- Beranda
- Stories from the Heart
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)
...
TS
afryan015
Sekamar Kos Dengan "Dia" 2 ( Pengalaman Tempat Kerja)

Hallooooo agan agan sekalian, masih ingat kan dengan ku Ryan si penakut hehe.......ini adalah cerita ku selanjutnya masih dalam lanjutan cerita yang kemarin hanya saja tempatnya kini sedikit berbeda dari sebelumnya.
Mungkin bisa agan agan yang belun baca thread ane silahkan dibaca dulu thread ane sebelumnya
Quote:
Bagi yang belum kenal dengan ku, kenalin Namaku Ryan dan untuk mengenal ku lebih detail silahkan baca trit ku yang sebelumnya, dan bagi yang sudah mengenalku silahkan saja langsung baca dan selamat menikmati

Oh iya jangan lupa
Quote:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Diubah oleh afryan015 06-12-2022 11:14
mangawal871948 dan 206 lainnya memberi reputasi
195
231.1K
2.5K
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
32.7KThread•52KAnggota
Tampilkan semua post
TS
afryan015
#496
Awal Berhadapan
Dan untungnya mereka tidak begitu memperdulikan suara yang dibuat oleh bang Damar, dan kembali bernegosiasi lagi untuk bertemu dengan sosok yang dinginkan oleh dukun itu, hingga pada akhrinya sosok yang ingin ditemuinya keluar dari dalam gerbang yang ternyata dia adalah sosok tinggi besar mungkin hampir sama dengan sosok Barzam dan lebih tinggi lagi, dengan badan manusia serta penuh bulu tapi bukan bulu halus ya hehe, dan memiliki kepala berbentuk srigala bertanduk tiga berwarna emas.
Aku melihat sosok itu begitu terkejut karena terpancarkan aura negatif yang sangat kuat, namun samar samar aku seperti mengenali aura itu walau tak sekuat yang aku rasakan sekarang, sosok manusia srigala besar kemudian membuka gerbang kerajaannya dan menghampiri Wawang dan Apang si dukun ilmu hitam tersebut, terlihat tampang Wawang sangat ketakutan, Apang yang tahu harus bersikap seperti apa kemudian menarik tubuh Wawang untuk segera jongkok dan menunduk tanda hormat pada sosok siluman srigala itu.
“Apang sebenarnya kita bertemu dengan siapa saya merasa ketakutan sekarang ini” bisik Wawang sambil menunduk.
“sudah kamu diam saja kalau takut merem saja, ini yang akan membantu kita untuk membalas dendam atas kekalahan kita kemarin akibat ulah orang Jawa itu”dengan sedikit kesal Apang menjawab sambil berbisik.
“Apa yang kamu mau manusia Hina, mau melawanku atau mau meminta pertolonganku” tanya sosok siluman srigala itu.
“wahai Bajra Behandang, penguasa bukit jin, saya sama sekali tidak berani jika datang kemari hanya untuk melawan mu wahai penguasa agung” jawab Apang sambil tertunduk
Mendengar nama Bajra Behandang, aku jadi teringat dengan sosok yang berada di rumahsakit saat itu, dia juga mengatakan kalau namanya adalah Bajra, apakah ini sosok yang sama dengan yang menemuiku saat itu, namun yang ku ingat sosok Bajra adalah sosok lelaki tua bukan siluman srigala dengan tinggi seperti itu, aku sempat menanyakan pada bapak saat itu, namun bapak tidak langsung menjawab dan hanya menyuruhku untuk terus memperhatikan peristiwa yang akan terjadi selanjutnya.
“kalian? Minta bantuanku, boleh saja, namun harganya tidaklah murah dan mudah, jika kalian siap dengan persyaratan yang aku berikan, kupastikan aku akan membantu urusan kalian sampai selesai, dan ingat jika sudah ada perjanjian, itu tandanya kalian setuju dan tidak dapat dibatalkan, dan jika kalian hendak membatalkan, jelas kalian akan menanggung resikonya, yaitu melayaniku sampai kapanpun, bagaimana, masih mau meminta bantuanku” ucap siluman dengan sombongnya
“aman nggak ini Apang, nanti yang ada malah kita yang jadi sasarannya” Wawang mulai terlihat sedikit ragu untuk melanjutkan
“kamu ini sebenernya niat untuk balas dendam atau ttidak sih, apa kamu sudah menerima dipermalukan dengan kekalahan suara yang sangat terlampau jauh itu dengan suara kandidat lain” ucap kesal Apang pada Wawang
“tapi Apang….” Wawang terlihat bingung dengan keputusannya.
“Huahahaha dasar manusia hina seperti kalian, pasti akan seperti ini, bingung untuk memutuskan padahal belum tahu persyaratannya, sudah lah jika belum ada niat silahkan berhadapan dengan pengawalku ini” terlihat siluman itu mulai tidak senang dan ingin segera memasrahkan mereka pada penjaga berkepala anjing tadi.
“bodoh kamu, sudah kita terima saja, semua akan berjalan mulus tenang saja, dari pada kita dihabisi oleh penjaga ini” Apang menyadari kalau saat ini mereka dihadapkan dengan kondisi maju kena mundur kena, dan tanpa disadari harus menerima persyaratan dari siluman srigala itu.
“tapi Apang yakin ya, kita bisa menuruti persyaratan yang diminta, kalau Apang yakin aku menurut saya” dengan pasrah dan tampak terpaksa Wawang menyanggupi.
“tunggu wahai Bajra yang mulia, kamu bersedia menuruti persyaratan yang kau berikan” ucap Apang
“Huahaha kalau memang sudah yakin, kupersilahkan kalian masuk ke kerajaanku, silahkan dan kita berdiskusi dengan apa yang akan kita sepakati nanti” siluman bernama Bajra itu mempersilahkan masuk
Kemudian mereka berdua memasuki gerbang untuk menuju ke kediaman siluman ini, dan setelah itu bapak dan Bang Damar sama sekali tidak bisa mengikutimereka lagi karena terhalang adanya penjaga disana, sebenarnya bang Damar ingin sekali menerobos masuk, namun bapak memperingatka, kalau mereka harus bermain cantik, musuh yang akan dilawan kali ini adalah musuh kelas tinggi dan kata bapak dalam setiap langkah akan menentukan nasib keberhasilan mereka kedepannya, setelah mendengar ucapan bapak, bang Damar kemudian membatalkan untuk menerobos masuk, mereka memutuskan untuk tetap menunggu Apang dan Wawang selesai disana dan tetap bersembunyi dibalik pohon.
Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya mereka keluar dari sana, terlihat Wawang yang nampak kebingungan dan si Apang terus menguatkan kalau mereka benar benar bisa menuruti persyaratan yang diberikan oleh sosok siluman bernama Bajra itu, dalam perjalanannya keluar Wawang terus mengomel karena menurutnya permintaan Bajra sangat susah untuk dicari dan mereka hanya diberikan waktu selama tujuh hari saja.
“Apang apa benar kita bisa memberikan yang dia mau, mau kita cari dimana itu” tanya Wawan terus bertanya
“alah kamu ini tenang saja, Cuma tujuh cawan darah bayi segar yang belum genap berumur empat puluh satu hari masih gampang untuk di cari, mulai besok kita akan mulai berkeliling” dengan santai menjawab seolah nyawa bayi tidak ada harganya.
“tapi mau dicari kemana, tujuh cawan sedangkan di desa kita tidak ada bayi yang baru saja lahir kan” tetap dengan ekspresi bingungnya menanyakan
“hey otak kamu itu coba di pakai sedikit, mereka kan tidak meminta dari desa kita, maka kita cari kemanapun yang penting kita bisa mendapatkan darah itu” mulai geram Apang menjawab.
“iya deh saya pokoknya ngikut Apang saja” jawab Wawang
“lagian nih ya, setelah kita turuti kita akan dapat bantuan dari para bawahan Bajra mulai dari ujung timur sampai ujung barat, kita bisa menghabisi orang jawa itu sama rekannya, pokoknya udah lah tenang aja”
Mendengar percakapan mereka berdua otomatis bapak dan Bang Damar langsung mempersiapkan untuk menghadapi mereka semua, karena kali ini bukan hanya menghadapi satu dua makhluk saja, tapi bisa di pastikan yang akan mereka hadapi adalah satu kerajaan ditambah para bala sekutu dari sosok Bajra itu.
Bisa dilihat sendiri dengan aura negatif yang sangat besar seperti itu pasti dia tidak akan main main saat melakukan serangannya dan sudah dipastikan akan ada peperangan lagi yang akan dihadapi oleh bapak dan Bang Damar, namun terlihat dalam visual itu bapak mengatakan pada bang Damar untuk tidak usah terlalu khawatir, karena semua kembali kepada niat baik mereka, dan segala niat baik pasti akan di bantu oleh Allah, ditambah lagi bapak dan bang Damar memiliki sekutu juga yang berasal dari jin jin beraliran putih atau kerap di sebut jin muslim, seperti beberapa jin atau makhluk putih menungganggi kuda yang dulu membantu dalam prosep penyelamatan Anggi itu, dan itu pun baru sebagian kecil belum seluruhnya ikut menolong.
Kembali gambar berubah dimana saat ini memperlihatkan bapak dan Bang Damar sedang duduk santai di halaman rumah bang Damar, hal itu terlihat ketika istri bang Damar membawakan minuman dan makanan kecil untuk dinikmati di depan teras, saat itu terlihat suasana sore hari, bapak duduk sana sambil membaca koran untuk menikmati sore hari disana sembari menunggu tanda peperangan akan segera pecah.
Dan disaat sedang menikmati suasana sore hari, tiba tiba dari arah belakang rumah bang Damar terdengar suara ribut, entah pertama kali mendengar bang Damar hanya menyuruh istrinya untuk mengecek suara apa dan berasal dari mana, dan istrinya hanya mengatakan, itu suara dibelakang rumah, palingan juga ada hewan lagi cari sesuatu untuk dimakan, karena kebetulan belakang rumah bang Damar adalah perkebunan saat itu.
Namun suara itu terus saja terdengar, seperti suara hewan sedang beradu entah hewan apa yang jelas kalian pasti tahu bagaimana suara yang dibuat saat hewan sedang bertarung seperti memperebutkan sesuatu, karena saking jengkelnya, Bang Damar kemudian kebelakang untuk mengecek sendiri sebenarnya suara dari mana yang dan hewan apa sih yang sedang ribut.
Bang Damar hanya melihat seekor ayam sedang mengusir seekor anjing yang mungkin menurut si ayam akan mengganggu atau memangsa anak anaknya, karena ayam itu sedang membawa anaknya untuk mencari makan, melihat hal itu bang Damar sempat menyiramkan air dengan maksud anjing itu pergi dan tidak membuat gaduh suara lagi.
Setelah suara gaduh itu selesai, bang Damar kemudian kembali lagi keteras untuk berbincang bincang lagi dengan bapak, apa lagi perbincanganya kalau bukan masalah persiapan menghadapi serangan yang akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Bapak sempat bertanya sebenarnya suara apa yang membuat gaduh itu, bang Damarpun menjelaskan kalau itu suara dari anjing dan Ayam yang sedang ribut alias si ayam ngusir anjing karena ayam lagi bawa anaknya untuk makan di halaman belakang, mendengar penjelasan bang Damar bapak hanya tersenyum dan berkata pada bang Damar kalau suara dari mereka muncul lagi, bilang sama bapak karena itu menurut bapak adalah tanda kalau peperangan hampir dimulai.
Menurut penjelasan bapak, ayam kalau sore hari apa lagi sudah menjelang maghrib seperti ini, pasti mereka lebih memilih untuk tetap berdiam diri dikandangnya, karena ayam merupakan hewan yang memiliki rabun senja, jika telat pulang mereka akan kesusahan untuk mencari jalan pulang sendiri, dan aneh rasanya kalau jam seperti ini masih ada ayam berkeliaran dengan mata yang masih sehat atau awas pada pergerakan pemangsa, jadi menurut bapak itu bukan lah hewan asli, atau jelmaan dari para musuh yang sedang memberikan kode untuk mulai peperangan.
Dan betul saja apa kata bapak, setelah beberapa menit kemudian, suara gaduh itu muncul lagi, dan adzan sudah mulai berkumandang, karena waktu sholat maghrib sudah tiba bapak kemudian sholat terlebih dahulu dan berkata pada bang Damar, suara itu biarkan saja begitu, nanti kita akan tahu hasilnya setelah sholat.
Singkat cerita setelah bang Damar dan bapak mengerjakan sholat maghrib, suara gaduh yang dibuat oleh yang katanya anjing dan ayam oleh bang Damar masih terus terdengar dan bahkan lebih keras dibanding tadi saat ditengok oleh bang Damar, bapak dan bang Damar kemudian menuju kebelakang rumah, terlihat ayam dan anjing itu bertarung hebat hingga menimbulkan beberapa bekas luka pada tubuh anjing dan ayam itu, terlihat robekan kulit pada anjing bekas dari cakaran ayam.
Setelah sampai dihalaman belakang anjing itu kemudian berhenti menyerang ayam itu, dan seolah menatap melas ingin ditolong, namun saat akan didekati oleh bapak, anjing itu malah menjauh dan setelah menjauh kembali menghadap kearah bapak sambil menunjukan raut memelas, bapak yang paham akan hal itu bukan sekedar hal biasa kemudian berkata pada anjing itu, “sudah lah aku akan menurutimu, bawa aku pada pemimpinmu, aku sudah tau itu kalian dari bukit disebrang kan, aku akan mengikutimu” setelah bapak berkata demikian raut muka anjing itu terlihat sangat berbeda, seolah dia dia tersenyum menakutkan layaknya memiliki maksud jahat dibaliknya, sedangkan untuk ayamnya tiba tiba saja menghilang begitu saja.
Dan akhirnya bapak dan Bang Damar pun mengikuti sosok anjing itu, mereka dituntun hingga masuk kedalam hutan, namun arahnya berbeda dengan dengan saat bapak dan Bang Damar mengikuti Wawang dan Apang, kali ini mereka dibawa entah kemana, disepanjang jalan anjing itu terus menggonggong seolah memberi kabar kalau mangsa yang ditunggu sudah berhasil dibawanya ke sarang,
Bapak dan bang Damar ternyata di bawa ke sebuah pinggiran sungat, sepanjang perjalanan menuju kesana mereka dibuntuti oleh anjing anjing dan beberapa srigala yang mulai berdatangan satu persatu, dan sesampainya pinggir sungai mereka telah ditunggu oleh ……
Aku melihat sosok itu begitu terkejut karena terpancarkan aura negatif yang sangat kuat, namun samar samar aku seperti mengenali aura itu walau tak sekuat yang aku rasakan sekarang, sosok manusia srigala besar kemudian membuka gerbang kerajaannya dan menghampiri Wawang dan Apang si dukun ilmu hitam tersebut, terlihat tampang Wawang sangat ketakutan, Apang yang tahu harus bersikap seperti apa kemudian menarik tubuh Wawang untuk segera jongkok dan menunduk tanda hormat pada sosok siluman srigala itu.
“Apang sebenarnya kita bertemu dengan siapa saya merasa ketakutan sekarang ini” bisik Wawang sambil menunduk.
“sudah kamu diam saja kalau takut merem saja, ini yang akan membantu kita untuk membalas dendam atas kekalahan kita kemarin akibat ulah orang Jawa itu”dengan sedikit kesal Apang menjawab sambil berbisik.
“Apa yang kamu mau manusia Hina, mau melawanku atau mau meminta pertolonganku” tanya sosok siluman srigala itu.
“wahai Bajra Behandang, penguasa bukit jin, saya sama sekali tidak berani jika datang kemari hanya untuk melawan mu wahai penguasa agung” jawab Apang sambil tertunduk
Mendengar nama Bajra Behandang, aku jadi teringat dengan sosok yang berada di rumahsakit saat itu, dia juga mengatakan kalau namanya adalah Bajra, apakah ini sosok yang sama dengan yang menemuiku saat itu, namun yang ku ingat sosok Bajra adalah sosok lelaki tua bukan siluman srigala dengan tinggi seperti itu, aku sempat menanyakan pada bapak saat itu, namun bapak tidak langsung menjawab dan hanya menyuruhku untuk terus memperhatikan peristiwa yang akan terjadi selanjutnya.
“kalian? Minta bantuanku, boleh saja, namun harganya tidaklah murah dan mudah, jika kalian siap dengan persyaratan yang aku berikan, kupastikan aku akan membantu urusan kalian sampai selesai, dan ingat jika sudah ada perjanjian, itu tandanya kalian setuju dan tidak dapat dibatalkan, dan jika kalian hendak membatalkan, jelas kalian akan menanggung resikonya, yaitu melayaniku sampai kapanpun, bagaimana, masih mau meminta bantuanku” ucap siluman dengan sombongnya
“aman nggak ini Apang, nanti yang ada malah kita yang jadi sasarannya” Wawang mulai terlihat sedikit ragu untuk melanjutkan
“kamu ini sebenernya niat untuk balas dendam atau ttidak sih, apa kamu sudah menerima dipermalukan dengan kekalahan suara yang sangat terlampau jauh itu dengan suara kandidat lain” ucap kesal Apang pada Wawang
“tapi Apang….” Wawang terlihat bingung dengan keputusannya.
“Huahahaha dasar manusia hina seperti kalian, pasti akan seperti ini, bingung untuk memutuskan padahal belum tahu persyaratannya, sudah lah jika belum ada niat silahkan berhadapan dengan pengawalku ini” terlihat siluman itu mulai tidak senang dan ingin segera memasrahkan mereka pada penjaga berkepala anjing tadi.
“bodoh kamu, sudah kita terima saja, semua akan berjalan mulus tenang saja, dari pada kita dihabisi oleh penjaga ini” Apang menyadari kalau saat ini mereka dihadapkan dengan kondisi maju kena mundur kena, dan tanpa disadari harus menerima persyaratan dari siluman srigala itu.
“tapi Apang yakin ya, kita bisa menuruti persyaratan yang diminta, kalau Apang yakin aku menurut saya” dengan pasrah dan tampak terpaksa Wawang menyanggupi.
“tunggu wahai Bajra yang mulia, kamu bersedia menuruti persyaratan yang kau berikan” ucap Apang
“Huahaha kalau memang sudah yakin, kupersilahkan kalian masuk ke kerajaanku, silahkan dan kita berdiskusi dengan apa yang akan kita sepakati nanti” siluman bernama Bajra itu mempersilahkan masuk
Kemudian mereka berdua memasuki gerbang untuk menuju ke kediaman siluman ini, dan setelah itu bapak dan Bang Damar sama sekali tidak bisa mengikutimereka lagi karena terhalang adanya penjaga disana, sebenarnya bang Damar ingin sekali menerobos masuk, namun bapak memperingatka, kalau mereka harus bermain cantik, musuh yang akan dilawan kali ini adalah musuh kelas tinggi dan kata bapak dalam setiap langkah akan menentukan nasib keberhasilan mereka kedepannya, setelah mendengar ucapan bapak, bang Damar kemudian membatalkan untuk menerobos masuk, mereka memutuskan untuk tetap menunggu Apang dan Wawang selesai disana dan tetap bersembunyi dibalik pohon.
Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya mereka keluar dari sana, terlihat Wawang yang nampak kebingungan dan si Apang terus menguatkan kalau mereka benar benar bisa menuruti persyaratan yang diberikan oleh sosok siluman bernama Bajra itu, dalam perjalanannya keluar Wawang terus mengomel karena menurutnya permintaan Bajra sangat susah untuk dicari dan mereka hanya diberikan waktu selama tujuh hari saja.
“Apang apa benar kita bisa memberikan yang dia mau, mau kita cari dimana itu” tanya Wawan terus bertanya
“alah kamu ini tenang saja, Cuma tujuh cawan darah bayi segar yang belum genap berumur empat puluh satu hari masih gampang untuk di cari, mulai besok kita akan mulai berkeliling” dengan santai menjawab seolah nyawa bayi tidak ada harganya.
“tapi mau dicari kemana, tujuh cawan sedangkan di desa kita tidak ada bayi yang baru saja lahir kan” tetap dengan ekspresi bingungnya menanyakan
“hey otak kamu itu coba di pakai sedikit, mereka kan tidak meminta dari desa kita, maka kita cari kemanapun yang penting kita bisa mendapatkan darah itu” mulai geram Apang menjawab.
“iya deh saya pokoknya ngikut Apang saja” jawab Wawang
“lagian nih ya, setelah kita turuti kita akan dapat bantuan dari para bawahan Bajra mulai dari ujung timur sampai ujung barat, kita bisa menghabisi orang jawa itu sama rekannya, pokoknya udah lah tenang aja”
Mendengar percakapan mereka berdua otomatis bapak dan Bang Damar langsung mempersiapkan untuk menghadapi mereka semua, karena kali ini bukan hanya menghadapi satu dua makhluk saja, tapi bisa di pastikan yang akan mereka hadapi adalah satu kerajaan ditambah para bala sekutu dari sosok Bajra itu.
Bisa dilihat sendiri dengan aura negatif yang sangat besar seperti itu pasti dia tidak akan main main saat melakukan serangannya dan sudah dipastikan akan ada peperangan lagi yang akan dihadapi oleh bapak dan Bang Damar, namun terlihat dalam visual itu bapak mengatakan pada bang Damar untuk tidak usah terlalu khawatir, karena semua kembali kepada niat baik mereka, dan segala niat baik pasti akan di bantu oleh Allah, ditambah lagi bapak dan bang Damar memiliki sekutu juga yang berasal dari jin jin beraliran putih atau kerap di sebut jin muslim, seperti beberapa jin atau makhluk putih menungganggi kuda yang dulu membantu dalam prosep penyelamatan Anggi itu, dan itu pun baru sebagian kecil belum seluruhnya ikut menolong.
Kembali gambar berubah dimana saat ini memperlihatkan bapak dan Bang Damar sedang duduk santai di halaman rumah bang Damar, hal itu terlihat ketika istri bang Damar membawakan minuman dan makanan kecil untuk dinikmati di depan teras, saat itu terlihat suasana sore hari, bapak duduk sana sambil membaca koran untuk menikmati sore hari disana sembari menunggu tanda peperangan akan segera pecah.
Dan disaat sedang menikmati suasana sore hari, tiba tiba dari arah belakang rumah bang Damar terdengar suara ribut, entah pertama kali mendengar bang Damar hanya menyuruh istrinya untuk mengecek suara apa dan berasal dari mana, dan istrinya hanya mengatakan, itu suara dibelakang rumah, palingan juga ada hewan lagi cari sesuatu untuk dimakan, karena kebetulan belakang rumah bang Damar adalah perkebunan saat itu.
Namun suara itu terus saja terdengar, seperti suara hewan sedang beradu entah hewan apa yang jelas kalian pasti tahu bagaimana suara yang dibuat saat hewan sedang bertarung seperti memperebutkan sesuatu, karena saking jengkelnya, Bang Damar kemudian kebelakang untuk mengecek sendiri sebenarnya suara dari mana yang dan hewan apa sih yang sedang ribut.
Bang Damar hanya melihat seekor ayam sedang mengusir seekor anjing yang mungkin menurut si ayam akan mengganggu atau memangsa anak anaknya, karena ayam itu sedang membawa anaknya untuk mencari makan, melihat hal itu bang Damar sempat menyiramkan air dengan maksud anjing itu pergi dan tidak membuat gaduh suara lagi.
Setelah suara gaduh itu selesai, bang Damar kemudian kembali lagi keteras untuk berbincang bincang lagi dengan bapak, apa lagi perbincanganya kalau bukan masalah persiapan menghadapi serangan yang akan terjadi dalam waktu dekat ini.
Bapak sempat bertanya sebenarnya suara apa yang membuat gaduh itu, bang Damarpun menjelaskan kalau itu suara dari anjing dan Ayam yang sedang ribut alias si ayam ngusir anjing karena ayam lagi bawa anaknya untuk makan di halaman belakang, mendengar penjelasan bang Damar bapak hanya tersenyum dan berkata pada bang Damar kalau suara dari mereka muncul lagi, bilang sama bapak karena itu menurut bapak adalah tanda kalau peperangan hampir dimulai.
Menurut penjelasan bapak, ayam kalau sore hari apa lagi sudah menjelang maghrib seperti ini, pasti mereka lebih memilih untuk tetap berdiam diri dikandangnya, karena ayam merupakan hewan yang memiliki rabun senja, jika telat pulang mereka akan kesusahan untuk mencari jalan pulang sendiri, dan aneh rasanya kalau jam seperti ini masih ada ayam berkeliaran dengan mata yang masih sehat atau awas pada pergerakan pemangsa, jadi menurut bapak itu bukan lah hewan asli, atau jelmaan dari para musuh yang sedang memberikan kode untuk mulai peperangan.
Dan betul saja apa kata bapak, setelah beberapa menit kemudian, suara gaduh itu muncul lagi, dan adzan sudah mulai berkumandang, karena waktu sholat maghrib sudah tiba bapak kemudian sholat terlebih dahulu dan berkata pada bang Damar, suara itu biarkan saja begitu, nanti kita akan tahu hasilnya setelah sholat.
Singkat cerita setelah bang Damar dan bapak mengerjakan sholat maghrib, suara gaduh yang dibuat oleh yang katanya anjing dan ayam oleh bang Damar masih terus terdengar dan bahkan lebih keras dibanding tadi saat ditengok oleh bang Damar, bapak dan bang Damar kemudian menuju kebelakang rumah, terlihat ayam dan anjing itu bertarung hebat hingga menimbulkan beberapa bekas luka pada tubuh anjing dan ayam itu, terlihat robekan kulit pada anjing bekas dari cakaran ayam.
Setelah sampai dihalaman belakang anjing itu kemudian berhenti menyerang ayam itu, dan seolah menatap melas ingin ditolong, namun saat akan didekati oleh bapak, anjing itu malah menjauh dan setelah menjauh kembali menghadap kearah bapak sambil menunjukan raut memelas, bapak yang paham akan hal itu bukan sekedar hal biasa kemudian berkata pada anjing itu, “sudah lah aku akan menurutimu, bawa aku pada pemimpinmu, aku sudah tau itu kalian dari bukit disebrang kan, aku akan mengikutimu” setelah bapak berkata demikian raut muka anjing itu terlihat sangat berbeda, seolah dia dia tersenyum menakutkan layaknya memiliki maksud jahat dibaliknya, sedangkan untuk ayamnya tiba tiba saja menghilang begitu saja.
Dan akhirnya bapak dan Bang Damar pun mengikuti sosok anjing itu, mereka dituntun hingga masuk kedalam hutan, namun arahnya berbeda dengan dengan saat bapak dan Bang Damar mengikuti Wawang dan Apang, kali ini mereka dibawa entah kemana, disepanjang jalan anjing itu terus menggonggong seolah memberi kabar kalau mangsa yang ditunggu sudah berhasil dibawanya ke sarang,
Bapak dan bang Damar ternyata di bawa ke sebuah pinggiran sungat, sepanjang perjalanan menuju kesana mereka dibuntuti oleh anjing anjing dan beberapa srigala yang mulai berdatangan satu persatu, dan sesampainya pinggir sungai mereka telah ditunggu oleh ……
itkgid dan 45 lainnya memberi reputasi
46
Tutup