FIUHHHH...................

Selesai juga rally meeting yang melelahkan sepanjang hari ini.
Meeting jajaran manajemen untuk menetapkan target dan goal tahun ini, layanan TV kabel indih*me. Sebagai layanan andalan dari perusahaan induk.
Gue sebagai team apply lapangan berkoordiansi dengan team sales mengenai goal target dan kendala-kendala yang dialami selama ini.
Evalusi kendala-kendala lapangan yang kadang tidak sinkron dengan team marketing.

Melelahkan..

Jarum jam menunjukkan pukul 20.00 WIB.

Gue turun dari lantai 2 ke lantai basement, untuk sebats dulu dan ngobrol-ngobrol dengan anak-anak lapangan yang biasanya masih ada di jam-jam segini.
Biasanya mereka ngobrol di pos security atau di kantin yang sudah kosong.

Dibawah, ada pak Hadi, security malam.

"Sore pak Jack. Belum pulang ?" ujarnya basa-basi..

"Belum. Baru selesai meeting dengan semua manajer." jawabku

"Ngopi dulu pak, biar seger.." pak Hadi menawarkan..atau basa-basi.

"Emang masih ada OB pak, jam segini ?" tanyaku juga basa-basi. yaelah, jam segini semua OB udah pulang lah biasanya. Tapi, kalau ada meeting besar, biasanya sih ada OB yang bertugas untuk membereskan logistik sih...

"Tadi sepertinya bu Royati masih ada, pak..." pak Hadi menunjuk ke arah pantry di area belakang.

"Oke..nanti tolong bikinkan kopi hitam, klau ketemu pak. Saya mau beres-beres file di ruang meeting.."

"Ashiaaap ndan..." pak Hadi kasih tanda hormat grak..

"Pak Jack..." seseorang memanggil...

Gue menoleh, ah ternyata anak lapangan, yang biasa akrab sama gue. Bang Sukur namanya.

"Lu baru nyampe Kur ?..apply dimana tadi siang ?" Gue nanya bang Sukur Keling. Badannya kurus tapi kulitnya keling saking seringnya kejemur matahari, kalau narik kabel tiang ke customer.

"Ciputat pak..."

"O ya. Gimana ? beres ?.."

"Beres pak, cuma ada sedikit masalah tadi..." ujar bang Sukur

"Masalah bijimane...?"

.....bla...bla...bla...........panjang lebar ceritanya...

Jadi gini, di tangsel khususnya, dan pada kebanyakan area, anak-anak lapangan punya masalah klasik : di palak preman setempat, tiap kali mereka mau install perangkat.

Begitu terlihat, ada petugas berseragam indohome. Itu preman seperti semut ketemu gula. Mengerubung minta japrem alias jatah preman.

Kisarannya ada yang minta 50k...100k...cem-macem lah....

Masalahnya adalah...........itu duit pribadi. Karena instalasi perangkat itu gratis dari kebijakan pusat.

Nggak heran, kalo customernya pelit, suka dilama-lama kan pemasangannya.
Customer kadang royal dan mengerti, untuk kasih tips.

Tapi nggak semua customer itu royal dan kasih tips. Banyak juga yang pelit, malah sudah pelit, kerjaan pengen cepat, komplain mlulu, dan dipalakin preman
pula....................alamaakkkk

Begitulah nasib operator lapangan

Customer kebanyakan pingin seperti raja, nyuruh nggak pake hati nurani. Mentang-mentang dari kebijakan pusatnya gratis instalasi, mereka tidak mau tau. Lama sedikit langsung komplain. Makanya di area tertentu, operator intalasi ini nggak mau pasang.

Jadi...ngertilah.....

Oi.......malah curhat..............

Dan tugas gue adalah dengerin mereka berkeluh kesah macam ini....

Dan, klise saja, kalimatnya adalah...........

"Sabar yah.namanya resiko kerjaan emang begini...."

Andai saja customer yang pelit itu tau, bahwa mereka ini tenaga outsourcing. Yang kontraknya bisa aja diputus. Dan seringnya nambah jam kerja tanpa dihitung lembur.....kalau ada trouble network, mesti siap jam berapapun......diomelin customer, padahal bukan salah mereka.

Hadeehhh...curhat lagi........

Kelar dengerin curhatan bang Sukur. Gue balik ke ruang meeting, naik ke lantai 2.

Masih ada bu Melia, GM yang kelihatan speak-speak dengan manajer bawahannya.

"Pak Jack.....join us...." serunya ketika melihat gue masuk dan ambil map file yang masih ketinggalan.

"Thanks bu......next time. Gue duluan yah....."

"Oke, take care......"

"See you..."

Gue berjalan menyusuri koridor menuju lift. Ditengah jalan gue berpapasan dengan sosok perempuan berseragam OB, gue pikir itu mbak Royati. Karena tadi gue kan pesan kopi ke pak Hadi.

"Mbak Roy, ngapain ke atas ?..kan tadi saya pesan ke pak Hadi, supaya taruh aja di pantry bawah....."

Kasihan juga, malam-malam nganterin kopi ke Lantai 2.

Mbak Roy hanya terdiam, dan sedikit menunduk.

"Ya sudahlah. Mbak Roy anterin aja buat bu Melia dkk yang masih ada di atas yah."

Mbak Roy...kembali menunduk lalu berbalik pergi.

Ah, biarlah. Gue pingin cepat pulang, nyampe rumah. Tidur. Buat besok pagi.

TINNNNNGGGGG...!

Suara lift terbuka yang akan membawa gue turun ke basement.

Hmmm....bau apa nih. Wanginya agak tajam. Siapa juga pake minyak wangi malam begini...

TINNGGGGG........!

Suara lift terbuka. Kantor gue emang punya dua lift.

Pak Hadi keluar dari dalam lift bawa coffee cup yang kelihatan masih mengebulkan uap. Hot coffee, pikirku.

"Pak Jack, maaf. Ini kopi yang tadi jam 8 dipesen....nungguin mbak Roy kelamaan. Ternyata dia minta ijin, anaknya sakit katanya. Jadi pulang duluan tadi sore. si Rohmat (security siang) lupa kasih tau ke saya..."

"Lah..barusan mbak Roy nganterin kopi ke ruang meeting pak......." ujarku keheranan

................

...........

...

HUAAAAAA...........!!!!

BRUAAKKK..........

Suara triakan dari dalam, di iringi pintu terbanting keras.....

DRUDUK.....DRUDUK.........

Suara langkah terburu-buru. Setengah berlari malahan.

"Tu..tunggu pak........!!!"

"Eh..bu Melia. sudah mau pulang juga ?" tanya gue keheranan.

Muka mereka kelihatan gugup, plus agak trauma.

"Lah terus OB cewek tadi ditinggal ?" gue menyambung pertanyaan

Sejenak mereka saling tatap.

TINNNNGGGG....!

Suara pintu lift terbuka. Serempak mereka serabutan masuk lift.
Begitu didalam lift tampak wajah-wajah lega

OVER CAPACITY


Pintu lift tidak mau menutup karena over cap.

Berat maksimum jika masing2 orang 80kg dikali 10 orang berarti 800kg.

Gue, pak Hadi, Bu Melia, pak Sinambela, pak Sihombing, pak Darto, pak Rus. Cuma bertujuh. Harusnya masih muat.

"Rus, kok lift nya nggak mau turun...?" pak Darto bertanya pada pak Rus

"Over cap itu To..."

"Bu Melia pake parfum jasmine ya ? wangi banget....." sela Sihombing.

"Bukan jasmine boss..ini bau bunga melati." pak Hadi memotong ucapan pak Sihombing

DEGGG

MELATI..........

Semua yang di lift serabutan keluar dan turun lewat tangga biasa