Kaskus

Story

falashafAvatar border
TS
falashaf
Pejuang VBAC
Pejuang VBAC


Part 1

"Mbak, ini sudah bukaan satu ya" ucap Bidan Lukis.


Ya, namanya memang unik. Bidan Lukis. Bidan yang mendampingiku yoga hamil kala itu, dan yang selalu aku curhatin tentang kehamilanku lewat Whatsapp.

Ada satu bidan lain yang selalu menanganiku kontrol juga, Bu Sum.
 

Ketika Bidan Lukis berkata sudah pembukaan satu, aku bertanya-tanya.


"Kan HPL masih akhir bulan?"


Sesaat aku termenung, pasrah. Kalau memang ditakdir untuk melahirkan, aku harus siap.


"Tenang aja, bukaan satu itu bisa dua atau tiga hari lagi. Bisa juga seminggu kemudian. Dibuat latihan jalan cepat aja ya" tambah Bidan Lukis sembari mencairkan suasana.



15 Juli 2020 

Hari ini aku janjian bersama Bidan Lukis untuk yoga hamil dalam rangka ikhtiyar supaya bisa melahirkan normal.

Untungnya, bidan tempatku biasa periksa mendukungku untuk bisa melahirkan normal dan selalu mengafirmasi kalau aku pasti bisa normal.

Memang itulah yang aku inginkan. Dukungan dan semangat. 


***


VBAC kepanjangan dari Vaginal Birth After Cesar atau lebih dikenal dengan melahirkan normal setelah lahiran cesar.

Di kehamilan kedua ini, vbac adalah pilihanku sejak trimester awal. Ada beberapa pertimbangan memang buatku. 

Pertama, karena aku sempat trauma melahirkan cesar. Waktu kehamilan pertama sempat merasakan bukaan ke sepuluh tapi pada akhirnya proses cesar harus dilalui karena beberapa sebab.

Bagaimana susahnya perjuangan dan proses pemulihan pasca cesar yang harus aku alami bahkan trauma itu membuatku mengalami yang namanya Baby Blues Syndrome. 

Kedua, jarak kelahiran dengan anak pertama. Pada vbac, minimal jarak kelahiran dua tahun barulah bisa melahirkan normal, tentunya atas pertimbangan dari orang yang lebih paham akan hal ini. Seperti dokter atau bidan.

Kebetulan jarak anak pertama dengan kedua terpaut lima tahun jadi makin mantaplah aku untuk bisa melahirkan normal. 

Ketiga, biaya. Ngomongin soal biaya, memang melahirkan normal lebih murah dari pada operasi.

Untuk saat ini biaya melahirkan cesar bisa mencapai puluhan juta sedangkan normal hanya beberapa juta saja. 

"Kan kalau pakai BPJS bisa gratis"
 

Mungkin beberapa orang serentak berpendapat seperti itu. Namun, aku dan suami sepakat untuk ikut jalur umum tanpa BPJS. Ini lebih kepada pilihan sih.

Maka dari itu ketika tau bahwa Allah kembali memberikan amanahNya, kita berusaha menyisihkan uang untuk persiapan melahirkan.


***


Afirmasi positif sangat dibutuhkan oleh ibu hamil, termasuk afirmasi positif untuk diri sendiri.

Aku harus menyemangati diri sendiri untuk bisa melalui kehamilan ini dan enjoying the prossess.
 

"Aku bisa! Aku pasti bisa normal" batinku.


Dikehamilan keduaku kali ini sangat unik. Di trimester awal, aku selalu mual dengan masakan sendiri dan paling males kalau baju udah bau masakan.

Beranjak trimester dua, mulai netral. Mual berkurang, masak jadi makin sering.

Di trimester tiga nih aku jadi suka banget sama jejogedan alias gerakin badan. Daripada salah joged, aku browsing gerakan yang aman buat ibu hamil. And it works.

Selain badan jadi sehat, hati jadi bahagia. Beneran lho..


Karena sukanya aku joged inilah maka disarankan oleh Bidan Lukis untuk ikut kelas yoga hamil. Sekalipun beberapa kali pertemuan sempat tertunda

Setelah beberapa kali gagal ikut yoga, akhirnya di tanggal 15 Juli aku bisa ikut yoga untuk pertama kalinya. Sekalipun kata Bidan Lukis sebenarnya aku telat senam yoga, harusnya senam yoga dimulai di trimester kedua.

Selama yoga berlangsung, sesekali perut terasa tegang-tegang. Itu sangatlah wajar, karena mengingat kehamilanku sudah mulai masuk minggu ke 37-38.
 

Dan setelah yoga, Bidan Lukis selalu memeriksa kondisi bayi dalam perut. Takutnya, terjadi sesuatu.

Dan benar saja, ternyata setelah diperiksa, sudah bukaan satu.


Bersambung
Diubah oleh falashaf 28-09-2021 08:17
bukhoriganAvatar border
bukhorigan memberi reputasi
1
634
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the Heart
KASKUS Official
32.7KThread51.9KAnggota
Tampilkan semua post
falashafAvatar border
TS
falashaf
#1
Part 2
Selama dua jam, yoga membuatku menjadi semakin relax dan nyaman. Mungkin juga karena suasana yang tenang dan lebih privat.

Dengan diiringi alunan suara gemericik air dan nyanyian burung, berasa senam dipegunungan. Jadi malah ngantuk. Hehe.

Kebetulan memang seusai yoga, rencananya hal yang pertama akan aku lakukan adalah tidur siang. Ngantuk selama yoga masih terasa.

Lalu kuputuskan sepulang yoga aku mampir kerumah kakak sepupuku yang tak jauh dari tempat praktek bu bidan.
 

[Uma, abis ini aku mau mampir ke rumah Uma sepulang periksa. Sekalian nginep sana ya, suamiku keluar kota kayaknya pulange besok]

Pesan singkat kutujukan pada kakak sepupuku yang kerap kali kupanggil dengan sebutan "Uma".


[Okay] jawabnya singkat.

Siang itu aku ditemani si sulung memutuskan kerumah Uma dengan jalan kaki. Jalan cepat lebih tepatnya.

Sesuai anjuran Bidan Lukis untuk latihan jalan cepat menjelang minggu-minggu persalinan. 

Tiga puluh menit perjalanan, kurang lebih 100 meter jaraknya, kita berjalan dengan perasaan riang gembira.

Sesekali beristirahat dipinggir jalan, mengatur nafas, kemudian melanjutkan jalan kembali.

Alhamdulillah, sulungku setelah tau kalau dia akan segera bertemu dengan adiknya tak lama lagi, wajahnya sumringah.

Tak jarang selama perjalanan dia selalu menyemangatiku.


"Ayo Ibu, semangat jalannya. Biar adik juga semangat" pungkasnya.

"Ya Mas, Ibu semangat biar kita bisa ketemu adik nanti. Insyaallah" jawabku.


Sesampainya dirumah Uma, aku kembali mengatur nafasku. Sambil bercerita sedari tadi apa saja yang kulakukan. 

Bakda sholat dhuhur, tegang-tegang diperut terasa semakin menjadi. Kini ditambah dengan nyeri-nyeri seperti kontraksi.

Belum intens, hanya sesekali. 

Aku ingat ketika yoga Bidan Lukis pernah bilang, semakin kita merasakan kesakitan semakin sakit.

Jangan pernah bilang "aduh" ketika kesakitan. Nikmatin, atur nafas, dan coba hilangkan pikiran akan kesakitan itu. 

Benar saja, ketika kontraksi itu muncul, aku hanya mengatur nafas, sekalipun masih bilang "aduh" sedikit, tapi aku coba untuk mengalihkan pikiran.
 

***


15 Juli 2020 pukul 15.00

Kontraksi jadi semakin sering, semakin aduhai rasanya. Kuputuskan untuk pergi kerumah bidan untuk diperiksa.
 

"Sholat dulu sana, abis ini tak anterin ke Bu Sum naik mobil" ucap Uma sambil bersiap diri.
 

Beberapa menit kemudian, sampailah kami di rumah bu bidan. Hal yang tadinya ingin kulakukan yaitu tidur siang, kini buyarlah sudah.

Orang pertama yang aku kabari adalah iparku, karena tak sampai hati mengganggu kegiatan suamiku yang sedang diluar kota, maka ku kirim pesan singkat untuknya.


[Amah, aku udah mulai kontraksi. Abis ini dianterin sama kakakku ke Bu Sum, kita ketemu disana aja ya]

Tak lama kemudian, diapun tiba, sebelumnya kusampaikan untuk mengambil seperangkat perlengkapan bayi yang sudah kusiapkan sebelumnya di rumah.

Sambil meringis kesakitan akibat kontraksi aku mencoba berkelakar.


"Mah, gini ini enaknya sambil liat drakor" candaku. 

"Kalo sampeyan udah lahiran, nanti tak bawain leptopku isinya drakor semua" balasnya.


Beberapa jam kemudian, setelah lama aku duduk di birthing ball, aku merasakan seolah debay sudah ingin keluar saja.

Beberapa bidan praktekpun menghampiri dan mengecek ternyata sudah bukaan tiga dan semakin bertambah selang beberapa menit kemudian.

Saat pembukaan ke delapan, aku disuruh jalan cepat dari kamar ke ruang tindakan.

Detik-detik persalinanpun hampir tiba, dengan ditemani iparku diruang tindakan, aku berjuang.

Tanpa didampingi suami, sungguh rasanya ada yang kurang.


"Ayo, sedikit lagi, pinter"


"Atur nafas, pinter, sedikit lagi"


"Pinter, kepalanya sudah mau keluar, ayo sedikit lagi"


Kata-kata itu berulang kali kudengar dari dua bidan pendampingku, Bu Lukis dan Bu Sum.

Senada pula iparku yang juga merelakan tangannya untuk kuremas, dan membenarkan posisiku ketika aku lupa saking sakitnya.

Kalimat positif dari mereka membuatku bersemangat untuk melahirkan.

Membuatku juga bersemangat untuk segera bertemu dengan anakku.


Bersambung
Diubah oleh falashaf 28-09-2021 19:10
0
Ikuti KASKUS di
© 2025 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.