Kaskus

Story

papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
REUNI
REUNI


Prolog




Quote:


Daftar isi :


Quote:




Tamat




*
Diubah oleh papahmuda099 17-10-2021 22:28
bebyzhaAvatar border
ferist123Avatar border
slametgudelAvatar border
slametgudel dan 75 lainnya memberi reputasi
70
51.1K
889
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread52.1KAnggota
Tampilkan semua post
papahmuda099Avatar border
TS
papahmuda099
#265
Ujung Goa





kaskus-image

Aku masih duduk bersandar di dinding goa yang semakin kedalam, tampaknya semakin melebar.

"Gila, sebenarnya seberapa panjang sih gua ini? Kayaknya udah seharian aku jalan, masih gak sampai-sampai juga. Apa jangan-jangan, siluman muka bebek itu berbohong?" Aku bertanya-tanya dalam hati.

Jujur, kalau bukan karena sudah terlanjur masuk, dan tahu kalau bakalan seperti ini, aku mungkin lebih baik menyerah saja untuk mencari keberadaan Sukma Yusuf. Toh semua ini juga terjadi memang karena kesalahannya sendiri. Kenapa juga aku harus ikut-ikutan bersusah payah.

Ya, semakin aku berjalan menyusuri kedalaman gua ini, semakin sering kata-kata itu muncul di dalam pikiranku.

Tapi aku selalu berusaha untuk berpikiran positif. Meskipun sulit.

"Akh...capekkkk....," Keluhku tertahan sambil meluruskan kakiku. Kalau dipikir-pikir, agak aneh juga. Aku inikan dalam bentuk roh, atau Sukma, tapi kok bisa capek kayak gini. Tapi memang aku tidak mengeluarkan keringat sama sekali sekarang.

Aku duduk sendirian, karena ketiga sosok kembaranku sudah aku hilangkan sebagai bentuk penghematan energi. Dan rencananya hanya akan aku keluarkan, di saat aku sedang terjepit.

Aku melihat ke depan, ke arah jalan yang nantinya harus aku lalui bila aku kembali berjalan lagi. Tidak terlihat apa-apa di sana, karena keadaannya yang agak gelap. Sesekali aku menoleh ke ke jalan yang telah kulalui tadi. Takut kalau-kalau ada sesuatu atau sesosok siluman yang mengejar ku.

Sunyi. Tidak ada suara apapun yang kudengar. Hening sekali. Hanya suara desah nafasku yang terdengar disini. Tapi, itu malah membuatku merasa horor.

Aku memejamkan mataku untuk beristirahat sejenak. Tapi, perasaanku mengatakan bahwa aku harus cepat-cepat pergi dari sini. Dan karena aku berada di tempat yang memang memiliki 1000 keanehan, aku akhirnya memilih untuk segera berdiri dan beranjak pergi, melanjutkan pencarian ku menemukan keberadaan Yusuf.

Benar saja, baru saja aku berjalan beberapa langkah. Tiba-tiba saja aku merasa ada yang sedang berdiri memperhatikanku dari arah belakang. Dan, tubuhku juga tiba-tiba bergerak dengan sendirinya.

Aku berhenti berjalan, lalu menoleh ke belakang.

"Setan!" Teriakku.
kaskus-image

Disana, tepat dimana tempat aku duduk beristirahat, sudah berdiri sesosok tubuh tinggi dengan tubuh yang sepenuhnya berwarna hitam.

Bukan, itu bukan genderuwo!

Aku masih ingat, kalau sosok genderuwo itu memiliki bulu-bulu hitam yang kasar dan tebal. Juga mata yang merah menyala.

Tapi, makhluk yang sedang berdiri menatapku adalah sosok dengan tubuh yang memang hitam legam! Matanya yang besar berwarna kuning berkilat menatapku dengan pandangan mata buas. Seolah-olah makhluk itu sedang bersiap-siap untuk memangsa ku.

Gemetar aku saat menatap sosoknya. Ini sudah pasti bukan sembarang makhluk. Bisa jadi, sosok ini adalah penjaga wilayah ini.

"Aku harus segera bergerak," kataku dalam hati.

Namun, ternyata tubuhku tidak terkoneksi dengan baik. Otakku sudah menyuruh, tapi tubuhku tidak meresponnya. Aku hanya bisa berdiri diam, mematung, sambil melihat sosok hitam itu yang mulai bergerak perlahan mendekatiku.

Semakin dekat sosok hitam itu denganku, semakin gemetaran tubuhku. Bahkan aku ingin segera pingsan saja sekarang. Sama seperti aku bertemu dengan siluman bebek tadi. Tapi sayang, keinginanku untuk segera pingsan tak juga terlaksana.

"Okelah, kalau gak bisa pingsan. Merem juga gak papa," kembali kataku pada diriku sendiri.

Dan lagi-lagi keinginan simpelku juga tak bisa kulakukan. Boro-boro mau merem, kedip aja gak bisa. Bahkan, rasanya mataku ini malah semakin melotot melihat ke arah sosok hitam tersebut.

Disaat yang genting seperti ini, dari kantong baju, dimana bapak meletakkan dua benda titipannya itu, aku tiba-tiba saja mendengar seperti ada sesuatu yang berputar. Awalnya geli, karena aku merasa ada bulu-bulu halus disana yang sedang bergerak. Tapi lama-lama, benda itu berputar makin cepat dengan cepatnya.

"Zzziiinngggg....,"

"Werrrr.....,"

Tiba-tiba, suara berdesing itu disertai dengan sebuah benda yang tau-tau melesat dengan cepat dari kantor bajuku.

Aku kaget, bahkan aku sampai jatuh terduduk saking kagetnya.

"Zzziiinngggg..... werrrr...,"

Benda yang keluar dari saku bajuku itu tampak berputar-putar mengelilingi tubuh tinggi dari sosok hitam itu.

Dan, benda yang sedang berputar-putar itu ternyata menarik perhatian dari sosok tersebut. Itu terbukti dari mulai menjauhnya sosok itu dari ku, karena ia berjalan menuju arah terbang benda berputar itu yang menjauh dari tempatku.

"Hah...hah...hah...," Aku langsung terengah-engah saat makhluk itu mulai menjauh. Rasanya, oksigen tiba-tiba saja habis saat makhluk hitam tadi mendekat.

"Aku harus cepat pergi dari sini," kataku sambil berusaha untuk berdiri.

Meskipun agak susah, aku akhirnya bisa berdiri dan mulai bergerak meninggalkan tempat itu. Perlahan-lahan aku berjalan dengan berpegangan pada dinding goa. Tapi semakin lama aku aku akhirnya bisa berlari seperti biasa.

"Sial, makhluk apa lagi itu tadi. Kayaknya, semakin aku masuk ke dalam gua ini, semakin tinggi juga tingkat kesulitannya. Sungguh aneh, padahal kan aku sudah dapat izin dari penguasa tempat ini. Tapi masih saja ada gangguan,"

"Tentu saja, karena Ratu Mandalawangi saja tak berani untuk masuk kedalam gua ini, hihihi...," Sebuah suara halus tapi mengerikan tiba-tiba saja menjawab perkataanku.

Aku kaget.

Dan sialnya, aku kembali menoleh ke belakang sambil berlari. Tepatnya kearah belakang bagian atasku.

kaskus-image

"Setaaaannn lagiiii!" Teriakku sambil berusaha mempercepat lariku.

"Hihihi...,"

Sosok yang ada dibelakangku itu tertawa cekikikan. Ia, sambil terbang terus mengikutiku.

Meskipun hanya sekilas, tapi aku bisa melihat dengan jelas sosok yang sedang terbang itu.

Bentuknya seperti kuntilanak. Tapi, kepalanya ada dua, dan bajunya sangat lebar. Saking lebarnya, baju berwarna putih kusam itu sampai menutupi dinding gua bagian atas.

"Hihihi....,"

Kuntilanak berkepala dua itu terus menerus tertawa cekikikan melihatku yang sedang berlari pontang-panting dibawahnya.

"Kamu tak akan bisa kemana-mana anak manusia. Kamu akan terjebak didalam gua ini selama-lamanya, hihihi...,"

"Bodo amaaaaaatttt!" Teriakku membalas ucapannya sambil terus berlari.

"Hihihi...," Ia hanya tertawa mendengar sumpah serapahku. Sepertinya, aku ini menjadi sebuah hiburan yang sangat lucu dimatanya.

Sebuah cahaya yang agak menyilaukan mata terlihat didepan sana.
kaskus-image

"Apakah itu ujung dari gua ini?" Tanyaku dalam hati.

Melihat cahaya itu, membuatku semakin bersemangat. Seperti ada tenaga tambahan yang membuatku bisa berlari dengan lebih cepat emoticon-I Love Indonesia

Dan ternyata dugaanku benar. Samar-samar, disana terlihat suasana alam dengan pohon-pohon yang tumbuh dengan subur.

Aku mulai bisa tersenyum. Sebuah senyuman yang menurutku sudah lama tak muncul diwajahku.

Tapi...

"Syut...,"

Disaat hanya beberapa apa langkah lagi aku bisa berhasil keluar dari gua ini. Kuntilanak berkepala dua itu tiba-tiba saja terbang lebih cepat dan hup, mendarat tepat di depanku. Bajunya yang sangat lebar menutup ujung dari gua ini. Membuat cahaya yang tadi aku lihat lenyap.

"Hihihi..., Mau kemana kamu cah bagus? Disini saja ya, temani aku...ya?" Ucapnya dengan tertawa cekikikan.

Aku bingung untuk memilih, kepala mana yang tadi berbicara. Karena, kedua-duanya hanya membuka mulut tanpa ada gerakan yang terlihat dari mulutnya.

"P...Pe...pergi!" Bentakku.

Terlihat ada raut wajah kaget dari salah satu wajah kuntilanak itu. Namun, kembali hanya terdengar suara cekikikan saja yang terdengar dari kedua kepala itu. Tentu dengan mulut yang hanya terbuka saja.

Aku yang sedang bingung, ingat dengan keris kecil milik bapak yang ada dikantungku.

Dengan gerakan yang sedikit susah, karena gugup, aku akhirnya bisa mengambil keris itu dan langsung mencabutnya dari warangkanya.

Sinar kuning yang tiba-tiba saja muncul membuat kuntilanak itu seperti kesilauan. Dengan gerakan cepat, ia menutup kedua kepalanya dengan masing-masing satu tangannya.

Dan, hal ini tak kusia-siakan.

Aku langsung berlari dengan kencang menerobos kesatu sisi dinding gua.

"Slup,"

Aku berhasil melewatinya. Dan, akupun akhirnya tiba dengan selamat diujung gua aneh ini.

Saat aku berbalik badan guna berniat melihat keberadaan dari kuntilanak berkepala dua itu, ternyata ia sudah tak ada disana.

"Hilang," desahku.

Disaat itulah, aku seperti ingat dengan semua rasa lelahku. Maka, tanpa berpikir lama, aku segera merebahkan tubuhku. Dan, akupun tiduran di rerumputan yang tumbuh didepan mulut gua.

"Selamat, kamu telah berhasil melalui gua itu,"

Aku tersentak kaget mendengar suara yang kukenal itu.

Akupun dengan cepat bangkit dari posisi tiduranku. Dan dengan dalam posisi setengah duduk, aku menoleh ke arah sumber suara.

"Lho...,"





***
Diubah oleh papahmuda099 10-10-2021 20:27
sulkhan1981
69banditos
key.99
key.99 dan 24 lainnya memberi reputasi
25
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.