Adalah menyakitkan, tatkala aku sudah mulai terbiasa dengan hadirmu
Tetapi tiba-tiba kamu menghilang
Adalah menyakitkan, tatkala aku sudah menaruh harap padamu
Tetapi ternyata kamu hanya bermain-main

Ya, aku bodoh karena tidak mengerti
Aku tak bisa membedakan mana canda atau bukan
Memang benar, kamu tak sepenuhnya bersalah di sini
Karena akulah yang terlalu bermain dengan rasa

Aku tak mengerti bahwa di sana ... kau mengirim pesan dengan jari
Bertanya kabar, hanya untuk basa-basi semata
Bukan karena ingin tahu tentangku
Tentang apa yang kulalui selama tak ada kamu di sisi

Aku bodoh, aku menerima semua perlakuanmu dengan hati
Menerima semua perhatianmu dengan rasa
Tak pernah berpikir bahwa itu hanya untuk kemanusiaan
Namun, sekarang aku tersadar dan tertampar oleh kenyataan

Inginku berkata bahwa aku cemburu
Aku tak rela melihatmu dekat dengan wanita lain
Melihatmu tersenyum dan tertawa dengan mereka
Setengah hatiku berontak, aku tak ingin mendengarnya

Tetapi, lagi-lagi aku harus menampar diriku
Menyadarkan hatiku dari rasa yang tidak seharusnya
Ya, aku harus mundur sebelum hatiku kembali terluka
Sebelum aku kembali kehilangan diriku karena seseorang

Adiva Azzahra,
Gowa, 26 September 2021

***
Kurasa, ini seperti tidak nyambung. Tapi, aku sedang ingin menuliskan ini. Nanti akan diedit kembali setelah hati ini sudah cukup tenang.