Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

cangkeman.netAvatar border
TS
cangkeman.net
Boleh Telat Apa Saja, Asal Jangan Telat Nakal
Boleh Telat Apa Saja, Asal Jangan Telat Nakal

Cangkeman.net - Karena sesungguhnya tiada kata terlambat, kecuali untuk mereka yang terlambat nakal.

Kalau sudah usia kepala dua apalagi mendekati usia kepala tiga, orang tua dan omongan tetangga kerap memburu kita untuk cepat-cepat lulus sekolah, cepat-cepat dapat kerja, cepat-cepat nikah, dan h̶a̶s̶i̶l̶n̶y̶a̶ ̶k̶i̶t̶a̶ ̶c̶e̶p̶a̶t̶ ̶m̶e̶n̶g̶h̶a̶d̶a̶p̶ ̶Y̶a̶n̶g̶ ̶K̶u̶a̶s̶a̶ seterusnya.

Padahal tidak ada salahnya kita menjadi late bloomer. Tidak ada salahnya kita telat mekar atau, bahasa lainnya, ketinggalan kereta.

Kuliah 14 semester, nganggur berbulan-bulan, nikah usia kepala tiga, atau belum kunjung dikaruniai anak, itu hal biasa. Itulaaargh ... kehidupan.

Sebenarnya tantangannya simpel, kita hanya akan mengalami ketertinggalan dibanding teman-teman seumuran kita pada umumnya, dalam hal pendewasaan, dalam hal momong anak, dan dalam fase-fase selanjutnya yang mana jalan akan terasa lebih terjal. Itu saja.
Lepas dari situ sebenarnya kita akan tetap aman-aman saja. Kecuali satu hal yang bisa bikin kita tidak aman, yaitu kalau kita telat nakal.

Definisi nakal itu sendiri cukup luas. Tapi, kalau mau dimampatkan ya kita ambil falsafah molimo yang dihindari orang Jawa saja, yaitu madat (mencandu), medok (zina), mendem (mabuk), maling (mencuri), dan satunya lagi, main (judi). Tentu kelima hal ini bisa dikembangkan dengan berbagai variannya.

Wali kelas saya waktu SMA, namanya Pak Ciput, pernah berpesan begini. "Boleh telat apa saja, asal jangan telat nakal". Saat itu saya kelas 2 SMA. Kata-kata beliau seperti angin segar buat saya dan teman-teman.
Kami mengartikan kata-kata itu sebagai tiket untuk segera nakal. Kalau mau nakal ya sekarang juga. Jangan tunggu tua, mumpung masih remaja habiskan jatah nakalmu. Kira-kira begitu.

Bukan berarti kami boleh kriminal dan melakukan sesuatu yang ilegal ya. Maksud beliau ya nakal yang sewajarnya saja dan tidak merugikan orang lain. Cukup untuk memenuhi rasa penasaran kami.

Inti dan tujuan dari pesan beliau adalah, kalau sudah tua kami sudah tidak lagi penasaran rasanya nakal itu seperti apa. Dan kalau mbesok ada yang ngajak nakal kita bisa bilang "Hehe, wis tau. Ndhisik wayahku nom-noman iku fafifu nakniknuk wasweswos."


Ambil contoh sosok yang kita semua tahu saja, Jamie Vardy. Pemain Leicester City ini dulunya alkoholik, alias pemabuk. Setelah lama menjadi peminum ia baru menyadari bahwa bakat minumnya tidak bakal menghasilkan apa-apa.

Akhirnya, walaupun sudah telat, dia memilih fokus pada hobi yang menghasilkan sesuatu, yaitu bermain bola. Sekarang para pecinta bola mengenalnya sebagai striker yang masih produktif mencetak gol, di usianya yang ke-34.

Meskipun telat sukses, Jamie Vardy tidak telat nakal. Dia sudah menghabiskan jatah nakalnya saat masih muda. Sehingga saat sukses dia tidak caper seperti bintang lapangan hijau lain yang kerap overacting memamerkan sifat bengalnya. Kalau dia mau caper dengan jadi nakal lagi, jatuhnya ya malah blunder.

Tapi kalau ambil contohnya Jamie Vardy kayaknya kejauhan ya.

Saya coba ambil contoh dari pengalaman personal saya saja. Walau sebenarnya saya itu dibilang nakal juga enggak. Hanya saja saya berteman dengan kawan-kawan yang suka bereksperimen dengan kenakalan-kenakalan. Jadi sedikit-sedikit saya ikut mencicipi remah-remah kenakalan mereka.

Teman-teman saya ini mainannya aneh-aneh. Ada yang jadi pakboi, ada yang suka mabuk, ada yang suka tipu-tipu, dan sebagainya. Untungnya karena mereka sahabat saya, saya tidak pernah dijadikan korban kenakalan mereka. Bisa jadi karena tidak tega. Tapi justru karena itu saya belajar banyak bagaimana seseorang bisa mengeksplorasi dirinya dan menemukan pendewasaan diri dengan mengalami secara langsung kenakalan-kenakalan itu.

Pernah suatu kali, saat masih remaja, salah satu teman saya menghamili pacarnya. Nah, pacarnya ini anak tentara. Akhirnya mau tidak mau teman saya menikah muda. Saya jadi tahu proses pendewasaan teman saya ini saat sebelum menikah dan sesudah menikah ... lalu punya anak, jadi duda, menikah lagi, punya anak lagi, dan seterusnya. Hehe, teman saya yang satu itu memang suka bereksperimen.

Contoh lain lagi, ada juga seorang teman yang tidak kalah savage-nya. Ia dilabrak bekas selingkuhannya selama pacaran, di rumah orang tuanya, tepat seminggu sebelum hari pernikahannya. Si bekas selingkuhan ngaku-ngaku pernah dihamili. Suasana pun chaos, padahal semua sudah siap, undangan sudah dibagikan, jadwal sewa gedung sudah fix.

Lalu apa yg terjadi? entah pakai jurus apa teman saya ini berhasil meyakinkan orang tuanya, calon istrinya, dan calon mertuanya untuk tetap melangsungkan pernikahan. Sekarang dia hidup bahagia dengan keluarga kecilnya, dan bisa dikatakan sudah pensiun main selingkuh.

Masih banyak cerita soal orang-orang yang dapat pendewasaan dari hasil kenakalannya, istilahnya sudah kenyang dan kapok. Tapi belum lengkap rasanya kalau belum ada cerita dari sisi orang yang telat nakal.

Ada satu kawan yang pernah kabur dari rumah selama seminggu. Waktu itu dia sudah lulus kuliah, baru dapat kerja, dan baru saja menikah. intinya sudah aman lah hidupnya. Tentu orang kantor dan orang rumahnya (orang tua, istri, kakak, adik, keponakan) semua bingung mencari keberadaan kawan saya ini.

Belakangan saya tahu kalau ternyata selama seminggu tadi dia ke rumah teman-temannya satu per satu, sambung menyambung buat mabuk-hangover, mabuk-hangover, begitu terus selama 7 hari. Sampai kemudian uangnya habis dan ia kembali ke rumah. Akhirnya sesampainya di rumah dia di-ruqyah dan kendaraannya dipasangi GPS untuk menghindari peristiwa serupa terulang.

Kapok berbuat nakal memang epic malunya, tapi telat nakal lebih epic lagi.

Kalau dilihat polanya, kenakalan teman-teman saya dan remaja pada umumnya akan merepotkan orang banyak dahulu sebelum kemudian malu, kapok, dan mengalami proses pendewasaan.

Ada pepatah Jawa yang mengatakan "ojo kagetan lan ojo gumunan". Jangan sampai saat kalian sudah punya kehidupan sendiri dan memiliki kebebasan serta hak untuk ngapa-ngapain, eh malah baru mau mulai untuk nakal.

Ibarat ilustrasi teori evolusinya Darwin, orang-orang telat nakal itu evolusinya muter balik. Dari merangkak, berdiri, lalu balik kanan untuk merangkak lagi.

Senakal-nakalnya orang telat nakal, paling juga diketawain sama mereka yang sudah kenyang pengalaman nakalnya (bukan saya), syukur-syukur gak dikerjain.

Pesan saya, kalau ada teman yang sudah sukses dan mapan, tapi baru mau mencoba hal-hal menyimpang sebaiknya jangan ditemenin. Biarkan mereka berevolusi menjadi kera.

Begitu pun kalian, kalau masih belum bisa tepat waktu untuk mencapai standar-standar yang ditetapkan masyarakat, misalnya seperti telat nikah, atau belum punya rumah. Santai saja.

Paling tidak saat ada teman yang sudah sukses, tapi baru mau mencoba cari perhatian dengan berbuat nakal kalian bisa bilang, "Hehe, wis tau."

Atau mengutip kata Bowo si Pangeran TikTok, "Aku udah mentas eh dia baru nyebur", alias "Nang ndi ae cak?"


Tulisan ini pernah ditayangkan di cangkeman.net ( https://www.cangkeman.net/2021/09/boleh-telat-apa-saja-asal-jangan-telat.html ) dan ditulis oleh Chandra PA


0
1.8K
9
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
923.3KThread84KAnggota
Tampilkan semua post
nasgorbasiAvatar border
nasgorbasi
#1
Jangan telat napas.
emoticon-Cool
0
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.