- Beranda
- Stories from the Heart
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
...
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.
Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya
Quote:
Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati

Oh iya jangan lupa
Quote:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 11:14
mangawal871948 dan 206 lainnya memberi reputasi
195
231.1K
2.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
afryan015
#551
Bapak Terkena Serangan
“sebenarnya bapak mu , beberpa hari yang lalu tepatnya di malam hari, dia ……” ucap Shinta seolah enggan memberitahuku
“apa? Apa yang bapak lakukan, atau dia pergi berhadapan dengan Bajra seorang diri?” tanyaku mendesak pada Shinta.
Shinta diam tak bersuara, setelah beberapa saat dia baru mengatakan kalau bapak ku hanya mencoba untuk bernegosiasi dengan si Bajra ini, niat baik bapak ternyata tidak ditanggapi, bapak sama sekali tidak membawa teman atau pasukan putih saat berhadapan pada malam itu, dia benar benar sendiri, hanya saja saat bapak akan pergi dengan cara Rogoh Sukmo, hal itu dilihat oleh Shinta, dan bapak berkata kalau Shinta tidak boleh ikut campur, karena ini adalah permasalahannya di masa lalu.
Emosiku menggebu, kenapa bapak tidak mau melibatkan aku, setidaknya kalaupun tidak mau melibatkan aku, ajaklah Mbah Margono saat bertemu dengan Bajra, jangan berangkat sendiri, setelah itu Shinta melanjutkan ceritanya apayang di alami bapak selanjutnya.
Shinta secara diam diam mengikuti bapak dalam wujud astral pergi dan mencari keberadaan Bajra, namun saat dalam pencarian mencari Bajra bapak di hadang oleh seorang lelaki yang mungkin umurnya tidak jauh beda dengan bapak, hanya lelaki itu lebih muda sedikit dibanding bapak.
Shinta mencoba menjaga jarak saat bapak bertemu dengan lelaki itu, sesuai yang dikatakan bapak, kalau dirinya tidak boleh ikut campur dalam masalah ini, lelaki itu ternyata mengajak berdialog bapak.
Menurut Shinta lelaki itu adalah dukun lain yang disewa oleh pesaing Ayah Anggi yang saat itu membuat jiwa Anggi diculik dan disandra, dan karena saat itu berhasil digagalkan oleh bapak maka pesaing dari ayah Anggi tidak menerima hal tersebut, dan menyewa dukun ini untuk mencari tau siapa orang yang berani mencampuri urusan nya, dan dideteksi oleh dukun itu kalau ayah lah yang berhasil mencampuri urusan, dan bagaimana nasib dukun yang dulu disewa, ternyata jiwanya juga di habisi oleh dukun ini sesuai perintah dari pesaing ayah Anggi, padahal jiwanya hanya tersegel di alam itu tidak begitu lama, hanya setelah pesaing ayah Anggi mengetahui dukun yang pertama disewanya gagal dirinya langsung menyewa dukun lain untuk menghabisi dukun yang gagal ini, dan segera mencari tahu dimana keberanaan bapak.
Lelaki yang di temui bapak ini bisa dibilang termasuk dukun yang terkenal hebat dalam ilmu hitam, hal itu dikatakan langsung oleh lelaki itu, sudah bukan hal biasa, seorang dukun ilmu hitam selalu membanggakan dirinya, dan menganggap remeh dukun lain, apalagi seseorang yang dihadapinya adalah seorang yang bersebrangan paham seperti bapak ku.
Shinta yang melihat mereka dari kejauhan terlihat obrolan mereka seperti obrolan serius, beberapa kali bapak mengajaknya untuk berjabat tangan sebagai tanda setuju setelah mengoborol selalu ditolak oleh dukun itu, sepertinya bapak mengajak damai dan menyuruh dukun itu untuk menghentikan aksinya, memang seperti itulah bapak ku, selalu mencoba berdiskusi terlebih dahulu dan lebih memilih jalur damai demi meminimalisir korban, bukan berarti sok, hanya saja bapak tidak ingin melukai sesama manusia, walaupun manusia itu terbilang jahat.
Beberapa saat mengobrol dengan dukun yang tetap kekeh untuk terus melakukan aksinya, dukun itu kemudian mencoba menyerang bapak dengan tenaga dalamnya, yang jelas saat melakukan rogoh sukmo, energi tenaga dalamnya akan nampak, bapak untungnya bisa menghindar dari srangan yang diberikan dukun itu secara mendadak.
Shinta mengetahui serangan itu seolang ingin membantu bapak untuk menerang, namun karena ada perintah untuk tidak ikut campur maka dia enggan untuk maju kedepan, walaupun dalam benak hati Shinta dia sangat geram dengan sosok dukun tersebut.
Beberapa pukulan diarahkan ke arah bagian perut bapak, namun lagi lagi bapak masih dengan mudahnya menghindari seranga dari dukun itu, kalau menurut Shinta pertarungan itu bukan lah pertarunganyang sebenarnnya, karena kalau dilihat mereka berdua hanya saling menguji kekuatan satu dengan yang lainnya, intinya masih dalam masa percobaan mengetahui kekuatan dan kelemahan masing masing atau perkenalan.
Bapak pun hanya bertahan sambil melihat kelemahan dari dukun tersebut, namun semakin lama serangan dukun itu semakin sering dan bertambah kuat, sepertinya dukun itu mulai meningkatkan kekuatannya walau belum serius sama sekali, ingin rasanya Shinta untuk melesat kearah bapak kemudian membantunya.
Singkat cerita mereka berdua terus saling beradu kekuatan, keduanya sama sama imbang dalam ilmu tenaga dalam, hingga pada akhirnya, sepertinya dukun itu terlihat gemas dengan yang mereka lakukan karena hanya menghasilkan keadaan yang seri.
Dan karena gemasnya sidukun, dia kemudian mengeluarkan ajian, yang menurut Shinta itu merupakan tenaga dalam tingkat tinggi, sedangkan bapak sama sekali tidak berkeinginan untuk memakai tenaga dalam tingkat tinggi, dan pada saat bapak menangkis serangan yang diarahkan kepadanya, dukun itu melihat celah menyerang diarea punggung bapak, ajian tenaga dalam tingkat tinggi itu langsung diarahkan kesana, bapak yang tidak menyangka dukun itu menggunakan ajian tingkat tinggi tidak bisa berkutik untuk menangkis atau menghindar, karena dalam posisi itu dia juga dalam posisi menangkin serangan yang lebih awal di lemparkan.
Sadar dengan serangan yang akan berakibat fatal, Shinta melesat kearah bapak dan masa bodoh dengan larangan yang bapak tadi ucapkan, Shinta melesat dengan sangat cepat, langsung mengarah ketangan dukun yang mengeluarkan ajian tenaga dalam itu, tipis rasanya saat itu, pikirnya serangan dukun itu berhasil ditangkis oleh Shinta, namun yang terjadi adalah, dukun itu berhasil mencelakai sedikit bagian punggung bapak tepat diarea yang berdampingan denganposisi ginjal.
Dukun itu terlempar lumayan jauh, bapak yang terkena serangan dibagian punggung mencoba menahan rasa sakit yang dirasakannya, Shinta berdiri didepan bapak sambil terus menatap kearah dukun yang tadi sudah dilemparnya, bapak pun terkejut melihat Shinta yang sudah berdiri didepannya sambil berjaga, bapak melihat kondisi punggungnya dan meraba nya, ekpsresi nyengir diperlihatkan oleh bapak, pertanda kalau serangan tadi benar benar mengenai tubuhnya.
“hahaha, jadi seperti ini permainan kotor mu, awal terlihat seolah tidak ingin menyerang ternyata membawa bala bantuan” ucap dukun itu yang bangkit setelah terlempar
“kamu, kenapa malah datang Shinta” bapak bertanya dengan menahan rasa sakit dibagian punggungnya
“maaf, saya hanya khawatir pada anda, dan kau dukun Sialan, jangan berani berani kau mencelakai tuan ku” ucap Shinta membalas pertanyaan bapak sekaligus memberi peringatan pada dukun itu
“hahaha, kamu pikir hanya kamu saja yang memiliki perewangan, aku pun ada, mari ku tunjukan” dengan sombong dukun itu kemudian memanggil perewangannya.
Setelah itu dari belakah si dukun munculah makhluk besar berwujud srigala, muncul dengan mengeluarkan suara khas srigala saat mengaum, sosok yang tidak asing bagi bapak, sosok yang pernah dilihatnya, tak salah lagi itulah dia, sosok siluman srigala dengan tanduk emas dikepalanya, namun kali ini hanya tersisa dua tanduk emas yang berada dikepalanya, terlihat tanda patahan tanduk diatas kepalanya yang menunjukan bahwa tadinya ada tiga tanduk emas dikepalanya, siapa lagi sosok itu kalau bukan Bajra.
Shinta sama sekali belum pernah melihat sosok Bajra, jadi tingkah slengekan dia masih ditonjolkan, sedang kan bapak yang sudah paham siapa yang menjadi lawannya justru langsung memberi perintah pada Shinta untuk segera membawanya pergi menjauh dari sana, bapak meminta untuk mereka segera pulang, dan mendengar perintah itu, Shinta kemudian menggendong bapak yang ternyata masih merasakan kesakitan dan langsung melesat menjauh dari dukun itu dan sosok bajra.
Bapak begitu terkejut, ternyata dukun yang dihadapinya kali ini, memiliki perjanjiankerja sama dengan Bajra, hal itu menjelaskan bagaimana bisa Bajra menemukan diriku dan bernegosiasi untuk membunuh bapak untuk sebagai gantinya diriku akan selamat.
Saat Shinta dan bapak akan pergi pun, tidak semudah itu, Bajra yang mengetahui bapak dan Shinta berniat kabur, kemudian langsung mengejar dan memberi serangan cakar pada mereka.
Bapak tetap memberi perintah untuk mundur, dan tetap menghindar sebisa mungkin, jangan sampai mereka terkena serangan itu, sambil terus digendong oleh Shinta dan melesat menjauh, bapak menyadari bahwa serangan tadi bukan sekedar serangan tenaga dalam biasa, pasti ada yang terselip diserangan yang berikan dukun itu pada punggung bapak, hingga rasa sakit yang dirasakan tidak kunjung mereda, padahal seharusnya kondisinya akan berangsur membaik, karena bapak juga memiliki ilmu yang diajarkan oleh ayahnya untuk menetraklan serangan tenaga dalam kalau sampai terkena serangan itu.
Dalam upayanya melarikan diri, sosok Bajra terus menyerangnya dari belakang, seolah tetap ingin menghabisi Shinta dan bapak hingga akhirnya sampailah Dirumah dan mereka berhasil masuk, Bajra yang masih terus mengejar dihadang oleh pasukan putih yang berjaga dirmah kamu, dan terdengar suara ledakan yang kemarin terdengar, dan itu adalah suara ditimbulkan oleh Bajra yang ingin membobol pertahanan rumah kami saat mengejar bapak yang kabur saat itu dan bukan hanya serangan santet yang berhasil ditahan, pantas saja, saat aku keluar yang melindungiku adalah nenek Lasmi bukan Shinta.
Ternyata cara bapak merogoh sukmo adalah dengan cara berzdikir, pantas juga saat aku keluar saat itu, bapak terlihat lega karena aku diselamatkan oleh nenek Lasmi, berarti dua suara ledakan itu berasal dari serangan Bajra dan santet yang dikirimkan berbarengan.
Mendengar penjelasan Shinta aku begitu menyesal, kenapa aku tidak bisa peka, kenapa kenapa bapak bisa sepintar itu menyembunyikan rasa sakitnya setelah mendapat serangan seperti itu.
Setelah mendengar penjelasan Shinta, aku tidak bisa marah dengan Shinta, atau siapapun yang berada disana, karena memang perintah bapak seperti itu, tidak ada yang boleh ikut campur, aku paham Shinta dia pasti akan menolong walau dilarang untuk ikut, perasaannya lebih peka dari pada aku, makanya dia berani untuk membuntuti bapak, sengingga bapak masih bisa selamat karena ditolong Shinta, aku harusnya berterimakasih padanya karena bapak masih selamat hingga saat ini.
Aku kemudian melanjutkan mempersiapkan barang yang akan dibawa ke rumahsakit, pakaian ganti dan juga beberapa barang seperti piring sendok pisau untuk nantinya sebagai alat bantu makan yang menjaga bapak di rumah sakit, yang jelas nanti pastinya aku yang akan menunggui bapak disana kalau ibu tidak mungkin karena kondisinya belum fit sama sekali, Via apalagi, dan kakaku Bono jelas tidak mungkin karena dia berada di luar kota.
Setelah selesai mempersiapkan barang yang akan dibawa aku kemudian berangkat dan mengajak Shinta untuk ikut denganku, sedangkan pasukan putih aku sama sekali tidak bisa memerintahkan mereka, jadi mereka tetap berada di rumah, aku membawa Shinta untuk berjaga jaga barangkali nanti akan ada serangan lanjutan di rumah sakit.
Dalam perjalanan ke rumah sakit, aku sempatkan membeli beberpa makan kecil untuk menjadi cemilan, walau tadi Via sudah membeli tapi aku tetap ingin membawakan makanan ringan kesukaan bapak, jadi aku mampir ke mini market di pinggir jalan.
Setelah membeli beberapa makanan kecil, aku lanjutkan pergi kerumahsakit, dengan Shinta, sesanmpainya disana, aku langsung menuju ke ruang rawat inap yang ditempati bapak, dan kebetulan sedang ada dokter yang berkunjung dengan membawa hasil rontgen, menunjukan hasil pemeriksaan ginjal bapak.
Tak disangka, dalam ginjal bapak terdapat puluhan batu yang menutupi saluran pembuangan air sisa bekas pencernaan, atau bisa disebut air kencing, dokter juga cukup heran dengan apa yang dialami oleh ginjal bapak, karena ini menurut dokter pertama kali terjadi di daerah kota tempat tinggalku, dan terjadi secara cepat atau beberapa hari saja, jelas terasa aneh, karena hampir seluruh lubah saluran tertutup batu diginjalnya.
Mengetahui hal itu aku mengatakan pada dokter untuk melakukan apapun sebisa mereka, yang penting bapak bisa sembuh lagi, berapapun biayanya tidak jadi pikiran yang penting bapak sembuh, itu yang aku katakan, dokter pun menyetujuinya,
Namun setelah dokter beranjak pergi, bapak meminta berbicara hanya berdua denganku, dan membisikan …….
itkgid dan 57 lainnya memberi reputasi
56
Tutup