watcheatnsleepAvatar border
TS
watcheatnsleep
Awakening (Supranatural & Romance)


Ini merupakan thread pertama TS jadi mohon maaf kalau penulisannya masih agak berantakan dan kurang menarik.
Kalau ada kekurangan atau kesalahan kiranya bisa comment di thread ini buat pembelajaran sendiri bagi TS kedepannya.
Semoga ceritanya dapat dinikmati agan-agan sekalian, Thank you ^^.


INTRO

"Mereka" yang lebih dikenal dengan sebutan hantu, setan, jin, roh, makhluk halus dan sejenisnya, sejak dahulu kala eksistensi mereka selalu memicu suatu perdebatan. Begitu juga dengan Rama, seorang mahasiswa yang awalnya tak begitu percaya akan adanya keberadaan mereka, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan, bahwa ternyata eksistensi “Mereka” benar adanya.

Semua itu bermula dari pertemuannya dengan Adellia. Seorang wanita misterius yang menyimpan segudang rahasia di balik figurnya. Tanpa disadari Rama, benih-benih cinta telah timbul pada pandangan yang pertama. Sebuah rasa yang muncul untuk pertama kali dalam hidupnya.

Wanita demi wanita muncul mewarnai hidup Rama, bersamaan dengan setumpuk masalah yang mereka emban. Di sisi lain, bangkitnya indra keenam Rama seakan menuntunnya kepada sebuah perjalanan panjang untuk mencari jati dirinya.

Akankah Rama berhasil menemukan jati dirinya?


INDEKS
SEASON 1 : SIXTH SENSE
1. Sebuah Awal
2. Mimpi yang Aneh
3. Kesurupan Massal
4. Warna Merah
5. Hilang Kesadaran
6. Salah Tingkah
7. Wanita yang Berdiri di Sudut Kelas
8. Sebuah Awal
9. Pelet
10. Konfrontasi
11. Menjalani Kehidupan Kampus
12. Menikmati Momen yang Langka
13. Pilihan
14. Genderuwo
15. Film India
16. Teman Baru
17. Tengah Malam
18. Memori yang Indah
19. Cubitan Manja
20. Dominasi
21. Bukan Siapa-Siapa
22. Perasaan Kacau
23. Melissa
24. Maaf
25. Playboy
26. Tapi Bohong
27. Mobil yang Bergoyang
28. Truth or Dare
29. Tertawa Terbahak-bahak
30. Pembuktian
31. Pengakuan
32. Mimpi Buruk
33. Menikmati
34. Penyesalan
35. Kopi Darat
36. Terjatuh
37. Pulang
38. Makhluk yang Bersimbah Darah
39. Bungkusan Hitam
40. Pengalaman Putra
41. Firasat Buruk
42. Pulang ke Kost
43. Terkejut
44. Ancaman
45. Cerita Dibalik Rara
46. Kurang Tahan Lama
47. Hadiah
48. Rencana
49. Eksperimen
50. Titipan Eyang
51. Kecil
52. Penangkapan
53. Merek Baju
54. Drama
55. Pesan Singkat
56. Nadia
57. Hujan
58. Pesugihan
59. Hilang
60. Kolam
61. Kerjasama
62. Perang
63. Pengorbanan
64. Kisah Putra
65. Jatuhu
66. Awakening
67. Kabar Buruk
68. Raga Sukma
69. Perpisahan <END>

AWAKENING SEASON 2 : AMURTI
Link : https://kask.us/iOTnR

Wattpad : @vikrama_nirwasita
Karyakarsa : vikrama
Instagram : @vikrama_nirwasita


Terimakasih emoticon-Big Grin

Diubah oleh watcheatnsleep 03-04-2023 17:03
efti108
khodzimzz
madezero
madezero dan 86 lainnya memberi reputasi
85
125K
1.3K
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.5KThread42.2KAnggota
Tampilkan semua post
watcheatnsleepAvatar border
TS
watcheatnsleep
#577
Chapter 69 Perpisahan &lt;END&gt;

Semuanya terjadi begitu cepat dan tiba-tiba saja pria itu memberiku dua guru. Melihat reaksiku yang tampak kaget, pria itu tiba-tiba memperkenalkan dirinya.

“Panggil saya Mbah Gumelar.”

“Mulai sekarang kamu bakal belajar dari mereka berdua. Baik di dunia nyata maupun di dunia ghoib.”

Anehnya aku bisa mendengar dan mengartikan ucapan mereka lewat batinku. Walau mulut mereka tertutup, suara itu bisa muncul.

Selain itu aku juga merasa ragu di batinku, sebab aku tak menyangka akan tiba-tiba dihadapkan pada situasi seperti ini. Aku merasa tidak siap, karena bagaimana mungkin aku akan mudah percaya dengan orang yang baru pertama kali kutemui.

“Apa kamu tidak ingin mengembangkan kemampuanmu? Apa kamu ingin tragedi yang sama akan terjadi kembali karena ketidakmampuanmu?” ucap Mbah Gumelar.

Lagi dan lagi, anehnya dia bisa membaca keraguan yang muncul di dalam batinku.

“Mereka berdua yang akan jadi gurumu ini bukan bangsa gaib. Mereka adalah manusia,” tambahnya.

Mbah Gumelar menunjuk pria berpakaian serba kuning itu lalu berkata, “Dia namanya Dirga, biasanya dipanggil Suhu Liong…”

Lalu Mbah Gumelar menunjuk pria yang mengenakan pakaian serba hitam sembari berkata, “Dia namanya Mahendra.”

“Mereka berdua punya latar belakang dan jenis ilmu yang berbeda, tapi tidak usah saya jelaskan, nanti kamu akan paham sendiri, setelah merasakannya langsung,” ucapnya.

Setelah Mbah Gumelar menjelaskan, pandangaku mulai tertuju kepada Jatuhu. Aku merasa adanya kejanggalan dari sosoknya.

“Kenapa tubuhmu kembali seperti semula?” tanyaku heran saat melihat seluruh tubuh Jatuhu yang telah pulih sepenuhnya. Anehnya, tampak tidak ada bekas luka yang tersisa di tubuhnya.

“Dia terpaksa panen lebih cepat supaya bisa pulih,” potong Mbah Gumelar.

Aku bingung apa maksud dari panen yang diucapkan oleh Mbah Gumelar.

Baru saja aku bertanya dalam hati, Mbah Gumelar langsung menjelaskannya, “Tumbal-tumbal pesugihan.”

Saat menyadari eksistensiku di sana, Jatuhu mulai menatapku tajam sembari bertanya, “Bagaimana denganmu sendiri? Kenapa kau bisa ada di sini? Apa kau lupa janjimu?”

“Apa kau—” Sebelum aku dan Jatuhu sempat saling berbicara, pria yang bernama Mahendra itu seketika memotong ucapan Jatuhu.

“Sejak kapan aku memperbolehkanmu untuk berbicara?” tanya Mahendra.

“Apa aku lupa telah memberikanmu izin sebelumnya?” ucapnya dengan memasang ekspresi pura-pura bingung sembari tersenyum.

“Maafkan aku tuan. Aku tidak berniat melawan perintahmu,” balas Jatuhu dengan ketakutan. Bahkan seluruh tubuh dan suaranya gemetaran saking takutnya.

“Oh begitu, tapi apa permintaan maaf saja sudah cukup? Sepertinya sekarang perintahku sudah tidak ada arti dan harganya lagi, ya?” ucapnya sambil terkekeh.

“Tidak tuan, ini sepenuhnya salahku. Tolong hukum saja aku,” balas Jatuhu dengan sigap.

“Cholilah, jika itu permintaanmu, akan kulakukan dengan senang hati. Tapi apa kau tau, apa biasanya hukuman yang kulakukan kepada bawahan yang terlalu banyak bicara?”

Pria yang bernama Mahendra itu seketika mencekik Jatuhu dengan tangan kanannya hingga dia terangkat di udara. Dia perlahan memegang mulut dari Jatuhu dengan tangan kirinya, lalu tanpa basa-basi dia merobek mulut Jatuhu.

“ARRGGHHHH!” Jatuhu berteriak dengan histeris.

Mahendra lalu dengan santainya melempar dia ke lantai. Jatuhu berlutut kembali sembari memposisikan kepalanya menghadap lantai.

“Bagaimana? Apa kau jadi menyesal memintaku untuk menghukummu?” tanya Mahendra sembari tersenyum.

“Tidak tuan, aku memang pantas mendapatkannya,” jawab Jatuhu dengan suara gemetar.

“Baguslah, sebenarnya tadi itu cuma permulaan. Harusnya masih banyak lagi hukuman yang akan kau jalani. Tapi apa boleh buat, bos besar masih punya urusan denganmu,” ucap Mahendra.

Muncul rasa takut di batinku saat melihat ekspresi wajahnya. Ekspresinya yang tersenyum menyeringai itu layaknya seorang psikopat. Saat mempermainkan dan menyiksa Jatuhu, dia tampak sangat menikmatinya.

“Kenapa kamu melihat saya dengan ekspresi begitu?” tanya Mahendra sembari menatapku.

“Jangan takut, saya gak galak, kok. Kayak dia!” ucapnya sembari menunjuk pria yang ada di sebelahnya.

“Cukup main-mainnya. Biar Pak Gumelar yang berbicara,” balas pria yang bernama Dirga itu dengan ekspresi kaku.

Saat Mahendra ingin membuka mulutnya untuk membalas ucapan Dirga, dia menatap Mbah Gumelar sesaat. Mbah Gumelar menatapnya balik lalu mengangguk pelan dan Mahendra pun seketika diam sembari menggelengkan kepalanya. Raut wajahnya tampak enggan. Di mataku, sudah jelas siapa yang berada di hirarki paling atas dari mereka.

“Dia tidak akan ikut campur, di sini dia hanya hadir sebagai saksi saja,” ucap Mbah Gumelar dengan santai. Dia yang dimaksud itu adalah diriku.

Jatuhu tak membalas ucapan Mbah Gumelar, dia hanya menganggukan kepalanya dengan cepat.

“Jadi sekarang, ceritakan semua kebenarannya. Jika kamu berbohong, aku akan membiarkan dia menghukummu,” perintah Mbah Gumelar sembari menunjuk Mahendra.

Jatuhu mengangguk, tetapi dia diam sembari melirik Mahendra. Sepertinya dia tak ingin berbicara, apabila tak diizinkan olehnya.

“Kalau disuruh bos cerita, ya cerita saja,” ucap Mahendra sambil tersenyum menyeringai.

“Perlu saya ceritakan dari mana?” tanya Jatuhu sembari berlutut.

“Dari awal pertemuan kamu dengan wanita yang menjebak teman saya,” jawab Mbah Gumelar.

Aku bingung mendengar pertanyaan itu. Menjebak? Aku tak tahu maksud dari arah pembicaraan ini.

“Dari mana tuan bisa tahu tentang itu?” tanya Jatuhu terkejut.

“Hahahaha!” Mahendra tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Jatuhu.

Mbah Gumelar tidak memperdulikan tawa Mahendra, dia dengan santai menjawab, “Apa perlu aku menjelaskannya?”

Jatuhu seketika ketakutan lalu dengan cepat menjawab. “Pada awalnya wanita yang bernama Nirma itu berniat untuk meminta kekayaan kepadaku dengan melakukan pesugihan.”

Seluruh badanku bergetar seketika. Rasanya aku ingin langsung menghabisi kelelawar yang ada di depanku. Begitu juga dengan wanita jalang yang bernama Nirma itu. Gara-gara dia, nyawa Putra kini menghilang.

Belum saja aku bergerak, pria yang bernama Dirga sudah menatapku dengan tajam layaknya sedang memperingatkanku, agar jangan bertindak gegabah.

“Apa yang dilakukannya selama melakukan perjanjian pesugihan?” tanya Mbah Gumelar.

“Sebenarnya dia sudah lama melakukan perjanjian denganku. Pertama kali pesugihan, dia terlebih dahulu mengorbankan suaminya yang suka menyiksanya. Dia sengaja menyuruhku menawan sukma dari suaminya, tetapi dia meminta agar anak-anaknya tidak kusentuh, sebagai gantinya dia harus mencari orang lain yang bisa dikorbankan,” jelas Jatuhu.

“Setelah itu, dia menawarkan teman-temannya yang sedang kesusahan agar melakukan perjanjian denganku. Hingga lama kelamaan, akhirnya dia kehabisan teman yang bisa diajak melakukan pesugihan. Jadi dia mulai beralih berpura-pura sebagai korban pesugihan. Dia mulai menjebak para paranormal yang di datanginya. Baik itu paranormal palsu ataupun paranormal yang memang benar-benar ingin membantunya,” jelasnya.

Mendengar penjelasan Jatuhu membuatku marah, terutama kepada diriku sendiri karena tertipu oleh mereka. Aku tak menyangka, ada manusia sebejat itu, yang mampu mengorbankan mereka yang tulus ingin menolongnya.

“Berapa korban kalian?” tanya Mbah Gumelar.

“Puluhan,” ucap Jatuhu dengan ekspresi dan suara yang ragu.

“Masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan jumlah semua korbanmu selama ini. Bukan cuma wanita itu saja. Bahkan saat ini, masih banyak manusia yang bersekutu dan menjadi bawahanmu,” balas Mbah Gumelar seakan menguliti semua tentangnya.

Jatuhu hanya diam karena tak bisa membantah ucapan dari Mbah Gumelar.

“Cuma itu saja?” tanya Mbah Gumelar.

“Iya tuan,” jawab Jatuhu.

Mbah Gumelar lalu menoleh ke arah pria yang bernama Dirga sembari mengagguk pelan. Dirga mengangguk balik sembari membuka salah satu telapak tangannya. Dari telapak tangannya itu, seketika muncul pusaka berbentuk pagoda yang memancarkan sinar emas. Uniknya, pagoda itu dapat berputar dengan sendirinya.

Setelah melihat kemunculan pagoda itu, Jatuhu tanpa basa-basi langsung mencoba untuk melarikan diri. Naasnya, usahanya berakhir sia-sia, sebab pria yang bernama Mahendra itu sudah berhasil mencekik lehernya.

“Mau lari kemana? Hahaha,” ucap Mahendra.

“Terkutuklah kalian para manusia biadab!” jerit Jatuhu sembari berusaha melepaskan cekikan itu.

“Terimakasih atas doanya,” balas Mahendra lalu dia melempar Jatuhu ke arah pagoda yang berada di tangan Dirga.

Sinar emas dari pagoda itu seketika membesar dan menelan seluruh tubuh Jatuhu dalam sekejap mata.

Aku tak tahu apa yang terjadi pada Jatuhu jika terserap masuk ke dalam pagoda itu. Tetapi aku merasa bahwa tidak ada harapan lagi baginya untuk bebas. Itu adalah akhir dari cerita makhluk yang bernama Jatuhu.

“Mari ke lokasi selanjutnya.” ajak Mbah Gumelar.

Tiba-tiba muncul portal di dekat singgasana. Mbah Gumelar dan kedua pria itu dengan santainya bergerak menuju portal itu, seakan-akan tidak terjadi apa pun barusan. Di sisi lain, aku hanya bisa manut sembari mengikuti mereka dari belakang.

Setelah memasuki portal itu, pemandangan yang tampak di mataku kembali berubah. Kali ini yang ada di pandanganku adalah sebuah rumah yang tampak tak asing bagiku. Rumah itu adalah rumah seorang perempuan yang telah menjebakku dan Putra. Perempuan yang bernama Nirma.

Tanpa mengucapkan apa-apa, mereka bertiga terbang menembus memasuki rumah Bu Nirma. Walau merasa ada suatu energi yang aneh muncul dari rumah itu, aku spontan mengikuti mereka dengan membawa rasa penasaran.

Sesampainya di dalam sana, tampak sebuah pemandangan aneh yang sekaligus mengerikan. Seisi rumah itu telah dipenuhi oleh sekerumunan makhluk halus yang tak terhitung jumlahnya. Tetapi saat melihat rombongan kami datang, mereka tunduk sembari memberi kami ruang untuk bergerak.

Di sisi lain, aku melihat segerombolan makhluk halus mengerumuni dan menempel pada tubuh Bu Nirma yang sedang berbaring di kasurnya. Sekilas, aku melihat wajah bu Nirma tampak sangat tua, begitu juga dengan tubuhnya yang kurus kering. Perubahan fisiknya itu bahkan sampai hampir membuatku tak mengenalinya lagi.

Jenis dari makhluk yang berada di sana bermacam-macam. Ada yang berbulu seperti genderuwo, ada yang berbentuk hewan alias siluman. Tetapi yang paling banyak adalah makhluk yang berwujudkan manusia dengan tubuh yang penuh darah dan cacat.

Sepertinya mereka adalah para korban pesugihan yang dijerat Bu Nirma. Dengan memasang ekspresi menyeramkan, mereka mencengkeram tubuh Bu Nirma mulai dari ujung kaki sampai ujung kepalanya.

“Bagaimana menurutmu? Apa kamu masih ingin membalas dendam lagi?” tanya Mbah Gumelar.

Melihatku yang cuma diam tak merespon ucapannya, Mbah Gumelar lanjut menasehatiku.

“Orang-orang serta makhluk seperti mereka tak akan ada habisnya. Yang bisa menolong mereka hanyalah diri mereka sendiri. Mereka harus memutuskan rantai itu dengan membayar semua yang sudah diterimanya.”

“Tapi menurutmu apakah orang seperti mereka bisa lepas dari nafsu duniawinya?”

“Apa mereka rela kembali hidup susah dan sakit-sakitan?”

“Belum lagi ada para makhluk itu yang selalu menggoda dan menagih janji mereka.”

“Bila tidak berhati-hati saat membantu orang, tanpa tahu inti dari permasalahannya, bisa menyebabkan datangnya malapetaka. Contohnya seperti kejadian yang kamu alami bersama Putra.”

Ucapan Mbah Gumelar berhasil membuka mata dan menyadarkanku, bahwa tidak ada gunanya lagi aku membalas dendam, sebab tanpa aku harus turun tangan, Bu Nirma sudah menerima konsekuensinya dari para korbannya selama ini. Namun aku tidak merasa kasihan sama sekali, karena dia memang pantas mendapatkan ganjarannya.

Pengalaman ini membuka mataku, bahwa aku tak boleh sepenuhnya percaya akan orang lain. Semenjak itu, aku mulai meragukan dan menganalisis apa kemungkinan terburuk jika aku berinteraksi dengan mereka.

Di sisi lain aku telah menyaksikan nasib dari para pelaku dan korban dari praktik pesugihan. Di batinku, aku hanya berharap agar orang-orang terdekatku tidak akan berurusan dan bersentuhan dengan hal itu di sepanjang hidupnya.

“Kembalilah ke tubuhmu,” ucap Mbah Gumelar setelah selesai menasehatiku.

Kembali ke tubuhku. Itu mengingatkanku akan pertemuan pertama antara aku dengan pria berjubah merah. Figurnya yang dingin dan kaku yang mengajariku bagaimana untuk kembali ke tubuhku saat berada di dunia astral.

Aku langsung meniatkan kembali ke tubuhku dengan fokus dan sungguh-sungguh. Beberapa saat kemudian, seperti baru terbangun dari mimpi, akhirnya aku telah kembali pada tubuh fisikku.

Baru saja sadar, tiba-tiba sudah terdengar suara dari Mbah Gumelar yang berbicara di sampingku, “Jam 12 nanti, tepat pada tengah malam, merogo sukmolah. Ada seseorang yang mencarimu.”

“Memangnya ada siapa, Mbah?” tanyaku dengan bingung.

“Kamu cek sendiri saja nanti. Saya pulang dulu,” jawabnya singkat sembari menepuk pelan pundakku.

Mbah Gumelar pun berjalan keluar dari ruangan tanpa menoleh sedikit pun. Aku masih bingung mengapa dia tampak peduli denganku. Aku pun bertanya-tanya dalam hatiku, bukankah dia cuma kenalan dari Putra? Mengapa dia bertindak sampai sejauh ini?

Mengapa Putra tidak pernah menceritakan tentangnya? Padahal selama ini Putra telah menceritakan tentang orang-orang dekatnya kepadaku. Terutama mereka yang mempunyai kemampuan supranatural.

Tetapi di sisi lain, efek dari perjalanan itu berhasil membuat tubuhku merasa lelah, karena itu, aku pun memutuskan untuk memejamkan mata dan tidur.

<><><>


Setelah menikmati tidurku yang pulas, hal pertama yang kucek saat sudah terbangun adalah jam yang menempel di dinding. Saat kuperhatikan, ternyata jarum jam yang sedang bergerak sudah mendekati pada angka 12.

Aku kembali memejamkan mataku, tetapi kali ini aku berfokus mengatur pola pernafasanku terlebih dahulu. Aku berusaha mengumpulkan energi sebanyak mungkin, karena dari pengalamanku barusan. Saat Mbah Gumelar membantuku merogo sukmo, aku butuh energi yang besar agar lebih mudah mengeluarkan tubuh astralku.

Tak tahu sudah berapa lama aku fokus mengolah nafas, saat aku merasa energinya sudah cukup, aku mulai merilekskan seluruh tubuhku dan melakukannya seperti instruksi Mbah Gumelar tadi.

Aku mulai berfokus pada rasa, hingga tak lama kemudian, aku mulai merasakan gejala yang sama, seperti yang kualami sebelumnya. Namun kali ini aku tidak panik dan bisa melewati semua fase dengan tenang.

Setelah melalui fase terakhir, tubuh astralku akhirnya terlepas. Aku langsung mengecek semua yang ada di sekitarku dan seketika terkejut, sebab aku melihat seorang wanita yang selama ini kudambakan sedang berdiri di hadapanku.

Pandangan mata kami kini tertuju pada satu sama lainnya. Tatapan mata itu mengingatkanku pada saat pertama kali aku bertemu dan mengenalnya.

“Kamu … kok bisa …,” ucap Adellia dengan ekspresi terkejut dan suara terbata-bata.

Tetapi belum sempat aku membalas ucapannya, tiba-tiba Adellia berceletuk.

“Aku harus balik!”

Tanpa berpikir panjang, aku langsung memeluknya dengan erat. “Kamu gak bisa bohongin perasaan kamu, Del.”

Dia berusaha memberontak, tetapi aku tetap tak mau melepaskannya. Aku merangkulnya dengan sepenuh tenagaku. Menyadari usahanya yang tampaknya sia-sia, pada akhirnya Adellia pun menyerah.

“Ini salahku, Ram. Kenapa aku harus datang ke kota ini dan ketemu sama kamu. Kenapa aku membuka diri dan jadi dekat sama kamu,” lirihnya.

“Memangnya kenapa, Del? Apa aku segitu gak pantasnya untuk bisa dekat dengan kamu?” tanyaku lemas.

“Bukan, Ram,” balasnya tegas.

“Jadi kenapa?” tanyaku penasaran.

Adellia diam tak bisa berkata-kata. Tampak keraguan dalam ekspresi wajahnya.

“Apa yang kamu takutkan, Del? Kenapa kamu gak mau cerita ke aku?” tanyaku lagi.

“Aku udah tunangan sama orang lain, Ram …,” ucap Adellia.

Mendengar jawaban dari Adellia membuatku tertegun seketika. Aku tak tahu harus bereaksi apa saat itu juga. Namun di sisi lain, Adellia mulai melanjutkan ucapannya.

“Sejujurnya, walau aku tau kalau ini salah. Aku gak menyesal untuk pernah ketemu kamu, Ram. Aku gak akan pernah lupa sama semua momen itu.”

“Walau berat, tapi ini jadi perpisahan terakhir kita, Ram. Sebelum rasa ini semakin dalam, aku ga mau kalau kamu celaka nantinya. Kamu bebas untuk ngerasa benci dan marah ke aku. Tapi ini demi kebaikan hidup kita berdua.”

Akhirnya kata-kata perpisahan yang tak ingin kudengar pun muncul. Di dalam lubuk hatiku terdalam, sebenarnya aku tak rela untuk melepaskannya. Apakah aku harus memaksakan diriku untuk tetap memperjuangkannya, ataukah aku harus menyerah sampai di sini saja. Rasa dilema pun muncul di dalam lubuk hatiku.

Aku berusaha untuk tetap tegar sembari mendengarkan semua ucapannya, tetapi sayangnya aku tak bisa.

“Apa gak ada harapan buat kita, Del?” tanyaku pelan.

Adellia menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecil,

“Aku cinta kamu, Ram …,” ucapnya dengan suara halus nan lembut.

“Aku juga cinta sama kamu, Del …,” balasku dengan dada yang sesak sembari memeluknya dengan erat.

Tak terdengar lagi suara balasan dari Adellia. Hanya terdengar suara gemuruh yang memenuhi pendengaranku. Aku juga sadar, bahwa sosok wanita yang baru saja kupeluk dengan erat telah menghilang dari pandanganku. Tanpa meninggalkan jejak, dia hanya sebuah kalimat perpisahan.

<><><>

Akankah kedua insan itu akhirnya bisa bersatu?


Tiada yang tahu …

Biarlah takdir yang akan menjawab …

<SEASON 1 END>

Diubah oleh watcheatnsleep 03-04-2023 15:35
simounlebon
aripinastiko612
khodzimzz
khodzimzz dan 45 lainnya memberi reputasi
46
Tutup
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.