Teruntuk generasi milenial dan juga gen z. Yang mungkin sekarang sedang memasuki masa-masa paling gila dalam hidup atau setidaknya pernah mengalaminya. Masa dimana setelah lulus dari SMA / SMK, masa dimana dihadapkan pilihan yang harus diambil layaknya orang dewasa dan dipikirkan masak-masak. Masa dimana peralihan dari remaja yang gila perhatian menjadi orang yang memiliki tanggung jawab akan dirinya maupun orang lain.

Pencari kerja, pejuang SBMPTN, pengangguran, Pengambil gap year, sebut semua yang kalian tahu. Dan itu semua tidak ada satu pilihan pasti yang menentukan bagaimana hidup ke depannya. Ada yang kuliah putus jadi pengusaha sukses, Ada yang jadi karyawan sambil kerja kemudian jadi direktur. Who knows, setiap jalan yang dipilih hanya keyakinan yang membuat kita menjalaninya. 

Jalan yang dipilih oleh sebagian orang adalah bekerja, selepas lulus SMA/SMK langsung sebar CV dan lamaran kemanapun mereka bisa. Berharap dapat panggilan dan segera bekerja. Seandainya mereka tau kehidupan adalah kehidupan yang paling bahagia yang pernah ada. Banyak yang berharap dapat rehat sejenak dari kegilaan pekerjaan yang tak kunjung habisnya.



Hari-hari jadi karyawan, atau buruh lebih tepatnya. Selama masih bekerja dengan orang setinggi apapun pangkatnya yang membedakar hanya buruh berkemeja atau buruh berdasi atau buruh biasa, dan ingat titlenya tetap buruh. Bukan bermaksud merendahkan atau mendiskreditkan posisi karyawan, namun bukankah kita butuh untuk mentertawai diri sendiri kadangkali. Kerja dari nine to five , 5 atau 6 hari tidak masalah. Semua kami kerjakan, dari pekerjaan remeh sampai yang rumit sekalipun. Namun jika ada yang salah siap-siap kena semprot dari atasan.




Akhir bulan atau awal bulan, waktunya rekening siap diisi kembali. Mulai menjelajahi online shop dan mengosongkan keranjang. Mencari barang yang perlu sampai yang tidak penting sekalipun. Ketika uang ditangan kita merasa seperti menggenggam dunia, tak terasa bahkan di pertengahan bulan uang sudah raib entah kemana. Ada yang untuk bayar kuliah, beli jajan, beli bensin, date bareng pacar, beli voucher game, pulsa, banyak macamnya. Dengan gaji hanya UMR bagaimana bisa kita menabung dibalik semua yang dibeli. Bahkan gaji sebulan terkadang minus dengan penggunaannya, namun ajaibnya kita masih survive untuk bulan-bulan berikutnya.



Dompet kosong, mulai berpikir mana yang bisa dibeli dan tidak dibeli. Tiba-tiba jadi pintar hitung-hitung an. Pikiran melayang kemana-mana memikirkan kebutuhan yang belum tercukupi atau gengsi yang belum terpenuhi. Cari pinjamanlah atau utang salah satu jawabannya. Menunggu akhir bulan yang lamanya minta ampun. Dan setelah gajian Siklus diatas terulang kembali sampai datang suatu jawaban yang entah dari mana datangnya tanpa diminta dan diterka sebelumnya merubah nasib yang serba pas-pasan menjadi lumayan baik setelanya. Jawaban ini yang masih dicari oleh saya dan ratusan ribu orang lainnya.

Inilah siklus manusia yang dialami memasuki usia 17++ . Suka atau tidak beginilah kehidupan kita secara garis besar. TInggal ditambahi bumbu-bumbu setiap harinya dengan mana yang ingin kita cari . Hidup dalam titik ini bukan hanya mencari sesuatu lagi namun hanya demi menjalani kehidupan sendiri dan terus bertahan hidup.










Sumber : Keresahan dan Pengalaman pribadi
Gambar : Google Images, Pixabay, Pexels serta editan sendiri
Stress, Kerja, Uang, Habis