• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru

meowilaAvatar border
TS
meowila
Rindu Orde Baru? Tidak, Rindu Sosoknya Yang Hilang Di Masa Orde Baru
Halo agan sista dimanapun kalian berada, tetap patuhi protokol kesehatan dan jangan lupa pakai masker..

Kali ini ane mau ajak agan sista bahas tentang polemik “Rindu Orde Baru”

    Ditengah ekonomi yang semakin susah karena pandemi tak kunjung usai, ada beberapa pihak yang merasa lebih makmur hidup dijaman presiden yang ono, dari pada yang ini, alasanya karena dijaman yang ono terciptanya keamanan dimasyarakat dan ekonomi tidak terlalu susah seperti sekarang, harga kebutuhan serba murah, sehingga rakyat merasa makmur..




Mari kita tinjau dari sisi kemanusiaan, apakah betul memang seperti yang dikatakan beberapa pihak yang merasa lebih makmur dimasa yang ono, atau malah sebaliknya??

Spoiler for Orde Baru:

Dan deretan-deretan kasus lainya. Referensi

Dari beberapa kasus yang telah terjadi dimasa orde baru, ane mau bahas sosok yang menjadi saksi nyata layak tidaknya orde baru dirindukan, dia adalah Wiji Thukul.


- - - BIOGRAFI - - -



   
    Wiji Thukul bernama asli wiji widodo. Lahir tahun 1963 di Sorogenen, Solo, Jawa Tengah. Lahir dikalangan kaum buruh, Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai tukang becak. Wiji Thukul mulai menulis puisi sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD) dan mulai tertarik dengan teater saat duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), tidak melanjutkan sekolahnya karena mengalah, agar biaya sekolahnya diperuntukkan untuk pendidikan adik-adiknya. Melalui teman sekolahnya pada Tahun 1981 Wiji Thukul yang saat itu merupakan remaja penakut dan tidak percaya dirimemutuskan untuk bergabung dengan Teater Jagalan Tengah (Jagat). Bersama teater inilah Wiji Thukul berbekal kegemaran membaca dan menulis kemudian mengembangkan bakatnya, ia mulai sering mengamen puisi hasil karyanya dengan berbagai iringan musik seperti rebana, gong, seruling, kentongan, gitar dan lain sebagainya, keluar masuk dari kampung ke kampung tidak hanya di wilayah Solo, akan tetapi Yogyakarta, Klaten, sampai Surabaya. Referensi

    Kondisi sosial lingkungan yang tertindasmelahirkan beberapa karya-karya Wiji Thukul yang bernada emosional kompleks. Bercampur antara kebahagiaan dan kegetiran, rasa haru dan protes kuat sebagai bentuk perlawanan rakyat kecil. Dibumbui pemberontakan dan keberanian.
 


    Pada masa Orde Baru segala kritik dan pembangkangan dihadapi dengan keras. rakyat tidak bebasuntuk mengeluarkan pendapatnya. Wiji Thukul merupakan Aktivis dan penyair yang terkenal cadel di masa Rezim Orde Baru, dengan perawakanya yang kurus kerempeng tidak menciutkan nyalinya untuk menyuarakan puisi-puisi perlawananya diberbagai tempat secara lantang dan menentang kekejaman penguasa, Ia seperti tak takut akan ancaman kematian.


- - - KARYA - - -

    Dengan membuat karya puisi, Wiji Thukul menggunakanya untuk menyuarakan aspirasi-aspirasinya kepada pemerintah. Ada 3 sajak dari sekian banyaknya karya-karya Wiji Thukul yang dijadikan sebagai sajak wajib saat melakukan aksi demonstrasi:



    1. Dalam karya puisinya yang berjudul “Peringatan”, Wiji Thukul mencoba menjelaskan bahwa banyak hal-hal yang terjadi pada pihak pemerintahan yang merupakan sebuah ruang gelap bagi Negeri. Saat rakyat acuh dan tidak mendengar pemerintah, dan ketika kebenaran tidak bisa diperoleh dimanapun. Kemelut itu akan membawa Indonesia dalam keterpecah belahan, cerai-berai, dan tak memiliki tujuan bernegara lagi. Wiji Thukul dengan sangat berani menentang kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah pada masa orde baru dan ia tidak tanggung-tanggung untuk mengajak masyarakat khususnya para buruh untuk melakukan aksi agar mendapat hak asasi manusia. Referensi Jurnal




    2. Dalam karya puisinya yang berjudul “Sajak Suara”Wiji Thukul mencoba menjelaskan bahwa Upaya-upaya yang dilakukan penguasa untuk membuat rakyat bungkam tidak akan mampu menghentikan keraguan rakyat terhadap pemerintah. Suara  tidak bisa dihentikan karena suara adalah unsur demokrasi untuk mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya, paksaan hanya akan menimbulkan perlawanan. Suara yang disampaikan bukan untuk mengambil paksa kekuasaan Penguasa, tapi untuk berdamai mewujudkan demokrasi. Suara akan menjadi kekuatan yang dahsyat, menuntut Penguasa untuk merubah kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat, jika penguasa tetap bertahan dengan menjadikan kekerasan berupa ancaman dan ketakutan sebagai senjata, maka suara-suara itu akan bergema, memburu layaknya kutukan. Referensi Jurnal





    3. Dalam karya puisinya yang berjudul “Bunga dan Tembok”Wiji Thukul menggambarkan kata “bunga” yang digunakan untuk menyatakan kelompok rakyat kecil, dan kata “tembok” digunakan sebagai simbol penguasa. Dengan kekuasaan yang dimiliki, Pemerintah semena-mena dalam rangka melaksanakan Program Pembangunan dengan cara  menggusur rumah-rumah penduduk untuk dijadikan pembangunan gedung-gedung, lahan Industri, pembebasan tanah dan pelebaran jalan, tanpa memikirkan nasib rakyat kecil. Referensi Jurnal

       
Wiji Thukul di dalam karya-karyanya hanya ingin menyampaikan apa yang dia rasakan menjadi warga negara, Ia hanya ingin rakyat bersama pemerintah bersatuuntuk memperbaiki negeri ini, bukan malah saling tuduh ataupun saling mengkhianati satu sama lain, Ia menginginkan adanya keselarasan antara pemerintah dengan rakyatnya.


- - - PERGERAKAN - - -

    Terjun dalam beberapa aksi demonstrasi dengan menyuarakan penderitaan rakyat yang diperlakukan semena-mena oleh pemerintah, dikatakannya sebagai "panggilan hidupnya". Beberapa aksi yang dilakukan Wiji Thukul: Referensi Jurnal





    Tahun 1992, Wiji Thukul ikut serta dalam aksi memprotes pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh pabrik tekstil PT. Sari Warna Asli Solo

    Tahun 1994, terjadi aksi petani di Ngawi, Jawa Timur. Wiji Thukul yang memimpin aksi massa dan melakukan orasi, Ia kemudian ditangkap dan dipukuli oleh aparat.

    Tahun 1995, Wiji Thukul memimpin aksi demonstrasi secara garang dan berhasil membakar semangat lebih dari 15 ribu buruh pabrik garment PT. Sri Rejeki Isman (Sritex) Desa Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah. Ia menggerakkan para demonstran supaya mogok kerja dari pagi. Namun aparat keamanan dengan cepat bergerak, Wiji Thukul tertangkap dan dihajar bertubi-tubi oleh aparat, membuat mata kananya cedera karena dipopor senjata oleh Aparat, sehingga terancam buta.

Akan tetapi pada akhir juli terjadi penyerangan di kantor pusat PDI (Partai Demokrasi Indonesia), tepatnya 27 Juli 1996yang dikenal sebagai peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli alias (Kudatuli), dimana setelah penyerangan PRD di jadikan kambing hitam dan ditunjuk sebagai dalang penyerangan kantor pusat PDI, Wiji Thukul dan para aktivis PRD diburu dan dijadikan sebagai buronan, sehingga sangat menyulitkan kehidupan para aktivis. Selama pelarian, Wiji Thukul memiliki beberapa nama Samaran yaitu Paulus, Aloysius dan Martinus Martin. Ia juga sering memakai topi supaya tidak mudah dikenali, dan juga memakai jaket guna untuk menyamarkan tubuhnya yang kurus kerempeng. Referensi

    Tahun 1998, Wiji Thukul kembali ke jakarta untuk bergabung dengan para aktivis, buruh, mahasiswa, dan rakyat miskin kota untuk melakukan aksi turun jalan.


- - - HILANG - - -



    Namun setelah kerusuhan Mei 1998, tepatnya pada Juli 1998 Wiji Thukul yang sebelumnya terus berkomunikasi dengan keluarga saat berpindah-pindah dikabarkan hilang dan putus komunikasi. Di Umur ke-34 Tahun Wiji Thukul menjadi salah satu dari 23 aktivis yang dihilangkan secara paksa pada Tahun 1997-1998 menjelang tumbangnya Rezim Orde Baru. Referensi




    Awal mula hilangnya Wiji Thukul tak lepas dari peristiwa 27 Juli 1996yang dikenal sebagai peristiwa Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli alias (Kudatuli). Setelah itu Wiji Thukul sempat meloloskan diri dari kejaran kaum mata-mata juga para serdadu ke pontianak. Setelah dirinya disembunyikan oleh Martin rekannya di Pontianak, lalu ia berpindah-pindah kota mencari tempat persembunyian akibat menjadi target kejaran aparat. Mulai dari Solo, Salatiga, Jakarta, hingga sempat disembunyikan di Serpong, Tangerang. 

    Kabar Wiji Thukul hilang bertepatan dengan peningkatan operasi represif rezim Orde Baru, dalam upaya pembersihan aktivitas politik yang berlawanan dengan Orde Baru, hilangnya Wiji Thukuldiketahui belakangan setelah 12 orang dinyatakan hilang pada maret 1998 menjelang runtuhnya Rezim Orde Baru. Pada tahun 2000, keluarga kemudian melaporkan nama orang yang diduga telah dihilangkan secara paksa kepada Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). Referensi

    Meskipun Wiji Thukul bersama para aktivis dan para mahasiswa lainya berhasil menarik mundur dan menjatuhkan Pemerintahan Orde Baru, akan tetapi sosoknya sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti, apakah Wiji Thukul masih hidup atau sudah tiada, sangat menyedihkan bukan tidak bisa merasakan keberhasilan dari perjuanganya hingga menjadi era Reformasi. Sosoknya mungkin sudah tidak lagi bisa kita temui, namun semangat perlawanannya masih terus hidup di negeri ini.

    Wiji Thukuladalah saksi kejadian sejarah di masa Orde Baru. Puisi-puisinya merupakan warisan sejarah yang merupakan kebenaran dan lahir dari masalah sosial. Kudatuli menjadi satu dari segudang kasus kejahatan kemanusiaan masa lalu yang terus membayangi Negara ini. Jika kekuasaan terus menutup mata dan mengulur waktu untuk membayar lunas hutang pemerintah atas kemanusiaan. Itu hanya akan menjadi bom waktu yang berdampak pada siklus kebal hukum. Lambat laun masyarakat akan belajar dari lingkaran kekerasan yang tak pernah diakhiri oleh negaranya sendiri. Para korban hanya akan kembali menjadi korban berulang kali, diberi janji, disuguhi harapan dan kemudian dibiarkan mati pelan-pelan.


- - - SIAPA RINDU ORDE BARU - - -



"Apa yang dirindukan?, korupsinya?, kolusinya?, nepotismenya?,"ujar Hasto Kristiyanto dalam konsolidasi dengan kader di Bandung Barat. Kristiyanto mempertanyakan adanya kerinduan pada Orde Baru. Padahal era itu dinilainya menyuburkan korupsi, kolusi dan nepotisme.
Referensi

Menurut ane kalo merindukan orde baru boleh saja, tapi itu sama saja seperti kita berjalan mundur. Pendahulu kita sudah susah payah loh membangun demokrasihingga seperti saat ini. Meskipun memang faktanya ekonomi kita belum mapan sepenuhnya, tapi setidaknya kita bisa merasakan kenikmatan kebebasan. Kita bebas bersuara, berpendapat maupun mengkritik pemerintah, yang tidak bisa di dapatkan pada masa orde baru dulu.

Terimakasih sudah baca sampai selesai, Jadi menurut agan sista apa nih yang patut dirindukan dari orde baru?Share pendapat kamu yaa..
Diubah oleh meowila 30-09-2021 08:02
bararadeyeuh
TakemyHorse
extreme78
extreme78 dan 10 lainnya memberi reputasi
9
4.2K
54
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Tampilkan semua post
kucingnyapakrtAvatar border
kucingnyapakrt
#2
presiden terbaik versi bocah tiktok ni bre..
meowila
TakemyHorse
TakemyHorse dan meowila memberi reputasi
2
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.