 lainnya dipenjara. Di antara beberapa pemimpin PKI yang dieksekusi mati diantaranya termasuk Musso. Sedangkan D.N. Aidit dan Lukman pergi ke pengasingan di Republik Rakyat China. Namun sayangnya setelah pemberontakan Madiun, PKI tidak dilarang dan terus berfungsi.

PKI MENDEKATKAN DIRI DENGAN PEMERINTAH ORDE LAMA

Pada tahun 1950, PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah pimpinan D.N Aidit, dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti barat yang dipegang oleh Presiden Soekarno.

Pada pemilu tahun 1955, PKI disukai oleh Soekarno untuk rencana 'Demokrasi Terpimpin' dan merupakan pendukung aktif Soekarno. Pada Pemilu tersebut, PKI menempati posisi ke empat dengan 16% dari keseluruhan suara.

Pada tahun 1960, Soekarno melancarkan slogan Nasakom yang merupakan singkatan dari Nasionalis, Agama, dan Komunis. Dengan demikian peranan PKI sebagai mitra dalam politik Soekarno telah dilembagakan.

Pada tahun 1962, terjadi politik konfrontasi antara pemerintah Soekarno dengan Malaysia, PKI mendukung Soekarno dalam politik konfrontasi tersebut hingga terjadinya Operasi Dwikora.

Salah satu hal yang diusulkan PKI dalam menghadapi Malaysia adalah dengan dibentuknya Angkatan ke-5 yang terdiri dari buruh dan petani, mereka di persenjatai.

Pimpinan PKI beralasan dengan dibentuknya angkatan kelima ini diharapkan dapat mendukung mobilitas massa untuk menuntaskan Operasi Dwikora dalam menghadapi Malaysia. Namun, hal ini membuat TNI AD merasa khawatir takut adanya penyelewengan senjata yang dilakukan oleh PKI.

PEMBUNUHAN MASSAL DAN AKHIR DARI PKI

Soekarno bertindak menyeimbangkan antara PKI, militer, fraksi nasionalis, dan kelompok-kelompok Islam.

Pengaruh pertumbuhan PKI menimbulkan keprihatinan bagi pihak Amerika Serikat dan kekuatan barat anti-komunis lainnya.

Situasi politik dan ekonomi menjadi lebih tidak stabil, Inflasi tahunan mencapai lebih dari 600 persen dan merupakan inflasi terburuk sepanjang sejarah Indonesia.

PKI dirasakan oleh kalangan politik, makin kuat. Sehingga para pesaing PKI mulai khawatir PKI akan memenangkan pemilu berikutnya. Gerakan-gerakan untuk menentang PKI mulai bermunculan, dan dipelopori oleh Angkatan Darat.

Dalam konteks Konfrontasi dengan Malaysia, PKI menyerukan untuk 'mempersenjatai rakyat'. Sebagian besar pihak dari tentara Angkatan Darat melarang hal ini. Sikap Soekarno tetap secara resmi untuk tidak terlalu mengambil sikap atas hal tersebut karena Soekarno cenderung mendukung Konfrontasi dengan Malaysia.

Pada bulan Juli sekitar 2000 anggota PKI mulai menggelar pelatihan militer di dekat pangkalan udara Halim Perdana Kusuma. Terutama dalam konsep 'mempersenjatai rakyat' yang telah memenangkan banyak dukungan di antara kalangan tentara Angkatan Udara dan tentara Angkatan Laut.

Pada malam tanggal 30 September dan 1 Oktober 1965, enam jenderal senior angkatan darat Indonesia dibunuh dan mayat mereka dibuang ke dalam sumur.

Pembunuh para jenderal tersebut keesokan harinya mengumumkan bahwa Dewan Revolusi baru telah merebut kekuasaan, yang menyebut diri mereka "Gerakan 30 September ("G30S").

Dengan banyaknya jenderal senior angkatan darat yang gugur atau hilang, Jenderal Soeharto mengambil alih kepemimpinan tentara dan lalu menumpas PKI.

Spoiler for Sumber:


Kalo agan-agan malas baca dan ingin mendengar dan melihat secara visual ane juga membuat videonya di youtube, silahkan di tonton, pada spoiler di bawah ini :

Spoiler for Video:


Kalo Berkenan Mohon Diberi emoticon-Toastemoticon-Toastemoticon-Toast

Terimakasih atas kunjungannya emoticon-Angkat Beeremoticon-Angkat Beeremoticon-Angkat Beer
Diubah oleh chaydir 12-10-2021 13:14
jakompank
delfaag
starcrazy
starcrazy dan 7 lainnya memberi reputasi
8
1.3K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Sejarah & Xenology
Sejarah & XenologyKASKUS Official
6.5KThread10.5KAnggota
Tampilkan semua post
chaydirAvatar border
TS
chaydir
#1
Timbul pertanyaan, mengapa setelah melakukan pemberontakan Madiun pada tahun 1948, PKI tidak di bubarkan ?
black.robo
black.robo memberi reputasi
1
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.