- Beranda
- Stories from the Heart
Kumpulan-Kumpulan Cerita Horror dari Reddit
...
TS
pngntrtidr
Kumpulan-Kumpulan Cerita Horror dari Reddit
Halo agan-agan semua, pada thread pertama saya kali ini saya akan membagikan kepada agan-agan semua cerita-cerita seram dari sebuah forum international yaitu Reddit. Di Reddit sendiri terdapat banyak sekali cerita-cerita seram yang menarik, hanya saja semuanya ditulis dalam bahasa inggris. Jadi disini saya menerjemahkan cerita-cerita tersebut ke dalam bahasa Indonesia sehingga kita semua orang Indonesia dapat menikmati cerita-cerita dari luar tersebut.
Selamat membaca agan-agan semua
.
Selamat membaca agan-agan semua
.Quote:
Jika Kau Melihat Pria Ini di Tepi Jalan, Jangan Pulang ke Rumah
---
Aku Baru-baru Ini Menemukan Channel Youtube Milik Teman Sekelasku dan Kurasa Sesuatu Yang Buruk Telah Terjadi Padanya
---
Aku Telah Melakukan Pekerjaan yang Sama Selama 18 Tahun dan Aku Masih Tidak Tahu Apa Yang Sebenarnya Kukerjakan
---
Aku Membeli Sebuah Lukisan Mengerikan pada Pelelangan Online. Ada Sesuatu Yang Salah dengan Lukisan Itu…
---
Aku Membeli Sebuah Ipad Yang Telah Digunakan Sebelumnya. Catatannya Menceritakan Sebuah Kisah Yang Mengerikan
---New---
Sesuatu Sedang Mengintai Para Wisatawan pada Pegunungan Salju Kanada
-------
---
Aku Baru-baru Ini Menemukan Channel Youtube Milik Teman Sekelasku dan Kurasa Sesuatu Yang Buruk Telah Terjadi Padanya
---
Aku Telah Melakukan Pekerjaan yang Sama Selama 18 Tahun dan Aku Masih Tidak Tahu Apa Yang Sebenarnya Kukerjakan
---
Aku Membeli Sebuah Lukisan Mengerikan pada Pelelangan Online. Ada Sesuatu Yang Salah dengan Lukisan Itu…
---
Aku Membeli Sebuah Ipad Yang Telah Digunakan Sebelumnya. Catatannya Menceritakan Sebuah Kisah Yang Mengerikan
---New---
Sesuatu Sedang Mengintai Para Wisatawan pada Pegunungan Salju Kanada
-------
Quote:
Original Posted By pngntrtidr►ane sekarang lagi sibuk sama hal lain gan jadi ga tau kapan bakal update cerita berikutnya. maapkan ane yah gann
Diubah oleh pngntrtidr 06-10-2021 00:19
bukhorigan dan 4 lainnya memberi reputasi
5
6.9K
Kutip
39
Balasan
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
pngntrtidr
#16
Aku Telah Melakukan Pekerjaan yang Sama Selama 18 Tahun dan Aku Masih Tidak Tahu Apa Yang Sebenarnya Kukerjakan
Quote:
Penulis: zachariusfrost
Sumber Cerita
Sumber Cerita
Spoiler for Bagian 1:
Pekerjaanku mudah sekali, maksudku mudah itu, ya, benar-benar mudah. 10 jam semalam, 4 hari dalam seminggu. Pekerjaanku hanyalah mengawasi mesin conveyor belt dan melakukan fungsi perbaikan melalui sebuah komputer. Bulan agustus nanti akan menjadi penanda bahwa aku, telah bekerja disini selama 19 tahun, dan hebatnya adalah aku masih tidak tahu apa yang benar-benar kukerjakan disini.

Maksudku, aku tahu apa yang harus kukerjakan setiap malam, tapi aku tidak tahu kenapa aku melakukannya, atau untuk tujuan apa aku melakukannya. Aku tidak bisa menjelaskan secara detail apa yang sebenarnya aku kerjakan, karena surat perjanjian yang telah kutanda tangani melarangnya, tapi percayalah padahku, kau bahkan bisa mengajari seekor monyet untuk melakukan pekerjaanku jika kau benar-benar menginginkannya.
Bayarannya sangat menggiurkan, mengingat apa yang kulakukan bukanlah hal yang sulit. Pada saat pertama kali aku bekerja disini, aku berfikiran bahwa pekerjaan ini terlalu menguntungkan untukku dan meyakini bahwa ini pasti adalah semacam penipuan ataupun pemasaran skema piramid.
Cekku di tanda tangani oleh sebuah institusi yang tak memiliki jejak baik pada Google maupun registri bisnis manapun yang telah kutelusuri. Aku tidak pernah bertemu dengan bosku- kalaupun memang ada, maupun dengan rekan kerjaku yang lain selain supirku yang bernama ‘Dave’. Aku bahkan tidak mengetahui nama perusahaan tempatku bekerja, ataupun jabatan pekerjaanku. Jika ada orang yang bertanya apa pekerjaanku, sekarang ini aku akan memberitahu mereka kalau aku bekerja pada pemerintah dan tidak dapat menjelaskan lebih lanjut kepada mereka mengenai pekerjaanku.
Sebelum setiap shift, aku dijemput dari rumah oleh sebuah mobil van tanpa logo ataupun plakat. Aku telah mengenal pengemudinya selama setahun sekarang, dan dia terlihat seperti pria yang baik. Aku mengenalnya sebagai ‘Dave’, tapi aku kurang yakin kalau itu nama aslinya. Ketika kami masuk kedalam mobilm aku memakai sebuah helm yang didesain untuk mencegahku melihat apapun. Dari sana Dave mengantarku ke tempat kerja yang waktu tempunya itu sekitar 30 menit. Dia dan aku berbicari sering berbicara mengenai banyak hal; biasanya mengenai olahraga, politik atau kehidupan kami secara umum, tapi tidak pernah mengenai pekerjaan kami.
Ketika kami sampai, Dave menginstruksikanku untuk melepaskan helmnya, dan aku menemukan diriku berada dalam sebuah garasi kotor dengan sebuah pintu besi sederhana yang berada di depan mobil. Dari sana, aku mengucapkan selamat tinggal pada Dave, dan melangkah masuk untuk memulai shiftku. Di balik pintu ada sebuah lorong abu-abu sederhana dengan lantai keramik. Banyak pintu berderetan di sepanjang koridor, suara samar dari dengungan mesin memenuhi telingaku pada saat aku berjalan menuju kantorku yang sudah ditentukan di lantai tiga.
Tidak ada elevator disini, jadi aku menggunakan tangga. Sesampainya aku di depan pintu, aku memindaikan tanda pengenalku pada alat pemindai untuk membuka kunci pintu dan masuk ke dalam. Ruangan kecil ‘kantorku’ berisikan beberapa terminal komputer yang berada di depan sebuah jendela besar. Ada kamar mandi di sebelah kiri, bersama dengan telepon rumah yang berada di balik kotak kaca untuk keadaan darurat. Di sisi lain kaca terdapat sebuah ruangan yang lebih besar yang berisikan sebuah conveyor belt dan sebuah stasiun pemindai. Conveyornya memiliki satu jalur masuk, dan empat cabang jalan keluar.
Setiap beberapa jam, alarm akan berbunyi dan conveyor beltnya akan mulai bergerak. Ini menjadi penanda kedatangan dari ‘produk’ kami dan satu-satunya aktivitas yang kujalani sepanjang shiftku berlangsung. Satu atau dua menit kemudian, sebuah kotak besi besar yang tak dapat dideskripsikan akan menggelinding dari luar ruangan. Aku tidak pernah mengukur kotak itu, tapi bentuknya persegi sempurna, dan ukurannya pasti sekitar 1 meter di setiap sisi. Sesampainya di stasiun pemindai, conveyornya akan berhenti bekerja, dan saat itulah pekerjaanku dimulai.
Dari sana, aku akan menggunakan komputer untuk memulai persiapan analisis pada kotaknya. Yang perlu kulakukan hanyalah menggunakan lengan robotik untuk memastikan bahwa peralatan pengujian terhubung dengan benar. Sisanya dikerjakan oleh komputer, menganalisa kotak aneh dengan parameter yang dimilikinya, lalu mengeluarkan hasil kesimpulannya.
Seperti kataku sebelumnya, ada empat jalur keluar disana dimana kotak-kotak tersebut akan dipindahkan berdasarkan dari hasil analisanya. Jalur ‘A’ adalah yang paling umum, biasanya sekitar 7 dari 10 kotak melewati jalur itu. Jalur ‘B’ lumayan jarang, mungkin sekitar 2 dari 10, dan jalur ‘C’ adalah yang paling jarang, sekitar 1 dari 10 atau bahkan lebih sedikit. Selama 19 tahun aku bekerja disini, aku tak pernah melihat jalur ‘D’ digunakan, bahkan sekalipun.
Proses ini memerlukan sekitar 10 menit dari mulai sampai selesai, dan biasanya berulang sekitar 3-6 kali semalam sampai shiftku berakhit. Pernah ada malam dimana aku tidak mendapatkan kotak sama sekali, tapi hari-hari tersebut lumayan jarang. Hanya itulah pekerjaanku, sisanya hanya aku membersihkan ruanganku yang menurutku mudah karena hanya diriku satu-satunya orang yang pernah keluar masuk ruangan ini, mungkin.
99% waktuku kuhabiskan duduk di stasiun kerjaku. Terkadang terasa sulit untuk menjaga agar diriku tetap tersadar, tapi aku mengisi waktu luangku dengan berbagai hiburan seperti podcast, musik dan bahkan sesekali menonton film. Tidak ada wi-fi dan sinyal telepon di dalam ruangan ini, yang mana menyebalkan, tapi aku cukup yakin kalau hal itu disengaja.
Aku tahu bahwa aku bukanlah satu-satunya yang melakukan pekerjaan ini, tapi aku tidak pernah melihat video pekerjaan ini secara online, ataupun mendengar orang-orang berbicara mengenainya. Kontrak yang kutanda tangani memperjelas bahwa pengungkapan rahasia dagang akan langsung dijatuhi hukuman pemberhentian segera. Dan aku sudah tahu bahwa bukanlah ide yang bagus untukku memposting ini secara online, tapi aku merasa aku harus melakukannya. Aku menggunakan proxy, jadi seharusnya itu cukup untuk menyembunyikan identitasku, tapi kalau itu tidak, maka aku hanya perlu menerima resikonya.
Seperti yang telah kusinggung sebelumnya, bayaran dari pekerjaanku cukup tinggi, lebih tinggi dari pekerjaan apapun yang memerlukan sedikit latihan dan usaha. ‘Kotak’ yang menggelinding pada conveyer belt terlihat jelas tidak 100% terbuat dari besi. Jikalau iya, maka kotak tersebut akan mempunyai berat beberapa ton, dan aku ragu kalau conveyer itu akan cukup kuat untuk menahannya- apalagi menggerakkanya. Jelas, kotak-kotak itu berongga, yang berarti terdapat sesuatu di dalamnya.
Selama ini, kukira kotak-kotak itu berisikan limbah radioaktif seperti uranium kosong. Jika itu benar, maka itu akan menjelaskan alasan kenapa ruangan pengujiannya tidak dapat diakses begitu juga dengan kemungkinan proses pengujiannya sendiri. Namun, aku tidak diharuskan untuk mengenakan pakaian pelindung khusus, dan setahuku mengenai hal-hal terkait radioaktif, berada dekat dengan benda itu seperti aku yang sekarang ini, akan memerlukanku untuk mengenakan APD khusus.
Jadi, kalian pasti bertanya-tanya… jika bayarannya cukup tinggi, dan pekerjaannya mudah, lalu kenapa aku mencari masalah dengan memposting hal ini? Itu adalah pertanyaan yang cukup bagus, hal ini telah kurenungkan selama bertahun-tahun. Setelah hampir dua puluh tahun ketidakjelasan untuk diriku sendiri juga dengan orang-orang disekitarku, sepertinya rasa keingintahuanku pun akhirnya menguasai diriku sepenuhnya. Selain itu, sesuatu yang meresahkan juga terjadi akhir-akhir ini, dan kurasa aku memerlukan jawaban untuk hal ini.
Kalian pasti dapat mengingat kalau aku pernah menyinggung bahwa jalur ‘D’ sama sekali tidak pernah digunakan selama aku bekerja disini, tapi itu tidak sepenuhnya benar.
Minggu lalu aku sedang berada di tengah-tengah shiftku seperti biasanya. Alarmnya berbunyi seperti biasa, dan sebuah kotak pun menggelinding masuk beberapa saat kemudian. Aku bersiap siaga di mejaku pada saat kotak itu mendekati stasiun pemindainya, lalu aku menyadari ada yang aneh. Aku telah melihat ribuan kotak yang masuk dan keluar selama aku bekerja disini, dan setahuku kotak-kotak itu didaur ulang dan digunakan kembali. Namun yang ini tampak berbeda dari yang lainnya. Bagian luar kotak itu lecet, dan juga terdapat sesuatu yang terlihat seperti bekas obor terpahat di sana. Kelihatannya ada orang yang telah membakarnya dengan obor dan secara acak menghitamkan permukaannya dengan api.
Aku menyiapkan peralatanku, dan sekitar satu sampai dua menit kemudian aku melakukan pemindaian yang memerlukan sekitar tiga menit untuk selesai. Sementara itu, rasa takut yang tidak dapat kujelaskan ini mulai menguasai diriku. Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya, tapi perasaan malapetaka yang sedang menanti ini baru saja menancapkan taringnya pada jiwa dan ragaku.
Biasanya proses pemindaiannya dilakukan secara rutin, otomatis, aku sudah tidak pernah memerhatikannya lagi sekarang karena aku telah menyaksikannya berulang kali selama bertahun-tahun. Waktu itu aku memperhatikannya dengan seksama, dan aku bersyukur aku melakukannya.
Aku membaca indikasi pada hasil pemindaiannya yang sedang naik, jauh melebihi ambang batas normal untuk A ataupun B. Mataku membelalak ketika hasilnya meluncur melewati batasan untuk C juga. Hasilnya terus bergerak, sampai pada indikasi yang tidak pernah kulihat sebelumnya dan jujur, aku bahkan tidak pernah berpikir kalau hal ini dapat terjadi. Indikasinya tiba-tiba menjadi berkali-kali lipat bahkan sebelum proses pemindaian untuk ‘C’ mencapai 50%. Hal-hal menjadi lebih aneh lagi selanjutnya.
Tampilan monitor mulai berdesis dan selingan acak statis muncul sesaat kemudian menghilang. Layarnya juga terdistorsi, seakan-akan ada yang meletakkan magnet yang kuat di atasnya. Lampu di ruangan berkedip beberapa saat dan kukira listrik akan padam sebelum hasil pemindaiannya dapat disimpulkan.
Mataku pun melihat penampakan pada benda yang sedang dipindai itu, dan aku pun tertegun sesaat. Kotak itu bergetar, seperti ponsel yang sedang bergetar saat ada panggilan masuk, hanya saja lebih intens. Kotak itu mulai terdistorsi, menjadi semakin besar dengan bentuk yang semakin tidak teratur, terlihat seperti akan meledak sebelum akhirnya kembali pada bentuk semulanya.
Yang mengejutkanku, listriknya tidak padam dan pemindaiannya pun selesai. Aku melirik kembali pada layar untuk melihat hasil yang sangat tinggi itu sedang menatap pada diriku. Itu mungkin lebih besar dari setiap hasil yang pernah kulihat dikombinasikan, dan aku tidak tahu persis apa yang harus kulakukan.
“Kau tidaklah nyata.” Tiba-tiba ada suara yang berbisik di telingaku, sangat jelas, dan terdengar seperti suara dari pria muda. Aku hampir saja terjatuh dari kursi dan berbalik ke belakang berharap aku melihat seseorang di belakangku, tapi disana tidak ada siapapun. Hanya ada aku sendiri di dalam ruangan.
Dalam kondisi yang sangat panik, aku memutuskan untuk kembali dan menyelesaikan tugasku. Aku hanya berharap setelah benda sialan itu hilang, semuanya akan menjadi normal kembali dan aku dapat melupakan semua kejadian ini. Tombol ‘D’ memiliki pelindung di atasnya untuk menghindari ketidaksengajaan menekannya. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak pernah menyentuh tombol itu sebelumnya, tapi hasil pemindaian tidak dapat disangkal adalah ‘D’.
Aku mengoperasikan lengan robotik untuk melepaskan peralatan pemindainya, aku dapat merasakan tanganku bergetar ketika memegang tuasnya. Setelah selesai, aku menaikkan pelindungnya dan menekan tombol D itu tanpa ragu. Conveyer beltnya kemudian mulai berdengung tanda mesinnya bekerja, dan aku menyaksikan kotak besi itu dengan pelan menggelinding menuju ke jalur keluar.
Aku baru saja ingin menghembuskan nafas lega, sebelum tiba-tiba conveyornya berhenti bergerak. Lampu mulai berkedip lagi, dan listrik tiba-tiba padam. Kegelapan menelanku, dan aku menggapai sakuku untuk mencoba mengambil ponselku. Tanganku bergetar hebat, dan tentu saja, ponselku terselip dari tanganku, mendarat pada lantai keramik dengan suara klak dan terlempar beberapa meter.
Aku membungkuk ke lantai untuk mencoba mencarinya selagi mataku kesulitan untuk menyesuaikan dengan kegelapan. Dengan tangan dan kaki aku merangkak kesana-kemari, tapi sebuah suara membuatku menjadi beku. Aku tiba-tiba tidak sendirian di dalam ruangan.
Napas terengah-engah datang ntah dari mana; serak dan kasar, seperti perokok bertahun-tahun yang baru saja selesai melakukan lari maraton dan tengah mencari napas. Suaranya terdengar dekat, tapi dalam gelap, aku tidak dapat melihatnya. Bulu kudukku merinding, dan reseptor rasa takut pada diriku mulai memberikan tanda peringatan. Aku merasa sesak, dan pikiranku memikirkan banyak hal, namun anggota tubuhku menolak untuk bergerak.
Kebuntuan yang menegangkan itu berlanjut selama beberapa saat, tetapi kemungkinan besar, itu mungkin berlangsung kurang dari satu menit. Lampu pun tiba-tiba berkedip kembali, dan layar komputer kembali menyala.
Dengan mata perih yang disinari cahaya tiba-tiba, entah bagaimana aku berhasil mengambil ponselku dan bergegas ke sudut ruangan. Aku terengah-engah dan gemetaran hebat sampai-sampai badanku pun merasakan sakit. Aku berharap bertemu dengan seseorang…. Atau apapun yang berada di belakang tempat dimana aku mendengar suara napas, tapi sekali lagi, tidak ada orang disana.
Komputernya sudah selesai reboot, dan sekali lagi kembali pada tampilan pengoperasian. Yang ku pikirkan hanyalah menyingkirkan kotak sialan itu sejauh mungkin dari diriku, jadi sekali lagi aku bergerak ke terminal dan melanjutkan conveyor beltnya sebelum melihat ruangan pengujian itu sama sekali. Tapi ketika aku sudah melihatnya, aku merasakan sulur terror menyempit di sekitar otakku.
Kotaknya telah rusak, koyak seakan-akan sesuatu yang berada didalam mengoyaknya untuk keluar. Itu membuktikan teoriku bahwa kotak-kotak itu memang berongga, tapi tentu saja, aku tidak merasa bangga, karena itu juga berarti bahwa apapun yang berada di dalamnya telah keluar.
Aku mengintip sekeliling ruangan dengan perasaan panik, tapi aku tidak melihat apapun. Telepon darurat di dinding seakan-akan memberi isyarat padaku, dan aku menyadari jika benar-benar ada waktu dimana aku menggunakannya, maka itulah saatnya. Aku mengangkat gagangnya dan meletakkannya pada telingaku. Nomor itu tak memiliki nomor untuk di tekan, dan langsung berdering. Beberapa detik kemudian dan aku pun mendengar sebuah suara dari ujung lainnya.
“Itu keluar?” Suara seorang perempuan bertanya, tanpa basa-basi.
“Apa? Apa yang keluar?”
“Kotak itu, apa statusnya?” Aku melihatnya kembali, kotaknya masih rusak.
“Itu hancur.. aku tidak tahu apa yang terjadi. Listrik padam lalu…”
“Kau mendengarnya?” Aku langsung berkeringat dingin ketika dia menanyakannya. Bagaimana perempuan itu bisa tau ada sesuatu yang terdengar?
“Apa katanya?” Dia mengulangi lagi pertanyaannya, dan yang bisa kulakukan hanyalah menjawab dengan jujur.
“Kau tidaklah nyata” Dia terdiam beberapa saat, sedangkan hatiku membeku menunggu jawabannya.
“Tetap tenang, asissten kita sedang dalam perjalanan ke sana.” Lalu saluran teleponnya tiba tiba terpusu. Dengan tangan yang gemetaran aku meletakkan kembali gagangnya, dan dengan takut-takut melirik ke arah jendela. Penglihatanku tiba-tiba menjadi buram, tapi di jendela, aku sempat melihat ada bercak bekas tangan yang berada di atas kaca.
Aku pasti pingsan karena ketakutan setelah itu, karena hal selanjutnya yang kuketahui adalah aku terbangun di sebuah ruangan putih yang sangat terang. Suara bip dan klik perlaatan medis memenuhi mataku saat mataku mulai perlahan menyesuaikan dirinya pada pencahayaan yang sangat terang. Kepalaku berdenyut, dan tubuhku terasa lemah, tapi itu mungkin karena beberapa obat yang telah mereka berikan.
Tidak ada satupun orang yang datang dalam rentang setengah jam, dan aku ditinggalkan sendirian dengan kegilaanku mencoba untuk mengingat kembali apa yang telah terjadi dan dimana aku sekarang sedang berada.
Akhirnya, pintu pun terbuka, dan masuklah seorang wanita berambut cokelat dengan celana panjang dan pakaian blazer. Mata cokelat gelapnya bergeser di balik kacamata berbingkai tebalnya, dan lipstik ceri merah menutupi ekspresi kukuhnya. Sepatu heelsnya menciptakan bunyi klik di lantai pada saat dia mendekat, sambil menjepit map manilla di bawah lengannya.
“Pak ‘Johnson’, bagaimana perasaan anda?” Aku mengangkat bahu , dan mengakui bahwa aku mengalami sakit kepala tapi masih merasa baik-baik saja. Aku bertanya padanya apa yang telah terjadi, tapi dia kelihatannya mencoba untuk menghindari pertanyaanku dengan mengambil sebuah kursi. Dia membuka berkasnya dan mendehemkan tenggorokannya.
“Pemindaian terakhirmu mengindikasikan bahwa produknya adalah indikasi varian ‘D’, apa itu benar?” Aku mengangguk, menegaskan pada parameter yang telah ditunjukkan, analisisku memang akurat. Dia tampak cukup tertarik dengan hal itu.
“Apakah anda melihat sesuatu, yang aneh?” Aku menggelengkan kepala, menjelaskan bahwa listrik padam tidak lama setelahnya. Aku berpikir untuk memberitahunya mengenai tentang bekas tangan di atas kaca, tapi untuk beberapa alasan, aku memtusukan untuk tidak melakukannya.
Dia bertanya lebih banyak pertanyaan mengenai apa yang telah terjadi, apa yang kudengar, apakah ada bagian tubuhku yang sakit dan kondisi mentalku secara umum. Aku menjawabnya semampu dan sejujur yang kubisa. Aku kemudian bertanya lagi padanya mengenai apa yang telah terjadi, tapi sekali lagi, dia menghindari pertanyaanku.
Setelah sesi wawancara yang kurang memuaskan, dia pun bangkit dan pergi. Dia tidak repot-repot memberitahuku siapa dia sebenarnya atau bahkan siapa namanya. Aku berasumsi kalau dia adalah petinggi perusahaan, dan pamflet yang ditinggalkannya sepertinya mengkonfirmasi hal itu.
Itu adalah daftar dari hal yang harus kulakukan. Pamfletnya sendiri menginstrusikanku untuk pulang ke rumah dan beristirahat selama seminggu. Aku tidak akan mendapat tindakan sanksi apapun atas kejadian tersebut, dan bahkan akan diberi kompensasi upah normalku selama masa istirahatku.
Instruksinya menyarankanku untuk menghindari aktivitas fisik yang melelahkan, banyak tidur dan tetap tenang. Sejauh ini, instruksi teranehnya adalah aku disuruh untuk menghindari cermin dan bahkan melihat refleksi diriku sebisa mungkin. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melakukan hal itu, tapi aku sudah melakukan yang terbaik untuk mematuhinya.
Instruksinya tidak mengatakan apapun mengenai kerahasiaan ataupun menyuruhku untuk membungkam mulut, dan jujur aku juga agak bingung dengan itu, mungkin saja mereka mengira tidak akan ada yang mempercayaiku.
Surat itu tentu saja tidak mempunyai tanda tangan di bawah, dan tidak ada indikasi entitas, bisnis, ataupun orang yang telah menulisnya. Namun, baris terakhirnya cukup membuat penasarna. Alih-alih mengucapkan terima kasih telah bekerja keras, di sana tmalah tertulis ‘terima kasih atas kontribusi anda’. Mungkin itu hanya ungkapan sentimen yang sama, tapi itu membuatku bertanya-tanya mengenai beberapa hal.

ilustrasi mesin conveyor belt
Maksudku, aku tahu apa yang harus kukerjakan setiap malam, tapi aku tidak tahu kenapa aku melakukannya, atau untuk tujuan apa aku melakukannya. Aku tidak bisa menjelaskan secara detail apa yang sebenarnya aku kerjakan, karena surat perjanjian yang telah kutanda tangani melarangnya, tapi percayalah padahku, kau bahkan bisa mengajari seekor monyet untuk melakukan pekerjaanku jika kau benar-benar menginginkannya.
Bayarannya sangat menggiurkan, mengingat apa yang kulakukan bukanlah hal yang sulit. Pada saat pertama kali aku bekerja disini, aku berfikiran bahwa pekerjaan ini terlalu menguntungkan untukku dan meyakini bahwa ini pasti adalah semacam penipuan ataupun pemasaran skema piramid.
Cekku di tanda tangani oleh sebuah institusi yang tak memiliki jejak baik pada Google maupun registri bisnis manapun yang telah kutelusuri. Aku tidak pernah bertemu dengan bosku- kalaupun memang ada, maupun dengan rekan kerjaku yang lain selain supirku yang bernama ‘Dave’. Aku bahkan tidak mengetahui nama perusahaan tempatku bekerja, ataupun jabatan pekerjaanku. Jika ada orang yang bertanya apa pekerjaanku, sekarang ini aku akan memberitahu mereka kalau aku bekerja pada pemerintah dan tidak dapat menjelaskan lebih lanjut kepada mereka mengenai pekerjaanku.
Sebelum setiap shift, aku dijemput dari rumah oleh sebuah mobil van tanpa logo ataupun plakat. Aku telah mengenal pengemudinya selama setahun sekarang, dan dia terlihat seperti pria yang baik. Aku mengenalnya sebagai ‘Dave’, tapi aku kurang yakin kalau itu nama aslinya. Ketika kami masuk kedalam mobilm aku memakai sebuah helm yang didesain untuk mencegahku melihat apapun. Dari sana Dave mengantarku ke tempat kerja yang waktu tempunya itu sekitar 30 menit. Dia dan aku berbicari sering berbicara mengenai banyak hal; biasanya mengenai olahraga, politik atau kehidupan kami secara umum, tapi tidak pernah mengenai pekerjaan kami.
Ketika kami sampai, Dave menginstruksikanku untuk melepaskan helmnya, dan aku menemukan diriku berada dalam sebuah garasi kotor dengan sebuah pintu besi sederhana yang berada di depan mobil. Dari sana, aku mengucapkan selamat tinggal pada Dave, dan melangkah masuk untuk memulai shiftku. Di balik pintu ada sebuah lorong abu-abu sederhana dengan lantai keramik. Banyak pintu berderetan di sepanjang koridor, suara samar dari dengungan mesin memenuhi telingaku pada saat aku berjalan menuju kantorku yang sudah ditentukan di lantai tiga.
Tidak ada elevator disini, jadi aku menggunakan tangga. Sesampainya aku di depan pintu, aku memindaikan tanda pengenalku pada alat pemindai untuk membuka kunci pintu dan masuk ke dalam. Ruangan kecil ‘kantorku’ berisikan beberapa terminal komputer yang berada di depan sebuah jendela besar. Ada kamar mandi di sebelah kiri, bersama dengan telepon rumah yang berada di balik kotak kaca untuk keadaan darurat. Di sisi lain kaca terdapat sebuah ruangan yang lebih besar yang berisikan sebuah conveyor belt dan sebuah stasiun pemindai. Conveyornya memiliki satu jalur masuk, dan empat cabang jalan keluar.
Setiap beberapa jam, alarm akan berbunyi dan conveyor beltnya akan mulai bergerak. Ini menjadi penanda kedatangan dari ‘produk’ kami dan satu-satunya aktivitas yang kujalani sepanjang shiftku berlangsung. Satu atau dua menit kemudian, sebuah kotak besi besar yang tak dapat dideskripsikan akan menggelinding dari luar ruangan. Aku tidak pernah mengukur kotak itu, tapi bentuknya persegi sempurna, dan ukurannya pasti sekitar 1 meter di setiap sisi. Sesampainya di stasiun pemindai, conveyornya akan berhenti bekerja, dan saat itulah pekerjaanku dimulai.
Dari sana, aku akan menggunakan komputer untuk memulai persiapan analisis pada kotaknya. Yang perlu kulakukan hanyalah menggunakan lengan robotik untuk memastikan bahwa peralatan pengujian terhubung dengan benar. Sisanya dikerjakan oleh komputer, menganalisa kotak aneh dengan parameter yang dimilikinya, lalu mengeluarkan hasil kesimpulannya.
Seperti kataku sebelumnya, ada empat jalur keluar disana dimana kotak-kotak tersebut akan dipindahkan berdasarkan dari hasil analisanya. Jalur ‘A’ adalah yang paling umum, biasanya sekitar 7 dari 10 kotak melewati jalur itu. Jalur ‘B’ lumayan jarang, mungkin sekitar 2 dari 10, dan jalur ‘C’ adalah yang paling jarang, sekitar 1 dari 10 atau bahkan lebih sedikit. Selama 19 tahun aku bekerja disini, aku tak pernah melihat jalur ‘D’ digunakan, bahkan sekalipun.
Proses ini memerlukan sekitar 10 menit dari mulai sampai selesai, dan biasanya berulang sekitar 3-6 kali semalam sampai shiftku berakhit. Pernah ada malam dimana aku tidak mendapatkan kotak sama sekali, tapi hari-hari tersebut lumayan jarang. Hanya itulah pekerjaanku, sisanya hanya aku membersihkan ruanganku yang menurutku mudah karena hanya diriku satu-satunya orang yang pernah keluar masuk ruangan ini, mungkin.
99% waktuku kuhabiskan duduk di stasiun kerjaku. Terkadang terasa sulit untuk menjaga agar diriku tetap tersadar, tapi aku mengisi waktu luangku dengan berbagai hiburan seperti podcast, musik dan bahkan sesekali menonton film. Tidak ada wi-fi dan sinyal telepon di dalam ruangan ini, yang mana menyebalkan, tapi aku cukup yakin kalau hal itu disengaja.
Aku tahu bahwa aku bukanlah satu-satunya yang melakukan pekerjaan ini, tapi aku tidak pernah melihat video pekerjaan ini secara online, ataupun mendengar orang-orang berbicara mengenainya. Kontrak yang kutanda tangani memperjelas bahwa pengungkapan rahasia dagang akan langsung dijatuhi hukuman pemberhentian segera. Dan aku sudah tahu bahwa bukanlah ide yang bagus untukku memposting ini secara online, tapi aku merasa aku harus melakukannya. Aku menggunakan proxy, jadi seharusnya itu cukup untuk menyembunyikan identitasku, tapi kalau itu tidak, maka aku hanya perlu menerima resikonya.
Seperti yang telah kusinggung sebelumnya, bayaran dari pekerjaanku cukup tinggi, lebih tinggi dari pekerjaan apapun yang memerlukan sedikit latihan dan usaha. ‘Kotak’ yang menggelinding pada conveyer belt terlihat jelas tidak 100% terbuat dari besi. Jikalau iya, maka kotak tersebut akan mempunyai berat beberapa ton, dan aku ragu kalau conveyer itu akan cukup kuat untuk menahannya- apalagi menggerakkanya. Jelas, kotak-kotak itu berongga, yang berarti terdapat sesuatu di dalamnya.
Selama ini, kukira kotak-kotak itu berisikan limbah radioaktif seperti uranium kosong. Jika itu benar, maka itu akan menjelaskan alasan kenapa ruangan pengujiannya tidak dapat diakses begitu juga dengan kemungkinan proses pengujiannya sendiri. Namun, aku tidak diharuskan untuk mengenakan pakaian pelindung khusus, dan setahuku mengenai hal-hal terkait radioaktif, berada dekat dengan benda itu seperti aku yang sekarang ini, akan memerlukanku untuk mengenakan APD khusus.
Jadi, kalian pasti bertanya-tanya… jika bayarannya cukup tinggi, dan pekerjaannya mudah, lalu kenapa aku mencari masalah dengan memposting hal ini? Itu adalah pertanyaan yang cukup bagus, hal ini telah kurenungkan selama bertahun-tahun. Setelah hampir dua puluh tahun ketidakjelasan untuk diriku sendiri juga dengan orang-orang disekitarku, sepertinya rasa keingintahuanku pun akhirnya menguasai diriku sepenuhnya. Selain itu, sesuatu yang meresahkan juga terjadi akhir-akhir ini, dan kurasa aku memerlukan jawaban untuk hal ini.
Kalian pasti dapat mengingat kalau aku pernah menyinggung bahwa jalur ‘D’ sama sekali tidak pernah digunakan selama aku bekerja disini, tapi itu tidak sepenuhnya benar.
Minggu lalu aku sedang berada di tengah-tengah shiftku seperti biasanya. Alarmnya berbunyi seperti biasa, dan sebuah kotak pun menggelinding masuk beberapa saat kemudian. Aku bersiap siaga di mejaku pada saat kotak itu mendekati stasiun pemindainya, lalu aku menyadari ada yang aneh. Aku telah melihat ribuan kotak yang masuk dan keluar selama aku bekerja disini, dan setahuku kotak-kotak itu didaur ulang dan digunakan kembali. Namun yang ini tampak berbeda dari yang lainnya. Bagian luar kotak itu lecet, dan juga terdapat sesuatu yang terlihat seperti bekas obor terpahat di sana. Kelihatannya ada orang yang telah membakarnya dengan obor dan secara acak menghitamkan permukaannya dengan api.
Aku menyiapkan peralatanku, dan sekitar satu sampai dua menit kemudian aku melakukan pemindaian yang memerlukan sekitar tiga menit untuk selesai. Sementara itu, rasa takut yang tidak dapat kujelaskan ini mulai menguasai diriku. Aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya, tapi perasaan malapetaka yang sedang menanti ini baru saja menancapkan taringnya pada jiwa dan ragaku.
Biasanya proses pemindaiannya dilakukan secara rutin, otomatis, aku sudah tidak pernah memerhatikannya lagi sekarang karena aku telah menyaksikannya berulang kali selama bertahun-tahun. Waktu itu aku memperhatikannya dengan seksama, dan aku bersyukur aku melakukannya.
Aku membaca indikasi pada hasil pemindaiannya yang sedang naik, jauh melebihi ambang batas normal untuk A ataupun B. Mataku membelalak ketika hasilnya meluncur melewati batasan untuk C juga. Hasilnya terus bergerak, sampai pada indikasi yang tidak pernah kulihat sebelumnya dan jujur, aku bahkan tidak pernah berpikir kalau hal ini dapat terjadi. Indikasinya tiba-tiba menjadi berkali-kali lipat bahkan sebelum proses pemindaian untuk ‘C’ mencapai 50%. Hal-hal menjadi lebih aneh lagi selanjutnya.
Tampilan monitor mulai berdesis dan selingan acak statis muncul sesaat kemudian menghilang. Layarnya juga terdistorsi, seakan-akan ada yang meletakkan magnet yang kuat di atasnya. Lampu di ruangan berkedip beberapa saat dan kukira listrik akan padam sebelum hasil pemindaiannya dapat disimpulkan.
Mataku pun melihat penampakan pada benda yang sedang dipindai itu, dan aku pun tertegun sesaat. Kotak itu bergetar, seperti ponsel yang sedang bergetar saat ada panggilan masuk, hanya saja lebih intens. Kotak itu mulai terdistorsi, menjadi semakin besar dengan bentuk yang semakin tidak teratur, terlihat seperti akan meledak sebelum akhirnya kembali pada bentuk semulanya.
Yang mengejutkanku, listriknya tidak padam dan pemindaiannya pun selesai. Aku melirik kembali pada layar untuk melihat hasil yang sangat tinggi itu sedang menatap pada diriku. Itu mungkin lebih besar dari setiap hasil yang pernah kulihat dikombinasikan, dan aku tidak tahu persis apa yang harus kulakukan.
“Kau tidaklah nyata.” Tiba-tiba ada suara yang berbisik di telingaku, sangat jelas, dan terdengar seperti suara dari pria muda. Aku hampir saja terjatuh dari kursi dan berbalik ke belakang berharap aku melihat seseorang di belakangku, tapi disana tidak ada siapapun. Hanya ada aku sendiri di dalam ruangan.
Dalam kondisi yang sangat panik, aku memutuskan untuk kembali dan menyelesaikan tugasku. Aku hanya berharap setelah benda sialan itu hilang, semuanya akan menjadi normal kembali dan aku dapat melupakan semua kejadian ini. Tombol ‘D’ memiliki pelindung di atasnya untuk menghindari ketidaksengajaan menekannya. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak pernah menyentuh tombol itu sebelumnya, tapi hasil pemindaian tidak dapat disangkal adalah ‘D’.
Aku mengoperasikan lengan robotik untuk melepaskan peralatan pemindainya, aku dapat merasakan tanganku bergetar ketika memegang tuasnya. Setelah selesai, aku menaikkan pelindungnya dan menekan tombol D itu tanpa ragu. Conveyer beltnya kemudian mulai berdengung tanda mesinnya bekerja, dan aku menyaksikan kotak besi itu dengan pelan menggelinding menuju ke jalur keluar.
Aku baru saja ingin menghembuskan nafas lega, sebelum tiba-tiba conveyornya berhenti bergerak. Lampu mulai berkedip lagi, dan listrik tiba-tiba padam. Kegelapan menelanku, dan aku menggapai sakuku untuk mencoba mengambil ponselku. Tanganku bergetar hebat, dan tentu saja, ponselku terselip dari tanganku, mendarat pada lantai keramik dengan suara klak dan terlempar beberapa meter.
Aku membungkuk ke lantai untuk mencoba mencarinya selagi mataku kesulitan untuk menyesuaikan dengan kegelapan. Dengan tangan dan kaki aku merangkak kesana-kemari, tapi sebuah suara membuatku menjadi beku. Aku tiba-tiba tidak sendirian di dalam ruangan.
Napas terengah-engah datang ntah dari mana; serak dan kasar, seperti perokok bertahun-tahun yang baru saja selesai melakukan lari maraton dan tengah mencari napas. Suaranya terdengar dekat, tapi dalam gelap, aku tidak dapat melihatnya. Bulu kudukku merinding, dan reseptor rasa takut pada diriku mulai memberikan tanda peringatan. Aku merasa sesak, dan pikiranku memikirkan banyak hal, namun anggota tubuhku menolak untuk bergerak.
Kebuntuan yang menegangkan itu berlanjut selama beberapa saat, tetapi kemungkinan besar, itu mungkin berlangsung kurang dari satu menit. Lampu pun tiba-tiba berkedip kembali, dan layar komputer kembali menyala.
Dengan mata perih yang disinari cahaya tiba-tiba, entah bagaimana aku berhasil mengambil ponselku dan bergegas ke sudut ruangan. Aku terengah-engah dan gemetaran hebat sampai-sampai badanku pun merasakan sakit. Aku berharap bertemu dengan seseorang…. Atau apapun yang berada di belakang tempat dimana aku mendengar suara napas, tapi sekali lagi, tidak ada orang disana.
Komputernya sudah selesai reboot, dan sekali lagi kembali pada tampilan pengoperasian. Yang ku pikirkan hanyalah menyingkirkan kotak sialan itu sejauh mungkin dari diriku, jadi sekali lagi aku bergerak ke terminal dan melanjutkan conveyor beltnya sebelum melihat ruangan pengujian itu sama sekali. Tapi ketika aku sudah melihatnya, aku merasakan sulur terror menyempit di sekitar otakku.
Kotaknya telah rusak, koyak seakan-akan sesuatu yang berada didalam mengoyaknya untuk keluar. Itu membuktikan teoriku bahwa kotak-kotak itu memang berongga, tapi tentu saja, aku tidak merasa bangga, karena itu juga berarti bahwa apapun yang berada di dalamnya telah keluar.
Aku mengintip sekeliling ruangan dengan perasaan panik, tapi aku tidak melihat apapun. Telepon darurat di dinding seakan-akan memberi isyarat padaku, dan aku menyadari jika benar-benar ada waktu dimana aku menggunakannya, maka itulah saatnya. Aku mengangkat gagangnya dan meletakkannya pada telingaku. Nomor itu tak memiliki nomor untuk di tekan, dan langsung berdering. Beberapa detik kemudian dan aku pun mendengar sebuah suara dari ujung lainnya.
“Itu keluar?” Suara seorang perempuan bertanya, tanpa basa-basi.
“Apa? Apa yang keluar?”
“Kotak itu, apa statusnya?” Aku melihatnya kembali, kotaknya masih rusak.
“Itu hancur.. aku tidak tahu apa yang terjadi. Listrik padam lalu…”
“Kau mendengarnya?” Aku langsung berkeringat dingin ketika dia menanyakannya. Bagaimana perempuan itu bisa tau ada sesuatu yang terdengar?
“Apa katanya?” Dia mengulangi lagi pertanyaannya, dan yang bisa kulakukan hanyalah menjawab dengan jujur.
“Kau tidaklah nyata” Dia terdiam beberapa saat, sedangkan hatiku membeku menunggu jawabannya.
“Tetap tenang, asissten kita sedang dalam perjalanan ke sana.” Lalu saluran teleponnya tiba tiba terpusu. Dengan tangan yang gemetaran aku meletakkan kembali gagangnya, dan dengan takut-takut melirik ke arah jendela. Penglihatanku tiba-tiba menjadi buram, tapi di jendela, aku sempat melihat ada bercak bekas tangan yang berada di atas kaca.
Aku pasti pingsan karena ketakutan setelah itu, karena hal selanjutnya yang kuketahui adalah aku terbangun di sebuah ruangan putih yang sangat terang. Suara bip dan klik perlaatan medis memenuhi mataku saat mataku mulai perlahan menyesuaikan dirinya pada pencahayaan yang sangat terang. Kepalaku berdenyut, dan tubuhku terasa lemah, tapi itu mungkin karena beberapa obat yang telah mereka berikan.
Tidak ada satupun orang yang datang dalam rentang setengah jam, dan aku ditinggalkan sendirian dengan kegilaanku mencoba untuk mengingat kembali apa yang telah terjadi dan dimana aku sekarang sedang berada.
Akhirnya, pintu pun terbuka, dan masuklah seorang wanita berambut cokelat dengan celana panjang dan pakaian blazer. Mata cokelat gelapnya bergeser di balik kacamata berbingkai tebalnya, dan lipstik ceri merah menutupi ekspresi kukuhnya. Sepatu heelsnya menciptakan bunyi klik di lantai pada saat dia mendekat, sambil menjepit map manilla di bawah lengannya.
“Pak ‘Johnson’, bagaimana perasaan anda?” Aku mengangkat bahu , dan mengakui bahwa aku mengalami sakit kepala tapi masih merasa baik-baik saja. Aku bertanya padanya apa yang telah terjadi, tapi dia kelihatannya mencoba untuk menghindari pertanyaanku dengan mengambil sebuah kursi. Dia membuka berkasnya dan mendehemkan tenggorokannya.
“Pemindaian terakhirmu mengindikasikan bahwa produknya adalah indikasi varian ‘D’, apa itu benar?” Aku mengangguk, menegaskan pada parameter yang telah ditunjukkan, analisisku memang akurat. Dia tampak cukup tertarik dengan hal itu.
“Apakah anda melihat sesuatu, yang aneh?” Aku menggelengkan kepala, menjelaskan bahwa listrik padam tidak lama setelahnya. Aku berpikir untuk memberitahunya mengenai tentang bekas tangan di atas kaca, tapi untuk beberapa alasan, aku memtusukan untuk tidak melakukannya.
Dia bertanya lebih banyak pertanyaan mengenai apa yang telah terjadi, apa yang kudengar, apakah ada bagian tubuhku yang sakit dan kondisi mentalku secara umum. Aku menjawabnya semampu dan sejujur yang kubisa. Aku kemudian bertanya lagi padanya mengenai apa yang telah terjadi, tapi sekali lagi, dia menghindari pertanyaanku.
Setelah sesi wawancara yang kurang memuaskan, dia pun bangkit dan pergi. Dia tidak repot-repot memberitahuku siapa dia sebenarnya atau bahkan siapa namanya. Aku berasumsi kalau dia adalah petinggi perusahaan, dan pamflet yang ditinggalkannya sepertinya mengkonfirmasi hal itu.
Itu adalah daftar dari hal yang harus kulakukan. Pamfletnya sendiri menginstrusikanku untuk pulang ke rumah dan beristirahat selama seminggu. Aku tidak akan mendapat tindakan sanksi apapun atas kejadian tersebut, dan bahkan akan diberi kompensasi upah normalku selama masa istirahatku.
Instruksinya menyarankanku untuk menghindari aktivitas fisik yang melelahkan, banyak tidur dan tetap tenang. Sejauh ini, instruksi teranehnya adalah aku disuruh untuk menghindari cermin dan bahkan melihat refleksi diriku sebisa mungkin. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melakukan hal itu, tapi aku sudah melakukan yang terbaik untuk mematuhinya.
Instruksinya tidak mengatakan apapun mengenai kerahasiaan ataupun menyuruhku untuk membungkam mulut, dan jujur aku juga agak bingung dengan itu, mungkin saja mereka mengira tidak akan ada yang mempercayaiku.
Surat itu tentu saja tidak mempunyai tanda tangan di bawah, dan tidak ada indikasi entitas, bisnis, ataupun orang yang telah menulisnya. Namun, baris terakhirnya cukup membuat penasarna. Alih-alih mengucapkan terima kasih telah bekerja keras, di sana tmalah tertulis ‘terima kasih atas kontribusi anda’. Mungkin itu hanya ungkapan sentimen yang sama, tapi itu membuatku bertanya-tanya mengenai beberapa hal.
Quote:
Diubah oleh pngntrtidr 24-09-2021 20:41
0
Kutip
Balas