Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wismanganAvatar border
TS
wismangan
Waduh, Modal Kereta Cepat Jakarta - Bandung Kurang Rp4,3 Triliun


Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah memperkirakan setoran modal konsorsium BUMN Indonesia untuk proyek Kereta Cepat Jakarta – Bandung kurang Rp4,3 triliun.

Juru Bicara Kemenkomarves Jodi Mahardi menjelaskan opsi penyertaan modal negara (PMN) perlu diambil lantaran BUMN yang menjadi sponsor proyek kereta cepat mengalami kesulitan finansial akibat Covid-19.

Baca Juga : KAI Geser WIKA Jadi Pemimpin Konsorsium usai Revisi Perpres Kereta Cepat Diteken
“PMN tidak mengatur mengenai pembiayaan pembengkakan biaya. Cost overrun masih dalam perhitungan dan tengah dinegosiasikan dengan para kontraktor, serta pihak terkait lainnya termasuk China Development Bank [CDB] sebagai kreditur,” ujarnya, Minggu (10/10/2021).

Saat ini, kepemilikan antara BUMN Indonesia (PSBI) dengan China lewat Beijing Yawan masing-masing tetap sebesar 60 persen dan 40 persen.

Kepemilikan masing-masing BUMN Indonesia setelah PMN sedang dilakukan perhitungan finalnya, yang akan merefleksikan komposisi kepemilikan saham masing2 BUMN di PSBI.

Dengan adanya pembiayaan melalui APBN ini, Jodi juga menegaskan target operasi Proyek Strategis Nasional (PSN) INI masih sesuai jadwal yaitu pada akhir 2022 atau awal 2023.

Adapun Presiden Joko Widodo telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) No.93/2021, yang merupakan perubahan atas Perpres No.107/2015, tentang Percepatan Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Kereta Cepat Jakarta Bandung. Dalam beleid tersebut merevisi sejumlah ketentuan khususnya bahwa pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat melalui APBN, dari sebelumnya yang tidak memperbolehkan penggunaan APBN.

Dalam aturan lama, dilihat dari sisi pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, pemerintah hanya boleh bersumber dari penerbitan obligasi oleh konsorsium BUMN atau perusahaan patungan. Opsi lainnya dari pinjaman konsorsium BUMN atau perusahaan patungan dari lembaga keuangan, termasuk lembaga keuangan luar negeri atau multilateral, dan pendanaan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bunyi Pasal 4 Perpres 107 Tahun 2015 ayat 2 adalah “Pelaksanaan penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tidak menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta tidak mendapatkan jaminan Pemerintah."

https://m.bisnis.com/ekonomi-bisnis/...g-rp43-triliun

Tenang Duitnya ada
buncitbubar
screamo37
pakisal212
pakisal212 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
2.8K
85
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Tampilkan semua post
laziale.idAvatar border
laziale.id
#4
*Jebakan utang China

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini, hanya selangkah lagi masuk dalam skenario 'Jebakan Utang China'

1. Anggaran proyek ini bengkak kemana2. Bilangnya hanya 6 milyar dollar, 86 trilyun rupiah, eh melar jadi 8 milyar dollar, 114 trilyun rupiah. Ehem, awalnya 6 milyar itu sendiri juga sdh bengkak dari angka awal2 sekali.

2. Dari 6 milyar dollar rencana awal tsb, 75% dari utang ke China. Alias 4 milyar sendiri. Setara 60 trilyun rupiah. Anggap saja, utangnya tdk ikut membengkak. Bungkus total utang nanti 60 trilyun.

3. Jika bunga utang ini 2-3% (misal), maka setahun bayar bunga 1-2 trilyun sendiri, belum pokoknya.

4. Jika proyek ini jadi, lantas biaya operasional dan biaya2 lain sendiri habis 1 trilyun per tahun, maka total dana yg dibutuhkan agar kereta ini terus beroperasi adalah 2-3 trilyun.

5. Berapa harga tiket yg dijual utk nutup? 1 juta rupiah? Ngimpi! Travel hanya 125.000, kereta reguler juga segitu, kamu mau jual 1 juta? Ada yg minat gitu? Bahkan sebelum pandemi penerbangan Bandung-Jakarta pakai wings air atau citilink hanya Rp 300.000.

6. Baiklah, anggap saja tetap dgn 1 juta per penumpang, berapa target penumpang biar nutup biaya2 tadi? 2-3 juta penumpang per tahun. Wow! Itu berarti 8.000 per hari.

7. Silahkan tanya ke PT KAI, berapa sih penumpang kereta Jakarta-Bandung saat puncak2nya sebelum pandemi? Hanya 1,2 juta per tahun. Bukan main, dari mana selisih 1-2 juta lainnya? Penumpang gaib ini akan ambil dari mana?

8. Maka, akhirnya, apa yang terjadi? Pemerintah akan mensubsidi habis2an tiket kereta ini nanti. Biar murah, biar banyak yg mau naik. Kayak MRT Jakarta, itu subsidi setahun bisa hampir 1 trilyun.

9. Menyusul, travel Jakarta-Bandung hapus total. Kereta reguler hapus total. Bila perlu, semua orang ke Jakarta-Bandung tdk boleh naik mobil. Semua harus naik kereta cepat. Lebay? Lihatlah saat bandara kertajati jadi, mereka tutup itu bandara Bandung. Penduduk Bandung yg hanya butuh 20-30 menit ke bandara, dihajar oleh kebijakan mereka, disuruh ke kertajati, 2-3 jam. Biar sukses itu bandara baru. Dan tetap saja nyungsep (bahkan sebelum pandemi). Pembangunan infrastruktur malah nyusahin jutaan penduduk Bandung yg mau terbang. Bahkan saat tol langsung jadi, itu bandara kertajati tetap 60 km lebih. 1 jam lebih dari pusat kota Bandung.

10. Kerata cepat Jakarta-Bandung sih konon memang 46 menit katanya sampai. Tapi stasiun Tegalluar ke pusat kota Bandung? Bisa 50-70 menit. Coba kamu cek deh di google maps. Itu stasiun bukan kayak stasiun Bandung yg persis di jantung kota. Ayo cek!

Pada akhirnya, siapa yang akan bayar utang 60 trilyun tadi? Celotehnya selalu bilang ini proyek swasta, dll. Dulu berbusa bilang B2B, yakin, pasti, tdk pakai uang negara. Lihat sekarang, resmi sudah APBN bisa dipakai utk proyek ini. Maka semua skenario tadi serta merta jadi mungkin semua.

Rakyat-lah yg akhirnya harus menanggung semua utang2 tsb. Inilah contoh proyek dgn perencanaan buruk. Semua main hajar saja. Bahkan saat pembahasan konsesi masih ditahan oleh Menhub era Jonan, semua dihajar sj! Harus jadi. Lobi2 tingkat tinggi.

Yes! Dengan segala kengototan kamu, proyek ini tetap akan jadi.

Saat proyek ini akhirnya jadi. Lihatlah, Kawan. Siapa yang akan bayar utang meroket tsb? Siapa yang akan menanggung beban operasional kereta ini? Berharap dari penumpang? Ayolah, kamu itu bisa ngitung tdk. Panggil ahli2 FS di dunia. Masuk akal tidak?

Begitulah, memang masih ada yg namanya APBN. Ambil dari sana saja! Subsidi! Rakyat yg akan membayarnya. Termasuk rakyat Papua, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, yg sama sekali tdk ada urusannya dgn kereta ini, mereka semua ikut bayar.

*Tere Liye, penulis novel 'Negeri Para Bedebah'
steinberger
pilotugal2an541
gagal.jadi.nabi
gagal.jadi.nabi dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.